Tambang Emas Terbesar di Dunia – Emas menjadi komoditas dengan nilai yang paling tinggi dan selalu dicari di seluruh dunia. Maka dari itu, kekayaan berupa tambang emas merupakan aset berharga yang dimiliki sebuah negara. Beberapa di antaranya pun tercatat mempunyai tambang emas terbesar di dunia.
Namun, tahukah kamu. Sekitar 30% dari emas yang pernah ditambang di bumi berasal dari satu tempat, yaitu Witwatersrand, Afrika Selatan.
Witwatersrand pertama kali ditemukan pada 1886 dan menyebabkan demam emas kala itu. Penemuan lengkungan emas di wilayah tersebut menjadi peristiwa penting selama terjadinya Revolusi Mineral di Afrika Selatan.
Menurut penelitian, daerah yang kini mencakup kota Johannesburg hingga kota Welkom, dulunya merupakan sebuah danau besar, sehingga lanau dan kandungan emas dari emas aluvial menumpuk di daerah ini.
Karena penemuan tersebut, banyak orang berbondong-bondong datang ke kawasan Witwatersrand. Dalam waktu sepuluh tahun, kota Johannesburg pun didirikan sebagai tempat tinggal para penambang dan menjadi kota terbesar di Afrika Selatan.
Tambang Emas Witwatersrand mulai beroperasi sejak 1896 di bawah kelola Anglogold Ashanti dan menjadi tambang emas bawah tanah pertama di dunia. Sayangnya, usia tambang emas ini hanya mencapai 81 tahun.
Pada 1977, kompleks pertambangan Witwatersrand ditutup. Kini tempat tersebut menjadi salah satu objek wisata sejarah di Afrika Selatan.
Selain Witwatersrand, Tambang Mponeng di Afrika Selatan juga turut andil sebagai sumber emas terbesar di dunia yang tercatat dalam sejarah di tahun tersebut. Kemudian disusul oleh Tambang Super Pit dan Newmont Boddington di Australia, Tambang Grasberg di Indonesia, dan Tambang Emas Nevada di Amerika Serikat.
Akan tetapi, meskipun kini tambang-tambang emas baru mulai banyak ditemukan. Lokasi yang menyimpan cadangan emas terbesar menjadi semakin langka. Akibatnya, sebagian besar produksi emas saat ini masih berasal dari tambang tua yang telah digunakan selama beberapa dekade.
Nah, di mana saja lokasi tambang emas terbesar dunia tersebut? Berikut daftar tambang emas terbesar dunia yang masih beroperasi sampai sekarang:
Table of Contents
Tambang Emas Terbesar di Dunia
1. Muruntau, Uzbekistan
Tambang yang dikenal sebagai open pit terbesar di dunia dan mampu memproduksi 2 juta ons emas per tahunnya ini memiliki area dengan ukuran yang sangat luas, yakni sepanjang 3,3 km, lebar 2,5 km, dengan kedalaman 600 meter.
Terletak di Gurun Pasir Kyzylkum, Uzbekistan. Tambang emas Muruntau dioperasikan oleh Navoi Mining and Metallurgical Combinat, salah satu perusahaan tambang emas terbesar di dunia.
Para ahli geologi dan pertambangan dunia, hingga Majalah Forbes menyatakan, bahwa Muruntau berada di posisi pertama sebagai pemilik cadangan emas terbesar di dunia. Tambang emas Muruntau diperkirakan memiliki cadangan emas sebesar 2.500 sampai 5.300 ton emas. Produksi emas pada 2020 akhir pun mencapai 66 ton emas.
2. Carlin, Nevada
Tambang Emas Carlin, Nevada, Amerika Serikat memiliki area penambangan sepanjang 56 km dengan lebar mencapai 8 km. Carlin sendiri punya keunikan dibandingkan tambang lain, karena kandungan emas yang ada di sini berupa endapan emas tak kasat mata yang pengolahannya memerlukan analisis kimia. Meski begitu, produksi emas di Carlin sangat tinggi, mencapai 1.665 juta ons per tahun.
Tambang emas Carlin pertama kali ditemukan oleh Eureka.co di utara kota Carlin, bagian utara Nevada tengah pada tahun 1961. Dengan ditemukannya tambang emas Carlin, membuahkan kemajuan dalam bidang eksplorasi logam berharga yang kemudian meningkatkan harga emas di awal tahun 1960-an. Sejak ditemukannya endapan Carlin, lebih dari 100 endapan sejenis mengandung sekitar 6.000 ton (200 juta ons) emas telah ditemukan di Nevada.
Tambang ini pun dioperasikan oleh Newmont sejak 1965, diawali dengan penambangan terbuka yang menghasilkan Lubang Carlin, Gold Quarry, Silverstar dan Emigrant. Lalu pada 1994 dimulai penambangan bawah tanah yang tiap lubangnya diberi nama Deep Post, Carlin East, Chukar dan Leeville.
Cadangan emas pada Tambang Carlin tercatat sebanyak 12,46 juta ons. Jumlah tersebut meliputi cadangan lubang terbuka dan bawah tanah, yang masing-masingnya memiliki cadangan sebesar 5,6 juta ons dan 4,87 juta ons. Pada tahun 2018, produksi tambang Carlin mencapai sekitar 927.00 ons emas.
3. Olimpiada, Rusia
Berlokasi di Krasnoyarsk, Siberia Timur, Rusia. Olimpiada juga merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia. Di bawah kelola Polyus Gold yang 77 persen sahamnya dimiliki oleh Said Karimov, pewaris dari miliarder asal Rusia, Suleiman Karimov.
Dalam catatannya pada 2019, Olimpiada mampu menghasilkan emas sebanyak 1,38 juta ons. Kemudian di tahun selanjutnya, meskipun mengalami penurunan produksi menjadi sebanyak 1,20 juta ons. Namun, pada 2020 catatan tersebut menjadi yang terbesar di antara lokasi tambang lainnya.
4. Pueblo Viejo, Republik Dominika
Tambang emas Pueblo Viejo merupakan tambang kerjasama (joint venture) antara Barrick Gold dan Newmont dan dikelola oleh Pueblo Viejo Dominicana Corporation. Akan tetapi, hak kepemilikan tambang sebanyak 60 persen dipegang oleh Barrick Gold Corporation dan 40 persen dimiliki Goldcorp Inc.
Terletak di provinsi Sánchez Ramírez, Pueblo Viejo, Republik Dominika, tepatnya 100 kilometer barat laut Ibu Kota Santo Domingo. Tambang ini mulai berproduksi di tahun 2012 dengan produksi emas tahunannya sebanyak 30,6 ton. Pada 2020, Pueblo Viejo tercatat mampu memproduksi sebanyak 903 ribu ons emas.
5. Grasberg, Indonesia
Selanjutnya, ada tambang emas Grasberg di Papua, Indonesia. Siapa yang tidak tahu dengan tambang emas yang terletak hanya 4 kilometer dari puncak tertinggi Pegunungan Jayawijaya. Operasi penambangannya terdiri dari tambang terbuka Grasberg dan empat tambang bawah tanah, yaitu DOZ, DMLZ, Big Gossan, dan Grasberg Block Cave (GBC).
Pada 2018, Garsberg paling tidak telah memproduksi emas sebanyak 2,69 juta ons atau 178.000 ton per hari. PT Freeport Indonesia (PFI) pun tengah melakukan ekspansi besar-besaran untuk meningkatkan produksi menjadi 240.000 ton per hari pada 2022.
Beroperasi sejak 1972, setiap tahunnya hingga 2001, Tambang Grasberg mampu memproduksi 3 juta konsentrat di bawah pengelolaan Freeport McMoran, perusahaan asal Amerika Serikat. Konsentrat sendiri merupakan pasir olahan dari ore atau batuan tambang yang di dalamnya terkandung emas, tembaga, maupun perak. Namun, sejak 21 Desember 2018, PFI berhasil mengakuisisi 51% saham tambang Grasberg di Papua dari Freeport McMoran.
6. Cadia East, Australia
Cadia East dikenal sebagai tambang emas bawah tanah terbesar di Australia. Terletak di selatan kota Orange, New South Wales, Australia dengan jarak 20 km. Sejak ditemukan pada tahun 1994, tambang ini dikelola oleh Newcrest dan menjadi tempat dengan pusat tenaga kerja terbesar di wilayah tersebut dengan usia tambang yang mencapai beberapa dekade lamanya.
Sejak produksinya di tahun 90-an, tambang ini menggunakan dua sistem penambangan, yaitu Cadia East Underground Panel Cave Mine dan Ridgeway Underground Mine. Keduanya mampu memproduksi sebanyak 823 ribu ons emas per tahun. Cadangan emasnya pun diperkirakan sebesar 37,6 juta ons.
7. Kibali, Kongo
Republik Demokratik Kongo memiliki tambang emas yang tidak kalah besar. Tambang ini terdiri dari tambang terbuka dan bawah tanah yang berjarak sejauh 220 km dari Kota Isro, Haut-Uélé. Diberi nama Kibali karena letaknya yang dekat dengan Sungai Kibali.
Pengoperasiannya dilakukan oleh Kibali Goldmines. Kepemilikan sahamnya dipegang oleh tiga perusahaan, yaitu AngloGold Ashanti sebanyak 45 persen, Barrick Gold juga 45 persen, dan Société Minière de Kilo-Moto (SOKIMO) sebanyak 10 persen. Kemampuan produksi Tambang Kibali mencapai 808 ribu ons emas per tahun.
Ditemukan pertama kali pada tahun 1903 oleh penambang Australia, Hannam dan O’Brien. Mereka menemukan emas di timur laut Kongo dan langsung melakukan produksi sebanyak 600 ons emas per bulannya. Tercatat pada Agustus 1906, keduanya mengirimkan pengiriman emas pertama ke Brussel.
Namun, akhirnya pada tahun 1926, pemerintah Belgia mendirikan SOKIMO untuk mengoperasikan tambang tersebut. Sebagian besar penambangan di Tambang Emas Kibali terjadi mulai tahun 1950-an, dengan lebih dari 60 persen produksi berasal dari pit Gorumbwa, Agbarabo, dan Durba.
Pada tahun 1960 pasca kemerdekaan Kongo, terjadi penurunan tajam dalam produksinya. Sebagian besar emas diekstraksi oleh pekerja, pengrajin, dan operasi aluvial skala kecil. Terjadinya kerusuhan sipil di tahun 1980-an dan 1990-an pun menyebabkan tidak adanya catatan produksi yang akurat selama periode tersebut.
Barulah delapan tahun kemudian, pada tahun 1998, Barrick Gold dan AngloGold Ashanti melakukan usaha patungan untuk menyelesaikan beberapa program pengeboran. Namun, kegiatan tersebut ditarik kembali karena adanya perang saudara.
8. Cortez, Nevada
Selain Carlin, tambang emas terbesar di dunia lainnya yang juga berlokasi di Nevada, Amerika adalah Tambang Emas Cortez. Aktif sejak tahun 1862, menjadikannya salah satu tambang tertua di dunia yang masih beroperasi hingga saat ini.
Berawal dengan produksi tambang berupa perak. Mulai tahun 1940-an, Cortez mulai memproduksi emas sebagai hasil tambang utama, hingga pada tahun 2020 berhasil menghasilkan sebanyak 772 ribu ons emas.
Tambang emas Cortez memiliki tiga sistem pengoperasian, yaitu Pipeline dan South Pipeline yang merupakan tambang terbuka, serta Cortez Hills yang masih dalam tahap konstruksi untuk penambangan bawah tanah.
Dikelola oleh Barrick Gold, bekerja sama dengan Bureau of Land Management dan Nevada Wildlife Cortez. Lereng Cortez Hill akan mulai di rehabilitasi, setelah sejak awal beroperasi lahan hijaunya habis ditebang untuk penambangan. Selain itu, Barrick pun berencana membuka jalan baru menuju Cortez melalui Cortez Canyon.
9. Lihir, Papua Nugini
Negara tetangga kita juga punya tambang emas terbesar di dunia yang terletak di Lihir sejak 1997. Lihir berlokasi sejauh 900 km dari timur laut Ibu Kota Port Moresby di Provinsi Irlandia Baru dan terletak di kawah gunung berapi. Hasil produksinya pun cukup tinggi, yakni dapat mencapai 772 ribu ons per tahun.
Tambang Lihir memiliki cadangan emas sebanyak 24 juta ons terhitung pada Desember 2018, dan telah memproduksi sebanyak 933.000 ons emas pada 2019. Sebagian besar emas yang diproduksi dari tambang ini diolah melalui oksidasi tekanan dan pencucian konvensional. Aktif sejak 1997, tambang ini dimiliki dan dioperasikan oleh Lihir Gold Limited (LGL), yang digabungkan dengan Newcrest pada Agustus 2010.
10. Loulo-Gounkoto, Mali
Kompleks tambang emas Loulo-Gounkoto terletak di Mali bagian barat, berbatasan dengan Senegal dan berdekatan dengan Sungai Faleme. Uniknya, tambang ini memiliki dua izin pertambangan yang berbeda. Societe des Mines de Loulo SA mengantongi izin sebagai pengelola tambang emas Loulo, dan Societe des Mines de Gounkoto mengelola tambang emas Gounkoto.
Baik Loulo dan Gounkoto, 80 persen sahamnya dimiliki oleh Barrick Gold dan 20 persen dipegang pemerintah negara Mali. Pada 2020, produksinya mencapai 544 ribu ons emas.
Di Mali, emas telah menjadi komoditi yang menggerakkan perekonomian masyarakatnya selama ratusan tahun. Dahulu kala, para pedagang di pantai Afrika Utara akan membayar mahal emas dan hasil bumi Mali yang kemudian diekspor ke Eropa dan ke Asia Barat atau Timur Tengah. Jadi, tambang emas Loulo-Gounkoto pun termasuk tambang emas tertua di dunia yang masih beroperasi.
11. South Deep, Afrika Selatan
South Deep merupakan tambang emas yang juga terletak di Witwatersrand, Afrika Selatan. Namun, wilayahnya berada diluar lengkungan emas kota Johannesburg dan Welkom. Tepatnya berada di 45 km barat daya Johannesburg. South Deep termasuk tambang tertua dan terdalam di dunia, dengan kedalaman tambang hingga 2.9 km di bawah permukaan.
Mulai beroperasi sejak 1961, dulu tambang ini dikenal dengan nama Western Areas Gold Mine hingga tahun 2000. Gold Fields menjadi pemilik dan operator tambang emas South Deep sampai tahun 2006. Tambang emas ini pun terbagi menjadi dua sistem operasi yang dikenal sebagai Kompleks Poros Selatan dan Kompleks Poros Kembar.
Cadangan mineral yang dikelola di South Deep per Desember 2018 mencapai 32,8 juta ons. Dengan banyaknya emas yang terkandung, umur tambang South Deep diharapkan diperpanjang hingga 2092 mendatang.
12. Norte Abierto, Chili
Wilayah Amerika Selatan juga memiliki tambang emas besar, tepatnya di kawasan Atacama, Chili. Barrick Gold dan Newmont Goldcorp merupakan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan tambang di kawasan ini.
Tambang emas Norte Abierto hingga kini belum beroperasi dan sedang mengembangkan lahan tambang terbuka. Tambang tersebut diperkirakan mengandung 23,2 juta ons cadangan emas dan terbukti per Desember 2018. Dua endapan bernama Cerro Casale dan Caspiche yang terletak pada jarak 12 km dari satu sama lain, di dalam Sabuk Emas Maricunga di Chili Utara, akan ditambang sebagai bagian dari proyek tersebut.
Kesimpulan
Itulah beberapa tambang emas terbesar di dunia. Beberapa di antaranya merupakan tambang tua berusia ratusan tahun yang masih beroperasi hingga saat ini. Meskipun hasil produksinya tidak prima seperti dulu. Kini mulai banyak ditemukan tambang emas besar baru lainnya. Salah satu yang tengah digarap adalah Tambang Norte Abierto di Chili.
Bahkan, di Kongo pun sempat gempar dengan adanya penemuan gunung emas di Desa Luhihi pada Februari 2021. Melansir laman BBC, Gunung Emas Luhihi mengandung sekitar 60-90 persen emas di dalamnya. Tingginya kandungan emas di sana, membuat emas sangat mudah didapat hanya dengan mencelupkan tanah dari gunung tersebut ke dalam air.
Di Indonesia sendiri, yang menjadi tambang tertua dan terbesar di dunia, yaitu Tambang Emas Grasberg, Papua. Tak hanya di Kongo, Indonesia juga menemukan tambang emas baru di daerah Dompu, Nusa Tenggara Barat dan sedang digarap oleh PT Aneka Tambang Tbk sejak 2021.
Menarik sekali ya, Grameds. Akankah Indonesia punya tambang emas lainnya yang masuk ke daftar tambang emas terbesar di dunia?
Penulis: Indah Utami
BACA JUGA:
- 10 Pulau Terbesar di Dunia yang Perlu Kamu Ketahui
- 10 Negara Terbesar di Dunia Berdasarkan Luas Wilayahnya
- 10+ Pulau Terluas di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia
- 10 Danau Terbesar di Dunia
- 10 Kota Terindah di Dunia yang Wajib Dikunjungi
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien