Dari Supernova hingga Rapijali, Ini 15 Karya Terbaik Dee Lestari yang Wajib Dibaca
Nama Dee Lestari sudah tak diragukan lagi sebagai salah satu penulis ternama di Indonesia. Karya-karyanya selalu habis dibeli pembaca setianya. Setiap buku yang ia telurkan kerap terpajang di jajaran buku-buku best seller.
Mulai dari seri Supernova, Rapijali, sampai bukunya yang paling baru, Tanpa Rencana selalu menyedot perhatian di dunia sastra. Bahkan beberapa karyanya dipilih untuk diadaptasi menjadi film layar lebar, seperti Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Perahu Kertas, Filosofi Kopi, dan juga Madre.
Berikut ini rekomendasi buku terbaik dari Dee Lestari yang wajib banget kamu baca! 👓📕
14 Buku Terbaik dari Dee Lestari
1. Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (KPBJ), Truedee Books, 2001
"Momentum tidak dapat dikejar. Momentum hadir. Begitu ia lewat, ia tidak lagi sebuah momentum. Ia menjadi kenangan. Dan kenangan tidak akan membawa Anda kemana-mana. Kenangan adalah batu-batu di antara aliran sungai. Anda seharusnya menjadi arus, bukan batu."
Kenapa seri pertama Supernova ini masuk dalam daftar buku terbaik Dee Lestari? Karena lewat buku ini, nama Dee Lestari mulai dikenal sebagai penulis. Sebelumnya, Dee Lestari lebih dikenal dengan nama Dewi Lestari, salah satu anggota vokal grup RSD.
Buku ini dirilis pada 16 Februari 2001 lalu dan langsung mengambil hati pembaca. Buku ini telah terjual hingga 12 ribu eksemplar hanya dalam waktu 35 hari. Buku ini juga masuk dalam Top 5 Khatulistiwa Literary Award 2001, berdampingan dengan karya-karya sastrawan kenamaan, salah satunya Goenawan Muhammad.
Buku ini juga bisa kamu dapatkan dalam versi e-book di sini >>> Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (KPBJ), Truedee Books, 2001
2. Supernova: Akar, Truedee Books, 2002
“Satu-satunya cara untuk mengetahui asal-usulmu adalah keluar, lalu kembali. Kamu pikir si Adam itu tahu dirinya istimewa kalau tidak dibuang dulu ke bumi?”
Melanjutkan kesuksesan seri pertamanya, seri kedua Supernova ini juga laku keras di pasaran. Buku ini bercerita tentang perjalanan Bodhi, seorang pemuda pengikut subkultur punk yang memiliki keanehan dapat melihat nasib makhluk di sekitarnya.
Keunikan jalan cerita dengan pendekatan ajaran agama Budha, buku ini berhasil menempati Top 10 Khatulistiwa Literary Award 2003. Tentunya buku ini juga mejeng di deretan best seller dan jadi salah satu buku yang paling dicari, bahkan hingga saat ini.
Buku ini juga bisa kamu dapatkan dalam versi e-book di sini >>> Supernova: Akar, Truedee Books, 2002
Baca juga: 10 Rekomendasi Novel Sci-Fi & Fantasi Best Seller Tahun 2022
3. Supernova: Petir, Truedee Books & Akoer, 2004
Dimas dan Reuben tiba-tiba mendapat sebuah surat elektronik berjudul “Diva Anastasia” dari seseorang bernama Gio Alvarado. Di dalam surat itu, ada kata “Supernova” yang menjadi tanda tanya baru. Surat itu juga menyebutkan tentang hilangnya Diva di Hutan Amazon.
Di sisi lain, di Kota Bandung, ada Elektra, seorang wanita muda yang hidup sebatang kara karena baru saja kehilangan ayahnya, Wijaya atau Dedi, akibat stroke yang menimpanya. Elektra menderita epilepsi dan ia juga tertarik pada petir. Ia berharap bisa menyembuhkan epilepsinya melalui seorang dukun, tetapi itu semua palsu. Ia pun menyetrum dukun tersebut.
Kejadian itu membuatnya bertemu dengan seorang praktisi yoga, yakni Ibu Sati. Elektra belajar meditas dari wanita India tersebut. Hingga kemudian Elektra mulai bangkit dan membuka sebuah perusahaan swasta hingga ia mencapai kesuksesannya.
Buku ini juga bisa kamu dapatkan dalam versi e-book di sini >>> Supernova: Petir, Truedee Books & Akoer, 2004
4. Filosofi Kopi – Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade, Truedee Books & Gagas Media, 2006
“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”
Berbeda dari dua buku yang telah disebutkan di atas, Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerpen dan prosa yang sudah 10 tahun ditulis dan dikumpulkan Dee Lestari. Buku yang dirilis sejak 2006 itu pun sukses meraih berbagai penghargaan.
Seperti sudah langganan, karya Dee Lestari ini kembali masuk Top 5 Khatulistiwa Literary Award 2006. Selain itu, Filosofi Kopi juga menyabet penghargaan sebagai Karya Sastra Terbaik 2006 versi Majalah Tempo.
Sukses di antara pembaca, buku ini kemudian dilirik oleh produser, dan akhirnya diadaptasi menjadi film layar lebar dengan judul Filosofi Kopi arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Baca juga: Daftar Film Indonesia Adaptasi dari Novel Best Seller
5. Perahu Kertas, Bentang Pustaka, 2009
Kali ini ada sebuah novel bergenre romansa remaja yang telah diadaptasi ke layar lebar dengan judul sama dan dibintangi oleh Maudy Ayunda sebagai Kugy, serta Adipati Dolken sebagai Keenan. Novel ini mengisahkan tentang pertemanan empat orang, yakni Kugy, Noni, Eko, dan Keenan. Kugy dan Noni adalah teman kecil, lalu Noni dan Eko adalah sepasang kekasih, sedangkan Keenan adalah sepupu Eko.
Kugy dan Keenan diam-diam memendam perasaan, tetapi di sisi lain, Noni ingin menjodohkan Keenan dengan Wanda, sepupunya. Terjadi konflik di antara mereka sehingga Keenan pergi ke Bali dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Cerita berlanjut saat Kugy lulus kuliah dan bekerja. Saat itu, ia juga akhirnya menjalin hubungan dengan atasannya. Setelah melewati beberapa waktu yang lama, Kugy dan Keenan bertemu kembali. Kisah lama mereka mulai terpanggil.
6. Madre, Bentang Pustaka, 2011
Buku ini merupakan kumpulan cerita yang ditulis Dee selama lima tahun. Ada 13 karya fiksi dan prosa pendek yang terdapat di buku ini. Buku tipis ini mengisahkan tentang banyak hal, tentang perjuangan sebuah toko roti, kisah ibu dan anak, kisah percintaan dan persahabatan, hingga tentang reinkarnasi.
Di salah satu cerita pendeknya, Dee menceritakan tentang seorang lelaki bernama Tansen Roy Wuisan yang ternyata kakek dan neneknya telah mewarisi sebuah adonan roti bernama Madre. Mendengar tentang warisan itu, Tansen langsung pergi ke Jakarta untuk melihat seperti apa Madre tersebut.
Di sana, ia bertemu dengan Pak Hadi, orang yang dulu bekerja untuk kakek dan nenek Tansen. Pak Hadi menceritakan tentang Madre dan mengajarkan tansen bagaimana membuat roti dengan Madre.
7. Supernova: Partikel, Bentang Pustaka, 2012
Zarah dan adiknya, Hara, dibesarkan dengan cara yang tak biasa oleh sang ayah yang bernama Firas. Meski mengajar sebagai dosen di Institut Pertanian Bogor, Firas tak mau memberikan pendidikan formal kepada Zarah dan adiknya. Ia juga nekat mengunjungi Bukit Jambul yang dilarang untuk dimasuki.
Di suatu hari, Firas dan Zarah masuk ke puncak Bukit Jambul. Namun, Firas menghilang setelah memberitahu Zarah tentang portal di dunia lain di bukit tersebut. Lalu, Zarah mencari tahu tentang ayahnya yang ternyata pernah bertemu dengan makhluk selain manusia.
Tiba-tiba, Zarah dikirimi sebuah kamera dan saat itu juga ia bertekad untuk belajar fotografi. Kemudian, ia berhasil pergi ke sebuah konservasi orangutan di Tanjung Puting. Di sana, ia bertemu dengan Paul dan diundang untuk pergi ke London. Pencarian yang Zarah lakukan pun semakin menarik.
Buku ini juga bisa kamu dapatkan dalam versi e-book di sini >>> Supernova: Partikel, Bentang Pustaka, 2012
8. Supernova: Gelombang, Bentang Pustaka, 2014
Di buku kelima ini, Gio masih mencari Diva di Rio Tambopata. Pencariannya hanya menemukan jalan buntu. Namun, ada seseorang yang membantunya dan memberikannya sebuah petunjuk berupa empat batu bersimbol.
Kemudian, ada pula Alfa yang dihantui oleh Si Jaga Portibi. Setiap Alfa tertidur, alam mimpinya akan menjadi pertaruhan nyawa baginya. Hingga kemudian ia merantau jauh ke Amerika Serikat. Ia masih dihantui oleh alam mimpinya setiap tidur.
9. Supernova: Inteligensi Embun Pagi (IEP), Bentang Pustaka, 2016
“Drama adalah komplikasi. Drama membuat kalian egois, berpikir kepentingan pribadi kalianlah yang paling penting.”
Buku yang dirilis Bentang Pustaka pada 2016 lalu ini disebut sebagai karya pamungkas Dee Lestari yang dinanti-nanti. Pasalnya, Supernova IEP ini adalah seri terakhir atau penutup dari lima seri Supernova lainnya.
Perjalanan seri Supernova sejak 2001 tergenapi di seri Supernova IEP ini. Tak heran jika karya pamungkas ini akhirnya diganjar penghargaan sebagai Book of The Year IKAPI Award 2016.
Buku Supernova ini dijamin melepas dahaga untuk para Addeection, pembaca setia karya-karya Dee Lestari sejak 2001 silam.
10. Kepingan Supernova, Bentang Pustaka, 2017
Sesuai judulnya, buku ini memberikan kepingan-kepingan berupa kumpulan kutipan dari keenam buku Supernova. Pembaca akan dibawa kembali pada tokoh-tokoh di novel Supernova dan seolah diajak untuk membaca kembali kisah mereka di sana.
"Ketulusan bisa menjadi teramat konyol. Hasrat yang berlebih tanpa persiapan bisa berakibat fatal. Percaya membabi-buta pada pihak asing bisa jadi senjata makan tuan. Strategi. Kemandirian. Itu dia kuncinya."
"Hidup memang aneh. Banyak penjelasan dalam ketidakjelasan."
11. Aroma Karsa, Bentang Pustaka, 2018
"Asmara tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya."
Setahun setelah seri Supernova selesai, Dee Lestari mengumumkan dirinya akan memulai menulis cerita baru. Hingga akhirnya terungkap jika karya yang dimaksud berjudul Aroma Karsa.
Aroma Karsa merupakan cerita yang ditulis dengan ramuan rasa obsesi, pencarian, penciuman, dan wangi-wangian. Kisah yang memikat antara tokoh utamanya yaitu, Raras, Jati Wesi, dan Tanaya Suma, membawa pembaca seolah terhanyut dalam pencarian bunga yang bernama Puspa Karsa. Ide fresh tentang pencarian dan penciuman ini membuat Aroma Karsa menyabet penghargaan Book of The Year IKAPI Awards 2018.
Baca juga: Tertidur Selama 27 Tahun, Dee Lestari Rilis Karya Tertuanya, Rapijali
12. Rapijali 1: Mencari, Storial.co & Bentang Pustaka, 2021
Hidupnya yang serba ada dan serba bisa membuat Ping terlihat sempurna. Ia punya kehidupan yang damai dan sahabat yang selalu ada bersamanya. Namun, itu semua tak membuat hidup Ping seolah bebas dari kegelisahan.
Ping tak tahu bakat musiknya harus dibawa kemana. Ping tak berani bercita-cita dan mempunyai mimpi. Kini, Ping harus pindah ke Jakarta dan tinggal dengan sebuah keluarga yang juga merupakan calon gubernur.
Hidup Ping yang dahulu serba mudah, kini penuh tantangan. Ia harus bisa beradaptasi dengan sekolah dan lingkungan baru. Kini, hidup Ping tak lagi semudah dahulu. Ia menemukan apa yang ia cari.
13. Rapijali 2: Menjadi, Storial.co & Bentang Pustaka, 2021
Kisah Ping yang pindah ke Jakarta berlanjut di buku kedua ini. Di kota ini, Ping tak hanya mendapat pengalaman, tempat, dan teman baru saja, tetapi ia juga mengembangkan bakat musiknya dengan mengikuti ajang Band Idola Indonesia.
Band Rapijali kini menjadi dilema besar bagi Ping. Ada banyak konflik dan pertimbangan yang dihadapkan dalam hidup Ping. Ditambah lagi, ada rahasia besar yang terkuak dan membuat hidup Ping semakin berat. Bagaimana Ping melewati segala tantangan yang ada di hidupnya? Apakah ia akan memilih pendidikannya dibanding karier musiknya?
Baca juga: 5 Lagu dalam Rapijali Book Soundtrack yang Perlu Kamu Tahu
14. Rapijali 3: Kembali, Karyakarsa & Bentang Pustaka, 2021
Perjalanan Ping masih berlanjut di buku ketiga. Kali ini, situasi telah berubah. Setelah delapan tahun lamanya, akhirnya Ping menjadi penyanyi terkenal di Indonesia. Ping sedang naik daun, tetapi bayangan masa lalu Ping masih menghantuinya.
Suatu ketika, diadakan sebuah Reuni Akbar Sekolah Pradipa Bangsa yang mempertemukan Ping dengan Band Rapijali. Kehidupan teman-teman band tersebut telah berbeda. Kini, mereka harus bertemu dan berkumpul kembali. Itu semua tak mudah bagi mereka, terlebih lagi dengan konflik yang mereka hadapi.
15. Tanpa Rencana
Tanpa Rencana merupakan karya antologi Dee yang keempat. Tajuk antologi ini dipilih untuk menggambarkan proses kreatif unik Dee saat menuliskan karya-karya di dalamnya. Dee menggarap ide-ide yang tebersit spontan, tak jarang ditulis sekali jadi.
Kendati demikian, 18 cerita dalam Tanpa Rencana begitu kaya akan makna dan diperkuat impresinya oleh ilustrasi di halaman-halamannya. Berbagai perenungan mendalam tentang hidup, kematian, kehilangan, penerimaan, dan spiritualitas, kembali berhasil diolah Dee menjadi cerita pendek serta puisi naratif yang renyah, lincah, sekaligus menyentuh.
Baca juga: Buku Terakhir Rapijali Telah Hadir, Menemui Penghujung Kisah Ping
Buku pertama Dee Lestari dalam tiga tahun terakhir setelah menutup trilogi Rapijali sudah mau terbit! Berjudul Tanpa Rencana, buku ini adalah eksperimen Dee Lestari untuk menulis secara reflektif, personal, dan sesuai judulnya. Tema-tema tentang hubungan antarmanusia, baik dengan keluarga maupun pasangan, dan latarnya mayoritas kelompok masyarakat urban akan cocok dengan pembaca Dee Lestari yang kebanyakan berasal dari lapisan sosial yang kurang lebih sama.
Kamu bisa pre-order dari sekarang karena periode promonya hanya dari 25 Oktober sampai 8 November 2024 aja, Grameds! Gak cuma itu, kamu bisa mendapatkan Tanda Tangan Dee Lestari setiap pembelian Buku Tanpa Rencana Soft Cover dan Tanda Tangan dan Surat Spesial Dee Lestari setiap pembelian Paket Buku Tanpa Rencana Hard Cover, untuk setiap pembelian di WH Matraman! Yuk, pre-order sekarang juga! 🤩
Sudahkah kalian membaca buku-buku Dee Lestari di atas? Kalau belum dan kalian mengaku pecinta sastra, sepertinya harus meluangkan waktu menyelami karya-karya Dee Lestari ini!
Untuk kamu yang sedang mencari buku-bukunya, jangan lupa pesan di Gramedia.com ya, karena ada banyak promo spesial yang bisa kamu gunakan biar jajan buku bisa lebih hemat! Yuk, langsung aja klik di bawah ini untuk temukan berbagai penawaran menariknya!
Image header source: deelestari.com
Penulis: Nanda Hadiyanti, Almanda Jazroh Hardiyanti, Btari Najwa Naila