Berawal dari Twit Viral, KKN di Desa Penari Jadi Buku
Resmi hari ini, KKN di Desa Penari versi buku yang diterbitkan oleh Penerbit Bukune rilis. Buku KKN di Desa Penari menampilkan jenis huruf horor berwarna merah darah dengan latar belakang warna hitam legam. Di bagian bawah sampul depan tertulis pengarang buku ini bernama Simpleman—sekaligus menegaskan kesederhanaan sampulnya.
Kisah KKN di Desa Penari bermula dari sebuah utas panjang yang ditwit oleh Simpleman di akun Twitter-nya @SimpleM81378523. Utas yang dimulai pada 24 Juni 2019 itu berisi lebih dari 30 twit. Utas tersebut kemudian viral karena kisahnya yang menarik dan bikin penasaran.
Viralnya KKN di Desa Penari menyebar ke berbagai lini. Para netizen membuat parodinya dan mengomentari kebenaran ceritanya. Beberapa media daring di Indonesia pun menyoroti KKN di Desa Penari dari berbagai angle. Seperti Tirto.id yang membuat kisah KKN di Desa Penari salah satu dari 5 kisah horor yang viral di media sosial dan Kompas.id yang dengan investigatif menelusuri di mana letak Desa Penari tersebut.
KKN di Desa Penari berkisah tentang sekelompok mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN (Kerja Kuliah Nyata) selama enam minggu. Lokasi mereka melakukan KKN itu jarang terjamah oleh penduduk karena berada di dalam hutan dan sulit diakses menggunakan kendaraan mobil. Tak dinyana, niat baik untuk mengadakan KKN di desa itu berakhir horor dan tragis.
Keterangan Simpleman soal KKN di Desa Penari
Dalam sebuah interviu podcast bertajuk Mau Pulang, Tanggung dari Penerbit Bukune, Simpleman mengiyakan bahwa kisah yang ia dapatkan dari teman ibunya itu nyata. Ia hanya mengubah beberapa hal seperti mempertegas dialog dan mengaburkan lokasi kejadian. Simpleman sengaja membagikan kisah KKN di Desa Penari sebagai pelajaran bagi para penerima kisahnya.
Menyangkut lokasi Desa Penari, Simpleman menegaskan bahwa ia tidak akan membocorkan lokasi persis di mana kejadian itu berlangsung. Ia tidak menutupi bahwa semua tebakan orang-orang di media sosial terkait lokasi Desa Penari itu salah. “Karena ada yang hampir—ada satu atau dua yang tepat,” ujar Simpleman dalam interviu berikut.
Dalam buku setebal 255 halaman dengan judul yang sama, Simpleman menjelaskan bahwa ada detail-detail yang tidak ditulis secara blakblakan untuk menghindari sentimen dari beberapa pihak. Namun, di buku KKN di Desa Penari, Simpleman eksplor ceritanya secara benar—dengan menghadirkan dialog-dialog yang asli didapatnya dari narasumber.
Penasaran dengan bukunya? KKN di Desa Penari sudah bisa Anda dapatkan di Gramedia.com!