AUTHOR OF THE MONTH: The Naked Traveler The Farewell Jadi Titik Awal Bagi Trinity
Pada Januari 2019 lalu, salah satu buku berseri tentang perjalanan, yaitu The Naked Traveler, telah berakhir. Pada 11 Januari, Trinity, sebagai penulis dengan resmi merilis buku kedelapan sekaligus buku penutup dari seri ini, yang berjudul The Naked Traveler 8: The Farewell.
Seperti diketahui, The Naked Traveler, merupakan buku seri tentang perjalanan lintas negara yang dilakukan oleh Trinity. Di buku kedelapan ini, Trinity menggenapi kisahnya yang telah berkunjung ke-88 negara di dunia.
Apakah ini juga menjadi perpisahan seorang Trinity dari dunia tulis menulis? Saat itu banyak yang bertanya-tanya, dan menyayangkan jika Trinity memutuskan pensiun sebagai seorang penulis.
Namun untungnya, Trinity mengumumkan hanya seri The Naked Traveler yang berakhir. Sementara dirinya masih akan terus berkarya sebagai penulis, meski mungkin akan berbeda dari seri The Naked Traveler. Buku penutup seri The Naked Traveler ini justru menjadi titik awal lagi bagi seorang Trinity, untuk memulai petualangan yang berbeda.
Berikut sedikit bincang-bincang bersama Trinity, seputar buku The Naked Traveler 8: The Farewell dan juga kesibukannya setelah seri kedelapan The Naked Traveler itu diluncurkan.
Jadi kenapa Trinity mengakhiri seri The Naked Traveler?
Buku The Naked Traveler yang ini akan jadi seri terakhir karena saya ingin berkembang, mungkin bisa dikatakan it's not a goodbye but see you. Mungkin saya akan menulis yang lain, makanya mulai dari tahun lalu saya sudah ikut kursus menulis lagi. Ini istilahnya sudah terlalu nyaman. Akan lanjut lagi dengan bentuk lain lah. Terus faktornya kedua, industrinya memang lagi kurang baik. Toko buku sekarang semakin sedikit. Kalaupun ada, tiga per empat isinya bukan buku. Kita sudah menyadari dari beberapa tahun lalu sih ya, dan itu pun aku sudah melakukan selingan kayak bikin buku 69 Cara Traveling Gratis, yang lebih ke milenial. Juga ada film yang bisa mengakuisisi pembaca yang lebih muda. Makanya saya rasa perlu waktu berhenti sebentar. Selanjutnya juga ya pokoknya it's not a goodbye.
Lalu kesibukan apa yang sekarang ini sedang dijalani?
Ya sekarang masih promo buku kedelapan ini, terus juga masih dari pribadi, masih menguruskan badan. Sudah terbukti kan? (terlihat lebih kurus) Haha. Terus juga kemarin saya juga baru selesai residensi di Peru dan Bolivia, dan harus jadi karya ya, akan jadi buku. Itu juga masih dikerjakan, masih harus riset sana sini. Masih panjang. Terus juga masih tentunya menulis blog.
Jadi, nantinya akan mencoba hal baru? Atau akan tetap tentang perjalanan tapi akan lebih sastrawi?
Banyak cara sih, bisa saja gaya penulisan yang berubah. Tapi kayaknya setiap orang pasti punya ciri ya. Jadi mau digimanainpun orang tahu ya ini dia nih. Terus juga kalau jadi fiksi, ya saya akan lebih banyak di travel. Dulu pas jadi jurnalis memang semua ditulis tapi kan untuk buku ini kan travel. Mau cinta-cintaan ya ada travel lagi, sampai horor pun ada travel-nya lagi. Haha.
Apakah punya rencana menulis fiksi?
Nah itu, tahun lalu ikut kelas di Tempo Institute bersama Leila S. Chudori, sebagai mentornya. Ternyata susah banget ya switch dari nonfiksi jadi fiksi. Aku sadar aku enggak punya napas sepanjang itu, memikirkan karakter satu dan sebagainya. Tapi lumayan juga, waktu itu jadi salah satu yang terbaik di kelas. Mungkin karena sudah biasa menulis dibanding yang lain. Cuma tetap saran dari Mbak Leila, saya menulisnya masih terlalu nonfiksi. Kurang mengata-ngatai benda atau tempat atau keadaan. Maksudnya metafora gitu ya. Ya memang karena aku sendiri bacanya nonfiksi kan. Tapi senang sih belajar lagi.
Apakah sudah pasti akan membuat karya fiksi?
Itu selalu ada (rencana) ya, tapi kalau dalam waktu dekat atau enggak, ya enggak tahu. Haha.
Apakah Trinity masih akan tetap jalan-jalan?
Kalau jalan-jalan belum rencana kemana-mana sementara ini. Tapi tetap dari dulu targetnya setidaknya satu tahun ada satu tempat baru lah didatangi.
Ada alasan khusus kenapa memilih buku kedelapan sebagai seri terakhir The Naked Traveler? Ada makna khusus di balik angka delapan?
Enggak sengaja sih, kenapa di angka delapan. Sebenarnya kan memang banyak alasan seperti yang tadi sudah dijelaskan, tapi selain itu kita harus tau juga ya kapan harus mulai kapan harus berhenti. Menurut ku it's time to embark a new journey.