in

Review Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati Karya Ni Made Purnama Sari

Rating: 3.54

 

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati adalah karya Ni Made Purnama Sari, yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 9 November 2022. Novel ini bercerita tentang Putu, seorang anak tunggal yang tumbuh di sebuah desa di Bali, hidup hanya bersama neneknya tanpa pernah mengenal kedua orangtuanya. Melalui pertemuannya dengan para maestro seni tari dan gamelan tradisional, Putu seakan dianugerahi keindahan sepanjang hidupnya. Namun, kenangan masa lalu tiba-tiba muncul, mengingatkan Putu akan jati dirinya yang sesungguhnya.

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

button cek gramedia com

Cerita ini berlatar belakang Bali pada era 1970-an, masa ketika pulau ini menghadapi peralihan zaman yang cepat, antara pelupaan tragedi 1965 dan penerimaan pariwisata modern. Pertanyaan mengenai akar budaya dan keterbukaan terhadap kosmopolitanisme di era ini juga menjadi tema sentral. Dalam konteks ini, seni menjadi pusat dari segala peristiwa yang terjadi. Apakah Putu, yang berada dalam kebimbangan, akan terselamatkan hidupnya atau sebaliknya, justru luka-luka lamanya tidak akan pernah sembuh?

Novel ini akan membawa pembaca ke dalam kisah di Bali yang penuh dengan peristiwa-peristiwa yang tak terlupakan. Kalian penasaran dengan novel ini? Simak ulasan yang Gramin sudah buatkan untuk kalian dibawah ini ya!

Profil Ni Made Purnama Sari – Penulis Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

Ni Made Purnama Sari lahir di Bali pada 22 Maret 1989. Karya-karyanya telah dipublikasikan di berbagai media massa, seperti Kompas, Koran Tempo, Jawa Pos, Media Indonesia, Bali Post, Indopos, Jurnal Nasional, dan majalah Femina. Ia juga telah memenangkan beberapa lomba penulisan cerpen, seperti yang diadakan oleh Balai Bahasa Denpasar pada tahun 2003, Pusat Bahasa Jakarta pada tahun 2005, dan Selsun Golden Award pada tahun 2006, di antara kompetisi lainnya. Sebelum itu, ia meraih kemenangan dalam lomba pembacaan cerpen di Denpasar saat masih bersekolah di SMP dan SMA.

Buku puisi pertamanya, Bali – Borneo, berhasil meraih predikat Buku Puisi Pilihan Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014 dari Yayasan Sagang dan Indopos. Naskah manuskripnya memenangkan Juara II dalam Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015 dan diterbitkan dengan judul Kawitan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Buku ini juga masuk dalam Lima Besar Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun yang sama. Novel-novelnya meliputi Kalamata (Kepustakaan Populer Gramedia, 2016) dan Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati (Kepustakaan Populer Gramedia, 2022).

Saat ini, Ni Made Purnama Sari tinggal di Yogyakarta. Selain mengelola ruang kesenian Bentara Budaya Yogyakarta, ia juga berperan sebagai editor untuk buku-buku sastra, penulisan budaya, dan penerjemahan. Ia sering terlibat dalam kolaborasi serta mendukung kegiatan berbagai komunitas sastra, baik sebagai pemateri diskusi, moderator, maupun pembaca puisi. Made juga pernah diundang ke berbagai acara sastra seperti Temu Sastra Mitra Praja Utama (Lampung, 2010), Ubud Writers and Readers Festival (Bali, 2010), Temu Sastrawan Indonesia IV (Ternate, 2011).

Sinopsis Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

button cek gramedia com

Menarilah dengan kewaspadaan seperti ular yang menjaga sarang telurnya yang tersembunyi. Matamu yang bulat dan tajam memantau sekeliling, dengan teliti menyelidiki setiap tanda bahaya. Kepalamu yang sedikit menunduk bukan hanya untuk mempertahankan diri, tetapi juga sebagai kesiapan untuk menyerang kapan saja. Gerakanmu yang tiba-tiba menyergap, dengan taring yang siap mencabik dan menyemburkan bisa, serta belitan yang kuat mampu meremukkan tulang lawan.

Ketenanganmu lembut, tetapi mematikan. Ketangguhanmu tersembunyi dalam sikap yang nyaris tak terlihat. Setiap desisanmu seperti tempo yang mengaturmu untuk berhati-hati menyusun serangan. Ingatlah, ada sarang tak berdaya di dekatmu—terbuka untuk dicuri dari berbagai arah—oh, musang-musang licik itu telah mengincarnya sejak pagi. Mereka terus mendekati sarang, mencoba mencari kesempatan, datang dan pergi seolah menguji kesabaranmu, membuatmu tidak fokus menjaga satu sisi dan mengabaikan pertahanan di sisi lain. Mereka juga menunggu kesempatan emas yang mungkin segera datang, yaitu saat seekor elang terbang mencari mangsa di langit. Seekor ular sendirian di bawah pohon beringin ini mungkin akan menjadi pilihan pertamanya.

Takk!!

Rasakan angin yang menghembus tubuhmu, meresap di antara sisikmu, menyampaikan pesan-pesan alam di sekitarmu: tentang wangi dedaunan muda dan biji bunga pakis yang beterbangan di udara, mencari tanah basah untuk tumbuh dan berkembang biak, lalu perlahan-lahan layu dalam pelukan waktu. Atau tentang aroma gerimis dari sudut rimba yang jauh, rintiknya bersatu dengan awan mendung dan mengaburkan cahaya bulan, seperti kabut pegunungan yang menyembunyikan keindahan lembah. Hampir terbawa suasana, kau mengingat semak-semak dan sulur tanaman yang dulu menjadi tempatmu tinggal, bertemu kekasih, berbagi desisan, sisikmu bersentuhan erat dengannya, kuat dan berkilat di antara dedaunan yang selama bertahun-tahun menjadi saksi kelahiran kehidupan di hutan yang tak bernama ini.

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

Kau teringat sebuah liang gelap yang tertutup ranting dan dedaunan—momen pertama kali kau keluar dari cangkang telur dan melihat dunia. Dengan seluruh tubuhmu, kau merasakan pesan kasih yang seolah tersampaikan melalui tanah kering di sekitarmu: sentuhan dari bumi yang mengerami telur-telur di sarang paling rahasia hingga tiba waktunya menetas. Bumi yang diam dalam kesunyiannya memberikan kehangatan dan perlindungan bagimu.

Kau bergerak di dalam lubang sempit itu dan tiba-tiba tercium aroma asing yang masuk melalui celah ranting—di luar sana, nalurimu mengatakan, ada dunia yang penuh dengan bahaya. Kau tidak tahu pasti apa yang menantimu. Kau merasa cemas. Takut. Dalam kegelapan sendirian, tanpa ayah, tanpa ibu, kau tak memiliki siapa pun untuk membimbingmu mengambil keputusan demi keputusan. Hanya bumi, ya, getaran bumi itu, yang seolah memberi tahu bahwa meskipun bahaya itu nyata dan bisa datang dalam bentuk apa saja, kapan saja, bahkan di mana saja, dirimu akan tetap selamat. Kau akan terus hidup.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Tampilan sampul yang menarik.
  • Ada bonus kartu pos.
  • Ringkas dan mudah diikuti.
  • Tema cerita yang menarik.
  • Latar belakang cerita yang nyata.
  • Detail yang sangat jelas.
  • Terdapat pembelajaran yang dapat dipetik.
  • Memberikan pengetahuan baru.
Cons
  • Alur cerita yang maju mundur.
  • Terlalu banyak penggunaan istilah Bali. 

Kelebihan Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

button cek gramedia com

Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati karya Ni Made Purnama Sari memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya sebagai salah satu karya sastra yang layak mendapatkan apresiasi. Novel ini memiliki sampul yang menarik, dihiasi ilustrasi dari seniman Erica Hestu Wahyuni yang berhasil menangkap esensi cerita dan memikat hati pembaca sejak pandangan pertama. Tidak hanya itu, novel ini juga dilengkapi dengan bonus tiga lembar kartu pos yang bisa menjadi nilai tambah untuk novel ini.

Cerita dalam novel ini ringkas dan bisa selesai dalam sekali duduk, meskipun cerita dalam novel ini tidak terlalu banyak, Ni Made Purnama Sari berhasil membungkus perjalanan hidup Putu, sang tokoh utama, mulai dari masa kecilnya hingga dewasa dengan sangat mendetail. Tema yang diangkat juga terbilang cukup unik, yaitu tentang seorang penari Bali yang dihantui oleh masa lalu, tema ini bisa memberikan kedalaman emosional yang sangat kuat, terutama untuk para pembaca yang familiar dengan Budaya Bali.

Latar cerita dalam novel ini terasa nyata dan detail sekali, menggambarkan kondisi sosial dan budaya di Bali pada tahun 1970-an, lewat novel ini pembaca merasa diajak kembali menjelajahi Bali pada tahun ketika Bali tengah menghadapi pergeseran dari tradisi ke modernisasi. Gambaran desa-desa Bali, kehidupan seni yang dijalani Putu bersama Pak Wayan Kaler, hingga isu-isu sosial yang dihadapi Putu semua ini berhasil digambarkan dengan sangat mendetail oleh penulis.

Novel ini juga membuka wawasan baru tentang sejarah dan kebudayaan Bali, dengan penjelasan istilah-istilah kesenian mulai dari tari, lukisan, hingga puisi yang diperkaya dengan nilai-nilai filosofis. Pengetahuan ini disampaikan secara alami sehingga pembaca dapat menikmatinya sambil memahami pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Kekurangan Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

button cek gramedia com

Meskipun novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang mungkin mengurangi kenyamanan saat membaca karya ini. Salah satunya adalah alur cerita yang maju mundur, hal ini bisa membuat beberapa bagian cerita menjadi agak sulit diikuti.

Selain itu, penggunaan istilah-istilah kebudayaan Bali cukup banyak dalam novel ini dan dapat menjadi tantangan tersendiri untuk beberapa pembaca, terutama bagi mereka yang tidak familiar dengan budaya Bali. Ketika istilah-istilah tersebut tidak dilengkapi dengan subtitle atau penjelasan yang memadai, pembaca non-Bali mungkin merasa kesulitan memahami konteks dan makna dari ritual-ritual yang disebutkan.

Penutup

Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati

button cek gramedia com

Novel Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati menawarkan pengalaman yang berbeda dari buku-buku lainnya, karena akan membawa para pembaca menjadi warga Bali tahun 1970-an. Tentunya cerita ini membuka pengetahuan baru yang dapat memperkaya ilmu Grameds akan budaya Indonesia. Jadi, tunggu apalagi?

Grameds yang ingin membaca buku Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati karya Ni Made Purnama Sari, segera dapatkan buki ini hanya di Gramedia.com ya! Di bawah ini, Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku best seller lain yang direkomendasikan untuk kamu. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Kalamata

Kalamata

button cek gramedia com

Hidup semua orang sangatlah gaib dan ajaib, dengan nasib takdirnya sendiri-sendiri. Gaib dan ajaib dalam suka. Gaib dan ajaib dalam duka. Pengalaman kita tidak akan pernah sama atau berulang. Entah dari mana datangnya, suatu kali aku mendapat pikiran sederhana seperti ini: setiap hari kita terlahir sebagai pribadi baru, dengan pikiran dan impian baru, yang terperangkap pada tubuh yang sama. Dunia yang aku hidupi kemudian terasa fana, dan karena itu aku seperti makin cemas kehilangan segala hal yang telah kujumpai. Itulah yang ingin aku tulis di sini. Seorang wanita dari masa silam. Juru dalang yang mungkin kalah dalam sejarah, namun mencoba bertahan hidup melalui cerita yang dikarangnya. Sebentuk kisah yang, tidak lain, mungkin tentang diriku sendiri… atau sebagian diriku, juga sebagian orang lain.

KALAMATA adalah novel tentang waktu dan pikiran manusia beserta misterinya. Berlatar belakang Tragedi 1965 di Bali, novel ini mengisahkan hidup seorang dalang perempuan kondang bernama Ni Rumyig yang mengalami demensia. Mengapa perempuan yang begitu kuat itu tiba-tiba terpuruk tak berdaya dalam sekejap mata? Mengapa di puncak kariernya yang mencorong dia seperti mendadak hilang dari peredaran? Kalamata mengajak kita membuka tabir kehidupan sang tokoh selapis demi selapis bak menghadapi suatu kisah misteri.

Iblis Menjelma Senapan Berburu

The Doll That Took A Detour

button cek gramedia com

Kehidupan seorang Polisi Tua di Ankara berubah di masa purna tugasnya ketika ia berkenalan dengan dua imigran gelap asal Suriah, Zahid dan Saeed. Berawal dari sepucuk senapan berburu yang berpindah tangan, satu demi satu orang menjadi korban. Seolah iblis menjelma dalam bentuk senapan berburu membuat siapa saja yang bersinggungan dengannya melahirkan tragedi tentang pembalasan dendam dan cinta. Sebuah kisah berbalut nuansa sunyi dari kota-kota magis di Turki, menghadirkan manusia-manusia yang mencari ketentraman jiwa dan hidup melalui tarian sema khas sufistik, senapan berburu dan penemuan jati diri sebagai manusia yang bebas.

The Count of Monte Cristo

Classics: The Count of Monte Cristo

button cek gramedia com

Cerita klasik tentang Edmond Dantes, pelaut muda yang sengaja dipenjarakan atas tuduhan palsu, serta strateginya yang cemerlang untuk membalas dendam kepada orang-orang yang mengkhianatinya. Kehidupannya yang tenang, dan rencananya untuk menikahi si cantik Mercedes, buyar seketika sewaktu sahabat masa kecilnya, Fernand, membohonginya karena menginginkan Mercedes untuk dirinya sendiri.

The Count of Monte Cristo menceritakan tentang Edmond Dantes yang membuka kisah ini di puncak kehidupannya. Masih muda, tampan, punya tunangan cantik yang akan segera dinikahinya, dan baru diangkat sebagai kapten kapal pula. Hidup tampak begitu indah untuk Dantes, namun tiba-tiba nasibnya berbalik 180 derajat. Dantes dijebloskan ke penjara, karena tuduhan palsu dari tiga orang yang mengkhianatinya.

 

Sumber:

  • https://festival.borobudurwriters.id/bio/ni-made-purnama-sari/
  • https://www.goodreads.com/book/show/63261817-yang-menari-dalam-bayangan-inang-mati
  • https://books.google.co.id/books?id=RPqbEAAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false

Written by Adila V M