10 Fakta Menarik Ilustrator Dinda Puspitasari
Dunia ilustrasi di negeri kita semakin berwarna dengan kehadiran Dinda Puspitasari, wanita tangguh dan ilustrator kebanggaan Indonesia yang karyanya bisa kita nikmati lewat self-love books; #88LOVELIFE hasil kolaborasinya bersama fashion blogger Diana Rikasari.
Dikenal sebagai fashion illustrator, hasil karya Dinda yang indah dan penuh warna begitu memanjakan mata dan berhasil mencuri perhatian. Dan beberapa waktu lalu Dinda merilis buku yang sangat unik, yaitu Dinda Puspitasari’s World of Pattern, dengan tiga tema yang berbeda.
Siang itu, di sebuah kafe yang menempati rumah tua di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, tim Gramedia.com menikmati waktu bersama Dinda, ditemani beberapa gelas kopi yang mengantarkan berbagai cerita manis. Kami sungguh beruntung, tak hanya bisa mendengarkan berbagai celotehannya, kami berkesempatan melihat Dinda live drawing.
Dari chit-chat manis kami di kafe dengan suasana yang homey, berikut 10 fakta menarik yang berhasil kami ungkap dari sang ilustrator Dinda Puspitasari.
1. Dinda pernah menerbitkan buku Taylor Swift Style Essentials
Dinda yang awalnya sempat bekerja di sebuah agency sebagai Account Executive memutuskan untuk resign, karena ingin membesarkan clothing line miliknya. Menyadari jika passionnya memang di bidang kreatif, Dinda pun aktif nge-blog sejak tahun 2018, dan kerap memuat hasil ilustrasinya.
Tanpa disangka, fashion blogger Dian Pelangi melihat blog milik Dinda, dan menawarinya untuk bekerjasama. Pucuk dicinta ulam tiba, tahun 2013 Dinda mendapat proyek ilustrasi pertamanya, yaitu menggarap ilustrasi untuk buku Dian Pelangi.
Kemudian Dinda juga berhasil mengeluarkan buku karyanya yang berjudul Taylor Swift Style Essentials, yang mengulas gaya sehari-hari Taylor Swift, mulai dari street style, red carpet look, lengkap dengan berbagai aksesoris, yang diilustrasikan oleh Dinda.
2. Suka banget dengan fashion style Lady Diana
“Kalo kebanyakan anak kecil suka main boneka atau masak-masakan, mainan aku dari kecil justru menjahit bikin tas, bikin pouch, sampai bikin kartu ulang tahun. Aku memang pengen jadi fashion designer dan suka fashion udah dari kelas 2 SD. Nah, aku tuh senang banget ngeliat style-nya Lady Diana. Dulu ada satu tabloid yang memuat gaya busana Lady Diana satu halaman penuh, lalu aku gambar semua style Lady Diana,” Dinda bercerita tentang kesukaannya menggambar sejak kecil.
3. Dinda tidak pernah berencana untuk menjadi ilustrator
“Dari dulu aku nggak pernah merencanakan menjadi ilustrator. Bagaimana aku bisa terjun di dunia ilustrasi berawal ketika aku live drawing pertama kalinya di suatu event, di mana hasil dari live drawing aku disumbangkan ke sebuah yayasan,” Cerita Dinda.
Dan ternyata salah tamu yang diilustrasikan oleh Dinda di event tersebut, meminta Dinda untuk live drawing kembali di sebuah acara bridal shower. Nah, dari ke-30 orang tamu yang datang, salah satunya adalah team Dior Indonesia yang mengajak Dinda untuk berkolaborasi.
Berbagai brand besar lainnya pun menggaet Dinda untuk berkolaborasi, mulai dari Louis Vuitton, Fendi, Kérastase, Chanel Beauty, Tiffany&Co, dan masih banyak lagi.
4. Buku #88LOVELIFE menjadi hal paling memorable bagi Dinda Puspitasari
Tawaran yang sangat berharga kembali menghampiri Dinda. Diana Rikasari yang membaca buku Taylor Swift Style Essentials mengajak Dinda untuk berkolaborasi membuat buku, yang kemudian diberi judul #88LOVELIFE.
Dinda bercerita ketika proses pembuatan buku #88LOVELIFE tantangannya banyak sekali. Mulai dari meyakinkan penerbit jika buku tersebut ingin dibuat full colour, hard cover, dan dalam bahasa Inggris. Setelah keinginan mereka disetujui penerbit, #88LOVELIFE dicetak pertama kali sebanyak 3000 eksemplar.
Ternyata, karya mereka disambut dengan antusias yang sangat baik sekali. #88LOVELIFE begitu happening dan banyak orang yang termotivasi dengan buku yang super cute ini!
Tercatat #88LOVELIFE cetakan pertama sold out dalam waktu dua minggu. Kemudian dicetak ulang sampai 17 kali, dan kembali sold out lebih dari 100.000 eksemplar!
5. #88LOVELIFE diterjemahkan dalam bahasa Korea dan Vietnam
Kerja keras mereka berdua terbayar, buku #88LOVELIFE yang begitu menginspirasi dengan ilustrasi yang eye catchy mendapatkan Mega Best Seller.
Tak hanya digemari di Indonesia, buku ini juga booming di luar negeri, bahkan #88LOVELIFE mendapatkan penghargaan “Best Non-Fiction Book of 2015” di Malaysia.
Hebatnya lagi, buku ini diterbitkan dalam bahasa Korea dan Vietnam. Bahkan di Korea Selatan laku banget dan sudah masuk cetakan keempat. Wow!
Dan tahukah kamu? Quotes yang Diana Rikasari tulis dalam buku #88LOVELIFE mempresentasikan tentang Dinda, loh. Buku ini ada 3 volume dengan 3 tema berbeda, yaitu volume pertama dengan Dreams, yang kedua Passion, dan ketiga Priorities, yang kesemuanya adalah step dari hidup Dinda.
6. Jepang menjadi inspirasinya, dan Bijou Karman menjadi ilustrator favoritnya
“Betul banget, inspirasi aku datang dari berbagai macam hal, mulai dari melihat visual, still life photography, architectural mood images, bunga, tone color yang ke arah dusty, nonton film, dan negara Jepang,” Ungkap Dinda.
“Dan kalau ngomongin ilustrator favorit, aku paling suka sama Marina Sidneva yang berasal dari Rusia, Bijou Karman dari Los Angeles, dan dari Indonesia paling favorit sama Kathrin Honesta,” Sambungnya.
7. Buku Dinda Puspitasari’s World of Pattern berisikan hal-hal kesukaan Dinda
Beberapa waktu lalu Dinda merilis buku yang sangat unik, berjudul Dinda Puspitasari’s World of Pattern. Buku ini dibuat dalam 3 seri yang berbeda, yaitu Shapes, Flowers, dan My Favorite Things, yang masing-masing berisi 44 pattern dengan berbagai hal favorit Dinda, seperti ilustrasi makanan, traveling, hingga beauty stuff.
Kenapa buku ini sangat unik? Pertama ini adalah buku ilustrasi atau Dinda menyebutnya dengan ‘visual art book full of patterns’, yang bisa dibuat menjadi apa saja.
Kedua, kamu bisa pilih pattern yang kamu suka untuk dibuat berbagai DIY, mulai dari greeting card, pembatas buku, scrapbook, notebooks, frame foto dan masih banyak lagi.
“Proses pembuatan buku ini sekitar 2 bulanan, dan idenya datang dari aku yang memang suka banget sama pattern, dan buku ini aku persembahkan buat orang-orang yang suka dengan visual,” Ungkap Dinda dengan ceria.
8. Cara simpel untuk mengatasi jika sedang stuck menggambar
“Kalau aku sih simpel aja, nggak perlu pergi belanja dan buang-buang uang. Kalau lagi stuck menggambar aku biasanya tidur 1-2 jam, atau nggak mandi. Nah, setelah bangun tidur rasanya seperti di restart kembali dan udah segar lagi buat menggambar,” Celoteh Dinda ditemani secangkir kopi.
9. Dua buku ini menjadi buku terfavorit Dinda!
“Wah, aku benar-benar suka banget sama kedua buku ini! Pertama buku Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang karya Fumio Sasaki. Yang bisa aku adjust dari buku ini adalah proses untuk berpikir minimalis, karena aku sempat stres dengan berbagai barang yang menumpuk di rumah. Setelah baca buku ini, akhirnya aku bisa mengurangi barang-barang tersebut, dan turut menyumbangkan baju-baju aku,” Ungkap Dinda.
“Dan buku yang kedua adalah The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim. Ini kalian wajib baca, karena bagus banget dan berhasil mengubah cara berpikir aku."
10. Dinda & Diana Rikasari berencana untuk berkolaborasi lagi. Yeay!
Psst, kami punya kabar gembira, Dinda dan Diana Rikasari berencana untuk berkolaborasi lagi!
“#88LOVELIFE memang sudah seperti karakter. Jadi project selanjutnya, kita berdua berencana untuk membuat buku lagi.”
Wah, kita doakan ya Din semoga prosesnya lancar.
Tidak terasa hari sudah beranjak sore, di akhir bincang-bincang kami Dinda juga memiliki pesan untuk para perempuan Indonesia.
“Menurut aku yang seharusnya dimiliki perempuan Indonesia supaya bisa berhasil mewujudkan mimpinya adalah harus mandiri, harus bisa mengerjakan semua hal sendiri. Tidak boleh tergantung sama orang, apalagi menggantungkan nasib ke orang lain. Tidak boleh. Aku mikir seperti ini, karena hidup aku benar-benar struggle banget dari kecil. Jadi balik lagi, perempuan harus mandiri. Karena yang bisa mengubah hidup kita, ya kita sendiri.”
Dan Dinda memberikan tips untuk kamu yang suka membuat ilustrasi.
“Tips dari aku, jangan sekedar mencari Likes di social media. Tapi lebih fokus aja ke diri sendiri dan fokus untuk meningkatkan skill kamu. Skill itu macam-macam, ada skill pemilihan warna hingga skill teknik garisan warnanya. Sekarang banyak yang menggambar, tapi grafis visualnya punya orang, dan lama-lama jadi kayak meng-copy. Itu yang mesti dikurangi.”
Dinda pun menambahkan,
“Yang terpenting, proses idenya yang mesti dipikirin, jangan cuma eksekusinya. Dan harus hargain proses di belakangnya. Jadi jangan terlalu melihat visual orang lain sebagai acuan, karena lama-lama karya kamu akan serupa.”