Self efficacy atau efikasi diri yang dimiliki seseorang biasanya akan berpengaruh pada individu tersebut dalam menentukan sebuah tindakan atau keputusan. Dimana tindakan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa hal atau kemungkinan-kemungkinan yang akan hadir di masa depan. Sebenarnya, apa sih self efficacy? Bagi Grameds yang belum memahami tentang hal ini, kamu harus membaca artikel ini hingga tuntas.
Selain akan membahas apa itu self efficacy, pengertian secara umum dan menurut para ahli. Penulis juga akan menjelaskan mengenai ciri-ciri self efficacy, contoh, klasifikasi, dimensi, dan juga peran efikasi diri secara lebih detail. Dengan informasi yang penulis sajikan, harapannya Grameds yang membaca akan lebih mudah memahami tentang self efficacy secara lebih lengkap.
Table of Contents
Pengertian Self Efficacy
Self efficacy / Efikasi diri adalah salah satu persepsi seseorang yang menganggap bahwa orang tersebut bisa melakukan sesuatu yang cukup penting untuk mencapai sebuah tujuan. Hal tersebut mencakup tentang perasaan untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan serta secara emosional mereka mampu untuk melakukan hal itu.
Mengutip dari Woolfolk (2004), mengungkapkan bahwa self efficacy adalah sebuah penilaian secara spesifik yang berkaitan dengan kompetensi guna mengerjakan sebuah tugas yang spesifik pula. Sedangkan di Bandura (1997), mengungkapkan bahwa keyakinan seseorang kepada kemampuan mereka akan mempengaruhi cara individu tersebut dalam merespon situasi atau kondisi tertentu.
Secara umum, self efficacy merupakan sebuah keyakinan diri atau kepercayaan individu terhadap kemampuan mereka dalam melakukan suatu hal, menghasilkan sesuatu, mengorganisasi, mencapai tujuan mereka, dan juga mengimplementasikan tindakan guna mewujudkan keahlian tertentu.
Secara singkat, self efficacy memiliki arti keyakinan atau kepercayaan seseorang kepada kekuatan diri. Bisa dibilang, efikasi diri adalah percaya diri dalam mengerjakan sesuatu hal tertentu.
Pengertian Self Efficacy Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pengertian self efficacy menurut para ahli, simak penjelasannya di bawah ini ya.
1. Bandura (1986)
Self efficacy adalah suatu kepercayaan diri terhadap kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan.
2. Stipek (2001)
Efikasi diri merupakan sebuah kepercayaan atau keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki diri sendiri.
3. Santrock (2007)
Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang mereka miliki dalam menguasai kondisi dan situasi serta menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi mereka.
4. Niu (2020)
Efikasi diri adalah hasil dari sebuah interaksi antara lingkungan eksternal, kemampuan personal, mekanisme penyesuaian diri, dan pendidikan serta pengalaman.
Ciri-ciri Individu yang Mempunyai Self Efficacy / Efikasi Diri
Di dalam self efficacy seseorang, terdapat 3 tingkatan yang berbeda. Ada individu yang mempunyai tingkat dengan level yang tinggi. Namun ada juga yang mempunyai self efficacy dengan tingkat level rendah.
Meski begitu, apabila kamu yakin bahwa kamu mempunyai self efficacy, karena selalu merasakan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Maka alangkah lebih baik jika hal tersebut diiringi dengan rasionalitas. Supaya diri kamu akan tetap seimbang.
Selain itu, kamu juga perlu memahami ciri-ciri seseorang yang memiliki sifat efikasi diri yang seimbang. Berikut ini adalah ciri-ciri yang perlu kamu ketahui.
1. Memiliki komitmen yang kuat terhadap minat dan juga kegiatan yang dilakukan
2. Tidak butuh waktu lama untuk bangkit dan kembali bersemangat dari putus asa ataupun rasa kecewa
3. Bisa mengambangkan minat supaya dapat berpartisipasi di berbagai kegiatan yang sedang diikuti
4. Menganggap tantangan adalah sesuatu hal yang harus dikuasai
Selain self efficacy yang seimbang, kamu juga perlu mengetahui beberapa ciri seseorang yang memiliki sifat efikasi diri yang rendah. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Selalu memikirkan kegagalan dan lebih fokus pada hal-hal yang bernilai negatif
2. Cepat merasa kehilangan kepercayaan diri
3. Apabila menemukan tugas yang cukup sulit, maka mereka akan cenderung merasa bahwa hal tersebut diluar kemampuannya
4. Terlalu sering menghindari tantangan tertentu
Berdasarkan penjelasan ciri-ciri di atas, dapat kita simpulkan jika nilai efikasi diri mampu mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang.
Contoh Self Efficacy / Efikasi Diri
Salah satu contoh self efficacy bisa kita lihat pada seorang entrepreneur. Dimana mereka seringkali membuat penilaian diri terhadap suatu hal yang tidak tentu. Oleh karena itu, saat membuat suatu keputusan atau sebuah pertanyaan tentang pengelolaan sumber daya yang dimiliki, mereka perlu memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Sehingga saat orang lain mengetahui tentang kemampuan mereka dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas. Maka mereka bisa dikatakan sebagai individu yang memiliki self efficacy yang tinggi. Hal itu bisa terjadi jika mereka tahu kekurangan dan kelebihannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada.
Seseorang bisa dianggap memiliki self efficacy yang tinggi tidak hanya diukur dari tingkat PD mereka saja. Namun juga tentang mawas diri yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga akan merencanakan suatu tindakan dan bisa menutupi kekurangan mereka. Supaya mereka bisa memperoleh target yang telah ditentukan.
Dimensi Self Efficacy / Efikasi Diri
Konsep dari self efficacy terbagi menjadi tiga dimensi yang berbeda, yaitu besarnya, kekuatannya, dan generalitas.
1. Besarnya
Besarnya dimensi self efficacy merujuk pada tingkat kesulitan yang dianggap bisa ditangani oleh individu. Contohnya, seseorang telah meyakini bahwa dia akan menempatkan panah tepat di tengah target sebanyak 5 kali hingga 7 kali percobaan. Namun, ada individu lain yang meyakini bahwa Ia bisa mengenai target sebanyak 8 kali. Itu artinya, orang yang kedua memiliki self efficacy yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang pertama.
2. Kekuatan
Kekuatan disini merujuk pada sebuah keyakinan yang berkaitan dengan efikasi diri yang kuat atau lemah. Apabila dicontoh sebelumnya, orang pertama hanya yakin bisa mengenai target sebanyak 5 kali, sedangkan orang kedua yakin bahwa Ia bisa mengenai target 8 kali. Maka orang kedua menunjukkan efikasi diri yang lebih kuat dibandingkan orang pertama.
3. Generalitas
Ini menunjukkan seberapa luas keyakinan kamu terhadap kemampuan yang dimiliki. Apabila orang pertama tadi berpikir bahwa dia bisa mengenai target dengan menggunakan senapan, anak panah, atau pistol. Sedangkan orang kedua tidak berpikiran seperti itu. Maka orang pertama memiliki generalitas yang lebih luas dibandingkan orang kedua.
Dimensi Self Efficacy / Efikasi Diri Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pembagian dimensi Self Efficacy yang dikemukakan oleh Corsini (1994) dan Bandura (1997).
1. Corsini (1994)
a. Kognitif, memiliki arti bahwa Self Efficacy terbentuk dari kemampuan seorang individu dalam memikirkan metode dan cara apa yang akan mereka gunakan serta menyusun tindakan yang akan mereka ambil untuk mencapai tujuan serta goals yang mereka harapkan.
b. Motivasi, artinya kemampuan seorang individu dalam membentuk suatu tekad dan ambisi yang akan digunakan sebagai motivasi untuk dirinya sendiri. Motivasi ini akan sangat berguna untuk memudahkan seorang individu dalam mengambil tindakan dan keputusan untuk mencapai hasil dan tujuan yang mereka harapkan.
c. Afeksi, artinya kemampuan seorang individu dalam mengatur dan mengatasi emosi apabila mereka mengalami suatu lonjakan emosi yang tak terduga. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mereka dalam mencapai hasil dan tujuan yang mereka harapkan.
d. Seleksi, artinya kemampuan seorang individu dalam menyaring segala tingkah laku dan lingkungan sekitar yang benar dan tepat untuk memudahkan mereka dalam mencapai hasil dan tujuan yang mereka harapkan.
2. Bandura (1997)
a. Tingkat (level)
Tingkat Self Efficacy tiap individu dalam mengerjakan serta menyelesaikan suatu tugas jelas berbeda. Perbedaan itu, bergantung pada tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Seseorang akan memiliki Self Efficacy tinggi apabila mereka mengerjakan tugas yang relatif simple dan mudah bagi dirinya.
Jelas apabila tugas-tugas yang sulit dan rumit akan lebih membutuhkan kompetensi yang lebih tinggi pula. Seseorang yang memiliki Self Efficacy tinggi biasanya akan memilih tugas sesuai dengan kemampuannya.
b. Keluasan (generality)
Dimensi yang kedua memiliki hubungan dengan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengerjakan bidang atau sesuatu yang sedang ia kerjakan. Mereka dapat mengemukakan bahwa dirinya mempunyai Self Efficacy pada aktivitas yang beragam atau terbatas pada kegunaan dari domain tertentu saja.
Seseorang dengan tingkat Self Efficacy yang tinggi akan lebih mudah menguasai berbagai bidang sekaligus untuk menyelesaikan pekerjaannya. Begitu pula sebaliknya dengan individu yang memiliki Self Efficacy rendah cenderung akan menguasai lebih sedikit bidang untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
c. Kekuatan (strength)
Dimensi terakhir lebih memfokuskan pada level kekuatan atau resistansi dari seseorang terhadap keyakinannya. Self Efficacy akan memberitahukan pada seseorang bahwa segala tindakan dan pekerjaan yang mereka lakukan akan membuahkan hasil yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Dasar dari mengapa dirinya menjadi pekerja keras adalah karena Self Efficacy mereka yang tinggi.
Klasifikasi Self Efficacy / Efikasi Diri
Self Efficacy dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Self Efficacy tinggi dan Self Efficacy rendah. Seseorang yang memiliki Self Efficacy tinggi cenderung akan langsung turun tangan dalam mengerjakan tugasnya, sedangkan untuk orang yang memiliki Self Efficacy rendah cenderung akan menunda-nunda bahkan menghindari pekerjaan tersebut.
Mereka yang memiliki Self Efficacy tinggi biasanya akan mengerjakan tugas-tugas tertentu dan lebih sulit. Mereka tidak menganggap tugas atau pekerjaan yang mereka kerjakan sebagai beban atau ancaman untuk mereka. Disamping itu pula, mereka akan memilih untuk mengembangkan passion-passion mereka terhadap suatu aktivitas untuk dapat mencapai goals mereka.
Mereka juga memiliki potensi untuk mencegah kemungkinan kegagalan yang terjadi. Seseorang yang memiliki Self Efficacy tinggi bila mengalami kegagalan, mereka akan cepat bangkit dan segera mendapatkan Self Efficacy mereka kembali. Mereka selalu berpikir bahwa kegagalan adalah bentuk dari usaha yang belum maksimal.
Sebaliknya, untuk mereka yang memiliki Self Efficacy rendah akan menghindari segala tugas yang mereka emban. Mereka menganggap bahwa tugas merupakan suatu beban dan ancaman untuk mereka. Seorang Self Efficacy rendah memiliki motivasi yang rendah serta komitmen yang lemah pula, mereka merasa tidak yakin dengan kemampuan diri mereka untuk dapat mencapai goals mereka.
Saat mereka mengerjakan tugas yang sulit, mereka akan overthinking dan memikirkan kekurangan mereka. Semua itu hanya akan menghabiskan waktu serta sia-sia. Mereka meminimalisir usaha dan akan memilih untuk menyerah.
Ada beberapa perbedaan pola perilaku dari kedua jenis Self Efficacy tersebut, berikut perbedaannya.
Self Efficacy tinggi :
- Lebih aktif dalam memilih peluang
- Mampu membaca situasi, mencegah hambatan dan mengatasinya
- Memiliki tujuan
- Pandai menyusun rencana
- Pekerja keras
- Dapat menyelesaikan masalah dengan kreatif
- Menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran
- Membatasi overthinking dan stress
- Menggambarkan keberhasilan
Self Efficacy rendah :
- Kurang aktif, bahkan pasif
- Menghindari tugas
- Tingkat motivasi dan komitmen rendah
- Hanya memikirkan kekurangannya
- Tidak ada usaha
- Minder
- Menganggap serius kegagalan, namun tidak berusaha untuk memperbaikinya
- Mudah gelisah
- Selalu berpikir dia akan gagal
Peran Self Efficacy / Efikasi Diri
Self Efficacy memiliki peranan yang penting bagi setiap individu, karena mempengaruhi bagaimana individu tersebut dalam berpikir, bertingkah laku, merasakan, dan memotivasi dirinya sendiri. Self Efficacy memiliki peran yang tinggi bagi setiap individu, berikut ini adalah perannya:
- Membuat individu menentukan kesiapannya dalam merencanakan apa yang harus dilakukan.
- Setiap individu akan memiliki daya tahan ketika dihadapkan oleh berbagai kegagalan dan rintangan.
- Memiliki pola pikir yang tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan di sekitar lingkungan.
- Dapat mencerminkan suatu individu melakukan seberapa besar usaha dan upaya untuk mencapai tujuannya.
- Individu akan menganggap keadaan yang dirasa tidak nyaman sebagai sebuah tantangan dan tidak perlu dihindari.
- Dapat terhindar dari stress dan depresi.
- Memiliki tujuan sesuai dengan kemampuan.
Cara Meningkatkan Self Efficacy / Efikasi Diri di Tempat Kerja
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri yang supaya mendukung Anda untuk lebih produktif, berikut beberapa caranya, yaitu:
1. Mengamati Orang Lain
Untuk meningkatkan tingkat efikasi diri, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengamati seseorang yang telah berhasil dalam menyelesaikan tugas dengan cara yang telah dilakukan. Saat Anda melihat seseorang menjadi sukses dan performanya dihargai, maka Anda akan termotivasi dan menjadikannya sebagai role model untuk menambah keyakinan Anda dalam melakukan sesuatu hal yang sama.
2. Memiliki Teman yang Kreatif
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan self-efficacy adalah dengan memiliki teman yang kreatif. Karena, dengan memiliki teman yang kreatif kemampuan Anda akan terus diasah karena akrab dengan mereka.
3. Menemukan Mentor
Dalam lingkup tempat kerja, kehadiran mentor akan sangat penting. Karena, para mentor mambu membuat Anda merasa terbantu dengan memberikan masukan untuk perkembangan karir Anda ketika Anda merasa kesulitan.
4. Menuliskan Kesuksesan
Menulis setiap kesuksesan yang telah Anda lakukan setiap harinya mampu membantu untuk meningkatkan rasa self-efficacy. Hal itu dapat membuat Anda lebih percaya diri terhadap kemampuan yang sebenarnya Anda tidak terlalu buruk ketika melakukannya. Sehingga Anda bisa berkembang setiap harinya dan itu bagus untuk Anda.
5. Hindari Situasi Penuh Tekanan yang Tak Lazim
Ketika kondisi Anda sedang buruk dan sedang merasakan hal yang tidak biasa, maka performa Anda akan sangat berdampak. Yang harus Anda lakukan jika mengetahui ada seseorang yang ingin menjatuhkan Anda, maka jauhi dan hindari mereka untuk menghindari situasi penuh tekanan.
6. Mengembangkan Keahlian
Hal terakhir yang dapat dilakukan supaya meningkatkan efikasi diri adalah dengan mengembang keterampilan yang Anda miliki atau yang dibutuhkan supaya dapat bekerja secara lebih efektif.
Saat sedang mengalami kesulitan dalam bekerja, Anda dapat mengidentifikasi kesulitan tersebut, kemudian tentukan hal yang dapat dipelajari atau dikembangkan dari kesulitan tersebut. Anda pun dapat meminta masukan dari orang lain supaya dapat meningkatkan keterampilan tersebut.
Jadi, Self Efficacy merupakan hal yang penting bagi setiap individu untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Self Efficacy juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu self efficacy tinggi dan rendah. Selain itu, peran yang dimiliki efikasi diri sangat penting untuk memotivasi tiap individu mengembangkan kemampuannya di tempat kerja.
- Affirmasi Pagi
- Affirmasi Islami
- Affirmasi Dalam Hubungan
- Anger Issue
- Altrutisme
- Berdamai Dengan Diri Sendiri
- Berpikir Positif
- Berpikir Kreatif dan Inovatif
- Broken Home
- Cara Agar Tidak Insecure
- Cara Agar Tidak Mudah Menangis
- Cara Menjadi Dewasa
- Cara Menjadi Orang Ikhlas
- Cara Mengenal Diri Sendiri
- Cara Mencintai Diri Sendiri
- Cara Menjadi Orang Cuek
- Cara Menhilangkan Banyak Pikiran
- Cara Menghadapi Orang dengan Trust Issue
- Cara Meditasi Yang Benar
- Cara Melatih Mental
- Ciri Orang Yang Sombong
- Critical Thinking
- Childish
- Contoh Hard Skill
- Contoh Self Control
- Denial
- Demotivasi
- Deja Vu
- Duck Syndrome
- Eksibisionis, Pedofilia, Fetisme
- Etika
- Emosi Tidak Stabil
- Fixed Mindset
- Ghosting
- Guilt Tripping
- Hantu Seram
- Highly Sensitive Person
- Insecure
- Jemawa
- Kepribadian Ganda
- Manajemen Stres
- Me Time
- Menangis Tanpa Sebab
- Mengapa Kutu Buku Pakai Kacamata
- Mindfulness
- Moody
- Mood Swing
- Mood Booster
- Maladaptive Daydreaming
- Narsisme
- Konsep Diri
- Konsep Berpikir Komputasional
- Logika
- Obsesi
- Obat Sedih
- Perbedaan Introvert dan Ekstrovert
- Percaya Diri
- Perfeksionis
- Pesimis
- Sikap Pesimis
- Pengertian Hard Skill
- Perkembangan Emosi
- Penyebab Kenapa Afirmasi Gagal
- Philophobia
- Pikiran Negatif
- Playing Victim
- Produktif
- Regulasi Emosi
- Sifat Manipulatif
- Self Awarness
- Self Afirmasi
- Self Control
- Self Care
- Self Development
- Self Diagnosis
- Self Efficacy
- Self Esteem
- Self Healing
- Self Healing Terbaik
- Self Harm
- Self Improvement
- Self Love
- Self Management
- Strict Parents
- Self Reward
- Self Reminder
- Self Talk
- Sikap Optimis
- Soft Skill
- Tanggung Jawab
- Trauma Healing
- Trust Issue
- Overthinking
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien