Bertahan di masa pandemi bukan perkara mudah, terutama bagi sebuah perusahaan.
Berbagai cara dan strategi dilakukan. Mulai dari menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home, memotong & menunda upah karyawan, hingga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Perusahaan pun harus cerdas bikin terobosan baru jika ingin survive. Lalu, apa saja yang harus dilakukan?
Belum lama ini, Gramedia Digital berkesempatan berbincang dengan Ruben Saragih, seorang praktisi sekaligus pemerhati happiness at work di Indonesia.
Ia menuturkan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar perusahaan tetap survive di masa pandemi ini. Simak baik-baik, ya.
Table of Contents
1. Menciptakan hubungan baik antara pimpinan dengan karyawan
Pimpinan dan karyawan harus bekerja sama sebagai tim, karyawan adalah sebagai aset yang harus dijaga. Ciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dengan karyawan.
Menurut Ruben, banyak hal-hal yang murah dan sederhana yang bisa dilakukan oleh perusahaan terutama para pimpinan, namun bermakna.
“Kuncinya di leader, nggak perlu pake kebijakan-kebijakan dan nggak perlu banyak marah-marah, cukup menjadi teladan. Misal kita ramah dan banyak senyum, yang lainnya otomatis ngikutin. Pimpinan aja ramah kok, masak bawahannya nggak” ujarnya.
2. Hadapi kenyataan dengan pikiran positif
Saat ini, banyak orang merasa ketakutan, khawatir, bahkan stres akibat pandemi. Karena itu, yang paling penting untuk dijaga adalah pikiran kita terlebih dahulu.
Survei membuktikan, bahwa 74% pikiran manusia cenderung diisi oleh prasangka negatif.
Jadi, cobalah untuk berpikir positif. Hadapi kenyataan, merasa khawatir tidak membuat kondisi lebih baik.
Ruben mengungkapkan jika kita memenuhi pikiran dengan respon positif, maka dapat memunculkan banyak ide-ide baru dibandingkan jika kita bersikap panik, marah, atau khawatir.
“Saat ini yang paling penting adalah bagaimana kita merespon krisis pandemi ini. Krisis itu selalu membawa dua sisi, yaitu bahaya dan peluang. Jadi, kenapa kita tidak berfokus pada peluangnya saja?” tuturnya.
Baca juga:Â 5 Kesalahan Finansial yang Sering Dilakukan Karyawan
3. Mendukung penerapan work-life balance bagi karyawan
Pandemi membuat kita bekerja dengan kondisi work from home, yang menyita waktu pribadi.
Perusahaan dalam hal ini juga harus mendukung, agar dapat terciptanya kondisi work-life balance.
Ruben mengatakan bahwa memang waktu kita tersita di pekerjaan, tapi selama mengerjakannya dengan perasaan happy, kehidupan di luar pekerjaan juga menjadi happy.
“Luangkan waktu bersama keluarga. Jangan sampai dari pagi sampai sore itu kita kerja terus, tidak bisa disentuh. Senggol bacok, kerja terus.” ungkapnya.
Dalam work-life balance, yang perlu disepakati adalah kita tidak bisa menyeimbangkan secara kuantitas jam, yang bisa adalah kualitas.
“Meskipun di rumah hanya kerja sebentar, kalau berkualitas tidak apa-apa. Kerja lama, namun cuman sibuk dan tidak jelas, ya sama saja percuma.” tambahnya.
4. Cepat beradaptasi dengan perubahan
Di tengah pandemi dan perubahan tren industri 4.0 yang serba cepat, menuntut perusahaan beradaptasi. Kini perusahaan tak lagi bisa memakai cara-cara konvensional seperti dulu.
Ruben menuturkan bahwa, perusahaan perlu untuk membuat sebuah sistem di mana saat bekerja, kombinasi logika dan perasaan harus seimbang.
“Jadi kalau ada cara lain yang lebih happy, ya nggak apa-apa yang penting kita bisa mencapai target. How to achieve-nya aja yang dibuat menyenangkan. Agar kita saat bekerja bukan hanya memakai head, namun juga heart.” ujarnya.
5. Memertahankan nilai-nilai perusahaan
Zaman boleh berubah, namun core values atau nilai-nilai perusahaan harus tetap dipertahankan dan dianut oleh seluruh stakeholders.
Ruben berpendapat bahwa, selain strategi dan teknologi, perusahaan juga perlu memertahankan values jika ingin bertahan lama.
“Agar organisasi mau survive, ada hal yang harus dipertahankan yaitu nilai atau integrity. Sampai kapan pun, integrity itu tetap dan tak bisa berubah” ucapnya.
Baca juga:Â 4 Alasan Milenial Layak Jadi Pemimpin yang Hebat
Dengan menerapkan tips di atas, diharapkan perusahaan dapat mewujudkan kondisi happiness at work dalam sistemnya.
“Saat keadaan normal, karyawan sudah sering ‘diperas’ untuk kejar target, begitu krisis terjadi seperti saat ini, malah makin dobel lagi pekerjaannya. Nah, ini penting sekali untuk menerapkan happiness at work.” tutur Ruben Saragih.
Ternyata, perusahaan perlu menerapkan happiness at work, terutama saat pandemi seperti sekarang ini, agar karyawan merasa dihargai.
Ketahui lebih banyak yuk tips serta penerapan happiness at work dalam buku Happiness at Work: Kunci Sukses Perusahaan Kelas Dunia.
Lewat buku ini, kamu akan belajar happiness at work langsung dari ahlinya. Tunggu apa lagi? Segera baca bukunya di Gramedia Digital, ya.
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien