Artikel kali ini membahas mengenai usaha ritel mulai dari pengertian bisnis ritel, fungsi bisnis ritel, tujuan bisnis ritel, dan klasifikasi bisnis ritel disertai dengan rekomendasi buku terkait dari Gramedia.
Table of Contents
Pengertian Ritel
Ritel atau retail dalam bahasa Inggris berarti eceran. Jadi ritel merupakan salah satu cara pemasaran produk meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir sebagai penggunaan barang pribadi dan bukan merupakan bisnis. Untuk kelebihan dari bisnis ini yaitu kegiatan perdagangan penjualan barang secara langsung kepada konsumen terakhir.
Semua barang yang dijual merupakan barang yang dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga. Sistem kerja yang biasanya digunakan dalam bisnis ritel yaitu menghubungkan produsen utama atau grosir besar dengan konsumen yang melakukan pembelian barang dalam jumlah kecil maupun bentuk yang satuan. Sebagian besar produk yang dijual seperti makanan, peranti keras sampai perabot rumah tangga, elektronik konsumen, mebel atau furnitur, alat-alat olahraga dan kantor, alat kesehatan, pakaian dan masih banyak lagi.
Seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut sebagai pengecer. Pengecer melakukan pembelian suatu barang maupun produk dalam jumlah yang besar dari produsen maupun pengimpor, baik itu secara langsung atau melalui grosir dan untuk dijual kembali dalam jumlah yang kecil. Apalagi di era seperti saat ini, bisnis retail menjadi salah satu metode marketing yang tengah populer di kalangan pengusaha. Usaha retail ini dinilai sebagai bisnis yang paling menjanjikan dan juga berpotensi dalam mendatangkan keuntungan besar lho!
Fungsi Bisnis Ritel
Pada umumnya bisnis ritel membuat pembeli maupun penjual merasa diuntungkan. Apakah Grameds tertarik untuk menjadikan retail sebagai bisnis? Jika iya simak terlebih dahulu fungsi dari bisnis retail berikut ini:
- Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang
Dengan adanya bisnis ritel yaitu memudahkan konsumen untuk memperoleh barang yang diinginkan. Dengan adanya ritel dalam memenuhi kebutuhan, konsumen tidak harus membeli langsung kepada produsen dengan jumlah yang sangat banyak. Tanpa adanya ritel, konsumen akan mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. - Memberikan Keuntungan bagi produsen dan grosir
Bisnis ritel bisa mendatangkan keuntungan bagi seorang produsen maupun grosir. Seorang pengecer akan membeli barang dari produsen dalam jumlah banyak. Nantinya, dana tersebut dijadikan modal kembali untuk diputarkan dalam proses produksi. - Menyediakan berbagai macam jenis barang dan jasa
- Penyimpan persediaan barang
Jadi, barang-barang sisa yang masih banyak disimpan di gudang penyimpanan sebagai stok penjualan. - Penyedia jasa
- Meningkatkan nilai produk dan jasa
Tujuan Bisnis Ritel
Tujuan pada bisnis ritel adalah untuk memudahkan pelanggan dalam membeli suatu produk dengan menyediakan persediaan yang cukup dan dikemas dalam ukuran lebih kecil. Berikut penjelasan dari tujuan bisnis ritel, yaitu:
- Menyediakan berbagai pilihan barang yang sesuai dengan keinginan pembeli. Ritel memang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, dan sesuai pula dengan klasifikasinya. Maka dari itu bisnis ritel ini menjadi tempat konsumen untuk membeli berbagai kebutuhan dengan mudah. Konsumen hanya datang ke toko, dan disana tersedia berbagai macam kebutuhan.
- Menawarkan produk barang dalam ukuran unit yang lebih kecil agar para konsumen dapat mencukupi kebutuhannya. Dengan adanya ritel, apabila kita membutuhkan suatu barang, kita tidak perlu lagi membeli dengan jumlah yang banyak. Karena penjual ritel sudah menyediakan barang-barang yang dibutuhkan dengan ukuran yang kita butuhkan. Harga yang diberikan terjangkau dan sesuai dengan barang yang dibeli.
- Menjadi penghubung antara distributor dengan konsumen. Konsumen tidak harus mendatangi distributor langsung untuk membeli sesuatu. Bisnis ritel menyediakan berbagai macam barang dengan ukurannya. Konsumen hanya datang ke toko yang menjual berbagai kebutuhan saja.
- Mengumpulkan informasi mengenai berbagai jenis barang yang menjadi kebutuhan pelanggan. Pebisnis ritel harus paham akan sasaran produk apa yang dibutuhkan di kalangan masyarakat. Apabila Anda membuka usaha toko kelontong, maka pastikan produk yang Anda jual sudah sesuai dengan toko Anda.
- Menyediakan pertukaran nilai tambah dari suatu produk tersebut.
- Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen.
- Menjadikan sarana transaksi bagi produsen dan konsumennya. Tentunya bisnis ritel adalah penjualan yang bertemu langsung dengan pembeli atau konsumennya. Akan tetapi dengan era teknologi seperti ini, belanja pun lebih mudah bisa melalui aplikasi dan telekomunikasi.
Klasifikasi Bisnis Ritel
Klasifikasi bisnis ritel merupakan suatu kegiatan usaha yang dibedakan berdasarkan produk dagangan, aset kepemilikan, maupun lokasi penjualan. Berikut penjelasan mengenai klasifikasi bisnis ritel, yaitu:
1. Berdasarkan pada suatu produk yang dijual
Berdasarkan pada produk yang dipasarkan, ritel dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, produk retail yang menjual barang, contohnya toko mainan. Kedua, service retail penawaran jasa, seperti halnya kendaraan. Ketiga, non-store retail yaitu untuk memasarkan barang menggunakan media tertentu, seperti vending machine.
2. Berdasarkan kepemilikan
Ritel dibagi menjadi tiga jenis yang berdasarkan sifat pemiliknya, yaitu ritel mandiri contohnya warung, toko kelontong dan ruko, waralaba contohnya franchise dan juga kelompok usaha seperti swalayan atau department store yang terkait dalam satu manajemen.
3. Berdasarkan lokasi penjualannya
Usaha ritel bisa dibedakan pula berdasarkan lokasi penjualannya. Pengusaha memiliki akses langsung ke jalan besar termasuk ke dalam jenis ritel strip mall atau lahan komersial.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Bisnis Ritel
Membuka usaha atau bisnis tidak selalu langsung jadi dalam sekali pemikiran saja. Grameds harus memikirkan beberapa faktor pendorong dalam kesuksesan bisnis ritel. Berikut faktor-faktor pendorong bisnis ritel, yaitu:
1. Lokasi usaha
Pastikan lokasi yang Grameds pilih untuk membuka usaha ritel sudah strategis. Lokasi akan adanya usaha menjadi faktor utama yang wajib untuk diperhatikan. Berikut cara memilih lokasi yang tepat untuk memulai bisnis:
- Fasilitas umum
Fasilitas umum yang memadai bisa menjadi pendorong minat bagi calon pembeli untuk berbelanja di toko ritel. Misalnya, Garmeds memilih lokasi yang berada di dekat sarana transportasi, seperti terminal angkutan umum ataupun stasiun kereta. - Peraturan atau perizinan membuka usaha
Perijinan bisnis ritel juga salah satu faktor penting dalam kesuksesan pembangunan usaha. Pastikan Grameds memilih lokasi yang bukan sengketa dan mempertimbangkan beberapa peraturan yang berlaku.
2. Suasana toko
Komponen lain sebagai pendorong majunya bisnis ritel adalah keadaan tempat usaha. Suasana yang nyaman dapat mendorong minat calon pelanggan untuk datang ke toko Anda. Misalnya, memasang musik yang trend dan kekinian, dan juga mengatur lighting di toko tersebut.
3. Barang produksi
Produksi juga merupakan salah satu komponen penting dalam dunia usaha seperti bisnis ritel. Grameds harus menentukan produk dan jasa apa yang akan ditawarkan ke pasar. Barang produksi pada umumnya menjadi langkah awal untuk sebuah usaha. Biasanya hal ini meliputi ide mengenai suatu produk yang bisa didapatkan dari berbagai sumber.
Langkah termudah yang bisa dilakukan adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang akan dijualkan serta melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tentang kelebihan serta kekurangan dari produk yang akan Anda tawarkan tersebut. Dalam bisnis ritel, produksi adalah salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Apabila Anda akan memulai bisnis ritel, pastikan Anda sudah mempertimbangkannya secara matang.
4. Promosi
Promosi suatu produk menjadi aspek penting juga dalam bisnis ritel. Salah satu cara berpromosi yang paling efektif adalah dengan beriklan. Bagi Anda atau wirausaha lainnya yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan juga efisiensinya. Bagi Anda yang menginginkan efektifitas dalam beriklan maka sebaiknya memilih media iklan yang cocok dengan karakter target pasar dari produk yang akan ditawarkan.
Apabila biaya yang Anda punya belum cukup untuk memasang iklan, maka gunakanlah sosial media Anda sebagai penggantinya. Dan untuk tahap awal dalam memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya juga menjadi pertimbangan dan prioritas supaya tidak menimbulkan masalah. Pastikan biaya dalam produk, lokasi dan juga iklan sudah cukup.
Jika Grameds bingung mau memulai mempromosikan produk dari mana, Grameds bisa membaca buku sebagai referensi yang tersedia di www.gramedia.com.
Tips Untuk Memulai Bisnis Ritel
Apabila Grameds tertarik dengan bisnis satu ini, berikut tips-tips untuk memulai bisnis ritel, yaitu:
1. Sumber daya termadai
Hal pertama dalam tahapan bisnis ritel yaitu sumber daya manusia dengan menerapkan beberapa tips dan strategi dalam menjalankan usaha
2. Kode khusus
Saat Anda akan menjalankan usaha ritel, pastinya ada ratusan barang yang harus diatur dan dipasarkan kepada calon konsumen. Anda bisa memberikan beberapa kode khusus untuk setiap item barang agar memudahkan dalam mengingat barang dan juga untuk memperkirakan jumlahnya.
3. Tidak menaruh semua barang di display
Pilihlah beberapa item saja untuk ditampilkan di display, barang yang memang laku di pasaran dan untuk sisa barangnya bisa disimpan di gudang. Misalnya Anda akan menjual kebutuhan sehari-hari, maka pastikan yang Anda tampilkan di item tidak jauh dari baran-barang tersebut.
4. Sistem first in first out
Pastikan Anda selalu melakukan pengecekan rutin dan berulang-ulang dengan sistem first in first out untuk sebagian produk yang memiliki masa kadaluarsa singkat. Pengecekan ini bertujuan agar tidak ada barang-barang yang terbuang sia-sia.
Contoh Bisnis Ritel yang Ada di Indonesia
Manajemen dari bisnis ritel merupakan sistem pelayanan konsumen dalam jumlah masif, yang tentunya memiliki banyak produk di dalamnya. Maka secara otomatis bisnis ini terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis usaha ritel di Indonesia, seperti:
1. Berdasarkan kepemilikan
- Ritel Mandiri
Jenis usaha ritel mandiri, yang mana jenis bisnis ritel ini dimiliki oleh individu atau perorangan saja. Karena dimiliki perorangan, biasanya bisnis ini berskala kecil serta dikerjakan secara mandiri oleh sang pemilik.
Tapi pemilik usaha ini juga bisa untuk mengembangkan usahanya dan menambah jumlah karyawan, menambah modal usaha, sampai menggunakan sistem dan juga manajemen yang lebih baik. - Franchise/Waralaba
Para pebisnis, mungkin sudah tidak asing dengan jenis usaha satu ini, yang juga masuk sebagai usaha ritel, yakni franchise. Franchise merupakan sebuah usaha jenis bisnis dengan membeli atau menyewa hak untuk menggunakan konsep bisnis hingga produk dari suatu brand tertentu.
Model bisnis ritel jenis ini, biasanya para pebisnis akan mendapatkan haknya tersebut, dan juga bisa menjual suatu produk yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat. Sehingga, Anda tidak perlu lagi untuk memperkenalkan suatu brand tersebut dari nol.
Contoh dari usaha ritel jenis ini, seperti Indomaret, Alfamart, Ayam Geprek Bensu, Kopi Kenangan, dan masih banyak lagi. - Corporate Chain
Jenis usaha ritel ini dengan kepemilikan gabungan dari beberapa individu, yang juga merupakan pemegang saham dari perusahaan yang dijalankan tersebut. Jenis usaha ritel ini dilakukan oleh korporasi dan biasanya usaha ritel ini mendapatkan skala yang besar.
Contohnya dari usaha ritel jenis ini, seperti Matahari Group, Robinson Group, Ramayana Group, dan masih banyak lagi.
2. Toko serba ada (Toserba)
Tujuan dibentuknya bisnis ritel adalah untuk menyediakan berbagai produk dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari bagi calon konsumen. Barang-barang yang tersedia di toserba tidak lain merupakan barang yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Misalnya, minimarket, supermarket dan juga departemen store.
3. Khusus yang Menjual Satu Jenis Produk saja
Pada umumnya usaha ritel jenis ini memiliki beberapa kategori yang sempit, akan tetapi barang-barang yang dijual akan lebih fokus atau hanya ada satu jenis barang saja dalam satu tokonya. Misalnya, showroom mobil, bengkel, restoran, toko mainan, obat-obatan atau apotik, toko emas dan perhiasan, pakaian, dan toko buku atau alat tulis.
4. Pengecer Non-Toko
Di era modern seperti saat ini, teknologi sangat membantu dalam perkembangan pembelajaran maupun ekonomi. Perkembangan teknologi juga merambat sampai ke bisnis ritel di Indonesia, seiring dengan majunya teknologi saat ini. Seperti menjadi pengecer non-toko. Akan tetapi jenis usaha ini akan memanfaatkan sarana alat komunikasi, seperti email, website, aplikasi khusus belanja online, bahkan telepon untuk menjual produk eceran. Jadi produsen dan konsumen tidak harus bertemu langsung, dan barang yang dibeli akan dikirimkan.
5. Gerai Pabrik “Factory Outlet”
Gerai pabrik dimiliki dan dijalankan oleh produsen dan biasanya juga menjual barang-barang yang berlebihan dan tidak diproduksi lagi atau tidak biasa.
6. Klub Gudang Atau Klub Pedagang Besar “Warehouse Clubs Atau Wholesale Clubs”
Menjual berbagai pilihan yang terbatas jenis produknya, seperti kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang lain dengan menggunakan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang membayar iuran keanggotaan tahunan.
7. Pemasaran Langsung “Direct Marketing”
Pemasaran ini langsung dimulai dari katalog dan surat pos, bahkan sekarang telah berkembang berbagai cara baru yang modern, seperti pemasaran melalui telepon “Telemarketing”, pemasaran melalui TV “Home Shopping” maupun informasi berbelanja melalui elektronik “Infomercial”.
8. Mesin Penjual Otomatis “Automatic Vending”
Mesin penjual otomatis ini memiliki beberapa keunggulannya, seperti penjualan dua puluh empat jam dalam sehari, serta juga mudah ditemukan di banyak tempat yang strategis.
9. Pemasaran Jaringan “Network Marketing-MLM”
Perusahaan memilih wirausahawan untuk berperan sebagai distributor. Distributor akan memilih beberapa anggota baru sebagai agennya. Para agen kemudian akan memilih beberapa orang lain lagi untuk menjual produk perusahaan kepada para pembeli yang potensial.
10. Penjualan Satu-Satu “One to One Selling”
Penjualan dilakukan oleh wiraniaga dengan cara mengunjungi tempat tinggal konsumen dengan satu per satu serta dengan menawarkan produknya dan juga berusaha untuk mendapatkan pesanan pembelian.
11. Penjualan Satu Ke Banyak “One to Party Selling”
Wiraniaga akan datang ke rumah seorang konsumen dan mengundang teman atau tetangganya untuk melihat demonstrasi suatu produk.
12. Jasa Pembelian “Buying Service”
Suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus seperti sekolahan, rumah sakit ataupun lembaga pemerintahan. Anggota organisasi tersebut dapat menjadi anggota jasa pembelian dan mereka boleh membeli berbagai produk dengan harga diskon.
Tertarik membuka bisnis ritel? Jika tertarik pastikan Grameds sudah tahu lebih dalam mengenai informasi bisnis ini, konsepnya serta tujuannya. Grameds bisa membaca buku untuk menambah wawasan seputar ritel dan penjualan lainnya dan dapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik!
Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
- Agunan
- Appraisal
- Biaya Ivestasi
- Bisnis MLM
- Bisnis Startup
- Blockchain
- Cash flow
- Capital Gain
- CrowdFunding
- Cryptocurrency
- Contigency Plan
- Delisting
- Dropshipper
- Ekuitas
- Content Marketing
- Fee
- Fidusia
- Franchise
- Gestun
- Invoice
- Inovasi Product
- Investasi Jangka Panjang
- Investasi Leher Ke Atas
- Istilah-istilah Saham
- Lead
- Join Venture
- Kredit Produktif
- Komitmen Mutu
- Kode Refferal
- Konsinyasi
- Keunggulan Komparatif
- komoditas
- Letter Of Intent
- Listing
- Mansion
- Neobank
- Pasar Uang
- Passive Income
- Papperless
- Paypal
- Perbedaan Hedge Fund dan Mutual Fund
- Prospek
- Product Knowledge
- Properti
- Partnership
- Real Estate
- Refferal Marketing
- Refinance
- Relisting
- Return Of Investment
- Ritel
- Right Issue
- Saham
- Sinking Funds
- Short Selling
- Story Telling
- Sales dan Marketing
- Service Excellence
- Social Media Marketing
- Smart Contract
- Subjek Pajak
- Tanah Sengketa
- Tenor
- VUCA
- Coaching
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien