The Love Hypothesis – Bagaimana jadinya, jika sebagai seorang mahasiswa S3 kamu harus terus terlibat dengan seorang profesor killer karena sebuah kesalahan sendiri? hari-hari yang penuh dengan penelitian rumit pun kini akan semakin sulit lagi.
Seperti dalam buku The Love Hypothesis karya Ali Hazelwood, sebuah novel yang menjadi trending di platform TikTok karena kisahnya yang unik dan menarik. The Love Hypothesis yang pertama dirilis pada 14 september 2021 ini sontak menuai banyak perhatian para pembaca.
Melalui media sosial TikTok, buku ini banyak mendapatkan review positif. Media sosial ini berhasil menggaungkan dengan pesat nama Ali Hazelwood atas karyanya yang menarik. Sama seperti covernya, novel ini mengisahkan hubungan antara profesor dan mahasiswanya dengan latar belakang sains yang kental.
Novel bercover biru muda ini merupakan karya pertama dari sang penulis, Ali Hazelwood, yang tanpa disangka bisa menuai banyak minat dan prestasi hingga lintas negara. Novel komedi romantis asal Amerika ini masih dalam bahasa inggris.
Namun, kendati begitu tidak menutup kemungkinan bahwa novel ini tetap laris dan menjadi novel best seller di banyak negara seperti Indonesia. Di Amerika sendiri, novel ini masuk dalam kategori best seller versi New York Times.
Selain itu, banyak majalah lain seperti Library Journey, Entertainment Weekly, Publishers Weekly, dan Shelf Awareness yang juga memberikan bintang lima mereka untuk novel The Love Hypothesis ini.
Novel ini bahkan meraih juara kedua sebagai finalis novel romantis terbaik di Goodreads Choice Awards pada 2021 dengan total vote lebih dari 435.858, lho. Menarik bukan?
Table of Contents
Profil Penulis Novel The Love Hypothesis
Ali Hazelwood adalah seorang wanita dengan karir cemerlang sebagai seorang neuroscientist dan juga sebagai penulis ternama. Debut pertamanya sebagai penulis dengan novel The Love Hypothesis ini menuai kesuksesan besar dan melambungkan namanya.
Hazelwood merupakan wanita yang lahir di Italia, namun kemudian pindah untuk tinggal di Jepang, Jerman hingga Amerika. Dia menyelesaikan gelar Ph.D neuroscientist nya di Amerika, dan kemudian bekerja sebagai profesor disana.
Wanita kelahiran Italia ini dikenal sebagai penulis yang suka menggambarkan karakter perempuan yang berkecimpung dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika. Sama seperti dirinya, yang juga memiliki latar belakang akademis yang serupa.
Oleh karena itu, tidak heran apabila dalam setiap karyanya, seolah penulis bisa sangat memahami setiap background keilmuan pada ceritanya. Karya lain dari Ali Hazelwood yakni Under One Roof (2022), Stuck with You (2022), Below Zero (2022) dan Love on the Brain (2022).
Tentang Novel The Love Hypothesis
The Love Hypothesis karya Ali Hazelwood ini masuk dalam genre romance comedy yang banyak disukai dan mudah diterima para pembaca. Kisah cinta dengan trope fake dating dan grumpy sunshine selalu menarik untuk kita ikuti.
Ali Hazelwood sendiri tidak hanya sekedar menuangkan kisah cinta receh, melainkan kisah cinta yang terbangun dalam lingkup akademisi yang jauh lebih dewasa dan logis. Meskipun dibangun dengan storyline yang sudah usang, tidak membuat The Love Hypothesis ini menjadi kisah mainstream yang basi.
The Love Hypothesis adalah perjalanan Olive menghadapi perasaannya sendiri, mengamati dan menyimpulkan apakah tindakan-tindakannya merupakan jawaban yang benar atau justru salah.
Sinopsis Novel The Love Hypothesis
The Love Hypothesis adalah sebuah novel yang menceritakan tentang Olive Smith seorang mahasiswa yang sedang berusaha meraih gelar Ph.D di Universitas Stanford. Olive bersahabat dengan Ahn sejak lama, sebagai scientist dirinya tidak percaya dengan hubungan romantis yang bertahan lama.
Namun tidak dengan Ahn, sahabatnya itu begitu mempercayai bahwa sebuah hubungan bisa romantis untuk waktu yang lama. Pada kenyataannya, menurut Olive hubungannya dengan laki-laki bernama Jeremy itu sudah tidak lagi romantis dan sudah berakhir.
Disisi lain, Jeremy justru kini sedang dekat dengan Ahn dan begitu pula Ahn ingin menerima Jeremy namun dia tidak enak hati. Bahwasanya Jeremy adalah mantan Olive. Padahal Olive sendiri sudah meyakinkan bahwa dia sudah move on dan mengencani laki-laki lain.
Pada suatu hari, Olive berkilah untuk pergi kencan dengan pacar barunya pada Ahn supaya sahabatnya itu percaya, meskipun sebenarnya tidak ada laki-laki lain saat itu. Yang ada justru Olive pergi ke lab untuk melanjutkan penelitiannya.
Di luar rencana, rupanya diwaktu yang sama Ahn sedang berjalan menuju koridor lab yang sama dengan Olive. Panik karena takut kebohongannya terbaca sang sahabat, Olive secara implusif tiba-tiba mencium pria random yang juga satu-satunya sedang di koridor tersebut.
Ketiganya cukup terkejut. Baik Ahn dan Olive. Terlebih lagi saat Olive menyadari orang yang dia cium mendadak itu adalah Adam Carlsen. Profesor biologi muda yang terkenal killer di seantero Stanford.
Sifatnya yang dingin, kejam dan terkenal pelit nilai itu membuat nama Carlsen terkenal dan banyak tidak disukai di Stanford. Sekarang Olive harus berurusan dengannya karena telah mencium seorang Profesor killer.
Tidak punya pilihan, Olive mau tidak mau meminta tolong pada Adam Carlsen untuk menjadi fake datingnya setelah menjelaskan situasi dirinya. Dengan harapan tinggi Adam Carlsen akan menolaknya mentah-mentah, Olive justru mendapatkan jawaban sebaliknya.
Adam Carlsen menyetujui hubungan palsu mereka dan memutuskan hal-hal apa saja yang bisa mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
Bagi Olive, tujuannya hanya sederhana yakni untuk meyakinkan sahabatnya bahwa dia sudah move on dari Jeremy, sehingga Ahn bisa bersama Jeremy tanpa khawatir padanya. Berbeda dengan Adam, yang membutuhkan kepercayaan para komite Stanford agar mendanai penelitiannya.
Adam Carlsen sendiri sedang memutar otak untuk bisa melanjutkan penelitiannya. Ketika sebuah rumor tentang dirinya yang akan pindah ke Universitas lain membuatnya kesulitan mendapatkan kepercayaan para komite kampus.
Dengan rumor hubungannya bersama Olive ini, akan membantu dirinya mendapatkan kepercayaan bahwa dia tidak mungkin pindah Universitas sedangkan pacarnya di Stanford.
Keduanya merasa mendapat keuntungan dari fake relationship ini, sehingga memutuskan untuk melanjutkannya. Tanpa perlu waktu yang lama, gosip akan hubungan mereka sudah tersebar luas di seluruh kampus.
Hal baiknya, Olive bukanlah mahasiswa Adam Carlsen, sehingga tidak akan ada kecurangan nilai yang mempengaruhi akademis Olive. Namun hal buruknya, Olive harus menghadapi banyak hal sulit selama kuliahnya yang membuat dirinya pusing.
Mulai dari melakukan penelitian, mencari lab dan tiba-tiba diminta presentasi pada seminar besar yang membuatnya tidak siap. Terlepas dari hubungannya yang palsu, namun rupanya Adam selalu membantu dan banyak mendukung Olive untuk penelitiannya.
Adam menjadi super baik ketika sudah menyangkut masalah penelitian, dan hal ini membuat hati Olive meleleh. Hal itu justru membuat masalah Olive terasa semakin runyam. Dia harus menghadapi semua konsekuensi yang akan mempengaruhi karirnya, karir Adam dan perasaannya yang campur aduk.
Nilai Kehidupan dari Novel The Love Hypothesis
Terlepas dari genrenya yang romantis dan lucu, ada beberapa hal nyata yang bisa kita ambil dari kisah perjalanan cinta Olive Smith dan Adam Carlson ini. Banyak diantaranya yang membahas mengenai relationship dan kehidupan. Berikut beberapa nilai yang secara garis besar bisa kita ambil dari The Love Hypothesis.
1. Nilai Kejujuran
Fake dating menjadi premis penting yang menjadi benang merah di keseluruhan cerita. Bahwa Olive si tokoh utama disini justru melakukan kebohongan yang membuatnya terperangkap dalam sejumlah masalah baru.
Maka dari itu, kita sadar bahwa penting sekali sebuah nilai kejujuran. Sebab, setitik kebohongan bisa membuat kita terjerumus dan melakukan kebohongan-kebohongan kecil lainnya. Hal tersebut jika terus menerus kita lakukan, bisa menyebabkan setumpuk permasalahan yang tidak ada habisnya.
Belum lagi perasaan di dalam diri juga tidak pernah bisa tenang karena takut kebohongan tersebut terungkap. Manusia pada dasarnya tidak suka menghadapi hal-hal yang diluar kendali mereka. Begitu pula saat sebuah kebohongan terungkap. Dan untuk menutupinya, terpaksa harus melakukan kebohongan baru.
Dari Olive kita perlu belajar bahwa kita harus bisa membiasakan jujur. Baik pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Olive yang tidak jujur pada sahabatnya menyeret dirinya terlibat masalah lain dengan Adam Carlson sang profesor.
Dia juga tidak jujur atas perasaannya pada Adam dan tidak ingin mengakuinya. Akhirnya hal tersebut hanya membuat dirinya dirundung keresahan serta perasaan tidak tenang.
Setidaknya memulai kejujuran pada diri sendiri akan sangat membantu kita menerima kenyataan yang terjadi, mengontrol emosi dan membuat kita bisa berpikir jernih.
2. Pantang Menyerah
Terlepas dari sikapnya yang salah karena berbohong, Olive juga menunjukkan sikap pantang menyerah serta tekad yang kuat untuk meraih mimpinya. Di tengah-tengah tumpukan masalah pribadinya, Olive masih terus berusaha menyelesaikan penelitiannya secara profesional.
Dalam novel ini, penulis menceritakan kisah kehidupan akademis Olive yang runyam karena ada banyak pihak yang tidak menginginkan Olive berhasil. Selalu ada halang rintang di depannya yang mempersulit Olive untuk menyelesaikan tugasnya.
Namun dengan tekad dan keinginan kuat, Olive sangat kuat dan tidak pernah menyerah atas apa yang menimpanya. Dia terus berusaha dan membuktikan bahwa dirinya layak untuk berhasil. Hal inilah yang bisa kita ikuti dari sikap Olive.
Alasan Mengapa Novel The Love Hypothesis Worth to Read!
Novel ini mendapatkan nilai yang hampir sempurna di Goodreads bukan tanpa alasan. Ada banyak elemen menarik dari novel yang membuat The Love Hypothesis memiliki banyak kelebihan dibandingkan novel romance comedy biasa.
1. Fokus Cerita yang Di luar Kisah Cinta
Sesuai judulnya, novel ini memiliki latar belakang cerita yang jauh lebih luas dari sekedar kisah cinta biasa. Pada banyak part, kisah Olive dan Adam justru banyak berfokus terhadap urusan akademis. Sejumlah pembahasan dan fokus masalah justru terdapat di banyak scene lab, penelitian, seminar, kelas dan birokrasi.
Pembaca banyak disuguhkan latar belakang cerita yang nyata sering dialami para ilmuwan yang sedang melakukan penelitian. Hal inilah yang membuat cerita antara Olive dan Adam menjadi believable.
Kita akan dipaparkan bagaimana susahnya mengajukan penelitian, mencari lab, melobi para profesor ‘sulit’ hingga melakukan banyak percobaan penelitian. Sehingga pembaca menjadi percaya apa yang sedang dialami Olive adalah hal yang nyata.
Menariknya, kehidupan akademia Olive ini tidak menutupi romansa antara dirinya dan Adam. Keduanya mendapatkan porsi yang sama kuatnya, membuat kisah ini jadi jauh lebih menarik. Selain itu, penulis juga menjelaskan seberapa besar passion Olive terhadap apa yang dia kerjakan membuat semua hal itu begitu bermakna.
2. Menampilkan Isu Lain yang Memperkuat Cerita
Dibalik kisah percintaan yang menarik, lucu dan romantis terdapat secondary issue yang juga diangkat penulis dalam kisah ini. Ali Hazelwood selaku penulis juga sedikit menyampaikan isu mengenai perbedaan kekuasaan, intimidasi dalam berkompetisi, hingga pelecehan seksual di tempat kerja.
Dalam beberapa bab juga menyinggung mengenai kesedihan atas meninggalnya anggota keluarga, yang bahkan membuat kisah cinta antara kedua tokoh utama dalam novel ini menjadi semakin serius dan baik.
Semua isu-isu yang meskipun hanya dibagi dalam porsi-porsi kecil yang tersebar diseluruh cerita, berhasil menarik banyak pembaca dan menguatkan storyline utamanya.
3. Kemunculan Karakter Pendukung yang Baik
Tidak lengkap sebuah cerita jika tanpa karakter pendukung, oleh karena itu tokoh-tokoh pendukung dalam cerita ini juga terasa sangat membantu para tokoh utamanya. Kehadiran para karakter pendukung ini memiliki alasan yang tepat dan masuk akal. Membuat cerita secara keseluruhan menjadi utuh dan sangat baik.
Belum lagi novel ini memiliki bumbu-bumbu adegan romantis yang tidak berlebihan. Terdapat satu bagian yang sedikit cringe, namun justru membuat emosi kedua karakternya menjadi semakin kuat.
4. Perkembangan Karakter yang Baik
Novel The Love Hypothesis ini memiliki satu sudut pandang yakni hanya dari Olive Smith saja selaku tokoh utama. Namun dari sini kita bisa melihat banyak perubahan karakter pada tokoh Olive sendiri. Bagaimana dia berkembang dari sikap dan cara pandangnya di awal hingga akhir cerita.
Selain itu pembaca juga merasakan pendekatan karakter lain di luar Olive yang juga tidak kalah baiknya. Adam Carlsen yang dingin, kaku namun baik pada Olive. Hubungan persahabatan yang terasa kental dan relate pada banyak orang. Membuat para pembaca menjadi merasa semakin dekat dan kenal baik pada karakternya.
Selain keempat alasan di atas, sebenarnya masih banyak lagi hal menarik yang bisa kita bahas mengenai novel ini. Grameds, jika kamu penasaran dengan kelanjutan kisahnya, juga kejutan-kejutan baru yang ada dalam novel ini, kamu bisa mendapatkan The Love Hypothesis di Gramedia.com.
Tapi, sayangnya novel ini belum tepat jika dibaca oleh pembaca yang masih di bawah umur. Sehingga, saat membaca novel ini pastikan kamu sudah cukup usia untuk mengikuti kisah Olive dan Adam, ya!
Kesimpulan
Novel The Love Hypothesis ini menjadi paket lengkap yang kita butuhkan untuk menghibur diri dengan aneka romansa kedua tokoh utama, namun tetap meninggalkan kesan baik setelahnya melalui pesan dan moral kehidupan.
Penulis ingin menyampaikan nilai kejujuran yang secara sederhana sering kita lupakan. Meskipun dalam konteks ini sikap tidak jujur Olive membawanya pada Adam si pencuri hati. Tapi terlepas dari itu, ada beberapa hal penting yang perlu di highlight yakni pentingnya sebuah tekad dan rasa syukur atas apa yang kita miliki. Sesederhana memiliki teman yang baik dan orang tercinta, yang tidak jarang ikut menguatkan kita dikala sedih dan sulit.
Novel karya Ali Hazelwood ini tampaknya memang layak menjadi hype, mengingat kualitas ceritanya yang baik. Dengan premis sederhana, storyline yang kuat, karakter yang jelas, latar cerita yang believable hingga bumbu romansa yang lucu membuat novel ini layak mengisi wishlist kamu.
Bagaimana, novel The Love Hypothesis ini menarik, bukan? Dapatkan novel-novel menarik lainnya di Gramedia. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Inka
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Hijrah Muslimah
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Novel Ringan Indonesia
- Rekomendasi Buku Yang Bagus Untuk Dibaca
- Rekomendasi Buku Bacaan Terbaru
- Rekomendasi Ensiklopedia Islam
- Rekomendasi Novel Tentang Persahabatan
- Urutan Buku Detective Galileo Series
- Review Novel Filosofi Kopi
- Review Novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
- Review Novel My Husband, My CEO
- Review Buku Dari Penjara ke Penjara
- Review Novel Alaia
- Review Novel Alaia 2
- Review Novel The Love Hypothesis
- Review Novel A: Aku, Benci, dan Cinta
- Review Novel Eragon
- Review Buku Inspirational Ideas for Home Cooking ala Xander’s Kitchen
- Review Novel Pachinko
- Review Novel Dengarlah Nyanyian Angin
- Review Manga Komi Sulit Berkomunikasi
- Review Novel dan Hujan pun Berhenti
- Review Novel Seri The Kane Chronicles
- Review Buku Catatan Seorang Demonstran
- Review Novel Before The Coffee Gets Cold
- Review Novel 1Q84
- Review Novel Rajewali
- Review Novel Hantu Rumah Belanda
- Review Novel Azzamine
- Review Novel Azzamine
- Review Novel Azzamine
- Review Novel Thank You Salma
- Review Buku Pemburu Aksara
- Review Novel Raja Untuk Ratu
- Review Novel Gibran Dirgantara
- Review Novel Harapan dari Tempat Paling Jauh
- Review Novel The Poppy War
- Review Buku Sejenak Hening