Penyebab Utama Gemuk Setelah Puasa
Saat yang ditunggu-tunggu setiap harinya selama puasa ramadan adalah saat berbuka puasa, karena saat berbuka kita diperbolehkan untuk makan dan minum sepuasnya, setelah menahan lapar dan haus semenjak sahur di subuh hari.
Efek samping yang seringkali dirasakan setelah menahan lapar dan haus lebih dari 10 jam adalah kita menjadi kalap saat berbuka, kita lapar mata dan ingin memakan semua makanan yang kita lihat. Kita harus bisa mengerem dan tidak menuruti nafsu makan kita yang memuncak saat berbuka puasa, karena kalau tidak kita bisa tersedak, sakit perut ataupun kekenyangan saat berbuka puasa.
Berbuka puasa biasanya identik diawali dengan makanan yang manis-manis. Sampai ada ungkapan terkenal saat masa puasa yang mengatakan berbukalah dengan yang manis. Mungkin ini memang bisa menjadi cara agar kita tidak terlalu kalap memakan makanan atau menu utama hidangan buka puasa kita. Namun ternyata, berbuka dengan yang manis merupakan cara berbuka yang salah.
Sebagian orang mungkin kaget dan tidak percaya. Namun faktanya, memang benar makanan atau minuman buatan yang manis berbahaya bila dikonsumsi saat berbuka puasa, karena ternyata di dalam tubuh kita terdapat proses pengolahan makanan yang kita makan dalam tubuh atau yang biasa disebut indeks glikemik.
Photo by Jennifer Burk / Unsplash
Makanan dengan indeks glikemik rendah seperti buah-buahan adalah makanan yang baik untuk dikonsumsi tubuh, karena jika indeks glikemik nya rendah, semakin lama pula makanan tersebut dicerna oleh tubuh menjadi lemak. Sebaliknya, jika kita makan makanan dengan indeks glikemik yang tinggi seperti es campur, kolak, dan makanan dengan pemanis buatan lainnya, maka akan semakin cepat pula makanan tersebut tercerna oleh tubuh menjadi lemak yang tersimpan dalam tubuh anda.
Saat puasa, indeks glikemik manusia akan lebih cepat mencerna makanan yang dimakan dibandingkan saat sedang tidak berpuasa, maka emak yang tertimbun juga akan lebih cepat dan banyak menumpuk di dalam tubuh kita. Jadi, tahu kan sekarang, kenapa berbuka dengan yang manis alias dengan gula buatan dapat memicu kegemukan apalagi di saat kita berpuasa?
Menurut pakar agama Islam, berbuka puasa yang benar adalah dengan air putih dan makanan yang belum disentuh api, tangan, atau bahan kimia seperti buah kurma. Kurma disini adalah buah kurma asli yang tidak diberi penambahan gula buatan. Kurma asli mengandung karbohidrat kompleks yang memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga proses menjadi lemak dalam tubuhpun lama. Jadi, kurma asli sangat disarankan menjadi menu buka puasa sehat. Selain memiliki rasa manis yang pas, kurma juga memiliki banyak nutrisi yang baik bagi tubuh di kala puasa.
Ungkapan berbukalah dengan yang manis sebenarnya tidak salah jika yang dimaksud dengan manis adalah buah-buahan yang memiliki rasa manis alami, bukan pemanis buatan seperti manisan, kolak, sirup, ataupun es campur. Tapi sekarang ini masih banyak orang-orang yang salah mengerti karena termakan iklan saat Ramadan sehingga mengira semua yang manis adalah makanan wajib berbuka puasa. Karena itu, tak heran banyak orang yang malah naik berat badannya dan menjadi lebih gemuk setelah puasa ramadan.