in

Review Novel We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

Rating: 3.89

 

Orang-orang hidup karena dia membunuh, orang-orang mati karena dia hidup. Gimana Grameds? Dari penggalan kalimat ini aja udah membuat kalian berpikir kan? Buku apa ini? Apa isinya? We Hunt the Flame: Memburu Api adalah novel fantasi yang bercerita tentang seorang pemburu yang bernama Zafira, ia menyamar sebagai seorang lelaki untuk memasuki hutan terkutuk Arz agar bisa memberi makan penduduk desa.

We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

button cek gramedia com

Nasir, dia adalah seorang pangeran maut. Ia terkenal sebagai pangeran maut karena ia pasti membunuh siapa saja yang berani menentang rezim ayahnya, Sultan Ariwaya. Jika identitas asli Zafira diketahui oleh penduduk desa, orang-orang akan menafikan semua jasanya. Begitu pula dengan Nasir, jika ia menunjukkan sedikit belah kasih, Ayahnya pasti akan menghukum dia dengan sangat kejam. Mereka berdua menjadi legenda di tanah Ariwaya, tapi bukan atas keinginan mereka sendiri.

Premis cerita yang sangat menarik bukan? Buku We Hunt the Flame: Memburu Api ini memang memiliki banyak penggemar, selain itu buku ini juga nantinya akan diadaptasikan ke bentuk film. Buku dengan jumlah ketebalan 608 halaman ini diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 7 Februari 2023 memang wajib kamu miliki sebagai koleksi tambahan di rak buku kamu.

Yuk Grameds, kita bahas lebih lanjut cerita tentang Zafira dan Nasir dalam ulasan kali ini. Tapi sebelum kamu selesai membaca ulasan ini, kita kenalan dengan Hafsah Faizal, yuk! penulis dari novel We Hunt the Flame: Memburu Api

Profil Hafsah Faizal – Penulis Novel We Hunt the Flame: Memburu Api

Holiday Sale

Hafsah Faizal adalah seorang penulis Amerika yang dikenal melalui novel fantasi remaja berjudul We Hunt the Flame, yang menjadi best-seller New York Times. Faizal lahir di Florida dan dibesarkan di California. Ia adalah seorang Muslim Amerika keturunan Sri Lanka dan Arab. Orang tuanya adalah imigran Muslim asal Sri Lanka. Faizal adalah anak tertua dari empat bersaudara dan memiliki dua adik perempuan, Asma dan Azraa.

Faizal mulai menjalani homeschooling sejak usia tiga belas tahun. Pada usia yang sama, ia mulai membangun keterampilan desainnya. Ia menulis novel pertamanya pada usia tujuh belas tahun. Selain menulis, Faizal juga menjalankan blog buku bernama IceyBooks sejak September 2010. Ia mengatakan bahwa latar belakang desainnya sangat mempengaruhi gaya penulisannya, membuatnya menjadi penulis yang memiliki imajinasi visual yang luas.

Faizal menerbitkan buku pertamanya sendiri dengan nama pena Hafsah Laziaf pada Oktober 2013. Novel fiksi ilmiah remaja ini berjudul Unbreathable, berlatar di masa depan yang jauh ketika Bumi telah hancur dan manusia menetap di planet baru yang mengalami kekurangan makanan dan oksigen. Faizal menulis empat naskah lain sebelum memulai draft pertama We Hunt the Flame.

We Hunt the Flame diterbitkan oleh Farrar, Straus & Giroux pada Mei 2019, sebagai buku pertama dari duologi Sands of Arawiya. Buku We Hunt the Flame: Memburu Api ini masuk kedalam daftar best-seller New York Times di posisi kelima dan mendapatkan ulasan yang sangat positif. Terinspirasi oleh cerita cerita di Arab kuno, novel ini menceritakan tentang seorang pemburu yang menyamar sebagai pria untuk memasuki hutan berbahaya dan mengembalikan sihir rakyatnya.

Buku kedua dari Sands of Arawiya, We Free the Stars, dirilis pada 19 Januari 2021. Pada Februari 2021, STX tv sedang mengembangkan adaptasi televisi dari We Hunt the Flame dengan Faizal sebagai produser eksekutif. Buku baru ciptaan Faizal, A Tempest of Tea, dirilis pada 20 Februari 2024 oleh FSG, Macmillan. Pada Maret 2024, A Tempest of Tea juga masuk kedalam daftar best-seller New York Times.

Sinopsis Novel We Hunt the Flame: Memburu Api

We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

button cek gramedia com

Orang-orang hidup karena dia membunuh. Dan jika itu berarti harus berani memasuki Arz di mana bahkan matahari pun takut untuk mengintip, maka begitu lah adanya. Hari harinya, Zafira bin Iskandar merenung bahwa dia lebih berani daripada matahari sendiri. Kebanyakan hari, dia tak sabar untuk meninggalkan Arz yang selalu malam dan berada dengan aman di dataran caliphatnya, dengan salju yang tebal dan semua.

Hari ini adalah salah satu dari hari-hari itu, meskipun tanduk rusa terasa kasar di tangannya. Dia keluar dari hutan terkutuk itu, berpura-pura bahwa desahannya terdengar karena tugasnya yang sudah selesai dan bukan karena rasa takut yang perlahan menghilang di hatinya. Matahari pagi mencium pipinya dengan hangat. Marhaba juga untukmu, pengecut.

Sinar matahari selalu redup di Caliphat Demenhur, karena matahari tidak tahu harus berbuat apa dengan salju yang seharusnya menjadi pasir. Di depannya, hamparan putih terbentang dengan halus dan penuh dengan kemurnian, memberinya momen kedamaian dalam kesendiriannya, meskipun jari-jari kakinya mati rasa dan udara dingin membuat hidungnya sakit. Karena di Caliphat semua hal yang wanita lakukan dianggap salah, berpura-pura menjadi pria bukanlah hal yang mudah. Tidak ketika dia memiliki lekuk tubuh wanita, suara dan cara berjalan wanita juga.

Dia menyeret bangkai rusa itu, meninggalkan jejak uap di belakangnya, salju yang ternoda menjadi berwarna merah. Ada janji di udara, ketenangan yang menyelimuti bumi dan pepohonan yang berbisik. Bukan apa-apa, paranoia sering muncul ketika dia paling tidak diinginkan. Dia adalah kumpulan emosi karena pernikahan yang akan datang, itu saja.

Kelebihan dan Kekurangan Novel We Hunt the Flame: Memburu Api

We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Pengetahuan penulis yang sangat luas.
  • Latar cerita yang sangat banyak dan berubah-ubah.
  • Premis cerita yang menarik.
  • Penulisan karakter yang mendalam dan detail.
  • Plot cerita yang disusun dengan rapi.
  • Sampul buku yang bagus dan menarik. 
Cons
  • Jumlah halaman yang sangat banyak.

Kelebihan Novel We Hunt the Flame: Memburu Api

We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

button cek gramedia com

Novel We Hunt the Flame: Memburu Api karya Hafsah Faizal memiliki banyak sekali kelebihan sehingga buku ini dijadikan adaptasi film di televisi. Salah satu keunggulannya adalah pengetahuan penulis yang sangat luas, hal ini terlihat jelas dalam cara ia membangun budaya dan memperkenalkan dunia cerita kepada pembaca yang mengambil inspirasi dari timur tengah. Latar cerita yang beragam dan sering berubah-ubah juga menambah dinamika dan kedalaman narasi di dalam novel ini.

Premis cerita yang menarik juga membuat novel We Hunt the Flame: Memburu Api ini memiliki penggemar yang sangat banyak, ditambah dengan  penulisan karakter yang mendalam dan detail memberikan daya tarik tersendiri. Karakter-karakter di dalam novel ini ditulis dengan sangat realistis, kompleks, dan memiliki motivasi serta ketakutan yang sesuai dengan keadaan dan situasi mereka masing masing. Latar belakang masing-masing karakter yang terungkap secara bertahap dan tepat waktu sepanjang buku juga berhasil membuat pembaca merasa terikat secara emosional dengan mereka. Plot cerita disusun dengan rapi juga menjadi salah satu kelebihan buku ini, meskipun bagian awalnya memerlukan waktu untuk berkembang dan bagian tengahnya terasa agak panjang, tetapi ketika aksi mulai berlangsung, buku We Hunt the Flame: Memburu Api ini benar-benar meningkat intensitasnya.

Terakhir, sampul buku yang bagus dan menarik, menampilkan ilustrasi seorang wanita yang mengenakan jubah berwarna gelap dengan hiasan berwarna emas. Di atas kepalanya, terdapat ilustrasi bulan sabit yang berhias indah, menambah nuansa magis dan budaya Timur Tengah yang sangat kental, budaya timur tengah juga terlihat dari bentuk lengkungan yang mengelilingi gambar wanita tersebut. Secara keseluruhan, sampul buku We Hunt the Flame: Memburu Api ini sangat menggambarkan nuansa fantasi dan petualangan yang ada dalam cerita, serta mampu menarik perhatian pembaca dengan estetika visual yang sangat bagus.

Kekurangan Novel We Hunt the Flame: Memburu Api

We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

button cek gramedia com

Meskipun novel ini memiliki banyak sekali kelebihan bukan berarti novel ini tidak memiliki kekurangan. Jumlah halaman novel We Hunt the Flame: Memburu Api ini sangat banyak dengan jumlah halaman sebanyak 608 halaman menjadikan buku ini adalah buku yang memerlukan banyak waktu untuk menghabiskannya. Hal ini mungkin bisa mengurangi minta pembaca yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk dihabiskan dengan membaca buku.

Pesan Moral Novel We Hunt the Flame: Memburu Api

We Hunt the Flame: Memburu Api Karya Hafsah Faizal

button cek gramedia com

Dari novel We Hunt the Flame: Memburu Api karya Hafsah Faizal ini menyampaikan pesan moral yang kuat tentang keberanian dan keteguhan hati. Kita harus berani menghadapi tantangan, seberat apapun rintangan di depan, penolakan dari orang-orang di sekitar tidak perlu kita pedulikan, yang terpenting adalah kita harus yakin dengan diri kita sendiri. Selain itu, novel We Hunt the Flame: Memburu Api ini juga mengajarkan kita untuk tidak pernah ragu dalam berbuat baik kepada sesama. Meskipun pada akhirnya orang yang kita bantu mungkin merendahkan kita, kita harus tetap teguh dan selalu siap untuk membantu mereka.

Nah Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari novel We Hunt the Flame: Memburu Api karya Hafsah Faizal. Yuk ikuti kisah petualangan yang penuh fantasi dan keseruan dengan membaca buku ini yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Metamorfosis : Sebuah Novel

Metamorfosis : Sebuah Novel

button cek gramedia com

Apakah Anda tahu, perihal metamorfosis? Kedengarannya sangat tidak asing bukan? Seperti seekor kupu-kupu yang berproses dari pupa hingga menjadi kupu-kupu yang sangat cantik. Jangan salah, manusia juga bisa lho bermetamorfosis. Tetapi lebih tepatnya berproses dalam menjalankan kehidupan.

Seperti dalam buku ini, Gregor merupakan seorang penjual keliling yang menjajakan sampel kain tekstil. Dia mempunyai kehidupan yang serba sulit setelah mendapati dirinya berubah menjadi seekor kecoak besar yang mengerikan. Dia harus terpaksa berhenti bekerja untuk keluarganya setelah melihat kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan. Banyak sekali tuduhan hingga ancaman palsu yang dilayangkan kepadanya setelah bermetamorfosis.

Petualangan Alice di Negeri Ajaib

Petualangan Alice di Negeri Ajaib

button cek gramedia com

Alice jatuh ke dalam lubang kelinci setelah dia mengikuti seekor Kelinci Putih. Dia menemukan pintu-pintu yang salah satunya mengarah ke suatu taman yang indah. Keinginannya untuk bisa masuk ke dalam taman itu mendorongnya untuk meminum air dari sebuah botol sembari berharap tubuhnya dapat mengecil dan melewati pintu. Sayang, pada saat tubuhnya telah mengecil, dia justru lupa untuk mengambil kunci yang berada di atas meja kaca.

Di tengah rasa sedih dan kesalnya, Alice tiba-tiba menemukan kotak yang berisikan kue. Dia pun memakan kue tersebut dan dengan cara yang misterius, tubuhnya membesar kembali dan berhasil mengambil kunci itu. Namun, keberhasilan itu juga yang membuatnya merasa sedih, karena dia terlalu besar untuk dapat melewati pintu, jadi Alice hanya bisa menangis tersedu-sedu.

Hotel Valhalla

Hotel Valhalla

button cek gramedia com

Jadi, kau berhasil mati dan masuk Valhalla. Lalu, apa? Kebingungan? Tidak kenal siapa-siapa? Tidak yakin kenapa kau masih hidup padahal kau sudah mati? Buku inilah jawabannya! Rincian tentang dewa-dewi Nordik, para penghuni hotel, dan makhluk-makhluk yang kau harap tidak perlu kau ketahui keberadaannya, semuanya ada! Seram? Tunggu sampai kau ikut duel maut setiap hari, mati berkali-kali, dan hidup lagi. Terus begitu sampai katakanlah, Ragnarok tiba dan dunia kiamat. Masih tertarik bergabung? Hebat! Kau layak menjadi ksatria Odin yang pemberani. Sekarang, buka halaman pertama dan kita mulai petualangannya!

Sumber:

  • https://en.wikipedia.org/wiki/Hafsah_Faizal
  • https://www.goodreads.com/book/show/36492488-we-hunt-the-flame
  • https://books.google.co.id/books?id=mr1nDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false

 

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.