in

Sikap Kerja Gen Z: Mengapa Mereka Menjadi Generasi yang Berbeda di Tempat Kerja

sumber: RGStaffing

Haii, Grameds! Pernah nggak sih kamu ngerasa kalau generasi sekarang tuh beda banget dari generasi sebelumnya, terutama soal kerja? Dari gaya komunikasi sampai cara pandang terhadap pekerjaan, Gen Z emang punya caranya sendiri untuk menaklukkan dunia kerja. Nah, kali ini Gramin bakal ngajak kamu mendalami sikap kerja Gen Z yang bikin mereka jadi generasi yang unik dan beda di tempat kerja. Siap-siap, karena kita bakal ngebahas apa aja sih yang bikin mereka berbeda dan bagaimana dampaknya buat lingkungan kerja. Let’s dive in!

Apa Itu Gen Z?

Nah Grameds, kalian sering dengar istilah “Gen Z” di berbagai sosmed akhir-akhir ini nggak sih? Karena Gen Z ini sering banget dikenal sebagai generasi paling unik, loh! Sebenarnya, apa itu Gen Z? Generasi Z, atau yang sering disingkat sebagai Gen Z, adalah istilah yang semakin sering terdengar dalam berbagai diskusi, mulai dari dunia pendidikan, sosial, hingga pekerjaan. Dari mana asal usulnya? Yuk, kita telusuri lebih dalam!

Gen Z merujuk pada kelompok generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan internet, yang membuat mereka sangat akrab dengan dunia digital sejak usia dini. Berbeda dengan generasi sebelumnya, seperti Baby Boomers dan Generasi X yang tumbuh di era sebelum digital, atau Milenial yang menjadi saksi transisi ke era digital, Gen Z justru lahir saat teknologi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Istilah “Gen Z” sendiri mulai populer digunakan oleh peneliti dan demografi untuk menggambarkan karakteristik unik dari generasi ini. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih fokus pada stabilitas dan kemapanan, Gen Z dikenal sebagai generasi yang cenderung mencari makna dalam setiap aspek kehidupan mereka, termasuk dalam pekerjaan, hubungan sosial, dan bahkan dalam penggunaan teknologi.

Secara global, Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang lebih inklusif dan terbuka terhadap perbedaan. Mereka tumbuh di era di mana isu-isu seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan keadilan sosial menjadi sorotan utama. Hal ini membentuk pandangan mereka terhadap dunia dan menjadikan mereka generasi yang kritis serta peduli terhadap masalah-masalah global.

Grameds, ternyata istilah Gen Z bukan hanya sekadar penanda usia, tetapi juga mencerminkan perubahan besar dalam cara pandang dan gaya hidup. Dengan segala tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh era digital, mereka terus membentuk dunia di sekitar mereka dengan cara yang unik dan penuh semangat. Memahami asal usul dan karakteristik Gen Z memberikan kita gambaran lebih jelas tentang bagaimana mereka akan membawa perubahan di masa depan.

Work Life Balance ala Gen Z

Grameds, Work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, menjadi topik yang semakin penting di era modern ini. Namun, apa yang membedakan cara Gen Z melihat work-life balance dari generasi sebelumnya? Mari kita eksplorasi lebih dalam bagaimana generasi ini memaknai keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.

Bagi Gen Z, work-life balance bukan hanya soal memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, tetapi lebih tentang bagaimana keduanya bisa berjalan harmonis. Di tengah maraknya teknologi yang memungkinkan kerja jarak jauh dan fleksibilitas jam kerja, Gen Z memanfaatkan kemudahan ini untuk menciptakan kehidupan yang lebih seimbang. Mereka cenderung menolak gagasan bahwa kerja harus mengorbankan kehidupan pribadi atau sebaliknya. Sebaliknya, Gen Z lebih memilih pekerjaan yang memungkinkan mereka tetap produktif sambil menjaga kesehatan mental dan menikmati waktu untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih fokus pada jam kerja tetap dan stabilitas karier jangka panjang, Gen Z lebih memilih fleksibilitas. Bekerja dari mana saja, kapan saja, menjadi salah satu hal yang sangat mereka hargai. Hal ini tidak hanya membuat mereka merasa lebih bebas, tetapi juga memberi mereka kontrol lebih besar atas bagaimana waktu digunakan. Keseimbangan ini bukan hanya tentang menghindari kelelahan, tetapi juga tentang menciptakan ruang untuk perkembangan diri, eksplorasi minat, dan menjaga hubungan sosial.

Selain itu, Gen Z sangat menghargai pentingnya kesehatan mental. Mereka cenderung lebih vokal dalam mengungkapkan kebutuhan akan waktu istirahat dan kesejahteraan emosional. Mereka tidak ragu untuk meminta cuti atau waktu istirahat ketika merasa terbebani, dan lebih memilih lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan ini. Gen Z juga cenderung mencari perusahaan yang memahami nilai work-life balance, dan yang menyediakan fasilitas atau program untuk mendukung kesehatan mental dan keseimbangan hidup karyawan.

Nah Grameds, Work-life balance ala Gen Z menunjukkan perubahan cara pandang terhadap pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi mereka, keseimbangan bukan hanya tentang membagi waktu antara keduanya, tetapi juga memastikan bahwa kehidupan profesional dan pribadi saling mendukung dan memperkaya. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan perhatian yang besar terhadap kesehatan mental, Gen Z menciptakan standar baru dalam mencapai keseimbangan hidup yang sehat dan berkelanjutan.

Cairan Ajaib yang Bisa Menjadi Padat! Non Newton Fluid #GramediaScienceDay

Mengapa Mereka Menjadi Generasi yang Berbeda di Tempat Kerja?

Nah Grameds, Generasi Z, atau yang sering disebut Gen Z, kini mulai memasuki dunia kerja dengan segala keunikannya. Mereka membawa pandangan dan nilai-nilai baru yang berbeda dari generasi sebelumnya, membuat mereka tampak menonjol dan kadang membingungkan di tempat kerja. Tapi, apa sebenarnya yang membuat Gen Z menjadi generasi yang berbeda di dunia kerja? Berikut beberapa alasannya:

1. Fokus pada Keseimbangan Hidup dan Kerja (Work-Life Balance)

Gen Z sangat menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, jauh lebih dari generasi sebelumnya. Mereka tumbuh dengan menyaksikan orang tua atau generasi Milenial berjuang untuk menemukan keseimbangan, sering kali mengorbankan kesehatan mental dan hubungan pribadi demi karier. Oleh karena itu, Gen Z menolak untuk mengikuti jejak yang sama. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas, baik dalam hal waktu maupun tempat kerja. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk menjaga waktu berkualitas dengan keluarga dan teman, serta menjalani hobi atau kegiatan yang mereka sukai di luar pekerjaan. Bagi Gen Z, kesuksesan bukan hanya tentang pendapatan tinggi, tetapi juga tentang memiliki kehidupan yang seimbang dan memuaskan.

2. Pentingnya Tujuan dan Makna dalam Pekerjaan

Gen Z cenderung tidak tertarik pada pekerjaan yang hanya menawarkan gaji tinggi tanpa ada makna yang mendalam di baliknya. Mereka ingin merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak positif, baik bagi masyarakat maupun lingkungan. Banyak dari mereka memilih bekerja di perusahaan yang memiliki misi sosial atau lingkungan yang kuat. Mereka tertarik pada pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada isu-isu yang mereka pedulikan, seperti keberlanjutan, hak asasi manusia, atau inovasi teknologi untuk kebaikan sosial. Perusahaan yang tidak memiliki visi yang jelas atau hanya fokus pada keuntungan finansial mungkin kesulitan menarik atau mempertahankan talenta dari Gen Z.

3. Adaptasi Cepat terhadap Teknologi

Sebagai generasi yang tumbuh dengan smartphone, media sosial, dan internet, Gen Z sangat mahir menggunakan teknologi. Mereka dengan cepat mengadopsi alat-alat digital baru dan mencari cara untuk mengintegrasikan teknologi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pekerjaan. Gen Z mengharapkan tempat kerja yang dilengkapi dengan teknologi modern yang dapat mendukung produktivitas dan kreativitas mereka. Mereka juga cenderung mencari cara untuk memanfaatkan teknologi guna meningkatkan efisiensi, seperti menggunakan alat kolaborasi online, analisis data, atau bahkan otomatisasi tugas-tugas rutin. Lingkungan kerja yang tidak memadai secara teknologi atau tidak mendukung inovasi digital mungkin dianggap kurang menarik bagi mereka.

4. Pendekatan Kolaboratif dan Komunikasi yang Terbuka

Gen Z menghargai transparansi dan keterbukaan dalam komunikasi. Mereka lebih suka bekerja dalam tim yang kolaboratif di mana ide-ide dapat dibagikan dan didiskusikan secara bebas, tanpa takut akan hierarki yang kaku. Mereka menginginkan lingkungan kerja yang egaliter, di mana setiap anggota tim memiliki suara yang sama dan kontribusi yang dihargai. Komunikasi yang terbuka juga membantu Gen Z merasa lebih terlibat dan termotivasi, karena mereka tahu bahwa pendapat mereka didengar dan dihargai. Selain itu, mereka cenderung lebih nyaman dengan komunikasi digital, seperti melalui aplikasi pesan atau platform kolaborasi, yang memungkinkan mereka tetap terhubung dan bekerja secara efisien dari mana saja.

5. Kepentingan Pengembangan Diri dan Pembelajaran Berkelanjutan

Gen Z sangat menghargai kesempatan untuk terus belajar dan berkembang. Mereka tumbuh dalam dunia yang berubah dengan cepat, di mana keterampilan baru selalu diperlukan untuk tetap relevan. Oleh karena itu, mereka sering mencari pekerjaan yang menawarkan pelatihan, workshop, atau proyek yang menantang untuk meningkatkan keterampilan mereka. Mereka juga cenderung lebih aktif dalam mencari feedback yang konstruktif dan membangun untuk membantu mereka berkembang secara profesional. Bagi Gen Z, pekerjaan adalah salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan pribadi, bukan hanya alat untuk mencapai stabilitas finansial. Perusahaan yang menawarkan program pengembangan karier atau pelatihan berkelanjutan akan lebih menarik bagi mereka.

6. Pentingnya Pengakuan dan Feedback

Gen Z menghargai pengakuan atas usaha dan kontribusi mereka di tempat kerja. Mereka lebih termotivasi ketika hasil kerja mereka diakui dan dihargai, baik secara formal maupun informal. Selain itu, mereka juga menginginkan feedback yang konstruktif secara berkala, bukan hanya saat evaluasi tahunan. Feedback yang tepat waktu dan relevan membantu mereka memahami apa yang sudah dilakukan dengan baik dan apa yang perlu ditingkatkan. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan atau atasan peduli terhadap perkembangan mereka, yang pada gilirannya meningkatkan keterlibatan dan kepuasan kerja mereka. Kurangnya pengakuan atau feedback yang jelas dapat membuat Gen Z merasa diabaikan atau tidak dihargai, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

7. Kesadaran akan Isu Sosial dan Lingkungan

Gen Z adalah generasi yang sangat sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka tumbuh dengan akses informasi yang luas melalui internet, yang membuat mereka lebih peka terhadap masalah-masalah global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan hak asasi manusia. Mereka cenderung memilih bekerja di perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Gen Z ingin melihat tindakan nyata dari perusahaan dalam hal keberlanjutan, keadilan sosial, dan dampak positif pada masyarakat. Perusahaan yang hanya berfokus pada keuntungan tanpa memperhatikan dampak sosial atau lingkungan mungkin akan sulit menarik minat generasi ini.

8. Gaya Kerja Fleksibel dan Dinamis

Gen Z cenderung menolak pola kerja tradisional yang kaku dan lebih memilih gaya kerja yang fleksibel dan dinamis. Mereka menghargai kebebasan untuk mengatur cara kerja mereka sendiri, termasuk jam kerja yang fleksibel dan opsi untuk bekerja dari jarak jauh. Fleksibilitas ini tidak hanya membantu mereka mencapai work-life balance, tetapi juga memungkinkan mereka untuk bekerja secara lebih produktif sesuai dengan ritme dan preferensi pribadi. Gen Z juga lebih terbuka terhadap perubahan dan cenderung lebih adaptif dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, seperti beralih ke kerja jarak jauh selama pandemi. Perusahaan yang menawarkan fleksibilitas ini lebih mungkin mendapatkan loyalitas dan komitmen dari karyawan Gen Z.

9. Prioritas pada Kesehatan Mental

Kesehatan mental menjadi prioritas utama bagi Gen Z, yang lebih vokal dan terbuka dalam membicarakan isu ini dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka menyadari pentingnya menjaga keseimbangan mental dan emosional, dan tidak ragu untuk meminta dukungan ketika merasa terbebani. Gen Z mencari lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan mental, dengan program kesehatan mental yang jelas dan akses ke layanan dukungan jika diperlukan. Mereka juga mengharapkan perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga sehat secara mental dan fisik. Mengabaikan aspek ini bisa membuat Gen Z merasa tidak nyaman atau tidak didukung, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi retensi karyawan.

10. Pengaruh Media Sosial pada Sikap Kerja

Media sosial memiliki dampak besar pada cara Gen Z memandang pekerjaan dan karier. Mereka sering menggunakan platform seperti LinkedIn, Instagram, atau TikTok untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain, mencari inspirasi karier, atau bahkan membangun personal branding. Media sosial juga memungkinkan mereka untuk lebih terhubung dengan para profesional lain dan terus memperbarui pengetahuan mereka tentang tren industri. Namun, ini juga dapat memberikan tekanan tersendiri, terutama dalam hal pencapaian karier dan ekspektasi pribadi. Bagi Gen Z, penting untuk menemukan keseimbangan antara memanfaatkan media sosial untuk keuntungan profesional dan menghindari dampak negatifnya terhadap kesehatan mental.

Grameds, memahami sikap kerja Gen Z adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya menarik bagi mereka, tetapi juga yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan semua generasi di tempat kerja.

Kesimpulan

Grameds, sikap kerja Gen Z yang unik membawa perubahan signifikan di dunia kerja. Dengan fokus pada keseimbangan hidup, adaptasi teknologi, dan kesadaran sosial, mereka menciptakan standar baru yang lebih fleksibel dan inklusif. Semoga artikel ini membantu kamu memahami lebih dalam mengapa Gen Z menjadi generasi yang berbeda di tempat kerja. Jangan lewatkan artikel menarik lainnya yaa. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Penulis: Hafizh

 

Rekomendasi Buku Terkait

Kompromi Ala Gen Z Di Tempat Kerja

Kompromi Ala Gen Z Di Tempat Kerja

button cek gramedia com

Kenapa ya Gen Z itu mirip kutu loncat?

Kenapa mereka nggak seperti orang-orang dari generasi sebelumnya yang bisa tahan hingga puluhan tahun di tempat kerja? Sebenarnya bergonta-ganti pekerjaan itu berhubungan dengan perilaku dan pola kerja setiap generasi. Beberapa hasil penelitian mengungkap kesenjangan usia dan perbedaan generasi bukanlah masalah yang serius. Tapi, nyatanya sering terjadi masalah karena perilaku dan pola kerja dari setiap generasi itu nggak sama.

Gen Z @ Work

Gen Z @ Work

button cek gramedia com

A generations expert and author of When Generations Collide and The M-Factor teams up with his seventeen-year-old son to introduce the next influential demographic group to join the workforce—Generation Z—in this essential study, the first on the subject.

They were born between 1995 and 2012. At 72.8 million strong, Gen Z is about to make its presence known in the workplace in a major way—and employers need to understand the differences that set them apart. They’re radically different than the Millennials, and yet no one seems to be talking about them—until now. This generation has an entirely unique perspective on careers and how to succeed in the workforce.

Based on the first national studies of Gen Z’s workplace attitudes; interviews with hundreds of CEOs, celebrities, and thought leaders on generational issues; cutting-edge case studies; and insights from Gen Zers themselves, Gen Z @ Work offers the knowledge today’s leaders need to get ahead of the next gaps in the workplace and how best to recruit, retain, motivate, and manage Gen Zers. Ahead of the curve, Gen Z @ Work is the first comprehensive, serious look at what the next generation of workers looks like, and what that means for the rest of us.

Etiket Bekerja: Menjadi Likeable Person di Tempat Kerja

Etiket Bekerja: Menjadi Likeable Person di Tempat Kerja

button cek gramedia com

Dunia kerja membutuhkan karyawan yang adaptif, kompeten, dan profesional. Namun, itu bukanlah tolok ukur mutlak. Beberapa perusahaan masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral, terutama aspek sikap dan perilaku karyawan. Oleh karena itu, etiket menjadi salah satu aspek penting yang harus dipelajari. Etiket adalah kualitas diri yang perlu dimiliki seseorang, terutama di dunia kerja, agar dapat menjadi likeable. Menjadi likeable berarti memiliki reputasi yang baik dan dipercaya orang lain. Hal itu akan membuka peluang baru. Networking akan meluas. Karier pun melejit! Jadi, apakah Anda siap menjadi karyawan yang likeable?

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Adila V M