AUTHOR OF THE MONTH: Saat Triskaidekaman Wujudkan Cara Berbahagia Tanpa Kepala
Orang mengenalnya dengan nama Triskaidekaman. Sebagaimana nama yang tercantum pada buku-bukunya. Sejauh ini, Triskaidekaman telah menerbitkan dua novel, yaitu Buku Panduan Matematika Terapan dan yang terbaru berjudul Cara Berbahagia Tanpa Kepala.
Di buku perdananya, Triskaidekaman sukses mengecoh pembaca. Karena banyak yang tak mengira jika Buku Panduan Matematika Terapan adalah sebuah novel.
Kini, di buku keduanya, Triskaidekaman kembali membuat pembaca terkaget-kaget. Pertama, sekilas melihat sampul bukunya, terlintas buku Cara Berbahagia Tanpa Kepala seperti buku self improvement atau buku motivasi. Kedua, jika dibaca sungguh-sungguh, mungkin si pembaca akan geleng-geleng kepala dan berpikir, "buku ini terlalu mengada-ada."
Tapi memang seperti itu kisah yang ada di buku Cara Berbahagia Tanpa Kepala. Karena menceritakan seseorang yang lelah dengan masalahnya dan memutuskan untuk melepaskan kepalanya. Apakah si orang tersebut masih hidup? Kalau itu, kamu harus membacanya sendiri.
Sementara itu, beberapa waktu lalu tim Gramedia.com sempat berjumpa dan berbincang dengan sang penulis mengenai buku keduanya itu. Berikut hasil perbincangan tim Gramedia.com dengan Triskaidekaman perihal buku terbarunya tersebut.
Sebelumnya, selamat untuk diterbitkannya novel kedua Mbak Triskaidekaman. Boleh bagikan cerita tentang ide penulisan novel Cara Berbahagia Tanpa Kepala?
Jadi aku bikin ini ide awalnya Desember 2017. Idenya dua orang yang tadinya cowok dan cewek, yang ceritanya beda dunia ya. Yang tadinya mereka diceritakan bisa berkomunikasi meski berbeda dunia. Tapi aku enggak menemukan cara menyambungkannya. Sudah rombak belasan kali enggak menemukan juga caranya.
Bagaimana kemudian menemukan cara menyambungkan cerita?
Aku ikut menulis di salah satu platform menulis online, dengan tema “parkir”. Dari situ aku merasa menemukan lanjutan cerita. Yang tadinya sempat aku biarkan tiga bulan, aku tulis ulang, sekalian ganti judul.
Seberapa besar perubahannya?
Idenya besarnya sama. Tapi penulisan berubah. Pokoknya versi ini dan versi sebelum diubah itu bedanya 70 persen. Dari yang ceritanya cewek cowok, jadi cowok dan cowok, hubungannya menjadi bapak dan anak.
Jadi berapa lama proses penulisan hingga akhirnya selesai?
Desember 2017 sampai Mei 2018 muter-muter saja. Sempet bikin yang lain. Terus Juni baru lanjut menyambungkan cerita selama satu setengah bulan. Terus sempet didiemin tiga bulan. Baru lanjut lagi satu setengah bulan lagi. Terus menunggu sekitar dua bulanan baru akhirnya selesai.
Tanpa spoiler, kira-kira gambaran besar yang ingin disampaikan lewat buku ini tentang apa sih?
Sebenarnya karena memang senang menulis saja. Enggak ada pesan atau apa. Tapi kalau mau sedikit bocoran, ini sebenarnya mungkin lebih soal hubungan orangtua dan anak. Juga tentang lingkungan sekitar. Teman-teman kan kadang ada yang suka memaksakan sekitarnya untuk berumah tangga atau untuk punya anak. Aku tuliskan lewat sini. Kurang lebih ada yang seperti itu di dalam novelnya. Tapi sisanya ya enggak mengejar apa-apa sih. Memang senang saja.
Itu tadi sedikit pesan yang ada di dalam novel. Tapi kalau bicara genre, novel ini terbilang unik, karena thriller dan juga ada adegan-adegan gore-nya. Dari mana ide menulisnya dan bagaimana bisa mendalami ceritanya?
Karena memang biasa seperti itu. Memang aneh-aneh yang ditulis, hahaha. Dulu biasa menulis di salah satu platform menulis online. Teman-teman juga bilang kok kepikiran sih nulis aneh gitu. Mungkin karena faktor ada yang mancing juga ya. Dulu aku sukanya nulis thriller. Malah pernah juga nyoba nulis thriller crime. Jadi memang awalnya karena menulis itu ya (bergenre) thriller.
Wah, nantinya akan serius di thriller atau bagaimana?
Tadinya nyoba nyoba mau mendalami thriller, tapi belum sebagus yang lain. Akhirnya aku coba coba genre lain. Ya sudah akhirnya menulis mengalir saja. Sama seperti Buku Panduan Matematika Terapan, aku coba-coba saja. Buku perdana itu kan aku coba-coba dari beberapa flash fiction yang kemudian aku gabungin. Jadi lah buku itu.
Berawal dari menulis cerita thriller, lalu mencoba genre lain. Tapi dari beberapa komentar dan ulasan yang menganggap seorang Triskaidekaman sukses meramu diksi menjadi romantis. Bagaimana menurut Mbak Triskaidekaman?
Ya gimana ya. Sebenernya terserah temen-temen yang mau komentar apa saja. Kalau orang yang menilai begitu ya bebas. Mungkin sebenarnya karena pengaruh terbiasa baca puisi juga kali ya.
Kalau begitu, ada kemungkinan untuk menulis genre lain? Puisi misalnya? Atau tetap di thriller?
Maunya yang berikutnya berbeda. Yang ini sudah ada (buku selanjutnya) tapi belum bisa aku bocorin. Tapi ini akan beda.
Wah cepat sekali sudah mempersiapkan buku berikutnya. Tapi kalau boleh kembali mundur ke buku Cara Berbahagia Tanpa Kepala, apakah tidak ada beban saat menuliskannya, mengingat buku perdana Mbak Triskaidekaman, terbilang cukup banyak mendapat apresiasi dan menang di kompetisi 2017 Unnes International Novel Writing Contest ?
Kalau menang lomba rasanya tidak bergantung dari kita sendiri, tetapi faktor juri dan faktor tipe naskah yang dicari juga penting. Lagian aku enggak target ke situ juga, kalau memang target kita cuma ke kompetisi ya bisa stres ya.
Pertanyaan terakhir, kalau ditanya, apa sih perbedaan buku perdana dengan buku kedua ini?
Ini kalau mau dibandingin dengan buku sebelumnya aku cuma bisa bilang ini lebih pendek. Enggak setebal yang pertama. Sudah cuma itu. haha.
Bersambung..