Ini Dia Rekomendasi Buku Sastra Terpopuler Terbitan GPU

04 Aug 2021

Buku Sastra - Sastra tak melulu berupa puisi. Novel, cerpen, dongeng atau naskah drama juga merupakan bagian dari karya sastra. Pecinta buku sastra memang tak banyak, namun sekali jatuh cinta dengan sastra kamu akan sulit untuk bangun dan melepaskannya.

Jika ingin coba mencintai sastra, yuk simak buku-buku sastra terpopuler terbitan Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang telah Admin pilihkan di bawah ini.

Rekomendasi Buku Sastra Populer dari Gramedia Pustaka Utama

Kitab Kawin - Karya Laksmi Pamuntjak

Buku ini berisi kumpulan cerita pendek dari para perempuan dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Kali ini dicetak ulang dengan sampul baru dan bonus cerita tambahan.

Berisi 12 cerita pendek, melalui buku ini Laksmi Pamuntjak membawa berbagai perspektif dari tema pernikahan. Lalu ada juga kisah perselingkuhan, sepasang kekasih yang berpacaran, poligami, mencintai istri kakak, sampai naksir dengan menantu sendiri. Dari rumah-rumah kelas menengah atas Jakarta, kota kecil di daerah pedesaan Jawa Tengah, atau pedalaman di Pulau Buru.

Buku ini tidak hanya berkisah tentang jiwa-jiwa yang kalang kabut, kesepian dan telantar, serta tubuh-tubuh yang terkekang dan disakiti, tapi juga tentang jiwa-jiwa yang berontak dan merdeka, dan yang berani merumuskan ulang hukum-hukum perkawinan bagi diri mereka sendiri.

Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi - Karya Theoresia Rumthe & Wessly Johannes

Tak hanya kumpulan cerpen, tapi juga kumpulan puisi yang hadir karena pandemi. Ditulis oleh pasangan penyair yang saling berbalas puisi lewat e-mail, buku ini dibuat pada masa pandemi tahun 2020 lalu, di mana format percakapan antara Theo dan Weslly menciptakan kontinuitas dari awal hingga akhir.

Puluhan puisinya sangat mengunggah rasa dengan pilihan kata yang manis. Tentang pulang dan pergi, yang artinya kedua hal tersebut satu kesatuan, tidak akan terpisahkan.

Perjalanan Menuju Pulang - Karya Lala Bohang & Lara Nuberg

Lala Bohang, penulis yang dikenal dengan bukunya pada The Book of Forbidden Feelings ini ternyata pernah merilis buku di Amsterdam. Yap, buku The Journey of Belonging atau Perjalanan Menuju Pulang, pertama kali rilis di sana pada tahun 2020 lalu, diterjemahkan ke bahasa Belanda, menyabet penghargaan Ranald McDonald Award, dan kini versi terjemahan Indonesianya sudah bisa kamu nikmati.

Lala bersama Lara, sejarawan dan penulis Indo Belanda, mengumpulkan banyak cerita, surat, ilustrasi, dan banyak pertanyaan yang dieksplorasi untuk menemukan jawaban apakah kehidupan pendahulu mereka berdua saling berkaitan, terlebih karena Belanda yang menetap di Indonesia hingga 350 tahun. Atau sejarah tersebut nyaris tidak meninggalkan jejak di kehidupan mereka berdua?

Kisah ini dituliskan melalui garis keturunan ibu mereka, menyusuri masa lampau hingga ke kehidupan masa kini. Lala ingin membicarakan sejarah bukan hanya seperti yang diajarkan di sekolah, tapi juga dari peristiwa serta perubahan yang terjadi di rumah, keluarga, dan nenek moyang kita. Lala pun merasa dengan melihat sejarah sebagai kisah pribadi, dapat mempengaruhi semua yang dijalani saat ini.

Musim Kupu-Kupu Kuning - Karya Vanni Puccioni

Buku ini ditulis oleh antropolog dari Florence, Italia dengan cerita bertemakan tradisi berburu kepala di Pulau Nias. Kala itu pasukan kolonial Belanda datang dan membuat desa-desa di Nias Selatan yang biasanya berseteru memutuskan menggabungkan kekuatan. Sayang, mereka tetap gagal mencegah Belanda dan malah menggoyahkan tatanan hidup di sana.

Hal tersebut juga membuat Galifa, syaman muda yang haus kekuasaan, malah berpihak pada musuh. Tak hanya pengkhianatan, ada juga persahabatan tak terduga antara Tuha sang syaman agung Bawomataluo dengan Klint, misionaris pemberontak yang dihantui rasa bersalah. Novel ini mengisahkan bertemunya dua dunia yang bertolak belakang, tentang tumbuhnya persahabatan yang begitu menyentuh.

Botchan - Karya Natsume Soseki

Buku ini adalah karya klasik Jepang yang ditulis Natsume Soseki pada tahun 1906 dan banyak dibaca orang. Mengisahkan tentang Botchan atau panggilan yang berarti Tuan Muda. Ia dipanggil begitu oleh pelayan keluarganya yang sudah seperti ibunya sendiri, kala Botchan ditinggal karena kepergian orang tuanya. Botchan cenderung anak yang ceroboh dan suka cari gara-gara.

Setelah Botchan lulus, ia menjadi guru di Matsuyama, Shikoku. Ia kewalahan dengan murid-muridnya yang nakal, tata bahasa berantakan, dan banyak ketidaksesuaian di antara rekan-rekan kerjanya. Botchan dituturkan dengan sifat terus terang dan tidak mau berpura-pura, memberontak sistem, namun tetap sederhana dan penuh humor.

Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam - Karya Dian Purnomo

Mengangkat tema dari budaya kawin tangkap yang ada di Sumba, buku ini mengisahkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba. Seperti kisah Magi Diela yang mempunyai impian membangun Sumba, namun kini ia harus melawan orang tua, seisi kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan.

Buku yang sangat kritis ini ingin memperlihatkan budaya yang sangat merugikan perempuan dan seolah hanya dijadikan objek, tak punya pilihan, dan tidak boleh memiliki kebebasan. Buku ini membuka mata kita bahwa banyak isu serupa yang masih membelenggu dalam hidup bermasyarakat.

Di Tanah Lada - Karya Ziggy Zesyazeoviennazabrizkie

Buku dari pemenang Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 ini mengisahkan drama yang biasa terjadi di ibu kota. Tentang kekerasan rumah tangga hingga ketidakpeduliaan dengan keluarga. Berkisah tentang Ava dan keluarganya yang pindah ke Rusun Nero yang kumuh, setelah Kakek Kia meninggal.

Kakeknya meninggalkan warisan yang banyak, namun papanya tidak menggunakannya dengan semestinya. Papanya memanggil dia Saliva atau ludah karena menganggapnya tidak berguna. Kakeknya pernah memberi Ava kamus dan membuatnya pintar berbahasa Indonesia. Ava juga bertemu dengan anak laki-laki bernama P dan menjadi awal petualangan mereka yang sangat mengejutkan!

Entrok - Karya Okky Madasari

Buku ini menjadi debut Okky Madasari menjadi penulis. Mengisahkan tentang kehidupan di bawah kekuasaan militer pada zaman Orde Baru. Buku ini juga sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Years of the Voiceless. Tak hanya berbau politik, tapi juga tentang isu perempuan dan kepercayaan.

Marni, wanita Jawa yang memuja leluhur dan menjalani hidup untuk bekerja keras mencari uang. Hal itu berawal dari semangatnya untuk membeli entrok (bra dalam bahasa Jawa). Ia dilihat sebagai orang yang sibuk memperkaya diri sendiri. Baginya, selama dia tidak pernah melakukan tindakan kejahatan, maka ia melakukan hal yang benar.

Berbeda dengan putrinya, Rahayu. Ia berkuliah di Yogyakarta dan memeluk suatu agama. Ia menolak mengikuti jejak ibunya yang menyembah leluhur, karena baginya hal tersebut adalah dosa. Perbedaan kedua karakter inilah yang diangkat.

Sumur - Karya Eka Kurniawan

Kumpulan cerita pendek dari Eka Kurniawan ini adalah peraih penghargaan Prince Claus Laureare 2018. Dan sebenarnya, buku ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris pada antologi Tales of Two Planets bersama penulis mancanegara lainnya.

Berkisah tentang cinta yang penuh cobaan. Berawal dari masalah air yang makin sulit dicari dalam suatu kampung dan hanya mengandalkan satu sumur. Situasi ini membuat munculnya konflik-konflik kecil pada kampung tersebut. Tak ada yang mengira, sumur itu pula yang akan menjadi saksi bisu sebuah kisah cinta dan tragedi yang mengiringinya.

Lebih Senyap dari Bisikan - Karya Andina Dwifatma

Setelah 8 tahun lamanya tak kembali, Andina Dwifatma kini menuliskan kembali novel tentang perempuan. Novel kedua fokus pada dunia perempuan atas pergolakan batin yang terjadi dalam sebuah rumah tangga.

Tentang Amara dan Baron yang sering dipertanyakan kenapa belum mempunyai anak dan membuat hidup mereka terusik, apalagi dengan saran-saran untuk mendapatkan buah hati. Amara sering dijadikan sasaran ketidakmujuran, karena kunjung tak memiliki keturunan.

Amara akhirnya hamil, namun posisinya kunjung tak seperti keluarga ideal. Baron menaruh pekerjaan mengasuh anak penuh kepada Amara. Ini tentang pergolakan mental dan batin Amara. Tentang perkara yang mungkin dianggap sepele bagi orang pada fase hidup perempuan, tapi ternyata menjadi persoalan besar dan harus diperhatikan.

Hujan Bulan Juni - Karya Sapardi Djoko Damono

Hujan Bulan Juni merupakan salah satu novel trilogi Sapardi Djoko Damono yang paling banyak diburu. Manis-getir kisah Sarwono dan Pingkan dituangkan begitu penuh makna oleh Almarhum Eyang Sapardi. Hujan Bulan Juni tidak berhenti tenar sampai kumpulan kata, tapi juga dilirik untuk diadaptasi ke layar lebar, dan sekarang menelurkan novel grafisnya.

Hujan Bulan Juni terlebih dahulu terbit merupakan kumpulan puisi, yang kemudian juga disisipkan ke dalam novel bersama dengan Sarwono untuk Pingkan, kekasihnya. Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni telah dialihbahasakan ke dalam empat bahasa, yaitu Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin.

Laluba - Karya Nukila Amal

Buku sastra karangan Nukila Amal ini mendapatkan penghargaan sebagai buku sastra terbaik Badan Bahasa Kemendikbud tahun 2010, dan juga menjadi karya sastra terbaik majalah Tempo tahun 2015.

Merupakan hal yang sulit dalam menulis sebuah cerita pendek, namun buku ini berhasil dibuat dengan bahasa yang memikat, namun minim dengan kata-kata yang sulit dimengerti. Sehingga tak heran, cerita-cerita di dalamnya akan sukses menyentuh para pembacanya.

Kereta Tidur - Karya Avianty Armand

Kumpulan cerita pendek karangan Avianty Armand ini menceritakan berbagai kisah. Kisah-kisah melankolis yang ada dalam buku ini membuat para pembacanya berduka ketika menutup lembaran terakhir buku ini.

Setiap cerita di dalam bukunya membuat kita memiliki pemaknaan baru tentang hal-hal yang biasa kita temui dalam kehidupan, seperti konflik cinta, masalah keluarga, dan pertanyaan atas eksistensi manusia. Unik, indah, dan mengusik dengan jalan cerita yang tak terduga.

Aku Ini Binatang Jalang - Karya Chairil Anwar

Buku ini berisikan koleksi sajak karya penyair legendaris yang tak lekang oleh waktu, Chairil Anwar. Kumpulan sajak yang tertulis dalam buku ini adalah kumpulan karya-karya orisinil Chairil sejak tahun 1942 hingga 1949.

Buku ini ditujukan bagi para pecinta sajak Chairil, yang juga ingin membaca isi surat-surat Chairil yang ditulis kepada karibnya, H.B. Jassin untuk menggambarkan "keadaan jiwa"nya kala itu.

Celana - Karya Joko Pinurbo

Judul dan cover buku ini memang sangat unik dan menarik. Siapa yang menyangka buku ini adalah sebuah buku sastra. Buku ini berisikan 44 Sajak Joko Pinurbo, yang dapat membuat para pembacanya tak habis pikir, digetarkan jiwanya, dan dijatuhkan hatinya pada sastra. Menariknya, di akhir buku ini terdapat kata penutup dari penyair sastra legendaris, Sapardi Djoko Damono.

Amba - Karya Laksmi Pamuntjak

Novel sastra berlatar sejarah ini mengisahkan kehidupan dan kisah cinta Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil Jawa Tengah. Kisah cintanya yang getir membuat karya ini menjadi sebuah karya sastra yang besar bagaikan sinar yang menerangi jalan dan membantu kita membuka dunia.

Novel karya Laksmi Pamuntjak ini telah mendapatkan banyak penghargaan dan pujian dari orang-orang terkenal. Salah satunya oleh Jose Eduardo Agualusa, Kandidat shortlist Man Booker International Prize 2016 untuk A General Theory of Oblivion, yang juga merupakan pemenang Independent Foreign Fiction Prize 2007 versi harian Independent untuk The Book of Chameleons.

Itu dia beberapa rekomendasi karya sastra yang diterbitkan oleh GPU. Jika ingin mencari buku-buku sastra GPU terpopuler lainnya, langsung aja cek di Gramedia.com. Dan karena kamu adalah #SahabatTanpaBatas-nya Admin, belanja sekarang di Gramedia.com ada diskon spesialnya.

Kamu juga bisa pesan lewat chat WhatsApp, di layanan terbaru Pesan Antar. Di mana kamu bisa memilih menggunakan pengiriman instant (khusus Jabodetabek). Untuk info lebih lanjut, klik gambar di bawah ini ya.

Sumber foto header: instagram.com/sastragpu

Penulis: Almira Rahma Natasya & Nur Qomariyah

Almira R. Natasya

Digital Content Officer Gramedia Digital