story telling – Hampir semua orang pasti pernah bercerita di depan orang banyak, baik itu hanya lewat gambar, suaram atau kata-kata saja. Kegiatan bercerita ini pada umumnya sudah diajarkan ketika masih Sekolah Dasar (SD) yang pada saat itu, kita akan menceritakan diri kita sendiri, mulai dari nama, tanggal lahir, hingga hobi. Di satu sisi, kita akan bangga dengan cerita yang disampaikan, tetapi di sisi lainnya kita akan merasa deg-degan karena harus bercerita di depan orang banyak.
Meskipun, merasakan deg-degan, tetapi ternyata bercerita di depan banyak orang melatih kepercayaan diri seseorang. Oleh karena itu, bercerita di depan banyak orang terkadang digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran agar rasa percaya diri peserta didik meningkat.
Bercerita tentang sebuah kisah ini bukan hanya sekadar menyampaikan cerita begitu saja, tetapi kita juga harus memikirkan sebuah cara agar pendengar atau penyimak bisa menikmati setiap jalan cerita yang disampaikan. Bahkan, seseorang ketika bercerita perlu memikirkan bagaimana supaya makna sebuah kisah dapat tersampaikan dengan baik. Dengan demikian, kegiatan bercerita ini tidak mudah untuk dilakukan karena membutuhkan sebuah cara khusus atau harus melakukan pelatihan dengan pelatih secara rutin.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, bercerita bukan hanya sekadar kegiatan saja, tetapi mulai berubah menjadi sebuah kemampuan yang harus dimiliki. Terlebih lagi, di dalam dunia kerja, kemampuan bercerita sangat penting terutama pada pekerjaan yang berkaitan langsung menawarkan barang atau sales.
Seorang sales yang tidak atau belum memiliki kemampuan bercerita dengan baik akan kesulitan untuk menawarkan produk dari suatu perusahaan, sehingga akan memengaruhi penjualan produk yang perlahan-lahan menunjukkan penurunan. Apabila hal ini terus terjadi, maka suatu perusahaan akan sulit untuk berkembang dan seorang sales akan dianggap kurang produktif dalam bekerja.
Maka dari itu, kemampuan bercerita perlu dimiliki oleh seseorang walaupun tidak digunakan di depan orang banyak. Dengan bercerita, seseorang akan mudah untuk menuangkan isi pikirannya, sehingga bisa menghasilkan sebuah kisah. Namun, bagi sebagian orang yang pandai bercerita terkadang menggunakan kisah-kisah dongeng yang sudah ada, seperti timun emas, si kancil dan buaya, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, di dalam dunia kerja, seseorang yang pandai bercerita akan mudah untuk memberikan informasi kepada client, customer, rekan kerja, dan kepada bawahan (jika seorang manajer atau pimpinan perusahaan).
Kemampuan bercerita ini sering dikenal oleh kebanyakan orang dengan istilah storytelling, supaya kamu mengetahui lebih dalam tentang apa itu storytelling, manfaat, hingga teknik apa saja yang ada dalam storytelling, maka kamu bisa membaca artikel ini, Grameds.
Table of Contents
Pengertian Storytelling
Hampir semua orang sangat suka ketika mendengarkan cerita apalagi cerita yang disampaikan sangat menarik, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya umur atau mulai tumbuh dewasa, cerita yang disampaikan bisa berasal dari novel, komik, cerpen, hingga film dan bisa membuat pembaca atau penonton merasa terhibur.
Bahkan bercerita, sering sekali digunakan pada bidang bisnis, yang di mana sering dijadikan sebagai suatu alat untuk mempromosikan sebuah produk. Produk harus yang diceritakan harus bisa membuat pembeli tertarik untuk membeli produk tersebut. Sementara itu, di dunia pendidikan cerita sering dijadikan sebagai metode pembelajaran agar peserta didik mudah memahami materi yang diberikan.
Bercerita lebih sering dikenal dengan sebutan kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu storytelling. Lalu, apa itu storytelling? Hal yang pertama kali dibahas adalah storytelling itu terdiri dari kata, yaitu story yang memiliki arti cerita atau kisah dan telling yang berarti penceritaan. Jadi, storytelling adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk menyampaikan sebuah cerita. Sementara itu, seseorang yang menjalani kegiatan storytelling disebut dengan istilah storyteller yang dalam bahasa Indonesia berarti pencerita atau pendongeng. Oleh sebab itu, seorang pendongen pasti memiliki kemampuan storytelling yang sangat baik.
Sebelum memasuki zaman modern ini, storytelling sering menyampaikan cerita dengan menggunakan lisan saja. Dengan kata lain, storyteller belum menggunakan berbagai macam media atau alat ketika menyampaikan sebuah cerita kepada orang banyak. Setelah perkembangan zaman terus berkembang serta bercerita atau storytelling juga mengalami kemajuan, maka storytelling tidak hanya menggunakan lisan saja, tetapi sudah menggunakan alat atau media, sehingga seseorang bisa mengetahui sebuah cerita dengan membaca.
Pada umumnya, storytelling yang menggunakan media atau alat ini sudah sering kita lihat saat ini atau mungkin kamu juga sudah memilikinya. Novel merupakan salah satu media untuk seseorang melakukan storytelling dan membiarkan pembaca untuk menentukan maknanya. Media untuk bercerita bukan hanya ada pada novel saja, tetapi bisa juga pada gambar yang di mana adanya gambar tersebut untuk menyampaikan sebuah cerita. Bahkan, storytelling bisa juga disampaikan oleh perancang busana melalui media busana.
Seperti asal katanya yang berasal dari bahasa Inggris, maka storytelling sangat pas untuk dijadikan metode pembelajaran terutama pelajaran bahasa Inggris. Seorang guru bisa memberikan menyuruh peserta didik untuk melakukan kegiatan storytelling di depan kelas dan teman-temannya akan mendengarkan cerita yang disampaikan. Tak sedikit juga yang melakukan mengajar peserta didik untuk melakukan storytelling melalui dialog yang sudah dibuat.
Sementara itu, bagi seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan storytelling untuk mendukung perjalanan karir bisa dilakukan secara otodidak dan bisa juga mengikuti berbagai macam pelatihan. Pelatihan storytelling sudah bisa ditemukan di mesin pencari atau di berbagai macam media sosial.
Fungsi Storytelling
Supaya lebih mudah untuk mendalami storytelling, maka pembahasan selanjutnya adalah fungsi storytelling. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa fungsi dari storytelling.
1. Storytelling berfungsi untuk meningkatkan rasa senang seseorang, baik itu melalui storytelling melalui lisan atau melalui media. Dengan meningkatkan rasa senang, maka rasa seseorang akan lupa dengan rasa sedihnya
2. Storytelling berfungsi untuk menambah kosa kata, frasa, hingga pandai merangkai kalimat yang enak untuk didengar dan dibaca.
3. Storytelling berfungsi untuk menambahkan wawasan seseorang. Ketika mendengarkan atau membaca storytelling pasti akan ada wawasan baru yang didapat, sehingga menghadirkan sudut pandang baru juga dalam menilai suatu masalah.
4. Storytelling berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi. Hal ini dikarenakan pembaca atau pendengar pasti akan fokus terhadap cerita yang sedang dibawakan secara lisan atau tertulis.
5. Storytelling berfungsi untuk memperoleh nilai moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Storytelling
Storytelling bukan hanya bermanfaat untuk metode pembelajaran dan mempromosikan suatu produk saja, tetapi memiliki beberapa manfaat lainnya, yaitu:
1. Menumbuhkan Minat Baca
Seseorang yang menjadi pembawa storytelling pasti akan berusaha mencari berbagai macam referensi dengan membaca banyak buku agar cerita yang disampaikan bisa diterima oleh para audience. Selain itu, bagi para audience akan tertarik untuk mendengarkan cerita dan membaca buku.
2. Meningkatkan Kecerdasan
Storytelling dapat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan karena ketika melakukan storytelling. Seseorang akan berusaha berusaha memahami cerita yang akan disampaikan, sehingga secara tidak langsung akan mengasah otak untuk berpikir.
3. Meningkatkan Kreativitas
Ketika membuat storytelling pasti membutuhkan ide dan konsep agar cerita yang disampaikan dapat menghibur para audience. Dari ide dan konsep itulah, kreativitas seseorang akan meningkat, sehingga menciptakan berbagai macam cara agar audience tidak merasa bosan.
4. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa
Storytelling yang berupa jalan cerita ini memiliki banyak sekali kosa kata, sehingga kemampuan berbahasa seorang pendongeng akan meningkat. Semakin banyak bahasa yang bisa digunakan akan menambah keseruan jalan cerita yang dibawakan.
5. Dapat Menambahkan Penghasilan
Manfaat berikutnya yang dapat dirasakan ketika menjadi seorang storyteller adalah bisa menambahkan penghasilan, sehingga tak sedikit orang yang menjadikan storytelling sebagai profesi. Dengan menjadikan storytelling sebagai profesi, maka tidak hanya mendapatkan penghasilan, tetapi juga bisa menghibur.
6. Memudahkan Seseorang Untuk Melakukan Presentasi
Seperti yang kita tahu bahwa ketika melakukan storytelling, maka akan berhadapan banyak orang. Oleh karena itu, manfaat berikutnya dari storytelling adalah bisa meningkatkan rasa percaya diri, sehingga menghilangkan rasa tegang dan memudahkan seseorang untuk melakukan presentasi di depan banyak orang.
Struktur Storytelling
Dalam melakukan storytelling pastinya ingin memberikan yang terbaik agar pembaca atau pendengar terkesan dengan cerita yang disampaikan. Oleh karena itu, supaya storytelling yang disampaikan bisa terkesan, maka sebaiknya dibuat menggunakan struktur storytelling yang terdiri dari orientation, complication, dan resolution.
Orientation
Struktur pertama ini dinamakan orientation yang di mana storyteller akan memberikan informasi yang berasal dari pertanyaan agar pembaca atau pendengar penasaran dengan storytelling seperti apa yang akan dihadirkan. Pada struktur ini, akan dijelaskan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita beserta karakternya. Selain itu, ketika masuk pada struktur ini, akan dijelaskan juga kapan suatu peristiwa terjadi hingga di mana peristiwa itu terjadi. Dengan kata lain pada struktur orientation bisa dibilang sebagai tahap pengenalan.
Complication
Struktur kedua dari storytelling adalah complication. Pada struktur ini, seorang tokoh atau beberapa tokoh mulai menghadapi berbagai macam konflik yang membuat pembaca atau pendengar seolah-olah merasakan konflik tersebut. Pada umumnya, struktur complication akan berisi tentang adanya gesekan antara tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Dari gesekan-gesekan yang terjadi itulah, maka hadir sebuah konflik dalam cerita. Konflik ini berbagai macam jenisnya, tetapi berdasarkan teori yang ada, konflik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu natural conflict, psychological conflict, dan social conflict.
Resolution
Struktur ketiga dari storytelling adalah resolution, struktur ini terletak pada bagian akhir cerita. Setiap akhir cerita pasti berisi tentang penyelesaian dari konflik-konflik yang terjadi. Setiap tokoh yang ada di dalam cerita akan menemukan sebuah penyelesaian. Dengan kata lain, konflik para tokoh diredakan, sehingga memunculkan akhir cerita yang menyenangkan atau akhir cerita yang menyedihkan. Akhir cerita yang menyenangkan sering disebut dengan istilah happy ending story dan akhir cerita menyedihkan sering disebut dengan istilah sad ending story.
Setelah mengetahui struktur storytelling, sebaiknya ketika membuat suatu cerita menggunakan struktur ini karena akan memudahkan storyteller untuk membuat cerita. Selain itu, struktur storytelling bisa membangun suasana cerita melalui berbagai macam tokoh, peristiwa, konflik, dan penyelesaian konflik yang ada di dalam cerita. Jadi, segera coba menulis sebuah cerita sekarang!
Teknik Storytelling
Meskipun sangat sulit untuk menjadi seseorang yang pandai bercerita di depan banyak orang, tetapi bagi orang awam ternyata bisa melakukannya seperti profesional selama melakukannya sesuai teknik dan berlatih bercerita dengan sungguh-sungguh.
1. Start False
Start false adalah teknik storytelling yang berawal dari adanya kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Kesalahan yang pernah dialaminya, kemudian memunculkan sebuah solusi, sehingga kesalahan di masa lalu tidak terulang kembali.
2. Sparkline
Sparkline adalah teknik storytelling yang berisi tentang suatu perbedaan yang terjadi pada peristiwa yang ada di lapangan dengan keinginan dan di dalam cerita juga terdapat cara-cara supaya bisa mewujudkan keinginan tersebut.
3. Monomyth
Monomyth adalah teknik storytelling yang di mana pendongeng akan menceritakan tentang perjuangan dari seorang pahlawan yang pergi dari kampung halaman agar sampai pada hal yang ingin dituju.
Langkah-Langkah Melakukan Storytelling
Setelah mengetahui banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan ketika melakukan storytelling, maka kita akan membahas beberapa cara untuk melakukan storytelling di depan orang banyak. berikut ini langkah-langkah yang perlu diperhatikan ketika melakukan storytelling.
1. Pilih dan Rangkai Cerita yang Kamu Suka
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa storytelling terdiri dari cerita-cerita yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh, konflik, peristiwa, dan penyelesaian konflik. Oleh karena itu, langkah pertama untuk melakukan storytelling adalah memilih sekaligus merangkai cerita yang ingin disampaikan.
2. Pahami Cerita yang Ingin Disampaikan
Setelah memilih dan merangkai cerita, maka langkah selanjutnya adalah pahami cerita yang ingin disampaikan. Seorang storyteller harus mampu memahami cerita yang ingin disampaikan agar ketika menyampaikannya kepada audiens setiap tokoh, alur cerita, peristiwa, hingga pesan moral dapat didengarkan dan diterima dengan baik oleh para audiens.
3. Gerak Tubuh
Ketika melakukan storytelling, sebaiknya diikuti dengan gerak tubuh yang sesuai dengan jalannya cerita. Hal ini perlu dilakukan oleh storyteller agar cerita yang dibawakan terlihat lebih menarik dan lebih asyik.
4. Suara
Pencerita atau pendongeng yang umumnya menggunakan lisan ini harus memiliki suara yang jelas. Dalam hal ini, suara yang dimaksud adalah intonasi tinggi rendahnya nada bicara karena intonasi akan menentukan makna dari jalan cerita yang akan disampaikan. Selain itu, ketika menjadi pendongeng, sebaiknya membuat suara yang mirip dengan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita.
5. Ekspresi Wajah
Pendongeng pasti akan menggunakan ekspresi wajah ketika membawakan sebuah cerita. Ekspresi wajah ini akan memengaruhi karakter yang sedang dimainkan, seperti wajah marah, wajah sedih, atau wajah bahagia. Bahkan, ekspresi wajah bisa membangun suasana cerita itu sendiri.
6. Perhatikan Kontak Mata
Sesekali perhatikan kontak mata dengan para audience. Dengan adanya interaksi dengan audience, maka secara langsung pendongeng akan mengetahui apakah audience sedang memperhatikan alur cerita yang sedang dibawakan atau tidak.
7. Gunakan Alat Peraga
Pada umumnya, ketika melakukan storytelling hanya menggunakan lisan, tetapi saat ini, beberapa pendongeng mulai menggunakan alat peraga ketika melakukan storytelling. Alat peraga yang biasa digunakan, seperti boneka-boneka kecil yang sesuai dengan jalannya cerita.
Kesimpulan
Itulah beberapa hal tentang storytelling yang perlu kamu ketahui. Dengan mengetahui sedikit hal tentang storytelling, maka diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan bisa membuat pembaca untuk tertarik menjadi seorang storyteller. Terlebih lagi, saat ini, storytelling bukan hanya sekadar membawakan atau menyampaikan cerita saja, tetapi sudah bisa diterapkan pada dunia pendidikan yang dijadikan sebagai metode pembelajaran, hingga diterapkan pada dunia kerja atau bisnis untuk mempromosikan suatu produk.
Sumber: Dari berbagai macam sumber
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien