Maluku merupakan salah satu provinsi tertua yang ada di Indonesia. Secara internasional, Maluku juga dengan dengan istilah Moluccas. Provinsi ini terdiri atas pulau-pulau kecil yang jumlahnya mencapai 1027 pulau. Sehingga, wilayah ini memperoleh julukan sebagai “Provinsi Pulau Seribu”. Maluku sendiri terletak di wilayah Indonesia bagian timur yang mana berbatasan langsung dengan Pulau Sulawesi di barat, Papua di timur, dan Timor di selatan. Wilayah Kepulauan Maluku ini dibagi menjadi dua provinsi, yaitu Maluku Utara dan Maluku.
Dengan hanya ada dua provinsi di suatu kepulauan besar merupakan sebuah hal yang cukup menarik untuk dibahas secara budayanya. Di dalam kepulauan Maluku yang besar itu, ada banyak sekali ragam suku bangsa, bahasa, dan juga budaya yang menghiasi keindahan Kepulauan Maluku.
Selain keindahan alam Maluku yang sangat memukau setiap mata yang melihatnya. Keindahan tradisi dan adat istiadat Maluku juga menjadi salah satu hal yang sangat menarik untuk dibahas lebih dalam. Dengan jumlah lebih dari 2 juta anggota kelompok suku di Maluku, pastinya jumlah tersebut banyak mewariskan keragaman budaya yang menambah keeksotisan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Serupa dengan suku bangsa lainnya yang ada di Indonesia. Maluku juga mempunyai beragam kesenian yang bisa diamati melalui sebuah tarian, tenunan, patung, senjata tradisional, dan kesenian bangunannya. Berbagai macam kesenian itu adalah bentuk nyata dari budaya yang menjadi identitas untuk warga Maluku. Identitas adalah sebuah ciri khas yang bisa membedakan antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya. Walaupun begitu, dalam kehidupan bermasyarakat yang berbhineka tunggal ika, perbedaan yang ada justru dinilai sebagai sebuah keragaman ataupun variasi. Semakin bervariasi sebuah budaya, maka akan semakin kental juga identitas bangsanya.
Identitas dari sebuah suku bangsa bisa kita pelajari melalui senjata tradisionalnya. Misalnya saja senjata Keris yang ada di Jawa, Rencong di Aceh, dan juga Parang Salawaku yang ada di Maluku. Di dalam artikel ini, kita membahas mengenai nama-nama senjata tradisional Maluku yang perlu kita pahami lebih dalam.
Table of Contents
Daftar Senjata Tradisional Maluku
Kekayaan budaya yang ada di Indonesia memang tidak ternilai lagi. Dengan adanya keberagaman suku bangsa, bisa kita jumpai juga keanekaragaman senjata tradisional yang ada di setiap daerah. Di bawah ini, kita akan membahas tentang senjata tradisional Maluku yang bisa melambangkan gelora keberanian masyarakat Maluku. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini ya.
1. Parang Salawaku
Parang Salawaku adalah salah satu senjata tradisional Maluku yang berbentuk sepasang parang dan perisai. Istilah Parang Salawaku ini terdiri atas dua kata penyusun, yakni parang dan salawaku. Kata parang memiliki arti yaitu pisau besar, walaupun lebih pendek dibandingkan pedang. Sementara untuk kata salawaku memiliki arti yaitu perisai.
Tak hanya itu saja, kita juga bisa melihat gambar dari kedua senjata ini melalui sebuah lambang atau simbol dari pemerintah kota Ambon. Untuk masyarakat setempat, sepasang parang dan perisai merupakan sebuah simbol kemerdekaan rakyat. Pada zaman dulu, senjata Parang Salawaku ini berguna atau berfungsi sebagai senjata untuk perang.
Sementara di zaman sekarang ini, senjata tradisional Maluku ini digunakan sebagai properti ketika sedang melaksanakan tarian Cakalele. Tarian Cakalele ini juga menyimbolkan keberanian, kekuatan, dan semangat para kaum laki-laki yang ada di Maluku. Parang yang digenggam di tangan kanan penari melangbangkan keberanian. Sedangkan Salawaku yang digenggam di tangan kiri penari menyimbolkan semangat perjuangan demi mendapatkan keadilan.
Parang Salawaku ini biasanya dibuat menggunakan bahan baku berupa besi yang akan ditempa dengan cara khusus oleh para pengrajin. Saat Parang sudah jadi, ukuran panjangnya bisa mencapai 90 sampai 100 cm. Panjang dari Parang tersebut bisa disesuaikan dengan ukuran besar tubuh dari pemilik senjata tersebut. Oleh sebab itu, ukurannya memiliki banyak sekali variasi. Sementara di bagian bilah dari Parang tersebut, biasanya terbuat dari kayu yang keras. Misalnya saja kayu besi ataupun kayu Gapusa.
Senjata tradisional Maluku tersebut mempunyai filosofi yang cukup dalam untuk masyarakat Maluku. Filosofi yang terkandung di dalamnya yaitu menyimbolkan anak laki-laki yang disebut sebagai “laki-laki kabaresi” atau laki-laki yang mempunyai kelebihan.
Itu berarti setiap anak laki-laki dituntut harus bisa melindungi semua anggota keluarganya dalam segala kondisi dan situasi. Di dalam keluarga Maluku, Parang Salawaku memiliki arti yakni para sebagai sebuah elemen yang keras, bisa kita ibaratkan dengan sosok ayah. Sedangkan untuk salawaku yaitu sebagai elemen yang lembut, bisa kita ibaratkan sebagai sosok ibu.
Selain itu, ada juga sebuah pepatah kuno dari masyarakat Maluku yang berbunyi “ Laki-laki Pegang Parang dan Salawaku dan Perempuan Keku Sempe dan Aru-aru” Itu artinya, suami harus selalu siap untuk berkebun, sementara seorang istri harus memetik hasil dan menyajikannya kepada suami dan anak-anak.
Di bawah ini adalah beberapa fungsi dari senjata Parang Salawaku, antara lain:
a. Sebagai Senjata Perang
Senjata Parang Salawaku ini memiliki beberapa fungsi. Biasanya, masyarakat akan menggunakannya sebagai senjata perang. Walaupun senjata ini hanya sebuah senjata tradisional, namun Parang Salawaku bisa membantu masyarakat Maluku dan rakyat Ambon untuk menghalau penjajah dan mempertahankan daerah Maluku. Walaupun ukurannya yang tidak terlalu panjang, tapi manfaatnya tidak kalah luar biasa.
b. Sebagai Simbol Pemerintahan
Parang Salawaku ini sudah dijadikan sebagai simbol dari pemerintahan kota Ambon, Maluku. Hal tersebut membuktikan bahwa rakyat Maluku sangat bangga terhadap senjata tradisional Parang Salawaku ini. Senjata ini adalah simbol kemerdekaan rakyat Maluku.
c. Sebagai Pelengkap Tarian
Adapun fungsi lain dari Parang Salawaku adalah sebagai pelengkap tarian Cakalele. Tarian Cakalele ini merupakan tarian perang tradisional. Umumnya, tarian ini akan dilaksanakan untuk menyambut tamu yang penting ataupun untuk upacara adat. Cakalele ini bisa ditarikan oleh 30 orang pria ataupun wanita. Tariannya akan diiringi dengan perpaduan alat musik drum, flute, dan juga sejenis alat musik tiup.
Ketika membawakan tarian ini, laku-laki akan membawa parang dan salawaku. Sementara untuk penari wanita akan membawa Lenso, yaitu sejenis saputangan. Di dalam tarian ini, Parang Salawaku akan dihadirkan sebagai sebuah simbol kekuatan perjuangan. Para laki-laki yang menari Cakalele sembari membawa parang merupakan simbol martabat rakyat Maluku yang harus dijaga sampai mati. Penggunaan salawaku ataupun perisai sembari berteriak merupakan wujud protes masyarakat terhadap sistem pemerintahan yang tidak memihak pada rakyat pada zaman penjajahan.
2. Senjata Tradisional Maluku Kalawai
Senjata Kalawai merupakan salah satu senjata tradisional Maluku lain yang hampir mirip dengan tombak. Tapi, apabila dilihat lebih dekat dan memahami fungsi dari senjata tersebut, maka keduanya sebenarnya merupakan senjata yang sangat berbeda. Istilah Kawai sendiri berasal dari dua suku kata, yaitu Kala dan Wai. Kala sendiri memiliki arti yaitu tikam, sedangkan Wai memiliki arti air. Sehingga, nama dari senjata yang satu ini melambangkan fungsinya yaitu tikam air.
Di zaman yang sudah modern ini, Kalawai telah dibuat menggunakan kayu ataupun buluh yang sedikit lebih panjang dibandingkan tombak. Pada ujung bulunya, akan diberi lebih dari satu besi yang sangat tajam dan kemudian diikat melingkari buluh. Umumnya, besi tajam tersebut berukuran kecil, untuk panjangnya sendiri sekitar 6 mm dan diasah hingga tajam.
Apabila kita bandingkan dengan Kalawai zaman dulu, tentu akan sangat berbeda. Dulu, saat besi masih tergolong langka, bila ada pasti harganya sangat mahal. Oleh karena itu, dahulu masyarakat Maluku membuat Kalawai menggunakan bahan kayu. Supaya bisa memiliki Kalawai kayu, pengrajinnya harus mengasah kayu hingga sangat tajam. Dengan begitu, Kalawai bisa digunakan.
Seiring dengan berkembangnya zaman, para pengrajin Kalawai lebih memilih untuk menggunakan besi stainless daripada bahan kayu. Sebab, membuat Kalawai dengan menggunakan besi stainless sudah pasti lebih praktis bila dibandingkan dengan kayu. Terlebih lagi untuk bisa mengukur ketajamannya. Penggunaannya juga tentu akan lebih praktis, karena ketajaman besi akan jauh lebih berbeda dibandingkan dengan ketajaman kayu.
Adapun fungsi lain dari senjata yang satu ini adalah untuk menangkap ikan di laut. Biasanya, apabila kita membahas mengenai senjata tradisional, pasti tidak akan luput dari alat untuk berperang. Hal itu bisa disebabkan karena banyaknya peperangan melawan penjajah pada saat itu. Namun istimewanya, terdapat satu hal yang cukup berbeda dengan senjata tradisional Kalawai ini. Yaitu fungsinya yang lebih kepada pendekatan dengan kesejahteraan hidup masyarakat yang menggunakannya. Orang-orang bisa menggunakannya untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Dengan mengenal Kalawai ini, jadi membuat siapa saja bisa memahami bahwa tidak semua senjata tradisional hanya digunakan untuk berperang. Faktanya, Kalawai justru tidak dipakai untuk berperang saja. Bahkan sejak zaman penjajahan dulu, masyarakat telah menggunakan Kalawai untuk menangkap ikan dan juga hewan laut lainnya. Kalawai ini memiliki ujung mata besi yang sangat tajam. Ujung yang tajam tersebut bisa digunakan untuk menusuk ikan, gurita, dan teripang dengan sangat cepat.
Hasil dari perburuan menggunakan Kalawai ini tak hanya sekedar bisa dikonsumsi sendiri. Tapi juga bisa dijual kembali sebagai hasil laut. Itu artinya, dengan menggunakan senjata Kalawai ini, masyarakat tidak hanya bisa menggunakannya untuk menangkap ikan bagi keluarganya saja, tapi juga bisa menghasilkan uang dengan menjual kembali hasil tangkapannya.
Walaupun terlihat sangat sepele dan sederhana, sebenarnya untuk bisa menggunakan Kalawai ini diperlukan keahlian khusus. Secara sekilas, senjata tradisional Kalawai ini tidak bisa kita sepelekan penggunaannya. Walaupun tidak digunakan lagi untuk berperang, namun senjata tradisional Maluku ini dipakai untuk menangkap hewan laut.
Seperti yang sudah kita pahami bahwa ikan laut memiliki kecepatan berenang yang sangat tinggi. Dengan kata lain, secanggih atau setajam apapun alat yang digunakan untuk menangkapnya, belum tentu akan berhasil. Terlebih lagi jika Anda menggunakan senjata tradisional. Perlu Anda pahami bahwa tidak semua orang bisa menangkap hewan laut dengan menggunakan Kalawai. Bahkan, untuk masyarakat Maluku sendiri juga belum tentu bisa menggunakan senjata ini dengan baik.
Yang bisa menggunakannya dengan baik hanyalah nelayan yang tinggal di wilayah Maluku dan sekitarnya. Di zaman sekarang ini, penggunaan Kalawai juga sudah mulai ditinggalkan. Beberapa orang sudah mulai merasakan bahwa penggunaan senjata tradisional sudah tidak efektif lagi. Beberapa nelayan justru lebih sering menggunakan pancing dan jaring untuk menangkap hasil laut.
Perbedaan Kalawai dan Tombak
Dari bentuk dan juga fungsinya, memang sekilas banyak orang yang menganggap Kalawai dan Tombak adalah senjata yang serupa. Namun jika diperhatikan lebih detail, sebenarnya kedua senjata tersebut sangat berbeda jenisnya. Sebagai senjata tradisional yang memiliki ujung runcing, ada perbedaan yang mendasar antara tombak dan kalawai.
Tombak sendiri cenderung berukuran lebih pendek daripada kalawai. Meski kedua senjata tersebut sama-sama dipakai untuk berburu, tapi tombak lebih cocok digunakan untuk berburu di daratan. Hal itu tentu sangat berbeda dengan kalawai yang memang ditujukan untuk berburu di dalam air.
Selain itu, perbedaan dari keduanya bisa kita lihat dari ketajaman mata pisaunya. Dimana tombak hanya memiliki satu mata pisau saja. Berbeda dengan kalawai yang memiliki mata tiga. Perbedaan itu tidak terlepas dari fungsi dari masing-masing alat.
Dari artikel ini, Anda tentu sudah memahami mengenai senjata tradisional khas Maluku dan juga fungsinya. Walaupun sudah didasari dengan adanya perbedaan fungsi yang jauh, Parang Salawaki dan Kalawai adalah sama-sama senjata tradisional Maluku. Sebagai bangsa yang baik tentunya kita harus menghormati setiap kebudayaan yang ada, tradisi, dan juga senjata tradisionalnya.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Senjata Tradisional Maluku
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien