in

Review Novel The Cat Who Saved Books Karya Sosuke Natsukawa

The Cat Who Saved Books adalah novel karya Sosuke Natsukawa yang pertama kali diterbitkan oleh Shogakukan pada tahun 2017. Terjemahan bahasa Inggrisnya, yang dilakukan oleh Louise Heal Kawai, diterbitkan pada tahun 2021 oleh HarperVia. Novel ini merupakan karya pertama Natsukawa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Lanie Tankard, dalam ulasannya untuk World Literature Today, membandingkan buku ini dengan The Jungle karya Upton Sinclair karena memuat komentar tentang industri penerbitan. Kirkus Reviews memberikan ulasan positif, menggambarkan buku ini sebagai sesuatu yang “mirip catnip”.

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Sementara itu, Publishers Weekly menganggap karya ini terlalu “sederhana” untuk dianggap substansial, meskipun di sisi lain memuji bahwa buku ini “penuh harapan dan ringan”. Hephzibah Anderson dari The Observer menyebut buku ini sebagai karya yang “aneh”.

Buku ini telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 14 Juli 2024, dengan ketebalan 200 halaman. Sebelum membaca ulasannya, kenalan dulu yuk dengan Sosuke Natsukawa, penulis buku ini, Grameds!

Profil Sosuke Natsukawa – Penulis Novel The Cat Who Saved Books

Holiday Sale

Sosuke Natsukawa adalah seorang dokter sekaligus novelis berbakat asal Jepang. Ia menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Shinshu dan mengabdikan dirinya sebagai dokter di sebuah rumah sakit di prefektur Nagano, wilayah pedesaan yang tenang dan asri. Meski berlatar belakang medis, Natsukawa mampu memikat dunia sastra melalui novel debutnya, Kamisama no Karute (Catatan Medis Tuhan), yang terdiri dari beberapa volume. Karya ini tidak hanya mendapat sejumlah penghargaan, tetapi juga sukses terjual lebih dari tiga juta kopi di Jepang, membuktikan keahliannya sebagai penulis.

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Kesuksesan Natsukawa tidak berhenti di sana. Ia juga dikenal secara internasional melalui novel The Cat Who Saved Books, yang menarik perhatian pembaca dengan kisahnya yang unik. Buku kedua dalam seri tersebut, The Cat Who Saved the Library, kembali menghadirkan karakter Tiger, seekor kucing belang yang dapat berbicara, sekaligus menjadi simbol keajaiban dan imajinasi dalam cerita. Melalui karya-karyanya, Natsukawa membuktikan bahwa ia mampu menghadirkan kisah inspiratif yang memadukan empati, kedalaman, dan kehangatan.

Sinopsis Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Rintaro Natsuki sedang bersiap menutup toko buku bekas yang diwariskan kepadanya oleh almarhum kakeknya. Namun, tiba-tiba muncul seekor kucing dari tempat yang tak terduga. Kucing yang memperkenalkan dirinya sebagai Tiger itu mengajaknya untuk menyelamatkan buku-buku yang kesepian dan tidak dipedulikan. Buku-buku tersebut harus dibebaskan dari tangan para pemilik yang tak menghargainya.

Maka, dimulailah petualangan mereka ke dalam labirin-labirin misterius untuk menyelamatkan buku-buku itu. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai karakter: seorang pria yang membiarkan buku-bukunya mati di rak, seorang penyiksa buku yang memotong halaman-halaman agar bisa dibaca lebih cepat, dan seorang penerbit yang hanya mau menerbitkan buku yang dipastikan laku keras. Pada akhirnya, perjalanan Rintaro dan Tiger memuncak pada tantangan terakhir, sebuah ujian yang hanya bisa dihadapi oleh mereka yang memiliki keberanian luar biasa untuk memasuki labirin terakhir.

Segalanya bermula ketika sang Kakek meninggal. Apa yang terjadi setelahnya mungkin sulit diterima akal, tetapi kenyataan itu tidak dapat disangkal. Kehilangan ini terasa nyata, seperti terbitnya matahari setiap pagi atau rasa lapar yang menyerang saat siang hari. Rintaro telah mencoba menutup mata, menyumbat telinga, berpura-pura semuanya baik-baik saja, namun kenyataannya tetap tidak berubah: kakeknya tidak akan kembali.

Rintaro berdiri diam, tak bergerak, menghadapi kenyataan pahit ini. Dari luar, ia tampak seperti pemuda yang tenang dan mampu mengendalikan diri. Namun, beberapa orang yang hadir di pemakaman menganggap ketenangannya itu justru menakutkan. Sebagai seorang siswa SMA yang baru kehilangan keluarga terdekatnya secara tiba-tiba, sikapnya terlihat terlalu dingin. Rintaro tetap berada di sudut ruangan, matanya terus tertuju pada foto kakeknya, seolah terpaku pada sosok yang begitu berarti baginya.

Kelebihan dan Kekurangan Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Pros & Cons

Pros
  • Mengangkat tema yang sangat banyak.
  • Perkembangan karakter yang sangat terlihat.
  • Dapat menggugah emosi para pembaca.
  • Memberikan pembelajaran yang mendalam.
  • Banyak quotes indah.
  • Pesan yang disampaikan sangat jelas dan kuat. 
Cons
  • Beberapa frasa dan ungkapan terasa kurang pas.

Kelebihan Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

 

The Cat Who Saved Books adalah novel yang menawarkan begitu banyak tema menarik dalam sebuah kisah yang sederhana dan menghangatkan hati. Dalam perjalanan membaca, pembaca akan menemukan berbagai elemen seperti hubungan keluarga, pertemanan, petualangan, hingga fantasi, yang semuanya menyatu dalam latar toko buku kecil. Tema-tema ini dipadukan dengan sangat apik sehingga menciptakan cerita yang penuh makna.

Sosuke Natsukawa berhasil menghadirkan perkembangan karakter Rintaro Natsuki dengan sangat baik. Dari seorang pemuda yang pendiam dan tampak pasrah pada takdir, ia tumbuh menjadi sosok yang lebih percaya diri, berani mengambil keputusan, dan mulai memahami arti penting dari hidup serta cinta terhadap buku.

Novel ini juga berhasil menggugah emosi para pembaca dengan nuansa sentimental dan idealisme yang terkandung di dalamnya. Bagi para pecinta buku, cerita ini benar-benar menjadi sebuah pengalaman emosional yang mampu mempertegas keyakinan bahwa membaca bukan hanya sekadar kegiatan, melainkan sebuah perjalanan untuk terus belajar, berpikir, dan percaya pada hal-hal baik. Petualangan di dalam labirin buku, upaya untuk menyelamatkan buku-buku yang “kesepian,” serta pesan tentang cinta membaca, menjadi elemen yang membuat kisah ini terasa sangat relevan bagi kutu buku.

Selain itu, novel ini juga menyajikan banyak kutipan indah yang memberikan pembelajaran mendalam tentang kehidupan, empati, dan cinta terhadap literasi. Melalui petualangan Rintaro bersama Tiger, pembaca akan diajak untuk merenungkan bahwa buku dapat menjadi jembatan untuk memahami orang lain dan tempat-tempat yang jauh dari jangkauan kita.

Kata-kata bijak dari mendiang kakek Rintaro juga menambah kedalaman cerita, mengingatkan kita pada nilai-nilai yang sering terlupakan dalam dunia yang serba cepat ini. Meski tergolong novel kecil, kisah ini memiliki pesan yang kuat: buku mengajarkan kita tentang kasih sayang dan empati, serta mengingatkan kita bahwa di balik absurditas hidup, selalu ada keindahan yang layak dirayakan.

Kekurangan Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Meskipun The Cat Who Saved Books memiliki banyak kelebihan, novel ini tetap tidak luput dari beberapa kekurangan. Salah satu kelemahannya terletak pada penggunaan frasa dan ungkapan tertentu yang terasa kurang tepat atau tidak cukup efektif dalam menyampaikan emosi dan pesan cerita. Hal ini membuat beberapa bagian dialog atau narasi terasa sedikit kaku, sehingga mengurangi resonansi emosional yang seharusnya dapat dirasakan pembaca.

Walaupun alur cerita novel ini berjalan dengan baik dan mengalir, ada beberapa momen di mana pilihan kata tampak kurang alami. Akibatnya, bagian-bagian tersebut kehilangan daya tarik emosional yang dapat memperkuat keterhubungan pembaca dengan karakter dan peristiwa dalam cerita. Kekurangan kecil ini memang tidak merusak keseluruhan pengalaman membaca, tetapi menjadi catatan bagi mereka yang mengharapkan kedalaman emosional yang konsisten di setiap halaman.

Penutup

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

The Cat Who Saved Books adalah bacaan yang tak boleh dilewatkan, terutama bagi Grameds yang mencintai buku dan menghargai keindahan kata-kata. Novel ini menghadirkan tema-tema universal seperti cinta, kehilangan, dan harapan, yang dirangkai dengan indah sehingga meninggalkan kesan mendalam. Melalui petualangan magis dan reflektif, pembaca diajak merenungkan makna sejati dari membaca dan pentingnya menjaga warisan literasi.

Salah satu kutipan berkesan dalam novel ini berbunyi,

“Buku memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi ingatlah, yang memiliki kekuatan adalah buku itu sendiri, bukan kamu.”

Kalimat ini menjadi inti perjalanan Rintaro, sang tokoh utama, yang memahami bahwa kekuatan buku terletak pada nilainya, bukan pada manipulasi atau eksploitasi oleh manusia. Pesan ini mengajarkan kita untuk menghormati esensi buku dan menjaga nilai-nilainya agar terus hidup.

Novel karya Sosuke Natsukawa ini bukan hanya tentang kisah Rintaro dan kucing ajaibnya, tetapi juga sebuah perenungan mendalam tentang peran pembaca dalam dunia literasi. Dengan balutan cerita yang sederhana namun penuh makna, The Cat Who Saved Books menjadi bacaan yang menginspirasi untuk siapa saja yang mencintai dunia buku.

Yuk, Grameds, nikmati kisah ajaib dalam The Cat Who Saved Books! Segera dapatkan novel ini dan koleksi best seller lainnya hanya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia siap menemani perjalanan literasi kalian dengan produk dan informasi terbaik.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Kucing Bernama Dickens

Kucing Bernama Dickens

Aku penyayang kucing. Selalu. Aku menganggap kucing adalah hasil ciptaan Tuhan yang paling indah. Jadi, membuat buku yang berisi kumpulan cerita singkat tentang kucing kurasakan sebagai tugas yang sangat menyenangkan, dan aku mulai mencari cerita-cerita tersebut.

Setiap orang yang memiliki kucing pastilah punya kisah tersendiri, dan kisah-kisah tersebut begitu beraneka warna seperti warna bulu kucing. Aku tidak hanya menginginkan cerita yang beragam, tetapi juga cerita-cerita yang menonjolkan betapa berartinya kucing dalam kehidupan seseorang. Cerita-cerita yang memperlihatkan keberadaan serta peranan kucing sesuai tugas dan peranan yang diberikan ketika mereka diciptakan di dunia. Cerita-cerita bahwa kucing akan muncul ketika dibutuhkan.

Dallergut: Toko Penjual Mimpi

Dallergut : Toko Penjual Mimpi

Ada sebuah desa yang hanya bisa kamu kunjungi dalam tidurmu. Tempat paling populer di desa ini adalah Dallergut: Toko Penjual Mimpi yang mengumpulkan dan menjual segala macam mimpi. Toko ini selalu ramai oleh pelanggan manusia dan hewan yang ingin tidur panjang atau tidur siang. Setiap lantainya dilengkapi dengan mimpi-mimpi dari berbagai macam genre istimewa, termasuk mimpi tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, melahap makanan lezat, hingga mimpi buruk dan mimpi misterius.

Di toko ini ada Dallergut, si pemilik toko; Penny, karyawan baru yang ceroboh dan penuh rasa ingin tahu; Aganap Coco, produser mimpi legendaris; dan Vigo Myers, manajer lantai dua. Penny ditugaskan untuk bekerja di lantai satu dengan karyawan veteran, Bibi Weather. Namun, pada hari pertama dia bekerja, mimpi yang paling mahal dicuri…. 

Toko Buku Kucing Hitam

Toko Buku Kucing Hitam

Marzio Montecristo, mantan guru matematika dan penggemar berat cerita kriminal, membuka toko buku kecil di Cagliari dengan spesialisasi novel misteri. Toko bukunya bernama “Les Chats Noirs” (Abadi), terinspirasi dari dua Abadi yang berkunjung ke toko dan sejak itu tidak pernah pergi. Keduanya menjadi daya tarik toko dengan banyak pengikut di Instagram, menyelamatkan toko dari kebangkrutan akibat kejudesan Marzio. Marzio menamai mereka Miss Marple dan Poirot.

Les Chats Noirs juga memiliki Klub Buku Detektif Selasa. Geng yang tampak tidak serasi tetapi nyatanya sangat kompak. Bahkan, setahun lalu, Detektif Selasa membantu Angela Dimase, detektif yang juga teman lama Marzio untuk menyelesaikan suatu kasus. Kini, Angela kembali meminta bantuan mereka untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang sangat kejam. Tiga kasus pembunuhan yang tampak acak, tidak meninggalkan banyak bukti, begitu rapi seolah dilakukan oleh hantu. Pelakunya dijuluki “pembunuh jam pasir” karena selalu meninggalkan jam pasir di TKP. Maka, Detektif Selasa berupaya membongkar labirin misteri, di bawah tatapan dua Abadi di Toko Buku Les Chats Noir.

 

Sumber:

  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Cat_Who_Saved_Books
  • https://www.goodreads.com/book/show/56755560-the-cat-who-saved-books

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.