Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, Film Melodrama Terbaru Sinemaku Pictures

Setiap manusia punya luka yang disimpan di dalam hati kecil mereka. Dan karena itu, kita semua diperbolehkan untuk menangis. Untuk meluapkan emosi, untuk meringankan luka, sebelum kembali tersenyum lagi seperti semula.

Grameds, kalau kamu lagi cari tontonan yang mengerti perasaan sedih atas luka-luka yang kamu pendam sendirian, berarti film yang satu ini adalah jawabannya! Daripada ditahan-tahan, lebih baik nangis bareng-bareng sambil nonton Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis yang lagi mengudara di bioskop! 🀧

Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis merupakan film melodrama besutan Sinemaku Pictures yang disutradarai oleh Reka Wijaya. Sama seperti beberapa film Sinemaku sebelumnya, Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis juga mengangkat isu kesehatan mental dan bagaimana perjuangan orang-orang yang mengatasi masalah tersebut.

View this post on Instagram

A post shared by π’πˆππ„πŒπ€πŠπ” ππˆπ‚π“π”π‘π„π’ (@sinemaku_pictures)

Film yang dibintangi oleh Prilly Latuconsina dan Pradikta Wicaksono ini mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga dan trauma psikologis. Prilly memerankan Tari, seorang perempuan yang harus menghadapi trauma akibat kekerasan ayahnya. Bersama Baskara, yang juga memiliki trauma, mereka bergabung dalam grup dukungan untuk menyembuhkan luka batin mereka. Film ini mengajak penonton untuk lebih peduli pada kesehatan mental.

Dengan durasi 1 jam 40 menit, film ini akan membuat kita mengerti dan memahami perasaan beserta kehidupan dua karakter utamanya, Tari dan Baskara, yang saling menguatkan satu sama lain. Kira-kira, jalan cerita antara Tari dan Baskara seperti apa, ya? Intip sinopsisnya berikut ini, Grameds! πŸ‘‡πŸΌ

Sinopsis dan Trailer

Setelah kakaknya meninggalkan rumah, Tari (Prilly Latuconsina) berjuang sendirian untuk menyelamatkan Ibunya (Dominique Sanda) dari Ayahnya (Surya Saputra) yang abusive. Tari yang sejak kecil menyimpan banyak sekali trauma, sudah tidak mampu menahan beban ini.

Ditemani Baskara (Pradikta Wicaksono), seorang pria temperamental yang juga bergabung di support group yang sama. Mampukah Tari melewati trauma yang ia punya dan tidak lagi menyimpan tangisnya sendiri?

Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris, baik yang senior dan pendatang baru, yaitu Prilly Latuconsina, Pradikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, Shania Gracia, Kristo Immanuel, Antonio Blanco Jr., Ummi Quary, dan lain-lain.

Film ini sudah tayang di bioskop kesayangan kamu mulai dari 17 Oktober kemarin. Buat Grameds yang belum nonton, buruan nonton sebelum turun layar! Siap-siap ikut menangis dan terlarut ke dalam masalah tiap karakter di Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, Grameds! πŸ₯Ή

Fakta Menarik Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis

1. Judul yang Diambil dari Lirik Lagu 'Runtuh'

Waktu pertama kali mendengar judulnya, beberapa dari kamu pasti familiar dengan kalimat tanya yang diajukan, "Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis?" Judul ini diambil dari potongan lirik lagu Runtuh yang dinyanyikan oleh Feby Putri bersama Fiersa Besari.

Judul Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis diambil dari reff lagu Runtuh yang cukup viral pada pertama kali rilis (tahun 2021) karena liriknya yang relateable dengan orang-orang yang mendengarkan.

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis
Sebelum kembali membohongi diri?

Sampai saat ini, Runtuh telah diputar sebanyak 465 juta kali di Spotify dan memperoleh 86 juta views di YouTube. Lagu ini akhirnya diadaptasi menjadi film dan sekaligus diangkat sebagai OST (Original Soundtrack) film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis yang sedang tayang di bioskop.

2. Mental Health, Tema yang Kerap Diangkat oleh Sinemaku

Sinemaku Pictures adalah rumah produksi yang didirikan sejak 15 Oktober 2019 oleh Umay Shahab dan Prilly Latuconsina. Sampai tahun 2024, Sinemaku telah memproduksi 6 film, termasuk yang sedang tayang dan yang akan tayang. Film-film itu di antaranya adalah Kukira Kau Rumah, Ketika Berhenti di Sini, Temurun, Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, dan Perayaan Mati Rasa. Ada film yang udah kamu tonton, Grameds?

Empat dari lima film itu merupakan film melodrama yang banyak mengeksplorasi mental health atau kesehatan mental, seperti kecemasan, insecurities, trauma, PTSD, stres, kehilangan, depresi, dan lainnya. Sama seperti di film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, banyak masalah mental yang dieksplorasi oleh Sinemaku.

View this post on Instagram

A post shared by π’πˆππ„πŒπ€πŠπ” ππˆπ‚π“π”π‘π„π’ (@sinemaku_pictures)

Bahkan dalam film yang sedang tayang ini, setiap karakter yang diciptakan memiliki masalah yang berefek pada mental mereka masing-masing. Misalnya, Tari yang tumbuh di keluarga tidak harmonis, Baskara yang terbebani ekspektasi keluarga sebagai anak pertama, Ica yang terjebak dalam toxic relationship, dan masih banyak lagi.

3. Duet Akting Kedua antara Prilly dan Dikta

Disebut-sebut punya chemistry bagus sampai dijodohkan di dunia nyata, ternyata ini bukan kali pertama Prilly dan Dikta beradu akting. Sebelum film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, Prilly dan Dikta sudah lebih dulu berakting bersama sebagai lawan main sekaligus pemeran utama dalam serial web Vidio Originals berjudul Cinta Dua Masa.

Sumber: Sinemaku Pictures

Serial web Cinta Dua Masa juga diproduksi oleh Sinemaku Pictures, tayang pertama kali pada tahun 2023 di aplikasi streaming online Vidio. Dalam series ini, Prilly dan Dikta berperan sebagai Alma dan Langit yang terlempar ke masa lalu karena sebuah jam tangan yang didapat dari toko jam antik.

4. Membuat Social Experiment 9 Episode sebelum Film Tayang

Berbeda dari film-film pada biasanya, Sinemaku Pictures membuat social experiment khusus dengan tema 'Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis?' berjumlah 9 episode di kanal YouTube resmi mereka, Sinemaku Pictures.

Sumber: YouTube Sinemaku Pictures

Di dalam social experiment ini, Sinemaku menampilkan dua orang yang berbeda-beda tiap episodenya dan hubungan yang berbeda pula, seperti ibu-anak, ayah-anak, suami-istri, keluarga, dan juga sahabat. Tiap videonya mengeksplorasi perasaan, emosi, hubungan, serta cerita-cerita yang biasanya dipendam sendirian.

Melalui kartu yang berisi pertanyaan, tiap orang dalam social experiment ini bercerita dan mengungkapkan isi hati mereka. Duh, benar-benar akan bikin kamu mewek, deh! Kalau mau nonton, langsung nonton di YouTube Sinemaku ya, Grameds! Hati-hati banjir air mata! 😒


Baca juga: Film Horor Indonesia Oktober 2024 yang Menghantui Halloween Kamu


Wah, empat jempol deh dari Gramin untuk Sinemaku Pictures yang berhasil menyuarakan mental health awareness dari film-film mereka. Mental health awareness memang bisa disuarakan dari mana saja, salah satunya adalah melalui karya seni seperti film-film Sinemaku, dan juga novel.

Berikut ini novel yang mengangkat tema mental health yang bisa membantu kamu menelusuri lebih dalam tentang kesehatan mental. Penasaran buku apa aja? Simak daftarnya di bawah ini, ya, Grameds!

Rekomendasi Novel tentang Mental Health

1. Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

Peluk Bukunya Sekarang!

Kim Ji-yeong, Lahir Tahun 1982 adalah novel sensasional karya Cho Nam-Joo dari Korea Selatan yang ramai dibicarakan di seluruh dunia. Kisah kehidupan seorang wanita muda yang terlahir di akhir abad ke-20 ini membangkitkan pertanyaan-pertanyaan tentang praktik misoginis dan penindasan institusional yang relevan bagi kita semua.

Kim Ji-yeong adalah anak perempuan yang terlahir dalam keluarga yang mengharapkan anak laki-laki, yang menjadi bulan-bulanan para guru pria di sekolah, dan yang disalahkan ayahnya ketika ia diganggu anak laki-laki dalam perjalanan pulang dari sekolah di malam hari. Β 

Kim Ji-yeong adalah mahasiswi yang tidak pernah direkomendasikan dosen untuk pekerjaan magang di perusahaan ternama, karyawan teladan yang tidak pernah mendapat promosi, dan istri yang melepaskan karier serta kebebasannya demi mengasuh anak. Β 

Kim Ji-yeong mulai bertingkah aneh. Kim Ji-yeong mulai mengalami depresi. Kim Ji-yeong adalah sosok manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Namun, Kim Ji-yeong adalah bagian dari semua perempuan di dunia.

2. A untuk Amanda

Peluk Bukunya Sekarang!

A untuk Amanda adalah sebuah novel bergenre young adult yang ditulis oleh Annisa Ihsani. Novel setebal 264 halaman ini berkisah mengenai Amanda yang mengalami 'candu akan prestasi', anehnya Amanda selalu merasa dirinya menipu ketika dia mendapatkan nilai A, namun ia selalu panik ketika mendapatkan nilai di bawah itu.

Banyak hal-hal yang membuat Amanda 'ricuh' dengan dirinya sendiri selain prestasi di sekolahnya, dia turut pula sering mempertanyakan eksistensinya di dunia ini. Novel ini bercerita tentang permasalahan yang sering terjadi di sekolah atau sekitar kita tapi jarang sekali terdeteksi, tentang impian, tentang makna pencapaian.

Amanda punya satu masalah kecil: dia yakin bahwa dia tidak sepandai kesan yang ditampilkannya. Rapor yang semua berisi nilai A, dia yakini karena keberuntungan berpihak padanya. Tampaknya para guru hanya menanyakan pertanyaan yang kebetulan dia tahu jawabannya.

Namun tentunya, tidak mungkin ada orang yang bisa beruntung setiap saat, kan?

Setelah dipikir-pikir, sepertinya itu bukan masalah kecil. Apalagi mengingat hidupnya diisi dengan serangkaian perjanjian psikoterapi. Ketika pulang dengan resep antidepresan, Amanda tahu masalahnya lebih pelik daripada yang siap diakuinya.

3. Represi

Peluk Bukunya Sekarang!

Awalnya hidup Anna berjalan baik-baik saja. Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya, Anna punya seorang ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mendampingi Anna, memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri. Β 

Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan dia dengan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.

Represi kaya Fakhrisina Amalia akan mengajak kamu untuk memahami Anna, bagaimana perasaannya mati-matian untuk tetap hidup, bagaimana sulitnya ia mencintai dan memaafkan dirinya sendiri, dan bagaimana perasaan traumanya atas masa lalu yang nggak mengenakkan.

4. Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim

Peluk Bukunya Sekarang!

Hidup mengajari Sylvia tentang obsesi. Persahabatan mengajarinya tentang masalah. Dan Sylvia yakin semua orang bisa diselamatkan dari masalah hidup mereka. Hingga ia bertemu dengan Anggara. yang mengajarkannya tentang cinta yang melepaskan ikatan. Dan untuk pertama kalinya Sylvia menyadari bahwa ia tidak bisa menjadi penyelamat semua orang. Β 

Terkadang peraturan keselamatan tidak lagi berlaku ketika berkaitan dengan obsesi dan cinta. Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim adalah satu dari banyak cerita tentang remaja yang terlihat baik-baik saja, tetapi memiliki masalah psikologis berat dan perlu mendapatkan pendampingan. Ada surat-surat yang takkan pernah dikirim. Ada surat-surat yang telah dikirim dan mungkin tak pernah dibaca penerimanya.

β€œSylvia’s Letters adalah satu dari banyak cerita tentang remaja yang terlihat baik-baik saja. tetapi memiliki masalah psikologis berat dan perlu mendapatkan pendampingan. Masalah mental dapat terjadi pada siapa pun. kapan pun. di mana pun. dan semoga kisah Sylvia membantu menyadarkan kita untuk lebih peduli pada kesehatan mental kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.” --- Fakhrisina Amalia Rovieq. M. Psi.. Psikolog

5. Awan-Awan di Atas Kepala Kita

Peluk Bukunya Sekarang!

Setelah mendapatkan banyak respon positif dari bukunya yang berjudul Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim (Sylvia's Letters), Miranda Malonka kembali menulis buku young adult yang lekat dengan kesehatan mental, yakni Awan-Awan di Atas Kepala Kita.

Mengisahkan Benjamin Iskandar yang berulang tahun ke-19 tahun, tetapi Benjamin justru ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Masalah yang dihadapi tidak mampu lagi ia selesaikan. Saat akan bunuh diri, Kirana Kharitonova yang kebetulan lewat menemukan Benjamin dan segera menolong pria tersebut. Akhirnya Benjamin berhasil diselamatkan dan tidak jadi bunuh diri. Β 

Sejak saat itu, Benjamin dan Kirana rupanya mulai mengenal satu sama lain. Keduanya memang berasal dari latar belakang dan kepribadian yang berbeda. Meski begitu, mereka akhirnya bisa menjadi sahabat. Bahkan, setelah rahasia demi rahasia terbuka, kini tak lagi jelas siapa sebetulnya yang butuh diselamatkan. Lalu, bagaimana kelanjutannya kisah Benjamin dan Kirana?

Benjamin dan Kirana datang dari dunia yang berbeda. Latar belakang mereka berbeda. Kepribadian mereka bagaikan kemarau dan mendung. Harusnya, tak mungkin mereka bisa bersahabat. Namun, kenyataan berkata lain.

6. Perpustakaan Tengah Malam (The Midnight Library)

Peluk Bukunya Sekarang!

β€œTiap-tiap buku memberikan kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani.” Β 

Nora Seed mendapati dirinya dihadapkan pada keputusan ini. Dihadapkan dengan kemungkinan mengubah hidupnya untuk yang baru, mengikuti karir yang berbeda, membatalkan perpisahan lama, mewujudkan mimpinya menjadi ahli glasiologi, menjalani kehidupannya sebagai atlet renang kelas dunia, serta banyak hal lain yang dapat dicoba.

Dia harus menemukan keinginan serta kebahagiaan di dalam dirinya saat dia melakukan perjalanan di Perpustakaan Tengah Malam untuk memutuskan apa yang benar-benar memuaskan dalam hidup, dan apa yang membuatnya layak untuk dijalani.

Perpustakaan Tengah Malam karya Matt Haig adalah sebuah novel yang memesona karena membawa pembaca berpetualang menjelajahi kemungkinan kehidupan-kehidupan Nora Seed di rak perpustakaan. Penulis buku terlaris internasional Reasons to Stay Alive dan How To Stop Time ini kemudian merilis cerita dengan isu kesehatan mental yang dibungkus oleh genre sci-fi yang menarik.

Buku ini berbicara tentang penyesalan, hubungan, mimpi, hewan peliharaan, persahabatan, kemungkinan yang akan terjadi, dan yang paling penting bagaimana menjalani hidup di masa sekarang dan memanfaatkannya sebaik mungkin.


Baca Juga: We Live in Time: Film Romansa Menjanjikan antara Andrew Garfield dan Florence Pugh


Jadi, kamu mau nonton Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis kapan, Grameds? Yuk, sama-sama kita peduli terhadap kesehatan mental melalui film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis!

Oh iya, Grameds, terus pantau juga promo-promo menarik untuk seluruh buku dengan genre kesukaan kamu di Gramedia.com, ya! Novel-novel yang mengangkat isu kesehatan mental tadi juga bisa kamu temukan hanya di Gramedia. Dengan diskon dan tawaran menarik, pengalaman membacamu akan jadi lebih menyenangkan! 🧐

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!


Header: Instagram @prillylatuconsina96

Penulis: Btari Najwa Naila