Ini Perbedaan Shonen dan Shoujo pada Manga
Bagi yang sering membaca manga atau menonton anime pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah shonen dan shoujo. Dalam dunia perfilman mungkin kita sudah mengetahui pembagian kategori genre film, ada dari romance, sci-fi, action, dan lain-lain. Tapi hal ini artinya berbeda dengan istilah pada shounen atau shouju.
Jika pada film kita mengetahui rating guide, seperti general, parental guide, PG-13, dan lainnya. Nah, pada manga dan anime, shonen serta shoujo ini sebagai kategori penentu target pasar dan target umur dari karya tersebut. Jadi kepada siapa manga atau anime ini ditujukan berdasarkan pasar demografis.
Nah, target kategori ini biasanya karena mempertimbangkan tingkat pemahaman penonton atau pembacanya. Di mana untuk manga orang dewasa mengandung aksara kanji yang sulit, dan untuk anime dewasa temanya yang lebih berat.
Lalu, apa sih shonen dan shouju ini? Berikut Admin jelaskan lebih lanjut, plus contoh manga-manga dari kategori tersebut yang bisa kamu coba baca.
1. Shonen
Dalam bahasa Jepang, shonen itu artinya ‘’anak lelaki’’ atau ‘’masa muda’’. Dengan begitu kategori ini ditujukan untuk anak laki-laki dari usia 10-18 tahun. Penjualan manga shonen menjadi kategori manga paling populer di Jepang maupun di Indonesia. Hal ini karena biasanya masih bisa dinikmati oleh orang dewasa yang mencari bahan cerita lebih ringan. Yap, dalam shonen memang berisi hiburan yang ringan.
Biasanya dalam shonen mengangkat cerita yang berpusat pada kehidupan remaja, tentang persahabatan, cinta anak sekolah, pencarian jati diri, atau cita-cita seorang anak. Ciri shonen pun biasanya mempunyai tokoh utama laki-laki, dipenuhi unsur komedi dan penuh aksi. Tema yang paling sering diangkat adalah cerita pertempuran atau olahraga. Contoh paling gampang dari manga shonen adalah:
Jujutsu Kaisen
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba
One Piece
Attack on Titan
Spy X Family
2. Shoujo
Kalau shonen berarti “anak lelaki”, sedangkan shoujo artinya “anak perempuan”. Kategori ini ditujukan untuk anak perempuan berusia 10-18 tahun. Karena untuk anak perempuan yang masih sekolah, tentunya lebih banyak bertema kisah cinta-cinta uwu masa remaja, yang biasanya dari sudut pandang perempuan.
Pokoknya romansa gadis sekolah dengan sang lelaki tampan idamannya, dan banyak membahas permasalahan yang melibatkan manusia. Maka dari itu, slice of life atau fiksi ilmiah juga biasa menjadi tema yang diangkat. Kita ambil contoh untuk manga shoujo ini adalah:
Hai, Miiko!
Cactus Girl
Nanoha Sweet Bakery
Rainbow Days
Tsubasa and Fireflies
3. Seinen
Bonus biar kamu tambah ilmu dari kategori demografi anime dan manga. Tidak hanya untuk anak-anak sampai remaja, demografi orang dewasa juga ada kategorinya sendiri. Untuk target orang dewasa laki-laki dari umur 20-40 tahun bisa disebut seinen.
Karena ditujukan untuk laki-laki dewasa, sisi penceritaannya pun lebih serius dan berat, bahkan mengandung unsur eksplisit dan gore. Biasanya bertemakan masalah pekerjaan, pribadi, politik, hubungan manusia, keharmonisan keluarga, atau pengalaman hidup. Contoh-contoh manga kategori ini yang terkenal adalah:
Tokyo Ghoul
One Punch Man
The Way of the Househusband
Papa and Daddy's Home Cooking
Kaguya-Sama, Love Is War
4. Josei
Kali ini untuk wanita dewasa berumur 18-40 tahun. Josei lebih banyak menyangkut kehidupan sehari-hari perempuan di Jepang yang menyoroti kehidupan orang dewasa, seperti rumah tangga atau pekerjaan, hingga konten eksplisit.
Tetap dengan romansa, namun lebih realistis dibanding dari shoujo. Jadi untuk pembaca wanita dewasa pun akan lebih relatable, karena mengisahkan kisah cinta asli yang biasa dialami pada wanita dewasa. Kategori ini memang cukup jarang masuk ke Indonesia, tapi Admin coba kasih rekomendasi yang mungkin bisa kamu coba:
Wotakoi: Love is Hard for Otaku
Legal X Love
Skip Beat!
Second Kiss
Itu dia penjelasan lengkap beserta contoh manganya. Nah, kamu bisa memilih komik kesukaan kamu di Gramedia.com.
Sumber foto header: cbr.com