10 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia Selain Soekarno-Hatta
Pahlawan Kemerdekaan Indonesia - Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari yang penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Hari yang bersejarah ini patut kita rayakan layaknya semangat juang para pahlawan kala merebut kemerdekaan.
Di belakang panggung merdekanya Indonesia, ada banyak tokoh-tokoh yang berjuang dan rela berkorban demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, jika ditanya siapa saja tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia, seringkali kita hanya mengetahui dan mengenali tokoh pahlawan yang ada di selembar uang seratus ribuan, yakni pasangan proklamator Indonesia, Soekarno-Hatta.
Padahal, di balik kedua tokoh utama tersebut ada banyak tokoh-tokoh lain yang tak kalah penting dalam membantu kemerdekaan Indonesia. Nah, ini dia yang wajib kita kenali lebih lanjut, karena perjuangan mereka tak kalah berharga! Siapa sajakah mereka?
Yuk, kita kenali para tokoh kemerdekaan Indonesia yang patut kita ketahui dan kenang!
10 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia Selain Soekarno-Hatta
1. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin adalah seorang pemikir sejarah, sastrawan, ahli bahasa, politisi, dan ahli hukum di samping menjadi tokoh pergerakan nasional. Ia lahir di Talawi, Sawah Lunto pada tanggal 23 Agustus 1903.
Ia merupakan salah satu bapak bangsa Indonesia selain Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Hamengku Buwono IX, Tjokroaminoto, dan Douwes Dekker, yang ikut serta dalam penyusunan UUD 1945 dengan mencetuskan 5 asas dasar negara Indonesia dalam sidang BPUPKI.
Sederet kisah kontroversi yang menyelimuti Muhammad Yamin akan dikisahkan secara lengkap dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Muhammad Yamin, seperti menyembunyikan naskah otentik perumusan dasar negara, mengaku berpidato, dan menyerahkan rancangan hukum dasar mirip UUD 1945.
Muhammad Yamin konon juga merupakan pencipta figur Gajah Mada. Serial buku ini mereportase ulang kehidupan para pendiri republik. Mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.
Baca juga: Fakta Unik Pelopor Sumpah Pemuda Muhammad Yamin
2. Jendral Soedirman
Jenderal Besar Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem. Soedirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi.
Saat usianya masih 31 tahun, ia sudah menjadi Jenderal dan merupakan salah satu tokoh besar di masa revolusi. Jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kisah Panglima Besar Jendral Soedirman dalam mempertahankan bangsa Indonesia akan dijabarkan dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Soedirman.
Soedirman yang sakit tetap memimpin pasukan berperang dan mengkonsolidasikan tentara untuk bergerilya mempertahankan Tanah Air tercinta, meski hal itu harus membuatnya ditandu keluar masuk hutan selama 8 bulan.
Kisah tentang Soedirman ini diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo November 2012 dan dijadikan dalam bentuk buku saku kecil. Buku ini akan mengupas, menguak, dan membongkar mitos serta berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.
3. Bung Tomo
Sutomo atau yang akrab disapa Bung Tomo, lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Ia adalah pahlawan yang terkenal dalam membangkitkan semangat rakyat melawan kembalinya penjajah Belanda. Perjuangan tersebut berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Pada masa penjajahan Jepang ia menjadi wartawan kantor berita Domei. Pidato-pidatonya selalu mengobarkan semangat pejuang menentang tentara Sekutu. Sosoknya terekam kuat dalam potret diri yang mengacungkan telunjuk dan tatapan mata tajam. Bung Tomo adalah tokoh “pemberontak” termasyhur.
Kisahnya terangkum lengkap dalam sebuah buku berjudul Buku Saku Tempo: Bung Tomo. Buku ini adalah buku yang tepat jika kamu ingin mengetahui kisah nyata dan mitos sang pahlawan kemerdekaan dalam mempertahankan Indonesia. Selain itu buku ini juga akan menceritakan kisah-kisah lainnya yang jarang diketahui orang seperti Bung Tomo naik haji dengan menggadaikan lukisan, hingga akhir kisah perjalanan hidup Bung Tomo yang berakhir di Arafah.
Baca juga: Rekomendasi Novel Terbaik Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia
4. H.O.S Tjokroaminoto
Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang dijuluki “Raja Tanpa Mahkota” oleh pemerintah Belanda ini adalah penempa para tokoh pergerakan nasional. Ia lahir di Kabupaten Ponorogo, 17 Desember 1934.
Tjokroaminoto adalah tokoh penentang feodalisme dan merupakan guru politik serta induk semang Presiden Sukarno serta tokoh pergerakan lain, seperti Semaoen, Musso, Alimin, dan Kartosoewiryo. Pidato dan tulisannya juga menginspirasi puluhan ribu orang dan menumbuhkan semangat kebangsaan.
KIsah Tjokroaminoto diceritakan dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Tjokroaminoto. Buku ini akan menceritakan kisah seorang pemimpin yang berhasil membuat Sarekat Islam berubah dari organisasi saudagar batik pribumi menjadi gerakan politik yang besar dan kuat.
5. Hamengku Buwono IX
Hamengkubuwono lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 12 April 1912, ia adalah seorang Raja Jawa yang bernama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia telah memiliki sikap egaliter sejak kanak-kanak dan tak pernah merasa malu tanpa pelayanan abdi yang berlebihan. Sepak terjangnya sebagai penyokong kaum republiken tak pernah berhenti. Ia adalah satu dari bapak pendiri bangsa Indonesia.
Kisah hidup Hamengkubuwono yang lengkap dengan berbagai kejadian bersejarah ini pun dikupas lengkap dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Hamengkubuwono IX.
Baca juga: Buku Biografi Tokoh-Tokoh Bangsa yang Menginspirasi
6. Daud Beureueh
Teungku Daud Beureueh lahir di Kabupaten Pidie, 17 September 1899. Ia adalah tokoh yang berpengaruh, namun jarang diketahui banyak orang. Dia adalah orang yang menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945 dengan sumpah setia. Ia juga merupakan tokoh yang menghimpun dana masyarakat Aceh untuk membiayai perjuangan militer dan diplomatik RI melawan tekanan Belanda.
Kisah Daud Beureueh sebagai ulama dan tokoh masyarakat karismatik Aceh akan dikupas dan dijabarkan dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Daud Beureuh. Inilah kisah ulama yang dikhianati, kisah perlawanan daerah terhadap kekuasaan pusat yang mengekang.
7. Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir di Medan 26 Juli 1922. Ia bukanlah sastrawan yang hanya merenung di balik meja lalu menulis puisi. Ia adalah sosok sastrawan yang tegas melawan kolonialisme lewat karya-karya sastranya.
Sajak “Diponegoro” misalnya, ia tuliskan untuk mengungkap sosok Diponegoro yang menghadapi Belanda dan menggelorakan kembali semangat juang. Selain itu ada juga sajak, “Karawang-Bekasi” yang ditulis berdasarkan pengalamannya saat agresi militer Belanda I pada 21 Juli 1947.
Puisi Chairil berhasil mencuatkan namanya sebagai pelopor angkatan 45 yang mendobrak angkatan sebelumnya. Terkenal dengan potret diri yang ikonik dalam pose menghisap sebatang rokok, Chairil menghasilkan sajak-sajak yang memperkaya khazanah sastra Indonesia. Kisah Chairil di masa sesudah kemerdekaan dan sikap juang Chairil yang kuat dikisahkan dalam Buku Saku Tempo: Chairil Anwar.
8. Agus Salim
Lahir di Kota Gadang pada 8 Oktober 1884, Haji Agus Salim berperan banyak dalam memerdekakan Indonesia. Selain memimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Sarekat Islam, ia pun masuk sebagai anggota PPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, memimpin surat kabar Hindia Baroe, dan masih banyak peran lainnya dalam memperjuangkan Indonesia.
Kemahirannya dalam banyak menguasai bahasa asing, membuatnya dikenal sebagai diplomat yang cerdik dan pendebat yang ulung pada kala itu. Ia pun pribadi yang alim dan kritis, serta seorang ulama yang moderat. Buku Saku Tempo: Agus Salim akan membahas kisah perjalanan beliau mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.
9. Sutan Sjahrir
Menjadi tokoh politik dan perdana menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir dikenal sebagai salah satu anggota yang mengorganisir kemerdekaan Indonesia bersama Soekarno-Hatta. Lahir pada 5 Maret 1909 dan tumbuh mengenyam pendidikan yang mumpuni, beliau menjadi perintis Jong Indonesie atau Pemuda Indonesia. Dari sini ia ikut meramaikan Kongres Pemuda Indonesia yang menjadi kongres monumental tercetusnya Sumpah Pemuda tahun 1928.
Ia pun aktif dalam Perhimpunan Indonesia yang dipimpin oleh Moh. Hatta. Selanjutnya, ia masuk menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) untuk terjun langsung dalam pergerakan nasional, hingga membuatnya menjadi ketua partai tersebut.
Sebagai tokoh politik, sejak 14 Agustus 1945 sampai 3 Juli 1947, ia aktif menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia pertama, dan ia turut serta sebagai ketua Partai Sosialis Indonesia (PSI), Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam Perundingan Linggarjati, dan sebagai Duta Besar Keliling (Ambassador-at-Large) Republik Indonesia.
10. Otto Iskandardinata
Mungkin, kamu pernah melihatnya dalam lembar uang Rp20.000. Ternyata, pahlawan tersebut yang mengusulkan Soekarno dan Moh. Hatta menjadi presiden dan wakil presiden pertama untuk Indonesia. Otto Iskandardinata adalah salah satu anggota BPUPKI dan PPKI, di mana ia aktif mengikuti persiapan kemerdekaan.
Pahlawan yang lahir pada 31 Maret 1897 ini, awalnya merupakan seorang guru yang juga anggota dari Volksraad atau Dewan Rakyat. Ia pun aktif menjadi anggota Paguyuban Pasundan dalam memperjuangkan Indonesia. Dari sini, kiprahnya dikenal sebagai orang yang berani mengecam dan non-kooperatifnya terhadap Belanda. Ia pun dijuluki sebagai Jalak Harupat karena keberanian dan kekuatannya dalam menghadapi Belanda tanpa rasa takut.
Semasa penjajahan Jepang, ia menjadi pemimpin surat kabar Tjahaja. Setelah Indonesia merdeka, ia pun ditunjuk sebagai Menteri Negara pada kabinet Indonesia pertama, dan bertugas untuk membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Buku juga: 10 Rekomendasi Novel Klasik Indonesia yang Menarik untuk Dibaca
Belum ada kata terlambat untuk mengetahui dan lebih dekat dengan sejarah. Buku-buku biografi di atas bisa menjadi salah satu cara untuk kamu mengenal dan mengenang para pahlawan yang telah berjasa.
Nah, bangsa yang maju dan cerdas adalah bangsa yang memiliki tingkat literasi tinggi pula. Kamu bisa mulai mencintai buku dan pilih bahan bacaan mana pun yang kamu suka untuk memupuk kemampuan itu.
Dalam merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, Gramedia.com memberikan diskon menggelegar hingga 50% untuk buku-buku terbaik pilihan! Tak hanya itu, demi mencerdaskan bangsa, ada pula diskon 59% untuk seluruh kelas di Gramedia Academy yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kemampuan diri.
Oiya, untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan kamu semua, masih ada diskon hingga 50% untuk sepeda London Taxi dan harga spesial untuk seluruh healthy kit. Sepedaan buat badan jadi sehat, tapi juga makin kece dengan London Taxi!
Cusss, cek semua promo hematnya di bawah ini sebelum kehabisan! Promo #MerdekaTanpaBatas ini hanya berlangsung selama 3 hari saja. Jadi, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin!
Untuk menemukan berbagai promo menarik lainnya yang sedang berlangsung di Gramedia.com, langsung klik gambar di bawah ini.
Selamat berbelanja di hari yang istimewa!
Sumber foto header: kendalku.pikiran-rakyat.com