Awalnya, Wandering Star adalah karya dari R. Khoirotun yang ia tulis di twitter berupa Alternative Universe (AU) yaitu cerita fanfiction dalam bentuk thread. Cerita yang ia tulis kemudian menjadi populer dan dibaca oleh banyak orang hingga akhirnya diadaptasi menjadi sebuah novel.
Seperti yang dia tuliskan didalam thread AU Wandering Star sebelum memulai cerita, “I write this story to remind you that you are loved and you will never be alone.” Khoirotun memang berniat mendedikasikan karyanya ini untuk membangun rasa dan pikiran positif kepada pembacanya.
Wandering Star merupakan karya pertama dari khoirotun yang telah diadaptasikan menjadi sebuah novel. Novel ini terbit pada 25 Desember 2021 dan berisi 349 halaman. Keren ya, Teman Grameds. Dari sebuah niat yang baik untuk membuat orang merasa dicintai, menjadi sebuah karya yang dituliskan di Twitter, hingga menjadi karya fisik berbentuk novel yang sekarang terpajang di etalase toko buku. Nah sekarang, mari kita simak mulai dari sinopsis sampai ke review dari Wandering Star.
Table of Contents
Sinopsis Novel Wandering Star Karya R. Khoirotun
Taraka, anak laki-laki yang begitu Ayah sayangi. Nanti, ada kalanya duniamu begitu gelap, Nak. Ada kalanya semua cahaya seolah dirampas habis dari hidup kamu sampai kamu bingung harus berjalan ke arah mana. Ada kalanya jiwamu terasa kosong, bingung akan banyak hal baru yang belum kamu akrabi. Ada kalanya sedih yang jadi penguasa, membuatmu susah payah memburu senangnya ada di mana.
Ayah hanya ingin bilang kalau semua itu tidak apa-apa. Tidak apa sesekali hilang arah. Tidak apa sesekali bingung mau membawa hidup kamu ke mana. Tidak apa sesekali berduka. Kita memang manusia yang dianugerahi rasa, Nak. Maka menjadi perasa bukan sebuah kesalahan.
Kalau masa itu datang, Ayah ingin Taka tahu kalau ini justru saatnya kamu benar-benar belajar menjadi sebaik-baiknya manusia. Ayo kita semai lagi jiwamu, Nak. Ayo kita tumbuhkan lagi harapannya. Ayo kita kecilkan khawatirnya. Tapi ingat, Nak. Bertumbuh dan menyemai hati itu bukan sebuah perlombaan, melainkan sebuah perjalanan. Tidak ada aturan siapa yang harus lebih cepat dan lebih lambat.
Bertumbuh artinya kamu memilih untuk tetap berjalan entah di hari segelap apapun. Bertumbuh artinya kamu memilih untuk memaafkan diri kamu sendiri pun orang lain yang barangkali lukaimu. Bertumbuh artinya kamu memilih menjadi berani bahkan ketika kamu takut. Bukannya kita hanya bisa menjadi berani ketika kita sedang takut? Tanpa rasa takut, kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi berani.
Kita semai sama-sama ya hatimu?
Kamu semai lewat langkah-langkah kecilmu, Ayah semai lewat doa-doa Ayah yang iringi langkahmu.
Ditulis dengan penuh rasa sayang,
Raha Wajendrapurna,
ayah yang memelukmu dalam doa.
Alur Cerita Novel Wandering Star Karya R. Khoirotun
Selamanya itu selama apa?
Itulah pertanyaan yang selalu menghantui pikiran dari seorang Taraka Rahagi selama bertahun-tahun sejak orang yang paling dia sayangi meninggal dunia dan orang-orang di sekitarnya yang pernah berjanji untuk selamanya berada di sisinya justru meninggalkan dia. Taraka Rahagi atau biasa dipanggil dengan nama Taka merupakan mahasiswa jurusan arsitektur yang hidupnya berubah lebih berwarna sejak pertemuannya dengan seorang gadis seusianya di sebuah cafe kenalannya.
Siapa yang sangka, ternyata gadis yang ia temui merupakan adik dari pemilik cafe tersebut, Mada. Kaila Kanugragnala, Gadis yang akrab disapa dengan nama Ila ini sering sekali berada di cafe milik kakaknya untuk sekedar mengerjakan tugas atau mengejar deadline menulis dari editor bukunya.
Sebetulnya Kaila Kanuragnala sudah sering kali melihat Taka di cafe Mada, kakaknya. Namun, tidak pernah sekalipun Ila merasa ada sesuatu yang spesial dari lelaki itu. Setiap kali melihat Taka, Ila akan menganggap Taka merupakan salah satu pelanggan biasa cafe milik Mada yang suka berkunjung. Tidak ada yang spesial.
Hingga suatu hari Ila melihat Taka yang duduk di kursi cafe pojok tempat lelaki itu selalu duduk saat berkunjung. Saat itu Ila merasa ada yang spesial dengan Taka di matanya. Lelaki tampan yang duduk di pojok cafe itu sedang membaca buku puisi karya dari Lang Leav, penulis favorit Ila. Itulah kesan dari Taka saat itu.
Pada waktu itu, Ila baru sadar Taka sering sekali berada di cafe milik kakaknya sekedar untuk membaca atau menggambar. Sama sepertinya yang juga suka menggambar dan menulis di cafe tersebut. Sejak itu, berkali-kali pertemuan tanpa sengaja diantara keduanya terus berlangsung.
Lambat laun, Ila sadar bahwa dia begitu menyukai Taka. Bukan sekedar rasa kagum biasa kepada seorang lelaki tampan yang bijaksana dan gemar membaca. Tapi Ila mencintai lelaki yang selalu mampu membuat dia merasa nyaman saat berbicara dengan bawel.
Begitu halnya dengan Taka, sejak pertemuannya dengan Ila ketika dia mengembalikan sketchbook milik gadis itu, tumbuh rasa yang tidak biasa. Belum lagi Ila yang suka sekali memasak dan mengirimkan hasil masakannya kepada Taka.
Taka yang love languagenya merupakan Act of Service semakin menyukai Ila. Ditambah lagi, pertanyaan yang selalu menghantuinya bisa terselesaikan karena gadis itu.
Semasa kisah antara Taka dan Ila, gadis itu sebetulnya sedang mempunyai masalah. Sebagai penulis buku, editor telah meminta dia untuk segera membuat tulisan agar buku barunya kembali naik cetak. Sayangnya Ila sedang tidak punya inspirasi untuk menulis, tapi sejak pertemuan dan kedekatannya dengan Taka, Ila memutuskan untuk menjadikan Taka sebagai Inspirasinya dalam menulis.
Lacuna, merupakan nama pena dari Ila. Gadis itu menulis buku dengan inspirasi yang terlahir dari Taka secara diam-diam. Ketika buku tersebut naik cetak, secara tidak sengaja Taka menemukan buku tersebut dari temannya dan mengetahui rahasia dari perasaan seorang Lacuna terhadapnya.
“Selamanya itu berapa lama? Kalau ia tak terukur, kenapa ia justru dijadikan satuan waktu paling megah yang orang-orang gunakan? Seolah selamanya itu waktu yang paling mulia yang sangat lama tanpa ada tandingannya. Lama sekali sampai mungkin nanti seisi bumi habis dibakar matahari.
“La, sometimes good people make a bad choices, tapi bukan berarti mereka itu jahat. It just they are human.”
sesuatu seindah bulan saja terbentuk dari sebuah kehancuran. bukankah ini sudah menjadi bukti yang cukup kalau segala yang hancur bukan berarti rusak?”
itu semua adalah beberapa kutipan dari Wandering Star karya R. Khoirotun. Kata-kata cantik yang membuat banyak pembaca dari Wandering Star terpukau.
Review Novel Wandering Star Karya R. Khoirotun
Dari halaman pertama buku ini di balik sampulnya, Khoirotun sudah menyapa pembacanya dengan hangat. Banyak pembaca merasa pembuka dari buku ini merupakan bagian terbaik dari Wandering Star. Bahasa yang digunakan dalam buku ini merupakan bahasa Indonesia dan juga Bahasa Inggris. Setiap tokoh memiliki nama yang tidak sembarangan dibuat, artinya sangat luar biasa, sesuai dengan karakternya.
Penulis dari Wandering Star sangat baik dalam membangun karakter tokoh novelnya. Ila digambarkan sebagai karakter yang ceroboh, tidak enakan, namun sangat ceria dan mempunyai banyak hal positif dalam setiap pikiran dan kalimat yang dia lontarkan bertemu dengan Taka yang sangat suka memberikan pujian kepada Ila setiap celotehan dan perilaku dari Ila.
Dari kedua tokoh ini, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan Ila yaitu sulit memaafkan pelaku dari luka hati yang dia miliki dan Taka yang tidak mempunyai hati yang luas dalam merelakan kepergian orang yang dia sayang. Berkat hubungan mereka lambat laun mereka memperbaiki kekurangan tersebut dengan saling membantu.
Khoirotun sukses membangun karakter lebih hidup, setiap bab yang selesai semakin terlihat character building dari setiap tokoh Wandering Star. Alur dan konflik dari novel ini sangat ringan namun tidak membosankan. Karena, setiap alur dan cerita dari Wandering Star menggambarkan sebagian besar keluhan dan masalah yang dialami manusia.
Tentang bagaimana kehidupan harus kita jalani setelah kepergian seseorang, tentang bagaimana kita dapat menerima dengan hati yang luas apapun yang terjadi, tentang bagaimana kita dapat menerima ketidaksempurnaan dalam bagian diri kitai. Tentang bagaimana kita akhirnya dapat berdamai dengan diri sendiri juga dengan orang lain.
Maka dari itulah, Wandering Star disebut sebagai buku Self Improvement berkedok genre Romantis. Banyak pembaca dari Wandering Star merasa ‘dipeluk’ selama membaca buku ini. Karena kata-kata yang dituangkan dalam novel Wandering Star sangat menenangkan setiap keluhan dari banyak masalah yang dihadapi manusia.
Tidak hanya kalimatnya yang menenangkan, penulis juga berusaha untuk membuat kalimat tersebut agar dapat membangkitkan semangat dari pembaca agar tidak terus merasa terpuruk. Salah satu bagian cerita dimana banyak pembaca yang merasa tersindir ketika Ila sedang berusaha keras untuk memaafkan seseorang yang sudah membuat luka di hatinya,kemudian Taka mengatakan, “bagaimanapun mereka pasti pernah menyakiti dan disakiti, dan itu normal. Toh kita semua manusia, bukan malaikat.”
Tokoh pendukung, Ayah dari Taka merupakan salah satu tokoh yang ikut membantu kesuksesan buku ini menuangkan kalimat-kalimat penenang yang mampu mengobati luka di hati. Ayahnya Taka digambarkan sebagai sosok yang bijaksana dan seringkali memberikan banyak nasihat untuk Taka.
Buku ini memiliki banyak sekali moral yang bisa kalian ambil, mulai dari karakter Ila yang sangat baik kepada orang lain, sopan santunnya yang dapat mendidik pembaca. Kemudian Taka yang selalu memberi kalimat nasihat dan seringkali memperlihatkan nasihat dari ayahnya. Bisa dibilang Ila dan Taka merupakan representasi dari kepala setiap manusia, dari interaksi mereka yang sederhana tapi berkesan. lalu jalan cerita yang realistis terhadap bagaimana jalannya dunia ini.
Kesimpulannya, buku ini bukanlah buku yang setelah dibaca bisa dilupakan begitu saja atau langsung kehilangan rasa. Pasti akan membekas lama karena kalimat cantik yang penulis tuangkan.
Nah, itulah sedikit Review dari novel Wandering Star karya dari R. Khoirotun. Jika kalian ingin membaca dan membeli Wandering Star kalian dapat membeli novel tersebut di gramedia.com atau bisa kalian beli di sini.
Demikian review Wandering Star, setelah membaca review ini sampai habis, apakah kamu tertarik untuk membaca buku ini? Kamu bisa dapatkan buku ini di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Novel dengan Tema yang selaras dengan Wandering Star
Kisah tentang dua orang pemimpi yang dikhianati oleh cita-citanya sendiri. Seorang pendiri perusahaan start-up idealis bernama Javier bertemu dengan mantan atlet catur penakut bernama Utara. Saat mereka hampir menyerah untuk memperjuangkan apa yang mereka cita-citakan selama ini, mereka belajar untuk memaafkan keadaan.
Itu merupakan sinopsis dari Novel luka Cita karya Valerie Patkar. Buku ini menceritakan tentang Javier dan Utara yang sedang berjuang menjalani rumitnya hidup dan mengejar mimpi yang ingin mereka raih.
Javier merupakan pemilik dari sebuah perusahaan Start-up yang bernama Pengantara yang berisi lima orang rekan, Bang Jul, Aslan, Rumi dan Lando. Javier mendirikan perusahaan tersebut dari ruangan yang seperti kamar kos hingga berubah menjadi ruangan yang sangat bagus. Namun meski Javier semakin sukses, ia tetap merasakan kekosongan.
Lelaki itu sangat berani dan terbiasa untuk langsung mengeluarkan isi pikirannya, kalimat yang Javier keluarkan selalu tepat sasaran. Belum lagi hobinya beradu argumen karena tidak ingin mengalah.
Meski begitu, semua teman dari lelaki tersebut justru berpendapat bahwa Javier adalah sosok yang baik, mereka memaklumi sifat dari Javier karena masa lalu dari lelaki itu. Sebetulnya mimpinya Javier memang membangun Pengantara. Perusahaan yang sedang dia bangun dengan susah payah itu justru dia lepaskan hanya karena kekosongan yang dia rasakan.
Dia merasa hidupnya tidak lagi berwarna, dan berkali kali gagal untuk menenangkan dirinya sendiri. Karakternya yang pemberani sebenarnya juga hanya apa yang terlihat di luar, Javier justru adalah sosok yang penakut jika berhadapan dengan Pengantara, Utara, dan keluarganya.
Sementara Utara adalah seorang atlet catur yang akhirnya memilih berhenti menjadi atlet papan kesukaannya itu. Padahal Utara sangat mencintai catur sampai dia tidak sanggup melakukan apapun setelah berhenti menjadi atlet catur.
Utara keluar dari mimpi yang berhasil dia raih dan tidak lagi mau bermain catur karena merasa bersalah, berpikir bahwa dia adalah penyebab dari temannya yang bunuh diri karena tertekan setelah kalah sebab orang tuanya yang terobsesi dengan kemenangan anaknya. Padahal catur adalah satu-satunya mimpi yang dia punya, tapi dia harus berhenti karena karakternya yang selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang sebenarnya bukan salahnya.
Memang, Utara digambarkan sangat ahli dalam hal menyalahkan dirinya sendiri, hingga apapun yang dia lakukan dan ucapkan akan terlihat salah dimatanya. Sampai-sampai Utara bisa mengucapkan kalimat berisi makna yang menyalahkan dirinya dengan sangat tenang.
Pertemuan mereka berdua kemudian membuat mereka saling menyadarkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Seperti halnya dengan Wandering Star, buku ini juga merupakan buku bertemakan Self Improvement fiksi yang dibalut dengan kisah romantis. Banyak sekali kalimat cantik yang memotivasi pembaca salah satunya adalah kalimat ini.
“Kalau saat ingin ke tujuanmu, kamu salah jalan… ya ndak apa-apa toh pulang dulu. Terus berpikir deh, bikin rencana untuk pilih jalan yang benar supaya ndak nyasar lagi.’ … ‘Daripada terus jalan dan muter-muter. Makin nyasar, nanti jalan pulang aja ndak tahu gimana. Ya repot, kalau selamanya nyasar, piye?”
Alur yang dituangkan penulis ke dalam buku ini tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat. Sehingga pembaca akan merasa nyaman saat membaca halaman demi halaman. Setiap tokoh yang ada di novel ini juga memiliki peran pentingnya masing-masing.
Sayangnya ada sedikit kekurangan dalam Luka Cita, Sudut pandang yang digunakan pada novel ini, setiap tokoh memiliki bagiannya masing masing dalam menceritakan sudut pandangnya. Sayangnya tidak ada sudut pandang dari Enzo, Lando, dan Aslan yang perannya tidak kalah penting sehingga menimbulkan sedikit celah dalam alur.
Konflik yang diambil oleh penulis tidak terlalu ringan namun tidak juga terasa berat, bahkan penutup dari ceritanya pun terasa manis untuk dibaca. Alur awal cerita mungkin akan terasa sedikit cepat, namun ketika cerita memasuki konflik, penulis akan menceritakan lebih rinci dan mendetail.
Itulah review singkat dari Luka Cita, rekomendasi novel yang selaras dengan Wandering Star. Jika, kalian mengoleksi novel fiksi bertema Self Improvement yang dibaluti dengan adegan romantis. Kamu bisa membeli buku ini di gramedia.com atau bisa kamu beli di sini.
Karena gramedia.com menyediakan banyak sekali buku yang menarik dan serta berkualitas untuk teman Grameds. Untuk mendukung kalian dalam menambah wawasan, Gramedia akan selalu menyediakan buku-buku berkualitas dari jenis fiksi sampai nonfiksi. Jadi yuk beli dan baca koleksi novelnya!
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Buku Tentang Insecure
- Rekomendasi Buku Motivasi Kerja
- Rekomendasi Buku SSelf Improvement
- Rekomendasi Buku Shio
- Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Buku TOEFL
- Rekomendasi Buku Menambah Wawasan
- Rekomendasi Novel Motivasi
- Review Buku A Philosophy of Walking
- Review Buku Blue Ocean Shift
- Review Buku Range
- Review Buku The Book Of Ikigai
- Review Buku Because This is My First Parenting Life
- Review Buku Brand Gardener
- Review Buku The Deals of Warren Buffett
- Review Buku Loving The Wounded Soul
- Review Buku Surrounded by Idiots
- Review Buku Quiet
- Review Buku Things Left Behind
- Review Buku Save The Cat! Write a Novel
- Resensi Buku Berdamai Dengan Diri Sendiri, Masa Lalu dan Takdir
- Resensi Buku Yang Bertahan dan Binasa Perlahan
- Review Buku Epigram 60
- Review Buku The Power of Mind
- Review Buku Melawan Miskin Pikiran: Memenangkan Pertarungan Hidup
- Review Buku What's So Wrong About Your Life
- Review Buku Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati
- Review Buku 21 Lesson for the 21st Century
- Review Bumi yang Tak Dapat Dihuni
- Review Singkat Outliers (Rahasia di Balik Kesuksesan)
- Review Buku Gentle Discipline
- Review Buku Meditations
- Review Buku Melelahkan, Tapi Semua Demi Masa Depan
- Review Buku The Whole Brain Child
- Review Nanti Juga Sembuh Sendiri
- Review Buku Hygge: Seni Hidup Bahagia Orang Denmark Karya Marie Tourell Søderberg
- Rekomendasi Buku Seri Personality Plus At Work
- Rekomendasi Novel Wandering Star
- Rekomendasi Buku Quit: Kekuatan Untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti
- Review Buku Seni Menaklukkan Lawan Bicara