Menengok Perjalanan Sastra di Indonesia di Hari Buku Nasional
Jika pada 23 April lalu diperingati sebagai Hari Buku Sedunia, maka hari ini, 17 Mei 2019, diperingati sebagai Hari Buku Nasional.
Hari Buku Nasional ini diinisiasi oleh pemerintah pada 2002 lalu. Harinya pun bertepatan dengan hari didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, pada 1980 lalu.
Dalam kesempatan Hari Buku Nasional 2019 ini, Gramedia.com, ingin mengajak Grameds, untuk kembali melihat perjalanan penerbitan di Indonesia. Napak tilas mengenai buku-buku yang memiliki nilai sejarah tersendiri di Indonesia.
Apa saja yang akan dibahas kali ini? Yuk langsung baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
1. Penyair serta sastrawan pertama Indonesia
Dalam sejarah urutan waktu, sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan, dan angkatan pertama dikenal dengan angkatan pujangga lama.
Angkatan ini diperuntukan bagi karya sastra klasik yang ada sebelum abad ke-20, dan bentuknya didominasi syair, pantun, gurindam dan hikayat. Sementara nama yang paling ternama dari angkatan ini adalah Hamzah Fansuri yang berasal dari Sumatera Utara, dan karyanya saat itu dikenal berbentuk syair.
2. Novel yang pertama kali terbit di Indonesia
Perkembangan sastra membawa Indonesia pada era penerbitan novel. Dari berbagai sumber disebutkan jika novel berjudul Bintang Toedjoeh (Thjit Liap Seng) karya Lie Kim Hok adalah novel yang pertama kali terbit di Indonesia. Novel ini pertama kali dicetak pada 1886.
Novel setebal 500 halaman ini berisikan cerita tentang keadaan negeri China pada zaman kerajaan Taj Tjheng Tiauw. Zaman kerajaan itu dipimpin oleh sang raja, Hamhong.
Baca juga:
3. Novel modern pertama Indonesia
Semakin bertambahnya zaman, sastra Indonesia pun ikut berkembang. Hingga akhirnya terbitlah sebuah novel yang menurut berbagai sumber, diklaim sebagai novel modern pertama yang terbit di Indonesia.
Novel yang dimaksud adalah novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli. Novel tersebut pertama kali diterbitkan pada 1922 silam.
4. Novel Indonesia yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa asing
Semakin bertambahnya waktu juga mempengaruhi karya-karya penulis Indonesia. Salah satunya karya sastrawan Mochtar Lubis. Pada 1957, ia selesai menulis sebuah novel berjudul Senja di Jakarta.
Uniknya, novel itu justru pertama kali terbit dalam bahasa Inggris. Diterjemahkan oleh ClaireHolt, dengan judul Twilight in Jakarta. Novel tersebut terbit di Inggris pada 1963. Baru pada 1970, novel itu diterbitkan di Indonesia dengan judul awalnya, Senja di Jakarta.
5. Penerbitan pertama di Indonesia
Bicara tentang buku pastinya tak lepas dari usaha penerbitan atau percetakan. Di Indonesia sendiri usaha penerbitan ini sudah ada sejak zaman Belanda di Indonesia. Saat itu, penerbitan didominasi oleh Belanda.
Salah satu yang ternama dan tercata dalam sejarah, Belanda mendirikan penerbitan bernama Buku Bacaan Rakyat yang pada 1908 berganti nama menjadi Balai Pustaka. Baru pada 1955, pemerintah Indonesia menasionalisasi semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia, termasuk penerbitan buku.
Bagaimana, apakah Grameds sudah mengetahui fakta-fakta di atas?
Jika masih belum puas dengan fakta tersebut, kami masih menyiapkan sebuah infografis mengenai fakta-fakta lainnya yang masih berhubungan dengan buku di Indonesia. Berikut infografisnya untuk Grameds.
Jika masih penasaran dengan sejarah penerbitan di Indonesia, bisa langsung cari buku-buku terkait di Gramedia.com dan Gramedia Digital ya!
Sumber foto header: Unsplash.com