Cegah 5 Kesalahan Parenting yang Sebabkan Anak Tidak Percaya Diri!
Membesarkan seorang anak memang telah menjadi tugas penuh tantangan sepanjang hidup bagi setiap orang tua. Mulai dari membesarkan tumbuh kembang fisiknya, memilah asupan gizi yang seimbang, hingga mendidik karakter dan otaknya agar mampu tumbuh menjadi anak yang sukses sekaligus bahagia. Tentunya itu semua tidak bisa dilaksanakan semudah membuka dan menutup mata, rintangan orang tua dalam mendidik anak seakan tidak pernah habis! Belum lagi jika anak berkembang lebih cepat, orang tua bisa kewalahan mengatasinya.
Desas-desus cara mendidik anak yang kini kian banyak ragamnya mungkin juga bisa membuat orang tua kebingungan mencernanya sekaligus. Jika tidak hati-hati menelaah ilmu parenting yang tepat, bisa-bisa malah berakibat fatal pada mental anak yang bisa berjangka panjang!
Kebanyakan orang tua stres dan kecewa akan kegagalan anak tetapi lupa jika kegagalan anak bisa jadi buah dari kesalahan pola asuh orang tuanya juga. Oleh sebab itu, pola asuh yang tepat akan memupuk pribadi yang baik pada anak. Anak yang bahagia lebih mudah menyukseskan dirinya sendiri di berbagai bidang mulai dari menemukan hobi, kegemaran, dan nilai-nilai hidup baik yang ingin dipegangnya sehingga orang tua tidak perlu terlalu banyak mengkhawatirkan kegagalan anak karena anak sudah cukup bahagia dan percaya diri dengan dirinya sendiri.
Lalu, apakah Ayah dan Bunda sudah menerapkan pola asuh yang tepat untuk si kecil dan anak-anak? Atau Ayah dan Bunda masih melakukan kesalahan parenting yang bisa menyebabkan rasa trauma pada anak? Cek detailnya di artikel ini dan simak terus sampai habis, ya! Berikut 5 kesalahan parenting yang kerap kali tidak disadari orangtua akan menyebabkan trauma pada anak.
5 Kesalahan Parenting Yang Menyebabkan Anak Trauma
1. Membandingkan Anak
Sudah menjadi tekanan yang biasa dihadapi para orang tua jika anaknya gagal berkembang dan tampak lain dari kebanyakan anak seumurnya sehingga tak jarang orang tua refleks membandingkan anaknya dengan anak seumurannya. Namun, tahukah Ayah dan Bunda bahwa hal ini sering kali menjadi salah satu penyebab munculnya trauma pada anak. Membandingkan anak akan membuat anak yakin bahwa dirinya tidak cukup mampu membuat orang tuanya bangga. Untuk itu, daripada membandingkan anak, orang tua bisa mengubah kebiasaan ini dengan langsung mengutarakan kesalahan anak sambil tetap membimbingnya.
2. Mengabaikan Pencapaian Anak
Anak yang mengalami trauma pada orang tuanya sering kali juga merasa tidak tervalidasi oleh orang tua. Banyak orang tua yang sengaja mengabaikan pencapaian anak karena tidak ingin membuat anak merasa cepat puas dan menjadi manja. Sayangnya, orang tua yang mengabaikan anak pencapaian anak dapat menumbuhkan jarak yang besar di antara mereka sehingga anak tidak mempercayai orang tua sebagai sosok yang mendukungnya. Untuk itu jangan ragu untuk memuji anak pada tiap perkembangan baik yang dilakukannya.
3. Melakukan Guilt-tripping
Beban orang tua yang berat dalam mendidik anak tentu menumbuhkan ekspektasi orang tua pada anak bahwa anak harus berhasil membanggakan mereka. Akan tetapi hal yang tidak disadari adalah saat orang tua terus membuat anak merasa bersalah akan kesalahan-kesalahan yang kecil seperti misalnya mengatakan hal seperti: “Mama sudah berikan semuanya. Uang makanmu, tempat tinggalmu, sekolahmu, tapi masa kamu tidak bisa sih dapat nilai yang bagus?”. Selain membuat anak tidak percaya diri, mereka juga akan terbeban dan ekspektasi yang berlebihan. Hal ini bisa dihindari dengan cara berbicara dengan jujur dari hati ke hati pada anak dan ikut menghormati apapun yang dikatakannya sama seperti anak berusaha menghormati orang tuanya.
4. Kurangnya Quality Time
Setiap anak yang trauma pada orang tuanya kemungkinan besar adalah anak-anak yang juga tidak begitu mengenal orang tuanya. Hal ini dikarenakan anak tidak mampu mengenali orang tua yang terus memberi jarak dan tidak meluangkan waktu untuk bonding dengannya. Jarak yang dibuat oleh orang tua tak jarang akan membuat anak berpikir dirinya tidak dibutuhkan. Sebaliknya, orang tua yang terus memberi waktu berkualitas dengan anak akan membangun rasa percaya diri anak di lingkungan rumah hingga ke luar.
5. Mengkritik Tanpa Mengarahkan
Anak sering kali tidak mengerti akan harapan orang tuanya karena mereka belum berada di fase terberat di dalam hidupnya. Akan tetapi bukan berarti anak harus diberikan kritik bertubi-tubi agar mereka merasakan beratnya hidup. Hal ini bukannya membangun pemahaman akan harapan orang tua, yang ada mereka malah merasa terus terpojokkan dan diserang. Alhasil anak akan menjauh dan memandang orang tua sebagai pengkritik kejam yang tidak bisa ia percaya. Untuk itu penting untuk orang tua tetap mengawal langkah anak saat ia baru bangkit dari keterpurukan. Contohnya, saat anak tidak sengaja menumpahkan minumannya ke lantai, beri teguran dan tunjukkan cara minum yang benar.
Nah, itu dia lima kesalahan pola asuh yang tanpa disadari bisa sebabkan anak tidak percaya diri. Apakah ada yang pernah dilakukan Ayah dan Bunda? Kalau ada, jangan khawatir, itu semua bukan berarti kesalahan permanen, Ayah dan Bunda masih bisa menemukan solusi untuk mengatasi kesalahan pola asuh tersebut seperti misalnya dengan mendukung anak dari segi emosi, mendengarkan keinginannya, menghargai usahanya, mengobrol dengan jujur dan terbuka, memberikan waktu berkualitas, dan mencontohkan sikap-sikap terpuji.
Selain itu, Ayah dan Bunda, kini ilmu parenting sudah bisa ditemui di mana-mana. Namun, untuk mencari sumber ilmu yang kredibel tentunya tidaklah gampang. Nah, Admin punya beberapa rekomendasi buku yang bisa menjadi inspirasi Ayah Bunda buat meningkatkan diri menjadi orang tua berpola asuh baik. Mulai dari buku panduan, buku fiksi, hingga komik inspiratif soal good parenting yang bisa dicontoh Ayah Bunda! Cek di bawah ini! 😊
Rekomendasi Buku Inspirasi Untuk Parenting yang Baik
1. The Montessori Toddler
Buku karya Simone Davies yang satu ini bisa dijadikan salah satu pilihan untuk mendapatkan pengetahuan pola asuh terutama bagi orang tua baru yang mulai menimang balita pada usia tiga tahun. Masa-masa ini adalah masa tersulit bagi para orang tua, banyak dari anak yang mulai tidak mau mendengarkan, terus-menerus melempar barang, tidak mau tidur, makan, atau menggunakan toilet. Akan tetapi, siapa sangka, metode Montessori yang selama ini sering dikenal dengan material dan aktivitas-aktivitasnya sesungguhnya akan membuat kita melihat balita dari sudut pandang yang berbeda.
Montessori membuat Ayah dan Bunda dapat memahami balita dengan lebih mudah. Mengapa mereka selalu ingin berlari, menjelajah, menyentuh apa pun, atau menolak melakukan sesuatu. Buku ini ingin menunjukkan fakta bahwa mengamati cara anak belajar akan membuat orang tua takjub. Montessori menunjukkan cara yang lebih damai untuk menghadapi balita. Selain itu, Montessori akan membantu orang tua menanam benih agar dapat membesarkan anak yang penuh rasa ingin tahu dan bertanggung jawab, demi masa depannya.
2. The Book You Wish Your Parents Had Read
Setiap orang tua, tentu menginginkan anaknya bahagia. Akan tetapi, orang tua yang bahagia tidak selalu membuat sang anak bahagia. Hal ini seringkali menjadi dilema bagi orang tua, terutama orang tua baru yang mungkin masih bingung dengan cara pengasuhan serta cara mendidik anak dengan baik sekaligus menyenangkan.
Dalam buku The Book You Wish Your Parents Had Read ini, penulis yaitu Philippa Perry membagikan beberapa wawasan sekaligus tips yang dapat membantu orang tua untuk memahami bagaimana cara pengasuhan orang tua di masa lalu, yang tentu saja dapat memengaruhi pola asuh anak.
Ia juga membahas mengenai bagaimana cara penerimaan orang tua, ketika dirinya berbuat salah serta mempelajari apa solusinya bagi anak dan dirinya sendiri. Philippa Perry juga menjelaskan bagaimana cara memutuskan siklus serta pola negatif, yang kemungkinan terus berulang karena kebanyakan orang tua akan mencontoh pola pengasuhan orang tua sebelumnya, contohnya adalah seperti gaya pengasuhan strict parents.
Philippa Perry membahas pula bagaimana cara orang tua menangani perasaannya sendiri, sekaligus menangani perasaan anak. Sebab, orang tua tidak akan mampu menenangkan hati anaknya, apabila hatinya belum tenang terlebih dahulu bukan?
3. Raising Good Humans
Salah satu tugas tersulit orang tua adalah membesarkan anak supaya mereka menjadi orang yang baik, khususnya kesulitan ini banyak dirasakan oleh ibu yang punya peran langsung dalam mendidik dan membesarkan mereka. Tak heran jika dalam keseharian kita sebagai ibu kadang merasa kesal, stres, marah, dan berteriak pada anak karena dia tidak bertingkah sesuai harapan kita, atau tidak mau menuruti kata-kata kita.
Berteriak dan marah pada anak bukan berarti kita ibu yang tidak baik, karena apa yang kita lakukan sebenarnya adalah apa yang kita alami juga di masa kecil dari orang tua kita. Nah, tidak mau kan kita mewariskan pola hubungan yang seperti ini pada anak kita?
Hunter Clarke-Fields, seorang mentor mindfulness dan mindful parenting akan membagikan pengalaman, strategi, dan latihan dalam mengasuh anak-anaknya sendiri. Jika kita konsisten melakukan latihan-latihan kecil dari buku ini, hari demi hari kita pun bisa menjadi ibu yang lebih mindful, hadir seutuhnya, tidak mudah reaktif atau spontan berteriak saat menghadapi masalah dengan anak.
4. Seni Menjadi Orang Tua Hebat
Buku ini dengan tepat menghadirkan cara-cara kunci untuk membantu para orang tua membentuk kembali tingkah laku anak-anaknya yang menantang, menciptakan ikatan keluarga yang kuat, serta membimbing anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bahagia, baik hati, dan bertanggung jawab. Seni Menjadi Orang Tua Hebat merupakan peta jalan dari segala sesuatu yang diperlukan orang tua untuk melakukan parenting sehingga Ayah dan Bunda akan berulang kali menggunakannya.
Ahli psikologi Erica Reischer mengambil dari riset dan pengalaman klinis untuk mencari informasi paling bermanfaat tentang seni dan sains parenting menjadi 75 cara sederhana untuk membesarkan anak-anak yang bertumbuh dengan contoh nyata, kiat berguna, dan sarana-sarana yang dapat segera diaplikasikan oleh para orang tua. Buku ini menuntun orang tua untuk menjadi orang tua hebat dengan penerapan yang mudah diaplikasikan dalam tindakan dan dapat diikuti dengan cepat.
5. Cara Ajaib Menutrisi Otak Anak
Dalam memberikan asupan nutrisi pada anak, mungkin para orang tua lebih berfokus pada pemenuhan makanan bergizi. Padahal pemenuhan nutrisi anak, terutama nutrisi otak, bisa diperoleh selain dari makanan, misalnya dengan menumbuhkan kebiasaan membaca. Membacakan buku untuk anak berarti merangsang perkembangan otak mereka.
Buku ini ditulis oleh dr. Putri Zalika Kesuma, M.Pd.Ked., seorang dosen Fakultas Kedokteran yang memiliki sertifikat diploma Montessori, neuroparenting, enlightening parenting, hingga training read-aloud. Buku ini memaparkan riset yang dibaca penulis mengenai manfaat membaca nyaring untuk perkembangan anak, khususnya untuk menutrisi otak anak, dari jurnal-jurnal nasional maupun internasional. Pengalaman pengasuhannya menggunakan media buku juga memberikan dampak positif begitu besar untuk tumbuh kembang anak-anaknya dari berbagai aspek.
5. Sabtu Bersama Bapak
Menjadi orang tua yang baik mungkin terasa sulit bagi sebagian orang karena mereka tidak memiliki gambaran nyata akan sosok orang tua yang ideal. Membaca buku bisa menjadi salah satu usaha seseorang untuk mendapatkan inspirasi yang bisa ditiru. Novel fiksi bisa menjadi salah satu alternatif bacaanmu dalam mencari inspirasi.
Sabtu Bersama Bapak bercerita soal inspirasi menjadi orang tua yang mungkin tidak dapat duduk dan bermain di samping anak-anaknya, tetapi seorang Bapak tetap ingin melihat anaknya tumbuh di sampingnya. Ini adalah sebuah cerita tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih dan tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.
6. Si Anak Series
Selain mencari inspirasi dan gambaran mengenai orang tua yang baik, ada baiknya orang tua juga melihat dari sudut pandang seorang anak. Tere Liye menampilkan gambaran nyata tentang perjuangan dan pengorbanan seorang anak yang bisa menginsprasi orang tua untuk lebih membanggakan dan mencintai anak-anaknya lewat Si Anak Series, salah satunya adalah Si Anak Spesial.
Si Anak Spesial bercerita tentang seorang Burlian, anak keras kepala yang memiliki masa kecil yang spesial. Bapak dan Mamaknya digambarkan sebagai sosok penginspirasi Burlian untuk menggapai cita-citanya mengelilingi dunia, menyaksikan betapa kecilnya kampung halamannya jika ia berhasil melihat seluruh dunia.
Mengapa Bapak dan Mamak sejak kecil selalu bilang meyakinkan Burlian bahwa dia adalah anak spesial? Sebab itu cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan kayakinan yang menjadi pegangan penting setiap kali anaknya terbentur masalah.
Serial ini terdiri dari beberapa buku yakni Si Anak Spesial, Si Anak Pintar, Si Anak Pemberani, Si Anak Kuat, Si Anak Cahaya, Si Anak Badai dan Si Anak Pelangi yang tak kalah seru karena mengisahkan perjuangan yang berbeda-beda dari tiap anak.
7. Spy x Family
Komik yang satu ini memang dibalut dengan kisah keluarga komedi yang tampaknya tidak serius. Akan tetapi, inspirasi mengenai lika-liku parenting juga ditunjukkan dengan jelas melalui karakter utama Loid Forger dan Yor Forger yang mengabdikan dirinya sebagai orang tua terbaik bagi Anya, anak angkat mereka.
Untuk menjalankan Operation Strix, seorang mata-mata dengan nama samaran ‘Twilight’ dikirim ke Ostania untuk misi perdamaian antarnegara. Mata-mata ini mendapat tugas untuk membentuk suatu keluarga demi bisa mengorek informasi dari anak dari seorang pemimpin partai paling berpengaruh di Timur. Sebagai bentuk usaha, Twilight akhirnya menyamarkan dirinya sebagai seorang psikiater bernama Loid Forger.
Kemudian ia mengadopsi anak perempuan pintar berusia 6 tahun bernama Anya yang nantinya akan ia kirim ke sekolah dengan harapan terselubung agar Anya bisa membantunya mengorek informasi lewat anak dari pimpinan partai di Ostania. Tak lupa ia juga menikahi Yor untuk menjadi istrinya sebagai kelengkapan berkas sekolah Anya. Mereka bertiga memiliki rahasia masing-masing dan saling tidak mengetahui misi yang masing-masing sedang mereka jalankan. Meski demikian, untuk misi kekeluargaan, mereka bisa menjalankannya dengan sangat baik.
Loid dan Yor terus menunjukkan keseriusan mereka dalam mendidik Anya. Inspirasi ini juga dipadukan dengan hiburan dan komedi yang membalut kisah mereka. Saking serunya, komik ini juga sudah diangkat menjadi anime dan musim terbarunya sedang tayang! Untuk membaca komik selengkapnya, kamu bisa dapatkan hanya di Gramedia.com!
8. Sweetness and Lightning
Selain Spy x Family, komik yang satu ini juga tidak bisa dilewatkan untuk menjadi bahan inspirasimu mendapatkan gambaran pola asuh yang baik. Sweetness and Lightning bercerita tentang seorang guru Matematika SMA bernama Kouhei Inuzuka yang harus mengurus anak bernama Tsumugi Inuzuka sejak ia ditinggal mati oleh istrinya yang sakit.
Pekerjaannya yang sibuk sebagai guru dan lemahnya pengetahuan akan kuliner memaksa dia untuk memberikan buah hatinya makanan cepat saji dari toko serba ada. Namun, hal tersebut membuatnya frustasi karena ketidakmampuannya untuk menyajikan makanan yang sehat dan bergizi untuk putrinya. Oleh karena itu, ia melakukan berbagai usaha untuk menyajikan makanan terbaik untuk anaknya.
Usaha keras Kouhei juga bukan terbatas pada penyajian makanan untuk anaknya saja. Sebagai seorang duda yang menyayangi anaknya, ia terus berusaha memberikan cinta terbaik untuk sang anak. Komik ini terinspirasi dari beban kesulitan orang tua yang sangat besar, oleh sebab itu ceritanya juga menampilkan kondisi tersebut, bagaimana seorang duda berusaha keras untuk tetap menyenangkan hati sang putri, mengajaknya makan malam di tempat terbaik, dan usaha-usaha pola asuh ideal lainnya.
Kesuksesan komik ini membawa ceritanya diangkat menjadi animasi dan sudah tayang 2016 lalu. Untuk membaca komik lengkapnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com! Seluruh volume lengkapnya bisa kamu temukan di sini!
Nah, itu dia beberapa rekomendasi buku inspirasi yang bisa membantu orang tua menemukan pola asuh terbaiknya! Jangan lupa untuk membeli semua bukunya di Gramedia.com. Nggak takut kantong jebol untuk memborong buku-buku di Gramedia.com karena Gramedia selalu punya penawaran spesial dari hanya untuk kamu. Cek promonya di bawah ini yang bisa kamu gunakan agar belanja jadi lebih hemat! ⤵️
Sumber foto header: Gramedia.com
Penulis: Shaza Hanifah