Judul: Who Moved My Cheese
Genre: Self Improvement, Motivation
Penulis: Spencer Johnson
Penerjemah: Antonius Eko
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 25 Februari 2019 (cetakan pertama Juli 1999)
Jumlah Halaman: 128 halaman
Berat Buku: 0.2 Kg
Lebar Buku: 14 Cm
Panjang Buku: 21 Cm
ISBN: 9786020488608
Harga Buku: Rp 98.800
Deskripsi Buku Who Moved My Cheese:
#1 BESTSELLER – Cara Jitu Menghadapi Lika-Liku PERUBAHAN dalam Kehidupan dan Pekerjaan WHO MOVED MY CHEESE? Spencer Johnson, M.D. Pengantar oleh Kenneth Blanchard, Ph.D., Co-Author of The One Minute Manager, Metode Manajemen Paling Populer di Dunia Who Moved My Cheese? telah menjadi buku laris internasional nomor 1 dengan puluhan juta eksemplar sejak pertama diterbitkan! “Dari Jerman hingga India, setiap orang ingin tahu tentang ‘Who Moved My Cheese?’” ?THE CHRISTIAN SCIENCE MONITOR Tentu akan sangat mudah kalau Anda punya peta labirin, kalau segalanya berjalan rutin dan teratur, kalau tidak ada yang memindah-mindahkan ”Cheese”-nya. Sayangnya, tidak ada yang tidak berubah. Who Moved My Cheese? adalah sebuah perumpamaan sederhana yang mengungkap kebenaran sejati tentang perubahan. Dengan cara yang sangat menyenangkan dan memberikan pencerahan, berkisah tentang empat tokoh yang hidup dalam sebuah “Labirin” dan mencari “Cheese” untuk bertahan hidup dan membuat mereka bahagia. Dua tokohnya adalah tikus bernama “Sniff” dan “Scurry”, dan dua lagi adalah kurcaci sebesar tikus yang bergerak dan bertindak sama seperti kita manusia. Nama mereka adalah “Hem” dan Haw”.
Table of Contents
Penulis Novel Who Moved My Cheese:
Spencer Johnson,
Spencer Johnson M.D merupakan lahir pada tahun 1938 di bulan November 1938 pada tanggal 24, lahir di kota Watertown, Dakota Selatan, Amerika Serikat. Meninggal pada tahun 2017 di bulan Juli pada tanggal 3 di San Diego, California, Amerika Serikat. Merupakan alumni dari University of Southern California dan Royal College of Surgeons. Mendapatkan gelar master di bidang psikologi dari University of Southern serta Medical Clerkship dari Mayo Clinic dan Havard Institute Merupakan seseorang yang bekerja di bidang medis. Namun Spencer Johnson memilih untuk meninggalkan karir medisnya untuk fokus menulis buku dan menjadikannya penulis buku lari internasional.
Sinopsis Buku Who Moved My Cheese:
“Who Moved My Cheese” karya Spencer Johnson M.D akan menceritakan tentang dua ekor tikus bernama Sniff si pengendus yang mampu mencium adanya perubahan dengan cepat, dan Scurry si pelacak yang segera bergegas mengambil tindakan, dan dua kurcaci bernama Hem yang menolak dan mengingkari adanya perubahan karena takut apabila perubahan itu mendatangkan hal yang buruk, dan Haw yang baru mencoba beradaptasi jika ia melihat perubahan ternyata mendatangkan sesuatu yang lebih baik. Dalam ceritanya keempat tokoh ini berlarian di dalam labirin mencari Cheese untuk meningkatkan gizi mereka sekaligus membuat mereka gembira. Sampai akhirnya kerja keras mereka membuahkan hasil. Mereka berhasil menemukan Cheese kesukaan mereka di ujung lorong Cheese Station C. Meski begitu, Sniff dan Scurry selalu bekerja keras dan selalu siaga untuk menjaga ketersediaan Cheese mereka. Sementara Hem dan Haw menjadi lebih santai ketika merasa sudah menemukan Cheese. Suatu hari, mereka berempat harus menerima kenyataan bahwa Cheese yang ada di Station C tersebut hilang. Sniff dan Scurry tidak heran, karena biar bagaimana mereka sudah tahu bahwa Cheese suatu saat pasti berkurang. Tapi Hem dan Haw sulit menerima Cheese mereka hilang. Mereka terus saling menyalahkan satu sama lain dan berkata siapa yang memindahkan cheese mereka?
Tokoh dalam Novel Who Moved My Cheese:
Sniff, Scurry, Hem dan Haw adalah tokoh imajiner dalam buku “Who Moved My Cheese” yang akan mewakili sikap-sikap di dalam diri kita masing-masing.
-Sniff, adalah seekor tikus dimana memiliki kemampuan untuk mencium adanya perubahan yang cepat di dalam diri kita masing-masing
-Scurry, seekor tikus yang memiliki kemampuan untuk cepat bergegas dalam mengambil tindakan atas perubahaan yang ada.
-Hem, seorang kurcaci yang selalu menolak ketika adanya perubahan, seakan-akan suatu perubahan dalam kehidupan selalu mendatangkan hal-hal buruk.
-Haw, seorang kurcaci yang baru memulai untuk menyesuaikan diri dengan perubahaan yang ada, jika ternyata perubahan itu mendatangkan sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri.
Review Novel Who Moved My Cheese:
Apa yang akan terjadi jika suatu saat secara tiba-tiba atau secara perlahan-lahan kita kehilangan cheese kepunyaan kita sendiri? Cheese ini merupakan sesuatu yang sangat kita butuhkan, kita kasihi, dan bahkan kita andalkan dengan tujuan bertahan hidup. Suatu hal yang tidak sangka akan lenyap dan hilang meninggalkan kita sendirian namun kita menyadari bahwa kita sudah melepas genggaman, apakah kita akan siap? Bagaimana kita harus menyikapi jika hal itu terjadi? Buku karya Spencer Johnson akan memaparkan tentang hal-hal di atas, tentang bagaimana sikap kita sebagai mahluk individu terhadap perubahan di dalam hidup ini, Spencer Johnson membawakan cerita ini dengan gaya penuturan dongeng dan dalam buku “Who Moved My Cheese” telah mengubah cara pandang kita sebagai pembacanya atas perubahan dan mengubah cara pandang kehidupan ini pada banyak kehidupan pembacanya.
Di dalam buku “Who Moved My Cheese” karya Spencer Johnson ini memiliki 4 tokoh, yaitu 2 ekor tikus yang bernama Sniff dan Scurry dan 2 ekor kurcaci yang bernama Hem dan Haw, mereka memiliki tubuh sebesar tikus dan mereka memiliki tindakan sama seperti manusia . Cheese disini akan menjadi lambang keinginan kita di dalam dunia (pekerjaan, tahta, dan harta). Labirin di dalam buku ini akan melambangkan tempat dimana kita sebagai seorang individu mencari sesuatu yang kita inginkan di dunia ini. Keempat tokoh akan dihadapkan dengan suatu perubahan yang tidak terduga-duga , namun diantara mereka berempat akan ada yang berhasil mengatasi dan memberikan kita pembacanya pelajaran berharga yang diperoleh saat mereka berada di dalam labirin yang bertujuan untuk menemukan cheese.
Kita sebagai seorang individu seringkali enggan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada di dunia ini, meskipun kita tahu kita pasti akan mengalami perubahaan tersebut dalam hidup ini. Kebanyakan dari kita memiliki alasan karena takut. Kita takut gagal ketika menjalani perubahan dalam hidup kita, kita takut meninggalkan cheese lama kita untuk mencari cheese yang baru, lagi-lagi karena kita sudah berada di zona aman kita. Kita sulit untuk beradaptasi dengan perubahan itu karena dinding dari ketakutan kita amatlah besar. Kita bisa mencontoh Sniff dan Scurry yang tidak mengenal kata takut dan tidak pernah berpikir terlalu panjang ketika mengambil keputusan. Haw pada awalnya juga merasakan ketakutan itu dan kemudian Haw sadar bahwa dirinya perlu untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, lebih baik terlambat menyadari daripada tidak sama sekali. Berbeda dengan Hem yang bisa menggambarkan kita sebagai individu yang dilanda oleh ketakutan-ketakutan akan perubahan hingga akhirnya terpuruk dengan meratapi nasib.
Buku karya Spencer Johnson akan dibagi menjadi beberapa fase sebelum kita lebih masuk ke cerita inti dari buku ini. Buku ini menggunakan pemilihan huruf, ukuran tulisan hingga margin yang nyaman untuk kita membacanya. Spencer Johnson memilih bahasa yang tidak berbelit-belit, mudah untuk kita pembacanya mengerti maksud yang ingin disampaikan dan Spencer Johnson juga menyuguhkan kita membacanya dengan tulisan dan gambar dalam bentuk cheese yang didalamnya berisikan cuplikan-cuplikan pembelajar hidup yang berharga, bertujuan untuk membuat kita pembacanya mengingat pembelajaran itu.
Kelebihan Novel Who Moved My Cheese:
-Buku karya Spencer Johnson “Who Moved My Cheese” memiliki sifat yang ringan untuk kita baca namun isi dari buku ini sangatlah berpengaruh dimana dapat membuka cara pandang kita ketika melihat dan menghadapi perubahan dalam hidup ini
-Buku “Who Moved My Cheese” bisa dibaca oleh semua kalangan usia karena pembawaan cerita Spencer Johnson seperti
Kesimpulan Buku Novel Who Moved My Cheese:
Buku ini akan dibagi pada 3 fokus bagian, bagian 1 adalah dimana pertemuan bekas teman sekelas. Pada fokus kedua adalah cerita tikus dan kurcaci, dan fokus ketiga dalam cerita ini adalah diskusi dari para tokoh teman sekelas di bagian pertama yang akan memaparkan bagaimana efek dari cerita “Who Moved My Cheese” di dalam kehidupan mereka.
Suatu perubahan dalam hidup adalah hal yang pasti kira jalani baik kita sadari maupun tidak, dan rasa nyaman atas kondisi yang ada dalam hidup merupakan faktor utama yang membuat kita untuk malas untuk berubah. Tidak semua masalah di kehidupan yang kita jalani ini selalu bersifat kompleks ada kalanya juga untuk bisa kita selesaikan dengan solusi yang sederhana. Jika menyalahkan orang lain saat terjadi suatu masalah bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah, karena seringkali sebuah masalah berasal dari dalam diri kita sendiri. Berpikir secara positif kepada apa yang akan kita peroleh ketika hal itu berubah merupakan suatu kunci utama dalam memulai sebuah perubahan nyata dalam hidup. Semakin cepat kita untuk melupakan dan merelakan hal-hal yang dia masa lalu, semakin cepat juga untuk kita dalam beradaptasi dan menikmati hal-hal baru dalam kehidupan kita baik masa sekarang ataupun yang akan datang.
Nah, itulah review buku “Who Moved My Cheese” karya Spencer Johnson mengenai perubahan di dalam kehidupan manusia pasti terjadi, kita sebagai manusia harus bisa menghadapi perubahan dalam kehidupan ini. Dimana kita tidak bisa terus hidup di zona aman kita, suatu perubahan dalam hidup memang memberikan perasaan takut akan gagal namun ketakutan dengan porsi yang tepat akan baik untuk kita, bisa membuat kita lebih waspada, dan mampu untuk melakukan tindakan tertentu agar kondisi tidak menjadi lebih buruk kedepannya. Tetapi terlalu ketakutan sehingga kita tidak berani melakukan apapun tentu tidak baik Grameds.
Seperti yang dapat di lihat, terdapat berbagai poin-poin dan juga kesimpulan dari dampak kebiasaan baik dalam buku “Who Moved My Cheese” karya Spencer Johnson. Akan membawa kita pembacanya untuk mampu menghadapi dan menjalani perubahan yang ada di dalam hidup ini, memang perubahan itu tidak selalu menjanjikan kita pada “keberhasilan” dalam hidup ini secara pasti. Tetapi kita tidak bisa terus berada di zona aman kita dan Semakin cepat kita untuk melupakan dan merelakan hal-hal yang dia masa lalu, semakin cepat juga untuk kita dalam beradaptasi dan menikmati hal-hal baru dalam kehidupan kita baik masa sekarang ataupun yang akan datang.
Jika Grameds ingin mencari informasi lebih dalam mengenai buku “Who Moved My Cheese” karya Spencer Johnson ini maupun buku-buku bergenre self improvement dan motivation, kalian dapat membaca berbagai buku yang ada di Gramedia yang pastinya mudah dipahami dan kaya akan informasi.
Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu membantu Grameds.
Semoga bermanfaat!
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Tentang Perempuan
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tere Liye Terbaik
- Review Novel Norwegian Wood
- Review Novel Scarlet Letter
- Review Novel Ruin And Rising
- Review Novel kekasih Di Musim Gugur
- Review Novel Who Moved My Cheese
- Review Novel Koleksi Kasus Sherlock Holmes
- Review Novel Penelusuran Benang Merah
- Review Novel Rapijali 1,2,3
- Review Novel Di Tanah Lada
- Review Novel Wuthering Height Emily Bronte
- Review Novel Galaxy
- Review Iklas Paling Serius
- Review Buku Tentang Semua Yang Ada di Bumi
- Review Novel The Good Son
- Review Novel The Fall Of Gondolin
- Review Novel I Want To Eat Your Pancreas
- Review Novel Galaksi
- Review Novel Summer in Seoul
- Review Novel Spring in London
- Review Novel Winter in Tokyo
- Review Novel Dari Jendela SMP
- Review Novel The Death Cure
- Review Novel Shadow And Bone