5 Buku Ini Sukses Diadaptasi Jadi Film Terbaik Oscars
Bermula dari buku, lalu sukses dicetak ulang berkali-kali, lantas diadaptasi jadi film, dan canggihnya berhasil dapat Piala Oscar pula. Tidak banyak buku-buku yang bernasib bagus seperti itu. Di sisi lain, memang banyak banget buku yang diadaptasi jadi film lantaran sang produser melihat sudah adanya captive market, yakni pembaca bukunya.
Toh, hal-hal tersebut tidak menjadi jaminan. Banyak pula film adaptasi buku yang flop di pasaran. Sekalipun laris di box office, banyak pula film adaptasi buku yang tak dilirik oleh ajang Academy Awards alias Oscars. Nah, lima film Hollywood berikut ini memiliki kesuksesan berganda: bukunya populer, filmnya pun sukses dapat Piala Oscar.
Simak daftarnya ini dan (kalau belum pernah) segera tonton filmnya.
The French Connection (1971)
Sutradara: William Friedkin
Buku: The French Connection: A True Account of Cops, Narcotics, and International Conspiracy karya Robin Moore
Film action-thriller klasik ini tidak boleh dilupakan. Selain sekuens penguntitan yang menegangkan di jalanan New York, ada pula sekuens kejar-kejaran mobil (car chase) di film ini yang disebut-sebut salah satu yang terbaik dalam sejarah film dan menjadi acuan dalam film-film action selanjutnya.
Teknis pembuatan sekuens ini pun terbilang rumit pada dekade '70-an. Sebab, sekuens ini bukan hanya melibatkan mobil, tapi juga kereta. Belum lagi penggunaan kamera yang ditempatkan di bumper mobil untuk mendapatkan perspektif low-angle. Kamera ini pun memiliki kemampuan merekam 18 frame per second (fps) demi memperlihatkan kecepatan mobil ini secara realistis.
Diadaptasi dari buku non-fiksi The French Connection: A True Account of Cops, Narcotics, and International Conspiracy karya Robin Moore pada 1969, filmnya kemudian disutradarai oleh William Friedkin, sementara skenario adaptasinya ditulis oleh Ernest Tidyman. Di ajang Academy Awards ke-44 pada 1972, inilah film dengan klasifikasi rating R pertama yang menang jadi film terbaik. The French Connection juga menang Piala Oscar pada kategori aktor terbaik (Gene Hackman), sutradara, editing, dan skenario adaptasi.
The Godfather (1972)
Sutradara: Francis Ford Coppola
Buku: The Godfather karya Mario Puzo
Inilah film drama kriminal yang menjadi pujaan jutaan orang. Bagi banyak pembuat film, The Godfather adalah film sempurna untuk dijadikan acuan. Inilah film gangster paling berpengaruh terhadap perkembangan genre film serupa di masa depan.
The Godfather memang unggul di semua lini utama, yang dibuktikan lewat raihan nominasinya di ajang Academy Awards ke-45 pada 1973, antara lain skenario adaptasi, penyutradaraan, akting, editing, kostum, musik, dan tata suara. The Godfather lantas menang di kategori film terbaik, aktor (Marlon Brando), dan skenario adaptasi (Mario Puzo dan Francis Ford Coppola).
Sumber skenario film ini adalah novel berjudul sama karya Mario Puzo yang masuk daftar buku terlaris The New York Times selama 67 minggu. Dalam dua tahun sejak diterbitkan pertama kali pada 1969, buku ini terjual lebih dari sembilan juta kopi. Paramount Pictures kemudian membeli hak adaptasi novel tersebut seharga 80 ribu dolar AS dan difilmkan dengan bujet 6,2 juta dolar AS. Total pendapatan box office secara global film The Godfather mencapai 269 juta dolar.
The Silence of the Lambs (1991)
Sutradara: Jonathan Demme
Buku: The Silence of the Lambs karya Thomas Harris
Ketika film ini beredar pada awal 1991, para penonton begidik melihat sosok psikopat Hannibal Lecter. Diperankan dengan sangat meyakinkan oleh aktor watak Anthony Hopkins, Hannibal Lecter adalah psikiater sekaligus seorang kanibal dan pembunuh berantai.
Perilaku sopan dan karismatik, tutur katanya menghanyutkan, tapi dia bisa dengan segera mematikan korbannya. Berkat akting Hopkins ini, karakter Hannibal Lecter dipilih oleh American Film Institute sebagai tokoh penjahat terbesar dalam sinema Amerika. Film ini juga sukses meraih pendapatan box office sebesar 272,7 juta dolar AS.
Di ajang Academy Awards ke-64 pada 1992, The Silence of the Lambs menjadi jawara sempurna lantaran menang dalam lima kategori utama dan bergengsi, yakni film terbaik, sutradara terbaik (Jonathan Demme), aktor terbaik (Anthony Hopkins), aktris terbaik (Jodie Foster), dan skenario adaptasi terbaik Ted Tally).
Film ini diadaptasi dari novel karya Thomas Harris yang terbit pada 1988. Orion Pictures bersama aktor Gene Hackman lalu patungan membeli hak adaptasi novel ini sebesar 500 ribu dolar AS. Sebelumnya, Jodie Foster juga berusaha membeli hak adaptasi novel tersebut, tapi tawaran Orion Pictures-Hackman lebih unggul.
The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)
Sutradara: Peter Jackson
Buku: The Lord of the Rings: The Return of The King karya J.R.R. Tolkien
Dalam Academy Awards ke 76 pada 2004, film ini mencetak rekor karena memborong banyak Piala Oscar. Inilah film fantasi pertama yang berhasil menang jadi film terbaik Oscars. Secara total, film meraih 11 nominasi dan berhasil memenangkannya semua. Mulai dari kategori film terbaik, sutradara, musik, lagu, efek visual, tata artistik, kostum, tata rias, sound mixing, editing, dan tentu saja skenario adaptasi.
Bersama Titanic dan Ben-Hur, The Lord of the Rings: The Return of the King masuk dalam jajaran film pemenang Oscars yang terbanyak. Di box office, film ini meraup 1,12 miliar dolar AS. Film epik fantasi ini diadaptasi dari trilogi novel klasik yang terkenal, The Lord of the Rings, karya JRR Tolkiens. Hingga sekarang, novel ini berhasil terjual hingga 150 juta kopi di dunia.
Lantaran materi novel sumbernya begitu banyak dan kaya, skenario film yang ditulis Fran Walsh, Philippa Boyens, dan Peter Jackson ini mau tidak mau harus menyederhanakannya. Ada pula adegan yang diciptakan untuk di film, tapi tidak ada di novelnya. Dan, wujud adaptasi yang paling dahsyat dan sempurna dalam film ini adalah sekuens peperangan epik Battle for Minas Tirith. Tidak ada penonton yang tidak terkesima di sekuens ini.
No Country for Old Men (2007)
Sutradara: Joel dan Ethan Coen
Buku: No Country for Old Men karya Cormac McCarthy
Duet sutradara bersaudara Joel dan Ethan Coen memang jago bikin film yang menampilkan situasi dan humor yang absurd. Plotnya juga mempunyai kejutan-kejutan yang tak biasa kita temui dalam film thriller-kriminal sejenis. Setelah Fargo (1996), Coen bersaudara hadir dengan tutur penceritaan dan pendalaman karakter manusia yang lebih kompleks sekalipun berbau nihilis dalam No Country for Old Men.
Barangkali itu sebabnya mereka dipilih produser Scott Rudin untuk mengadaptasi novel karya Cormac McCarthy ini jadi skenario sekaligus menyutradarai filmnya. Dalam menulis skenario adaptasi ini, Coen bersaudara mengaku setia pada novel aslinya. Kata-kata yang penting dari novel dituturkan kembali dalam skenario, begitu pula rangkaian peristiwanya. Namun, mereka tetap memangkas beberapa bagian dari novel. Mereka juga banyak memendekkan dialog.
Dalam Academy Awards ke-80 pada 2008, film No Country for Old Men menang di empat kategori utama, yakni film terbaik, sutradara, aktor pendukung (Javier Bardem), dan tentunya skenario adaptasi. Di box office global, film ini berhasil meraih 170 juta dolar AS.