Kilas Balik Lupus, Tokoh Ikonik Karya Hilman Hariwijaya yang Melegenda
Remaja laki-laki kurus dengan tas selempangnya, rambut jambul, dan suka mengunyah permen karet. Untuk kamu yang masa remajanya di tahun 80 sampai 90-an, pasti kenal betul dengan karakter ini.
Nama Lupus tentunya sudah tak terdengar asing bagi kalian. Tokoh Lupus sangat fenomenal dan digandrungi para remaja di eranya. Tokoh ini dibuat oleh Almarhum Hilman Hariwajaya, sang kreator cerita Lupus, yang pertama kali hadir pada majalah HAI di tahun 1986. Karakternya yang nyentrik, suka jail, kocak, cuek, dan setia kawan ini, memiliki tempat di hati para penggemarnya hingga saat ini.
Alm. Hilman Hariwijaya telah menorehkan sejarah dan kenangan indah dari karya-karyanya yang selalu digemari banyak orang. Tokoh Lupus yang sangat menggambarkan gaya hidup remaja di masa itu pun begitu melekat dengan orang-orang yang dulu pernah menikmati karyanya. Bahkan, banyak yang jadi senang membaca buku bahkan ingin menjadi penulis pula berkat seri novel Lupus.
Mengenal Hilman Hariwijaya, Penulis di Balik Tokoh Ikonik Lupus
Penulis yang lahir pada 25 Agustus 1964 ini, sudah memiliki bakat menulis sejak belia. Karir pertama menulisnya saat ia menginjak kelas 2 SMP dan karangan pertamanya memenangkan Sayembara Mengarang Majalah HAI pada tahun 1978, dengan judul “Bian, Adikku yang Tak Pernah Ada”.
Sejak itu, ia semakin senang menulis dan diasah semasa ia magang sebagai wartawan di majalah HAI dan Kawanku. Hingga saat ini ia telah menuliskan beragam cerpen, novel, artikel, dan bahkan menulis skenario. Alumnus dari Universitas Nasional jurusan Sastra Inggris ini juga merupakan produser dari film The Wall.
Lupus sendiri telah menghasilkan spin-off atau perluasan pada seri Lulu, yang khusus menceritakan adiknya Lupus. Lalu, ada juga seri Lupus Kecil di mana kisahnya saat SD dan Lupus ABG yang mengisahkan ia saat SMP. Selain Lupus yang menjadi seri novel terkenalnya, ada juga seri novel Olga Sepatu Roda, Vladd, Vanya, Keluarga Hantu, Cerita Cinta, Mambo, Sexy Sixx, dan lain-lain. Total ada sekitar 80-an buku yang ditulisnya.
Bagi generasi milenial dan gen Z, tak ada salahnya kita mengenal Om Hilman yang begitu inspiratif. Karyanya juga tak hanya pada Lupus saja, tapi ada karakter lain yang dibuatnya dan tak kalah terkenal dengan Lupus. Om Hilman juga aktif menulis skenario untuk film maupun sinetron yang kini masih tayang di TV.
Film-film dari hasil tulisannya adalah Dealova (2005), Anak Ajaib (2008), Suka Ma Suka (2009), dan Rasa (2009). Sinetron yang pasti sudah kamu tahu seperti Cinta Fitri, Catatan Hati Seorang Istri, Anak Jalanan, Anak Langit, Dari Jendela SMP, hingga Love Story The Series, juga merupakan karya-karyanya dalam kepenulisan skenario.
(Kamu juga bisa baca versi e-booknya di sini >>> Dari Jendela SMP)
Dengan mengetahui kiprahnya dalam dunia kepenulisan, siapa tahu bisa menginspirasi kamu dalam membuat karya tulis. Yuk, kita kenalan lebih lanjut dengan perjalanan karya Lupus yang melegenda!
Perjalanan Karya Lupus yang Bersejarah
Dahulu, majalah HAI dikenal dengan bonus noveletnya. Nah, cerita pendek Lupus pertama kali hadir dalam novelet pada bonus majalah HAI edisi 29 April 1986, dengan langsung memasukkan empat judul, yaitu “Tangkaplah Daku, Kau Kujitak”, “Kencan Pertama”, “Prestise Jazz”, dan “Playboy Duren Tiga”. Semenjak itu, Lupus hadir tiap minggu di majalah HAI dan menjadi bacaan favorit remaja kala itu.
Lupus adalah pelajar SMA Merah Putih yang juga seorang wartawan muda di majalah HAI. Ia hidup bersama mami serta adiknya yang bernama Lulu, dan tak kalah jail dengan dirinya. Sedangkan ayahnya telah meninggal saat ia kelas 1 SMA.
Lupus digambarkan sebagai remaja supel dan easy going. Ia memiliki banyak teman yang tak kalah kocak dan unik, seperti Boim, Gusur, Anto, dan Fifi Alone. Ada juga tokoh yang digambarkan sebagai pacarnya Lupus, yaitu seperti Poppy, Rena, Happy, dan Nessa.
Om Hilman mengambil nama Lupus berdasarkan nama rasi bintang di belahan selatan. Ia mengambil nama ini kala ikut pada klub pecinta astronomi planetorium. Meskipun karakter Lupus jail dan dijuluki anak “ngocol”, ia tetap menjunjung tinggi rasa jujur, menghormati guru, dan sangat solider dengan teman-temannya. Maka dari itu, setiap cerita Lupus selalu sarat akan makna mendalam.
Karakternya yang sangat relate dengan gaya remaja saat itu, membuat Lupus digemari banyak orang. Setelah enam bulan cerita Lupus hadir tiap minggu di majalah HAI, ceritanya pun dibukukan dan menjadi novel pertama Lupus dengan penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Hanya dalam waktu dua minggu, novel Lupus ludes dan langsung cetak ulang. Hingga tahun 2013, telah rilis 29 novel Lupus dan jutaan eksemplar telah terjual. Bisa dibilang, buku Lupus masuk kategori buku best seller atau paling dicari di masanya, hihihi. 😍
Saking terkenalnya Lupus di kalangan remaja kala itu, Om Hilman kerap bertengger ke berbagai kota untuk jumpa fans, lho. Cerita Lupus ini memang sangat sederhana namun memiliki jalan cerita yang nggak biasa, sehingga bisa terasa dekat dengan pembacanya.
Ceritanya sangat mengalir, banyol dan kocak. Tutur kata dalam bukunya pun sangat khas dengan bahasa anak remaja kala itu. Segala hal yang biasanya dibicarakan oleh anak muda seperti dari pergaulan, tren yang sedang naik di masa itu, musik, hingga cinta monyet, tampil dalam setiap kisahnya. Novelnya sangat menghibur karena mudah dicerna dan selalu memiliki pesan tersirat di dalamnya, seperti jangan sombong, belajar yang rajin, dan menghargai teman.
Setelah cerita Lupus lulus SMA, Om Hilman pun akhirnya menulis seri Lupus lainnya bersama sang sahabat, Boim LeBon, yaitu seri Lupus Kecil yang pertama kali hadir di tahun 1989, dan Lupus ABG dimulai pada tahun 1995.
Karena seri novelnya yang digandrungi banyak orang, Lupus pun menyebrang ke arah format baru, seperti film dan sinetron. Lupus hadir hingga lima film, dari tahun 1987 hingga 1991, dengan aktor Ryan Hidayat yang selalu berperan sebagai Lupus. Terakhir, film “Bangun Lagi Dong Lupus” yang dibintangi oleh Miqdad Addausy dan Acha Septriasa hadir di tahun 2013.
Sinetron Lupus pertama hadir di tahun 1995-1997 dan Lupus Milenia di tahun 1991-2001. Sinetron ini turut menjadi teman kala sore-sore oleh keluarga di Indonesia. Irgi Fahrezi didapuk menjadi Lupus, Agnes Monica sebagai Lulu, dan Mona Ratuliu sebagai Poppy. Sinetron ini masih bisa kamu tonton lewat platform streaming online, Vidio.
Oiya, Om Hilman mengaku jika karakter Lupus berasal dari representasi dirinya, lho. Bahkan karakter teman-temannya Lupus juga benar ada di kehidupan nyata, yang juga merupakan temannya Om Hilman.
Nah, untuk kalian yang ingin kembali membaca cerita-cerita Lupus, di Gramedia Digital tersedia lengkap serinya, baik dari Lupus, Lupus Kecil, dan Lupus ABG. Untuk mengisi nostalgia maupun kamu yang ingin coba baca, bisa cek semua koleksinya di sini yaa >>> Koleksi E-Book Seri Lupus
Lupus telah memberi warna untuk para remaja Indonesia. Dengan segala karakter yang melekat padanya, Lupus mampu menjadi ikon yang melegenda, yang tetap dikenang selamanya.
Meski Om Hilman telah tiada, karyanya 'kan selalu ada di hati kita semua. ❤️🥀
Sumber foto header: Dok. Gramedia.com