Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut, Karya Terbaru Dian Purnomo
Usai membuat para pembaca geger dengan karyanya yang berjudul Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Dian Purnomo kini kembali hadir dengan novel yang memiliki nuansa judul serta sampul yang sama: Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut. Ada dua hal yang jadi pusat perhatian dalam karya terbaru Dian Purnomo ini. Pertama, kisah yang ditawarkan dalam buku bersampul kuning ini, serta bonus pre-ordernya yang super unik; benih tomat!
Nama Dian Purnomo lekat dengan tulisan-tulisan yang menggaungkan perjuangan perempuan dan isu-isu sosial dan lingkungan masyarakat Indonesia. Contohnya saja dalam buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, yang bercerita mengenai kasus kawin tangkap serta ketidaksetaraan gender yang masih lekat dalam budaya masyarakat Sumba. Dilansir dari laman Instagram Gramedia Pustaka Utama (@bukugpu), buku-buku Dian Purnomo ini dirangkai dalam seri bertajuk Perjuangan Perempuan.
Hmm... Kira-kira buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut bercerita tentang apa, ya, Grameds? Apakah kita akan bertemu dengan "Magi Diela" lainnya?
Kita bahas bareng, yuk, Grameds!
Sinopsis Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
Shalom Mawira kehilangan ayahnya yang tak kembali dari melaut. Bertahun-tahun setelah itu, dia terus menunggu. Dengan gigih dia menjaga Sangihe, merawat lorong-lorongnya, supaya ayahnya dapat menemukan jalan pulang. Sayang, sebuah perusahaan asing mengendus kekayaan emas di perut bumi Sangihe. Dengan keras kepala orang-orang yang berlindung di balik kekuasaan itu berusaha mengeruk dan mencemari tanah subur yang menjadi ruang hidup rakyatnya. Shalom menolak untuk diam. Bersama warga Sangir lainnya, dia berjuang. Segalanya dia pertaruhkan. Waktu, uang, tenaga, kebebasan. Berbaring di aspal, dijebloskan ke penjara, hingga mengikuti upacara menambah nyawa. Sebutlah dia perempuan gila. Namun, Shalom barangkali adalah kita, perempuan dan rakyat yang hanya ingin menyelamatkan tanahnya. Mampukan Shalom mempertahankan lorong menuju laut tempat dia menunggu ayahnya, atau tanah Sangihe akan musnah ditelan ketamakan?
Dari blurb-nya saja kita bisa tahu bahwa buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut ini akan menyuguhkan cerita yang kembali menguras energi seperti buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam.🥲
Kali ini, kamu akan bertemu dengan Shalom Mawira, sosok gadis kuat yang kehilangan ayahnya dan harus berjuang mempertahankan rumahnya selagi menanti sang ayah pulang.
Dian Purnomo membawa kita bertualang ke Pulau Sangihe, sebuah pulau di Sulawesi Utara. Pulau ini ditempati oleh Suku Sangir, yang banyak berprofesi sebagai petani dan pelaut. Dikelilingi laut biru yang cantik, Pulau Sangihe menyimpan banyak sekali keindahan di setiap sudutnya.
Tidak hanya indah dari permukaan, Pulau Sangihe juga memiliki kekayaan terpendam yang mengundang kemarukan para penguasa. Hal ini sempat menjadi isu besar di tahun 2022, ketika penduduk Pulau Sangihe menuntut perusahaan tambang emas di sana untuk tidak meningkatkan aktivitas mereka yang mampu merusak lingkungan dan ruang hidup masyarakat lokal. Hmm, kira-kira kasus ini ada kaitannya tidak ya dengan isi cerita Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut?🤔
Kisah Shalom Mawira dan perjuangannya bisa segera kamu baca dengan melakukan pemesanan buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut sekarang juga di Gramedia.com! Dari tanggal 1 sampai 8 Oktober 2023, kamu bisa mendapatkan buku ini dengan diskon 20%, seharga Rp69.000 saja! Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan tanda tangan Dian Purnomo dan benih tomat sebagai bonus. Menarik banget, kan?
Yuk, segera lakukan pemesanan buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut sekarang juga hanya di Gramedia.com! Klik banner di bawah untuk melakukan pemesanan!
Sumber gambar header: Instagram reels @fiksigpu
Penulis: Puteri C. Anasta