Dunia Absurd Sayaka Murata: 3 Bukunya yang Menantang Normalitas
Siapa di sini yang suka cerita unik, absurd, dan beda dari yang lain? Kalau kamu termasuk salah satunya, Sayaka Murata adalah nama yang wajib kamu kenal, Grameds! Penulis asal Jepang ini terkenal dengan gaya menulisnya yang anti-mainstream, sering mengangkat tema yang aneh, namun justru sukses menyentuh berbagai isu penting tentang kehidupan modern.
Seperti apa sih karya-karya Sayaka Murata? Nah, di artikel ini Gita akan bahas 3 bukunya yang paling populer! Tapi, sebelumnya kenalan dulu dengan Sayaka Murata, yuk!😊
Sayaka Murata dan Dunia Absurdnya yang Menawan
Sayaka Murata lahir di Prefektur Chiba pada tahun 1979 dan lulus dari Fakultas Sastra Universitas Tamagawa. Sejak debutnya, Sayaka Murata sudah banyak meraih penghargaan, termasuk Penghargaan Utama dalam Penghargaan Penulis Baru Gunzo untuk karyanya Junyū, serta Penghargaan Akutagawa untuk novel Konbini Ningen (Gadis Minimarket).🤩
Karya-karya Sayaka Murata ini sering kali menggambarkan karakter yang dianggap ‘aneh’ oleh masyarakat, tetapi justru lewat keanehan itu, ia mengajak kita mempertanyakan apa yang sebenarnya ‘normal’ dalam kehidupan ini. Lalu, seperti apa keanehan dalam karya-karya Sayaka Murata? Mari bersama-sama kita kupas 3 buku Sayaka Murata yang menantang normalitas!🤔👇
3 Buku Sayaka Murata yang Berlawanan dengan Normalitas
Dari banyaknya buku yang sudah ia tulis, tiga di antaranya sangat menarik untuk dibahas karena benar-benar menantang standar normalitas yang ada. Ketiga buku ini bukan sekadar cerita biasa, Grameds, tapi juga ajakan untuk melihat kehidupan dari sudut yang lebih luas. Yuk, kita bahas bersama!🤗
1. Gadis Minimarket (Convenience Store Woman)
Kamu pernah merasa berbeda dari orang-orang di sekitarmu? Kalau iya, mungkin kamu bisa relate dengan Keiko Furukura, tokoh utama dalam novel Gadis Minimarket (Convenience Store Woman).
Keiko adalah perempuan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun sebagai pegawai minimarket. Bagi banyak orang, pekerjaan ini hanya sementara atau sekadar batu loncatan, tapi bagi Keiko, minimarket adalah dunianya. Sejak membaca buku panduan pegawai, ia tahu betul bagaimana cara bersikap, berbicara, dan bekerja di sana. Namun, begitu keluar dari lingkungan minimarket, ia merasa kehilangan arah.
Keiko hidup dengan cara yang dianggap ‘tidak wajar’ oleh masyarakat. Ia tidak punya keinginan untuk menikah, punya anak, atau mencari pekerjaan yang lebih ‘prestisius’. Namun, baginya, bekerja di minimarket sudah cukup membuatnya bahagia. Sayangnya, tekanan dan kepercayaan sosial membuatnya harus berhadapan dengan berbagai komentar yang mempertanyakan pilihannya.
Novel Gadis Minimarket memberikan kritik tajam terhadap ekspektasi masyarakat, terutama di Jepang, tentang pekerjaan, pernikahan, dan kebahagiaan. Apakah kita benar-benar harus mengikuti jalan yang sudah ditentukan orang lain untuk dianggap ‘normal’? Lewat karakter Keiko, Sayaka Murata mengajak pembaca untuk berpikir ulang tentang definisi kebahagiaan. Novel ini sukses menjadi salah satu karya best-seller Sayaka Murata.
Baca juga: Dunia Sepi Satine: Dilema Wanita Independen di Kehidupan Urban yang Sepi
2. Upacara Kehidupan
Buku kedua Sayaka Murata ini bukan novel, melainkan kumpulan cerita pendek yang penuh dengan absurditas. Dalam kumpulan cerpen Upacara Kehidupan, Sayaka Murata memberikan sebuah padangan, 'Bagaimana jika tradisi yang kita anggap normal selama ini justru dibalikkan menjadi sesuatu yang benar-benar asing?'
Ada cerita tentang Maho yang hidup di masyarakat di mana menghormati orang yang sudah meninggal berarti menyantap tubuh mereka dalam sebuah upacara, sekaligus mencari pasangan untuk melahirkan kehidupan baru. Konsep yang terdengar ekstrem ini mengajak pembaca untuk mempertanyakan ulang bagaimana budaya dan tradisi dibentuk.
Selain itu, ada tokoh Nana yang hidup dalam budaya yang menganggap manusia sebagai material daur ulang terbaik. Ada juga karakter lain seperti Yoshiko, seorang wanita yang selama 75 tahun hidupnya belum pernah berciuman meski sudah menikah, serta Haruka yang harus memilih satu dari lima persona untuk dipakai dalam upacara pernikahannya.
Cerita-cerita dalam kumpulan cerpen ini bisa dibilang berani, provokatif, dan juga membuat kita berpikir. Sayaka Murata dengan cerdas mengeksplorasi konsep identitas, relasi manusia, dan bagaimana masyarakat membentuk definisi ‘normal’. Meskipun banyak cerita yang disturbing, kamu bisa menambah perspektif baru tentang kehidupan lewat buku Upacara Kehidupan.
3. Makhluk Bumi (Earthlings)
Sasamoto Natsuki selalu merasa teralienasi dan berbeda. Namun, ia tidak merasa benar-benar sendirian karena memiliki sepupunya, Yuu, rumah nenek di Akishina, serta Pyut—boneka landak yang diyakininya sebagai polisi sihir dari Planet Pohapipinpobopia. Pyut memberitahunya sebuah rahasia besar: Natsuki adalah penyihir yang bertugas melindungi Bumi dari Penyihir Jahat. Rahasia ini hanya ia bagi dengan Yuu, yang mengaku sebagai alien.
Namun, di balik imajinasi masa kecilnya, Natsuki mengalami berbagai peristiwa traumatis yang ia simpan rapat-rapat. Setelah dewasa, ia dan suaminya menjalani kehidupan pura-pura agar tidak dicurigai oleh "Pabrik Manusia"—sebuah metafora untuk tekanan sosial yang mengharuskan semua orang mengikuti aturan masyarakat. Satu-satunya orang yang memahami mereka adalah Yuu. Ketika akhirnya rahasia mereka terbongkar, Natsuki dan suaminya melarikan diri ke Akishina dan berharap bisa mengajak Yuu ikut serta.
Apakah mereka berhasil menemukan tempat yang menerima mereka apa adanya? Dan lebih penting lagi, apakah Akishina bisa memberi mereka perlindungan dari dunia yang menuntut mereka untuk menyesuaikan diri?
Dalam novel Makhluk Bumi, kamu akan dibuat terkejut dengan jalan ceritanya yang liar. Dari kisah coming-of-age yang awalnya terasa biasa, novel ini berubah menjadi sesuatu yang semakin gelap dan absurd. Lewat absurditasnya, Sayaka Murata mengajak kita berpikir tentang eksistensi manusia, tekanan sosial, dan bagaimana rasanya hidup di dunia yang terasa tidak cocok dengan diri kita.
Bagi Grameds yang suka cerita penuh kejutan dan nggak biasa, novel Makhluk Bumi wajib masuk daftar bacaanmu. Pas banget juga sekarang lagi ada special offer Makhluk Bumi, kamu bisa dapatkan novelnya dengan harga spesial Rp 69.000. Daripada penasaran sama cerita absurd Sayaka Murata, mending langsung aja manfaatkan special offer-nya, karena penawaran hanya berlangsung sampai 15 Maret 2025! Ketuk gambar di bawah dan dapatkan novel Makhluk Bumi!⤵️😉
Dunia Sayaka Murata memang penuh kejutan dan absurditas, Grameds. Karya-karyanya bukan sekadar fiksi, tetapi juga eksplorasi terhadap norma dan kebiasaan yang kita anggap wajar. Dari ketiga buku di atas, kira-kira buku mana yang paling menarik untuk kamu?🤔
Daripada kamu bingung, mending sekalian baca ketiga bukunya supaya kamu bisa dive into dunia Sayaka Murata yang absurd tapi juga mampu menambah insight kita. Mumpung lagi ada special offer Makhluk Bumi, kamu bisa baca novelnya dengan harga super hemat. Jangan lupa untuk dapatkan special offer-nya, ya!😉
Selain special offer, sekarang juga lagi ada Promo Buku Seru Ramadan, di mana kamu bisa dapatkan diskon up to 25% dan tambahan potongan untuk koleksi buku dan novel pilihan. Ketuk gambar di bawah untuk dapatkan promonya, jangan sampai terlewat!⤵️🛒
Header: Kolase Gramedia.com