Halo, Grameds! Bagi penggiat filsafat, tentunya tidak asing dengan nama penulis yang satu ini, Jostein Gaarder.
Jostein Gaarder adalah seorang penulis novel, cerita pendek, dan literatur anak yang berasal dari Norwegia. Gaarder kerap menulis sebuah cerita berdasarkan perspektif anak-anak yang menunjukkan rasa penasaran akan dunia.
Hal itu karena, menurutnya anak-anak dengan filsuf mempunyai kesamaan, yakni kepekaan mereka dan rasa keingintahuan yang besar mengenai berbagai hal baru yang bisa dikatakan jarang dimiliki orang dewasa.
Pria kelahiran 1952 ini pun kerap menggunakan metafiksi dalam berbagai karya tulisnya serta membangun cerita dalam cerita. Sebelum mengawali dunia kepenulisannya, Gaarder merupakan seorang guru filsafat di Bergen, Norway. Maka jangan heran apabila karya-karya tulisnya banyak bergandengan dengan ‘dunia’ filsafat.
Salah satu karya tulis filsafatnya yang mendunia, yaitu Sophie’s World: A Novel About the History of Philosophy yang sukses diterbitkannya pada tahun 1991. Hebatnya, novel tersebut sudah dialihbahasakan ke dalam 60 bahasa, salah satunya bahasa Indonesia dengan tajuk Dunia Sophie. Bahkan, novel best seller Internasional ini, kabarnya telah terjual lebih dari 40 juta eksemplar.
Dalam menuliskan berbagai karya tulisnya, Jostein Gaarder mempunyai ciri khasnya tersendiri, salah satunya mengombinasikan ‘dunia’ khayal (baca: dongeng) indah dengan perenungan akan suatu makna. Tak hanya itu, pada suatu kesempatan dirinya mengaku kerap menulis cerita berbingkai, maksudnya ada sebuah cerita di dalam cerita.
Mengapa demikian? Hal itu dilakukan karena melalui metode surat, orang cenderung mudah mengungkapkan diri dan segala imajinasinya ke dalam bentuk tulis. Gaarder juga sangat piawai dalam menyampaikan kesadaran akan fenomena lingkungan hidup melalui cerita yang disampaikannya pada berbagai karya novelnya.
Adapun berbagai karyanya yang mengombinasikan ‘dunia’ dongeng dan perenungan makna selain Dunia Sophie (1991), di antaranya Misteri Soliter (1990), Cecilia and the Angel (1993), The Magic Library (1993), Dunia Maya (1999), Princess of Tales (2001), The Orange Girl (2004), The Castle in the Pyrenees (2008), Dunia Anna (2013), The Puppeteer (2016), dan novel terbarunya House of Tales (2018).
Seperti yang sudah disebutkan di atas, lantas bagaimana ‘dunia’ dongeng yang digambarkan melalui daya imaji seorang Gaarder? Berikut uraiannya.
Table of Contents
Urutan Novel Jostein Gaarder, Serial Dunia Sophie
1. Misteri Soliter (1990)
Ingin mempelajari filsafat tanpa perlu menggaruk-garuk kepala? Misteri Soliter adalah pilihan yang tepat. Novel ini terbit pada tahun 1990 dengan judul aslinya, yaitu Kabalmysteriet. Kemudian, diterbitkan pula ke dalam bentuk terjemahan bahasa Inggris bertajuk The Solitaire Mystery.
Misteri Soliter merupakan cerita berbingkai, artinya ada sebuah cerita di dalam cerita. Karakter yang dimuat barangkali nyata, tetapi bisa pula tidak nyata. Alur ceritanya pun masa lampau dan masa depan. Menyajikan sebuah cerita berlandaskan teka-teki atau misteri dan pengkajian akan kehidupan yang mengagumkan.
Dalam novel ini mengisahkan seorang bapak dan anak yang sedang melakukan perjalanan jauh, tepatnya dari Norwegia menuju Yunani dengan kendaraan mobil. Selama di perjalanan menuju Yunani, ada banyak kisah seputar pertanyaan filsafat yang menyadarkan diri.
Bagi yang tertarik seputar ‘dunia’ filsafat kehidupan, novel Misteri Soliter dapat dijadikan sebagai bacaan yang tepat, sekaligus bahan renungan diri.
2. Dunia Sophie (1991)
Dunia Sophie merupakan karya Jostein Gaarder yang telah dikenal oleh dunia. Novel ini pertama kali terbit pada 1991 dengan tajuk Sofie’s Verden (dalam bahasa Norwegia). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, novel ini sudah menduduki best seller Internasional dan telah diterjemahkan ke dalam 60 bahasa, salah satunya bahasa Indonesia dengan judul Dunia Sophie ini. Saking terkenalnya, novel ini diadaptasikan ke dalam bentuk film di Norwegia pada tahun 1999.
Dunia Sophie mengisahkan sejarah filsafat, mulai dari awal perkembangan di Yunani sampai abad kedua puluh. Cerita di novel ini sebagian besar merupakan percakapan antara Sophie–seorang gadis remaja–dan Alberto Knox, yaitu seorang laki-laki misterius.
Novel setebal 800 halaman ini, masih terbilang singkat untuk sejarah yang cukup panjang. Barangkali dapat dikatakan bahwa buku ini tidak memberikan pemahaman akan filsafat secara mendalam, melainkan hanya memberikan sampul atau dasar menarik pada ranah filsafat. Terlepas dari itu, dibalut dengan alur yang unik dan misterius, novel Dunia Sophie dapat dijadikan sebagai panduan untuk mempelajari dasar filsafat.
3. Cecilia and the Angel (1993)
Sesuai dengan judulnya, Cecilia and the Angel atau Dunia Cecilia mengisahkan seorang anak bernama Cecilia yang harus menanggung penyakit keras di tubuhnya dan hanya menghabiskan kesehariannya di atas kasur.
Saat malam natal tiba, seorang malaikat bernama Ariel datang menghampirinya, kemudian mereka berbincang mengenai perbedaan antara malaikat dan manusia, serta hakikat surga. Malaikat Ariel menemani Cecilia tak hanya di malam itu, melainkan di malam-malam berikutnya pula.
Novel ini terbit dengan judul aslinya I et speil, I en gåte pada tahun 1993 dan dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris bertajuk Through a Glass, Darkly.
4. The Magic Library (1993)
The Magic Library: Perpustakaan Bibbi Bokken terbit pertama kali pada tahun 1993 dengan tajuk Bibbi Bokkens Magiske Bibliotek. Lalu, diterjemahkan pula ke dalam bahasa Inggris, Bibbi Bokken’s Magic Library. Buku ini sangat menarik sebab berisi dunia perbukuan dengan memfokuskan luasnya daya khayal pada anak.
Novel ini terdiri dua bagian. Bagian pertama merupakan bagian “Buku-Surat”, yaitu surat-surat antara Berit dan Nils. Sementara, pada bagian kedua merupakan cerita ketika Nils ke Fjærland menemui Berit untuk memecahkan misteri terkait Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken. Di bagian ini pula alur cerita menggunakan dua sudut pandang, yakni Nils dan Berit secara bergantian.
Tokoh Nils dan Berit dalam novel ini adalah dua saudara yang berpisah setelah musim panas. Adapun cerita utamanya, yaitu pengungkapan misteri Perpustakaan Ajaib milik seorang perempuan bernama Bibbi Bokken. Dalam menguak misteri tersebut, mereka kerap melakukan berbagai hal tidak terkira yang menakjubkan.
Tertarik akan kisah Nils dan Berit dalam menguak misteri Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken? Miliki dan baca novel The Magic Library sekarang!
5. Dunia Maya (1999)
Dunia Maya terbit pada tahun 1999 dengan tajuk aslinya, yaitu Maya. Pada novel ini, Gaarder tidak mengambil tokoh anak perempuan, melainkan tokoh-tokoh dewasa. Secara ringkas, penulis menyoroti akan berbagai pemikiran besar, di antaranya penciptaan alam semesta, pertumbuhan kehidupan di dunia, penciptaan manusia beserta keberadaannya, dan cinta.
Seperti berbagai novel lainnya, lagi dan lagi Gaarder mengangkat tema filsafat dalam karya tulisnya. Buku setebal 420 halaman ini, memadukan antara konsepsi filsafat dan pengetahuan terkait ranah biologi, khususnya biologi evolusioner. Penulis mencoba untuk menyajikan berbagai perenungan dalam bentuk cerita berbalut romansa dari beberapa tokoh di novel ini.
Dunia Maya dapat dikatakan sebagai buku yang mengagumkan dan sangat recommended.
6. Princess of Tales (2001)
Sebelumnya, Princess of Tales berjudul Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng. Dilihat dari segi penceritaan, novel ini serupa dengan The Orange Girl, yakni cerita berbingkai (ada cerita di dalam cerita).
Pembedanya adalah The Orange Girl hanya terdiri atas dua kisah, sedangkan Princess of Tales memiliki banyak bagian cerita.
Novel ini terbit pada tahun 2001 dengan judul aslinya Sirkusdirektørens datter, kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris bertajuk The Ringmaster’s Daughter.
Dalam novel ini, penulis menyajikan kisah terkait kehidupan para penulis dan penggiat sastra. Jostein dan pemikirannya pun hadir untuk menguak sisi lain dari dunia kepenulisan yang terkadang dianggap ‘sebelah mata’ oleh sebagian orang. Memangnya apa sisi lain yang dimaksud?
Princess of Tales mengisahkan seorang kreator bernama Petter yang mana dirinya mempunyai segudang imajinasi yang berada di dalam pikirannya. Imajinasinya terlalu aktif sehingga ia sendiri pun tidak menaruh minat untuk menuliskan secara terperinci hingga menjadi sebuah novel. Meskipun Petter tidak tertarik akan menulis, ia kerap menyimpan imajinasinya dalam sebuah catatan yang ditulisnya secara garis besar.
7. The Orange Girl (2004)
Novel ini terbit pada tahun 2004 dengan judul aslinya, yaitu Appelsinpiken (The Orange Girl). The Orange Girl atau Gadis Jeruk menceritakan Georg, seorang anak yang mendapatkan surat dari ayahnya–yang telah meninggal dunia sejak 11 tahun lalu. Surat itu berisikan sebuah cerita mengenai Gadis Jeruk yang membawa Georg kepada perenungan filosofis kehidupan.
Buku ini akan mengajak para pembacanya untuk merenungi sebuah dongeng filosofis kehidupan. Bisa dikatakan, sebuah dongeng yang berisikan teka-teki akan misteri kehidupan yang ada. Sama halnya dengan berbagai novel Gaarder yang lainnya, perenungan akan hidup disiapkan pula dalam novel The Orange Girl.
Tidak hanya tentang kehidupan, novel ini akan berisikan mengenai bagaimana adanya suatu entitas disebabkan saling keterlibatan. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, isi surat yang diberikan oleh sang ayah pada Georg akan menghadirkan kisah menarik yang wajib kalian ikuti.
Tertarik untuk mengikuti dan membaca kisah dari Georg? Baca selengkapnya di novel The Orange Girl.
8. The Castle in the Pyrenees (2008)
Novel ini mengisahkan perdebatan akan pertanyaan mengenai kehidupan setelah kematian dan pertanyaan lainnya akan kehidupan di bumi.
The Castle in the Pyrenees terbit pada tahun 2008 dengan judul aslinya, yaitu Slottet i Pyreneen. Seperti yang sudah diketahui, novel ini mempertanyakan mengenai nurani dan jiwa manusia, melalui pertalian antara dua anak manusia. Cerita yang menyelidiki kedudukan kesadaran manusia di alam semesta. Dapatkah ilmu sains menjelaskan hal tersebut?
Gaarder dengan ciri khasnya, menyajikan berbagai fenomena ‘dunia’ filsafat agar dapat dipahami menggunakan untaian cerita yang luar biasa. Adapun dua anak manusia yang dimaksud dalam novel ini, yakni tokoh Solrun dan Stein.
9. Dunia Anna (2013)
Novel ini terbit pertama kali pada tahun 2014 dengan tajuk aslinya, En fabel om klodens klima og miljø (Anna. A Fable About the Earth’s Climate and Environment). Kemudian, diterbitkan pula ke dalam bahasa Inggris berjudul The World According to Anna.
Sedikit berbeda dengan novel karya Gaarder lainnya yang erat akan filsafat, buku Dunia Anna cenderung memfokuskan tema akan lingkungan di bumi, terlebih perubahan iklim dan dampak dari pemanasan global.
Dengan kata lain, novel ini akan banyak menuangkan nilai-nilai kecintaan pada lingkungan di Bumi. Tindakan kerusakan lingkungan yang saat ini dilakukan justru mengancam generasi selanjutnya yang akan menempati Bumi. Anna, selaku tokoh utama sekaligus bagian dari generasi saat ini, diharuskan untuk berpikir lebih jauh pada kondisi Bumi ini.
Dengan demikian, penulis seakan mengajak para pembacanya untuk sedikit tergerak hatinya serta peduli akan lingkungan hidup dan keberlangsungan bumi. Oleh sebab itu, di tahun 1997, Gaarder bersama sang istri–Siri Danneviq–mendirikan Sophie Prize, yaitu sebuah bentuk penghargaan pada suatu individu atau kelompok yang turut peduli, memperjuangkan, ataupun mengajak masyarakat pada pelestarian lingkungan hidup.
10. The Puppeteer (2016)
The Puppeteer terbit dengan judul aslinya, Dukkeføreren yang diterbitkan pada tahun 2016 lalu. Novel ini mengajak para pembaca untuk merenungi akan kesendirian, pertemanan, dan mencari tempat tujuan di kehidupan ini. Cerita ini akan membangkitkan rasa empati dan mengesankan.
Dalam novel ini, fokus utama cerita pada tokoh Jakop Jacobsen, yaitu seorang lelaki paruh baya yang dikisahkan bahwa dirinya hidup sebatang kara, tanpa keluarga. Jakop pernah menikah, tetapi kandas sebab ia cenderung memperhatikan Pelle Skrindo, teman dekatnya.
Sama halnya dengan novel Gaarder lainnya, The Puppeteer penuh akan penyelidikan, menantang pikiran, dan menjajaki suatu kebenaran, layaknya cerita detektif. Tertarik akan cerita yang demikian? Buku The Puppeteer adalah pilihan tepat.
11. House of Tales (2018)
Akkurat Passe: En liten fortelling om nesten alt atau dalam Bahasa Inggrisnya Just Right: A Brief Story of Almost Everything merupakan salah satu karya terbaru dari Jostein Gaarder yang terbit pada tahun 2018 lalu. Meski terbilang baru, novel ini sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia dengan tajuk House of Tales.
Adapun House of Tales menceritakan terkait percintaan dan kehidupan, serta sebuah keputusan penting dalam hidup yang dikisahkan pada dua tokoh bernama Eirin dan Albert.
Penasaran dengan kisah yang terjadi antara keduanya? Ikuti cerita selengkapnya dengan membaca House of Tales.
Itulah Urutan Novel Jostein Gaarder Serial Dunia Sophie. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin mencari novel dengan berbagai genre, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.
Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia
Sumber: dari berbagai sumber
- Urutan Novel karya Jostein Gaarder
- Resensi Novel Misteri Soliter
- Resensi Novel The Magic Library
- Resensi Novel Dunia Maya
- Resensi The Orange Girl
- Review Novel The Orange Girl
- Resensi Novel The Castle in the Pyrenees
- Resensi Dunia Anna
- Resensi The Puppeteer
- Resensi House Of Teles
- Resensi Princess Of Teles
- Resensi Cecilia and The Angel
- Resensi Dunia Sophie
- Resensi Novel Cecilia and The Angel