Meramaikan Bulan Bahasa, Ini Buku Sastra Terbaru yang Wajib Dibaca!

Meramaikan Bulan Bahasa, Ini Buku Sastra Terbaru yang Wajib Dibaca!

Halo, Grameds! Siapa yang ingat bulan ini bulan apaa? 🤔

Masa sekolah dulu, kemungkinan saat bulan Oktober kita melakukan berbagai lomba bernuansa bahasa Indonesia, seperti membaca puisi, menulis cerpen, mendongeng, berpidato, atau kegiatan literasi lainnya di sekolah. Nah, kamu ingat nggak kalau beragam kegiatan itu untuk apa, Grameds?

Yap, 100 untuk kamu! Merayakan Bulan Bahasa dan Sastra! ❤️

Sejak tahun 1980, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) menyelenggarakan Bulan Bahasa setiap bulan Oktober. Pada tahun 1989, ditambahkan menjadi Bulan Bahasa dan Sastra. Hal ini berdasarkan sejarah penting yang berlangsung pada 28 Oktober 1928, ketika ikrar bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dikumandangkan.

Hari lahirnya Sumpah Pemuda yang salah satu poinnya menyatakan “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoengdjoeng bahasa persatoean bahasa Indonesia”, mengajak kita untuk menghargai dan bangga akan bahasa Indonesia, serta menempatkan bahasa tersebut lebih tinggi dibanding bahasa lainnya. 🤗

Mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia ini bukan hanya peran dari BPPB saja, tetapi juga kita sebagai warga Indonesia untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran, serta dalam menangani masalah berbahasa dan sastra Indonesia.

Perayaan ini bisa menjadi momen kita untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan memperluas pengetahuan akan sastra. 📚

Kamu bisa berlatih menulis, berbicara, atau tambah kemampuan dengan membaca buku-buku sastra Indonesia. Novel sastra Indonesia kali ini pun sudah beragam, disukai banyak masyarakat luas dengan ceritanya yang apik, dan mampu menyabet berbagai penghargaan.

Dalam merayakan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia, Gramin akan memberikan rekomendasi buku-buku sastra Indonesia terbaru 2024 yang wajib banget buat kamu baca! Simak selengkapnya di bawah ini, yaa! 👌🏻

Rekomendasi Buku Sastra Terbaru 2024

1. Manifesto Flora

manifestoMulai Baca Sastra dari Sini!

"la pencerita yang dingin, mengajak kita mengintip dalam sunyi. Keheningan yang mencekam, yang disampaikan oleh cerita yang nyaris tanpa dialog, tapi kemudian sejenis dentum bisa datang menghantam kapan saja. Bahkan di cerita seperti Dua Perempuan di Satu Rumah, dentum itu menjadi teror dan horor."
- Eka Kurniawan
“Jika bahasa bermula dari kata, maka susastra bermula dari bahasa. Tetapi bahasa tidak akan menjadi susastra jika tak mampu menyeruak dari keberbahasaan mapan nan mati, tetapi masih dipakai juga sebagai mayat hidup yang disebut zombie - itulah yang membuat bahasa susastra menghidupkan kembali kata demi kata dengan pembermaknaan baru. Itulah yang dilakukan Cyntha Hariadi dengan Manifesto Flora.”
- Seno Gumira Ajidarma

Mendapat respon yang sangat positif dari sastrawan ternama Eka Kurniawan dan Seno Gumira Ajidarma, Manifesto Flora menjadi buku yang wajib kita baca.

Cyntha Hariadi adalah penulis lepas di Jakarta. Buku pertamanya Ibu Mendulang Anak Berlari merupakan pemenang III Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2015 dan salah satu dari 5 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2016. Kumpulan cerita pendek ini adalah bukunya yang kedua.

2. Burung Berpagut Emas

burungMulai Baca Sastra dari Sini!

Burung Berpagut Emas adalah hikayat tentang nasib tragis yang menimpa orang-orang yang serakah dan culas dalam hidupnya.

Adalah seekor burung malang yang selalu kedinginan karena tak berbulu. Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi bulu. Tidak puas dengan bulu hitam yang didapat, ia minta bulu warna warni. Bahkan setelah tuntutannya agar diubah menjadi burung yang gagah bagai rajawali dikabulkan, si burung ini masih belum puas, ia minta diberi pagut (paruh emas) yang megah. Kemegahan yang sia-sia, karena mengantarnya ke jurang kematian. Begitulah perjalanan hidup Imran, tokoh utama dalam novel ini.  

Dari anak desa bersahaja, perjalanan hidup Imran terus meningkat hingga akhirnya berhasil menjadi salah satu menteri paling berpengaruh di pemerintahan. Sayangnya, bagai burung berpagut emas, Imran tidak pernah puas dengan pencapaiannya, ia ingin lebih, lebih dan lebih lagi.

3. Aksara Amananunna

aksaraMulai Baca Sastra dari Sini!

Aksara Amananunna karya Rio Johan merupakan Buku Sastra Pilihan Majalah Tempo 2014 Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2014. 🌟

Buku ini berisi 12 manusia 12 zaman 12 cerita, dan semuanya adalah tentang berusaha menghadapi sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Amananunna di zaman Sumeria harus merasakan pahitnya karma. Tokoh ‘aku’ di zaman modern berusaha lari dari sistem komunitas sadomasokis yang bagai apel terlarang.  

Kevalier d’Orange di Prancis abad pertengahan mencoba berkompromi pada sistem masyarakat dan keadaan dirinya. Seorang pemuda di Ginekopolis, suatu negeri di tahun 8475, diculik dan dipaksa melawan takdir. Ada juga kisah seorang gadis remaja yang terpaksa menyamar jadi laki-laki karena keadaan, mengikuti lika-liku Nasib, dan akhirnya terempas dalam situasi tak terduga.

4. Duri dan Kutuk

duriMulai Baca Sastra dari Sini!

Bercerita tentang Eva, perempuan bertangan dingin dalam menumbuhkan dan merawat aneka tanaman, dan Adam, remaja tanggung dengan gairah seksual sedang bergejolak yang kerap menyaksikan Eva dan aneka tanamannya dari balik jendela kamar. 🪻

Tiada yang bisa menyangka, di tengah gairah seksual yang bergejolak, Adam menyaksikan sulur-sulur mawar masuk kamar dan memenuhi fantasi akan sosok perempuan yang ditumbuhi duri dan akar. Sebaliknya, Eva selalu saja diikuti kutukan atas apa yang tumbuh pada tubuhnya. Adam menyimpan rahasia atas tubuh Eva, sekaligus imajinasi liar setiap malamnya.  

Dalam Duri dan Kutuk, terbentang selusur kisah perempuan yang sepanjang hidupnya kerap diusik duri dan terkepung kutuk.

5. Tiga Drama

tigaMulai Baca Sastra dari Sini!

Buku terbaru dari sastrawan terkemuka Seno Gumira Ajidarma kali ini mengangkat politik kekerasan yang berlangsung menjelang Reformasi 1998. Yang mendorongnya untuk menulis Mengapa Kau Culik Anak Kami? (1999), yang kelak disusul sekuelnya, monolog Ibu yang Anaknya Diculik Itu (2008); dan Jakarta 2039 (2000). Dari tahun ke tahun ketiganya telah terus-menerus dipentaskan.  

Gejala Kontra-Reformasi membuat naskah-naskah ini terbit dalam edisi baru. Ada yang keluar dan ada yang masuk dalam Tiga Drama ini, membentuk kesatuan drama faktual 1998.

6. Seloka Temon Bin Emboh

selokaMulai Baca Sastra dari Sini!

Karya apik dari Tjut Zakiyah Anshari ini menampilkan cerita tentang induk semang dan dirinya yang diujar sang emak sendiri, sungguh menyelusup kuat di sanubarinya. Jujur, begitulah yang dipegang emak, hingga Temon tahu sejak kecil alasan emak memberi nama itu.

Tekad Temon sudah sangat kuat. Ia mendedikasikan dirinya untuk kentrung, seni tempat Mak Warsi dan Temon bergantung. Ia bertekad mempertahankan semua yang sudah dilakukan Mak Warsi. Penasaran? Baca selengkapnya dalam Seloka Temon Bin Emboh!

7. Ny. Talis: Kisah Mengenai Madras

nyMulai Baca Sastra dari Sini!

“…yang dulu ada, sekarang tidak ada. Yang sekarang ada, kelak tidak ada. Yang sekarang belum ada, kelak akan ada.”

Inilah kisah tentang Ny. Talis, perias pengantin yang dapat melompat dari satu gedung ke gedung lain, sehingga dia mampu merias banyak pengantin dalam sekali tempo. Ini juga tentang Santi Wedanti penyanyi, pemilik restoran, sekaligus calon sarjana hukum. Juga perihal Wiwin, sang pelukis yang meninggal dalam kecelakaan mobil usai melakukan pameran di Jakarta.

Dan tentu, soal Madras yang setiap hari menyaksikan debu beterbangan sekaligus pengikat banyak tokoh dan keajaiban. Novel ini merekam perjalanan hidup manusia dalam menapaki titah sang nasib, hingga menemukan hakikat di hadapan Sang Maha Pencipta, sekaligus kefanaan dirinya.

8. Perempuan dan Anak-Anaknya

perempuanMulai Baca Sastra dari Sini!

Perempuan dan Anak-anaknya merupakan kumpulan cerpen yang pernah terbit di majalah Horison dan Sastra pada 1966–1970. Dua belas prosa yang dipilih di sini memberi gambaran atas suatu periode penting dalam sejarah bangsa Indonesia: peristiwa berdarah pasca-30 September 1965. Beberapa cerpen merupakan buah pena para penulis mapan seperti Umar Kayam, Martin Aleida, Satyagraha Hoerip, Gerson Poyk, dan Ki Panjikusmin.

Ada kekasaran dan bahkan kenaifan dalam karya-karya ini. Banyak tokoh atau pencerita yang tampil membawa beban rasa bersalah karena keterlibatan dalam penyiksaan dan kematian orang lain, sering sekali orang-orang yang dikenal dengan baik.  

Dalam buku ini juga ditawarkan cara untuk menjadikan cerita-cerita lama sebagai sarana menumbuhkan kepedulian akan hak asasi manusia: hak untuk hidup, kebebasan, dan rasa hormat. Ini adalah sebuah buku yang berani, bahkan juga untuk masa kini. Atau sebenarnya ini adalah dua buku: kumpulan cerita pendek dan kerangka untuk menafsirkan cerita secara kritis

Rekomendasi Buku Sastra Best Seller yang Wajib Dibaca

1. Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam - Karya Dian Purnomo

Buku ini mengangkat tema dari budaya kawin tangkap di Sumba, dan mengisahkan pengalaman para perempuan yang harus mengalami adat tersebut. Ada banyak adegan yang memang berdasarkan cerita dari para penyintas kawin tangkap.

perempuanMulai Baca Sastra dari Sini!

Novel ini menceritakan tentang Magi Diela. Impiannya untuk membangun Sumba pupus kala ia diculik, dan sang pelaku menjadikan tradisi kawin tangkap sebagai tamengnya. Magi menghadapi banyak tantangan, ia kini harus melawan orang tua, masyarakat kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan.

Buku yang mampu membuat emosimu teraduk-aduk ini sangat kritis dalam memperlihatkan budaya yang merugikan perempuan, serta seolah hanya dijadikan objek, tak punya pilihan, tidak boleh memiliki kebebasan, dan memperlihatkan kita bahwa masih banyak isu yang membelenggu dalam hidup bermasyarakat.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam

2. Kitab Kawin - Karya Laksmi Pamuntjak

Buku karya Laksmi Pamuntjak ini telah memenangkan Singapore Book Awards 2020. Berisikan 12 kumpulan cerita dari banyak perempuan dengan berbagai latar belakang, usia, kepribadian, dan profesi. Dari pekerja toserba hingga ibu-ibu borju, dari kota besar hingga di pedalaman, dari kisah perselingkuhan hingga naksir dengan menantu sendiri. Mereka diperlihatkan sebagai perempuan apa adanya, yang kadang ragu tapi tetap berani.

kitabMulai Baca Sastra dari Sini!

Buku ini menceritakan tentang perempuan yang tak mampu bersuara, tak mampu membebaskan diri dari situasi maupun masalah yang dihadapi. Mengisahkan tentang jiwa yang kesepian namun juga jiwa yang berontak. Buku ini membawa berbagai perspektif dari tema pernikahan, dari mereka yang berani merumuskan ulang hukum-hukum perkawinan bagi diri mereka sendiri.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Kitab Kawin


Baca juga: Ini Dia Rekomendasi Buku Sastra Terpopuler Terbitan GPU


3. Lebih Senyap dari Bisikan - Karya Andina Dwifatma

Masih pada dunia perempuan, tentang pergejolakan batin sebagai ibu dan berperan dalam rumah tangga. Bercerita tentang Amara dan Baron yang selalu dipertanyakan kapan punya anak, hingga membuat hidup mereka terusik. Ditambah dengan saran-saran ‘ajaib’ demi mendapatkan buah hati. Sayang, hanya Amara yang selalu dijadikan sasaran mengapa mereka tak kunjung memiliki keturunan.

lebihMulai Baca Sastra dari Sini!

Akhirnya Amara pun hamil, tapi ternyata tak membuatnya jadi keluarga ideal. Baron pun menaruh pekerjaan mengasuh anak ini penuh pada Amara. Mental dan batin Amara begitu bergejolak, tentang perkara yang mungkin dianggap sepele pada perubahan fase perempuan, tapi ternyata jadi persoalan besar dan harus diperhatikan.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Lebih Senyap dari Bisikan

4. Di Tanah Lada - Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Karya-karya dari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie kerap kali mendapatkan penghargaan dan menjadi pemenang dalam sebuah perhelatan. Sama seperti buku ini yang menjadi juara kedua dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2014. Ziggy juga mempunyai cita-cita ingin menjadi penulis buku anak. Buku ini pun menceritakan tentang anak berumur 6 tahun bernama Ava.

diMulai Baca Sastra dari Sini!

Ava pindah ke Rusun Nero yang kumuh bersama keluarganya setelah kakeknya meninggal. Sebenarnya, kakek memberi warisan yang banyak, hanya saja papa Ava tidak menggunakan secara semestinya. Kakeknya pernah memberi Ava kamus hingga membuatnya pintar berbahasa Indonesia. Namun, orang-orang masih lebih mengganggap anak yang pintar berbahasa Inggris lah yang lebih penting.

Papanya pun memanggil Ava dengan Saliva atau ludah karena mengganggapnya tak berguna. Kehidupan Ava diwarnai KDRT yang terjadi dalam rumahnya. Di Rusun Nero, Ava bertemu dengan anak laki-laki bernama P yang mempunyai kasus yang sama, dan menjadi awal petualangan mereka yang mengejutkan.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Di Tanah Lada

5. Laut Bercerita - Karya Leila S. Chudori

Buku ini mengambil latar belakang kala tahun 1998 pada pejuang aktivis untuk melengserkan Orde Baru. Meskipun novel fiksi, isi dalam buku ini berdasarkan kisah dan obrolan nyata para aktivis saat itu.

lautMulai Baca Sastra dari Sini!

Buku ini memperlihatkan kita pedihnya dan ketakutan dari aktivis yang berani bersuara, pada isu yang sedang berkembang di medio 1991-1998, lewat sudut pandang pertama yang menceritakan sosok Laut Biru. Kelompok aktivis mereka diburu, dianggap berbahaya, dan mereka pun ditangkap dan dihukum secara mental dan fisik.

Sudut pandang kedua kita akan melihat lewat saudara Laut Biru, yaitu Asmara Jati, pada medio tahun 2000-2007. Bagian ini akan memperlihatkan bagaimana sosok keluarga yang kehilangan anggotanya, dan tak tahu di mana maupun cara untuk menemukannya. Dari buku ini kita akan meresapi banyak fakta sejarah akan apa yang terjadi pada masa itu yang benar-benar menyesakkan hati.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Laut Bercerita


Baca juga: Rekomendasi Novel Terbaik Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia


6. Seperti Dendam, Rindu Harus dibayar Tuntas - Karya Eka Kurniawan

Novel populer karya Eka Kurniawan ini sudah diangkat menjadi film dan masuk ke berbagai kompetisi film internasional, seperti Busan International Film Festival, Locarno International Film Festival, Festival Film Tokyo, dan masih banyak lainnya. Menceritakan tentang Ajo Kawir, yang saat remaja seringkali bermasalah dan cari gara-gara, bersama sahabatnya sejak SD, yaitu Si Tokek.

lautMulai Baca Sastra dari Sini!

Si Tokek juga jadi orang pertama yang mengetahui masalah impoten yang dialami Ajo. Sebagai sahabat, Si Tokek membantu Ajo untuk mengatasi masalah itu. Sebelum menemukan jawaban, Ajo jatuh cinta dengan Iteung dan menikahinya. Walaupun Iteung menerima Ajo apa adanya, sayangnya Iteung pun menemukan batas sabarnya atas kekurangan Ajo.

Nasib Ajo pun semakin malang ketika Iteung mengandung anak yang entah siapa bapaknya. Ajo pun harus menghadapi tambahan masalah, hingga ia menemukan orang baru yang mampu membangkitkan kembali dirinya.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Seperti Dendam, Rindu Harus dibayar Tuntas


Baca juga: Novel Populer Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Kini Diangkat Menjadi Film


7. Ronggeng Dukuh Paruk - Karya Ahmad Tohari

Novel karya dari Ahmad Tohari ini juga sudah hadir dalam bentuk film yang berjudul, Sang Penari. Terbit pertama kali pada tahun 1982 dalam bentuk trilogi, novel ini sudah diterjemahkan ke dalam 5 bahasa. Menceritakan tentang Srintil, ronggeng baru di Dukuh Paruk yang cantik dan menggoda hingga membuat semua orang ingin menari bersamanya.

ronggengMulai Baca Sastra dari Sini!

Bagi pedukuhan yang kecil, miskin, dan terpencil, ronggeng jadi lambang kehidupan, membawa jati diri, dan semakin bersahaja. Hingga akhirnya politik pada tahun 1965 memporak-porandakan Dukuh Paruk, dan dicap sebagai pengkhianat negara.

Srintil ikut menjadi tahanan, dan pengalaman pahit yang ia alami selama menjadi ronggeng serta tahanan, membuatnya sadar akan hakikatnya sebagai manusia. Ia berniat untuk memperbaiki citra dirinya. Menemukan teman masa kecilnya pun memberikan Srintil percikan harapan.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Ronggeng Dukuh Paruk

8. Entrok - Karya Okky Madasari

Entrok menjadi karya debut Okky Madasari yang berlatarbelakang pada masa kekuasaan militer zaman Orde Baru. Buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris ini menceritakan tentang isu perempuan dan kepercayaan. Dalam bahasa Jawa, Entrok berarti bra.

bukuMulai Baca Sastra dari Sini!

Marni, bekerja keras mencari uang demi membeli entrok. Kerja kerasnya membuahkan hasil dan membuat orang-orang menganggapnya sebagai orang yang sibuk memperkaya diri. Baginya, selama dia tidak pernah melakukan tindakan kejahatan, maka ia melakukan hal yang benar.

Marni mempunyai anak, namanya Rahayu dan mempunyai pandangan yang berbeda. Ia berkuliah di Yogyakarta dan memeluk suatu agama. Tak seperti Marni yang menyembah leluhur, Rahayu menganggap hal itu adalah dosa. Perbedaan karakter inilah yang diangkat. Walaupun berbeda, mereka sama-sama menjadi korban orang-orang yang punya kuasa, dan sama-sama melawan senjata.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Entrok

9. Tarian Bumi - Karya Oka Rusmini

Karya dari Oka Rusmini yang berawal dari cerita bersambung ini telah mendapat Penghargaan Penulisan Karya Sastra dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Novel yang sudah berusia dua dekade ini mempunyai cerita menarik tentang kesetaraan, penyingkiran, dan kebebasan yang dikekang, dengan latar di Bali.

tarianMulai Baca Sastra dari Sini!

Kelas sosial perkara kasta dan strata, aturan adat, dan perkara lainnya yang dialami tokoh perempuan diangkat dalam novel ini. Isu gender yang dibicarakan memperlihatkan perempuan yang tak punya kuasa akan mengatur hidupnya sendiri, bahkan lemah untuk memperjuangkan atas hak tubuhnya.

Kamu bisa baca bukunya dalam versi e-book juga di sini >>> Tarian Bumi


Baca juga: Dua Dekade Tarian Bumi


10. Hujan Bulan Juni - Karya Sapardi Djoko Damono

Karya dari Eyang Sapardi Djoko Damono ini masih jadi kesayangan banyak generasi. Dari puisi hingga alih ke berbagai wahana, Hujan Bulan Juni sudah diperluas menjadi bentuk novel, diadaptasi ke layar lebar, hingga tahun ini telah melahirkan novel grafis. Hujan Bulan Juni sudah mendapatkan berbagai penghargaan dan buku puisinya sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

hujanMulai Baca Sastra dari Sini!

Dalam novelnya, kisah manis pahit dari Sarwono dan Pingkan memang penuh makna. Apalagi, puisi-puisi dalam Hujan Bulan Juni disisipkan sebagai puisi dari Sarwono untuk kekasih hatinya, Pingkan. Novel ini sudah membentuk trilogi pada Pingkan Melipat Jarak dan Yang Fana adalah Waktu, yang menjadi bukti akan kuatnya cinta mereka walaupun berbeda budaya.

hujanMulai Baca Sastra dari Sini!

Baca bukunya dalam versi e-book >>> Hujan Bulan Juni


Itu dia buku-buku sastra yang wajib kamu baca untuk merayakan Bulan Bahasa dan Sastra, Grameds. Hal ini untuk mengingatkan kita kembali bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang menghubungkan antar suku dan budaya. Dengan begitu, bahasa Indonesia jadi identitas nasional kita yang membangkitkan semangat perjuangan bersama.

Masih ada banyak promo menarik lainnya di Gramedia.com yang bisa kamu nikmati. Dari diskon hingga penawaran spesial, segera klik gambar di bawah ini untuk menuju kumpulan promonya ya! Selamat bersastra dan berbahasa Indonesia! #BerbahasaCerdas ✊🏻

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Header: freepik.com

Penulis: Almira R. Natasya, Btari Najwa Naila


Almira R. Natasya

Almira R. Natasya

Digital Content Officer Gramedia Digital

Enter your email below to join our newsletter