Ika Natassa, Penulis di Balik Novel-Novel Apik Adaptasi Layar Kaca
“Mencintai punya kuasa menyembunyikan yang pahit-pahit dan menampakkan hanya yang manis-manis. Dan katanya, bisa mencintai saja itu cukup karena mencintai membuat kita bisa lebih menghargai hidup.”
– Ika Natassa dalam film The Architecture of Love
Grameds, berkenalan dengan Ika Natassa, yuk! Hayo, siapa yang pernah membaca novel-novelnya atau menonton film adaptasi dari novelnya? Meskipun belum pernah membaca karyanya, kamu pasti akan familier karena banyak sekali film terkenal dengan sutradara dan pemeran apik yang mengadaptasi novel karya beliau.
Ika Natassa adalah seorang penulis novel populer asal Indonesia, terkenal karena karya-karyanya yang sering mengangkat tema kehidupan urban, romansa, dan lika-liku emosi yang mendalam. Novel-novelnya biasanya membidik pembaca muda hingga dewasa, dengan gaya bahasa yang segar dan relatable.
Novel-novelnya mengeksplorasi hubungan antarmanusia yang penuh dinamika, termasuk cinta, keluarga, kehilangan, persahabatan, dan penerimaan diri. Salah satu kekuatan Ika adalah kemampuannya menyampaikan dialog yang realistis dan menyentuh hati, membuat pembaca merasa seperti mendengar percakapan sehari-hari yang sangat dekat.
Kali ini, Gramin akan mengajak kamu mengenal lebih dalam profil, fakta menarik, dan karya-karya terbaik Ika Natassa. Simak selengkapnya di bawah ini, ya!
Tentang Ika Natassa
Lahir pada 29 Desember 1977 di Medan, Ika Natassa memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dan bekerja sebagai bankir sebelum sepenuhnya menekuni dunia penulisan. Kariernya sebagai penulis dimulai sebagai hobi, tetapi kemudian berkembang menjadi salah satu suara penting dalam sastra populer Indonesia dan diminati banyak orang.
Tahun 2004, Ika Natassa menjadi salah satu finalis Fun Fearless Female Majalah Cosmopolitan Indonesia. Bukunya yang berjudul A Very Yuppy Wedding, menjadi Editor’s Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008, dan dia juga dinominasikan sebagai Talented Young Writer dalam penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2008.
Pada tahun 2008, ia dianugerahi penghargaan The Best Change Agent di perusahaannya atas peran aktifnya dalam penerapan budaya perusahaan di bank tersebut, dan pada tahun 2010 ia dianugerahi penghargaan Best Employee Award 2010. Di tahun yang sama ia juga memperoleh penghargaan Women Icon dari The Marketeers atas keberhasilannya dalam mempertahankan karier di bank sambil menekuni kepenulisan sebagai hobi lainnya.
Berawal dari kecintaannya pada buku, pada tahun 2013 ia mendirikan LitBox, sebuah konsep baru yang ingin ia perkenalkan kepada para pembaca di Indonesia. LitBox merupakan perusahaan rintisan sastra pertama yang bertujuan untuk menyediakan buku-buku yang direkomendasikan bagi para pembaca, membantu para penulis agar tulisan mereka dibaca oleh orang lain, dan membantu penerbit memperkenalkan bakat-bakat baru ke pasar.
Pada bulan Juli 2014, ia memulai kampanye gerakan sosial untuk mempromosikan kegembiraan membaca yang disebut Reading is Sexy, sejauh ini didukung oleh tokoh masyarakat Indonesia dan daerah seperti Acha Septriasa, Jason Godfrey, Hamish Daud Wyllie, Karina Salim, Ernest Prakasa, Mouly Surya, dan masih banyak lagi.
Tahun 2015, dia ditunjuk menjadi salah satu delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair. Tahun ini, ia memperoleh nominasi bersama Alim Studio sebagai Penulis Skenario Adaptasi Terbaik pada film The Architecture of Love di ajang Festival Film Indonesia 2024. Tidak hanya itu, film adaptasi novelnya yang tayang pada tahun ini ada dua sekaligus, The Architecture of Love dan Heartbreak Motel, dan dua-duanya mendapat tempat sebagai nominasi FFI dengan total 8 nominasi.
Fakta Menarik Perjalanan Karier Ika Natassa
1. Latar Belakang Seorang Banker
Ika Natassa adalah seorang banker dengan hobi menulis dan fotografi. Ika Natassa memiliki latar belakang pendidikan di bidang perbankan dan keuangan. Ia merupakan alumni dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tahun 2000.
Sebelum menjadi penulis penuh waktu, ia sempat bekerja sebagai seorang bankir, pengalaman yang banyak memengaruhi karya-karyanya, terutama dalam menciptakan tokoh-tokoh yang kuat dengan profesi serupa. Sampai saat ini, ia sukses membangun karier menulisnya sampai lebih dari 22 tahun.
2. Suka Menulis Sejak Kecil karena Sering Mendengar Cerita
Dikenal dengan kepiawaiannya merangkai kata dan membangun kisah-kisah yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, ternyata ketertarikan Ika Natassa dalam bidang tulis-menulis telah berawal sejak usianya masih belia. Ia menyatakan bahwa waktu kecil, ia kerap dibacakan cerita-cerita oleh orang tuanya, sehingga tumbuh kesukaan untuk membaca dan akhirnya mulai menulis.
“Menjadi penulis itu magical banget, ya, dia bisa membawa orang bertualang ke satu tempat, ke satu kejadian peristiwa hanya lewat kata-kata. Dan aku ingin menjadi bagian dari magic itu,” ungkapnya.
3. Novel-Novelnya Bergenre & Beraliran Metropop
Metropop adalah genre fiksi yang mulai populer sejak tahun 2010-an awal dan semakin diminati hingga saat ini. Genre ini berawal dari buku-buku fiksi Chicklit, yakni cerita yang mengisahkan kehidupan perkotaan dengan tokoh berusia 20-30 tahun. Cerita yang diangkat dalam fiksi metropop tidak jauh dari kisah masyarakat perkotaan, seperti percintaan, karier, dan romantismenya.
Ika Natassa adalah salah satu penulis Indonesia yang mengikuti aliran metropop untuk tulisan-tulisannya. Karyanya sering sekali memiliki tempat di jajaran buku-buku best seller, tak heran jika banyak sekali sutradara dan rumah produksi yang ingin menggarap novelnya menjadi film yang berbentuk audio visual.
Kumpulan Karya Terbaik Ika Natassa
1. A Very Yuppy Wedding
The life of a business banker is 24/7, dan bagi Andrea, bankir muda yang tengah meniti tangga karier di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada delapan hari dalam seminggu. Namun, di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So she should be smiling, right? Not really.
Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda lima ratus juta jika ia melanggar kontrak kerja. Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own personal life. Keputusan apa yang akan Andrea pilih?
Menariknya, meskipun buku ini adalah buku yang berjasa di awal karier Ika Natassa yang terbit tahun 2007, buku ini baru akan diadaptasi dalam waktu dekat, menjadi buku Ika yang memiliki jarak paling lama dengan film adaptasinya. Namun, belum ada informasi lebih jelas dan detail terkait film A Very Yuppy Wedding ini. Sang penulis hanya baru memberi secuil spoiler untuk para pembacanya lewat Instagram. Semoga saja, film ini bisa rilis dalam waktu dekat, ya, Grameds!
2. Divortiare
Divortiare bercerita tentang kehidupan Alexandra Rhea pasca bercerai dari suaminya, Beno Wicaksono. Alex yang seorang bankir, menikah dengan Beno yang berprofesi sebagai seorang dokter bedah. Di buku ini, Ika Natassa mencoba menuturkan bagaimana kondisi Alex, 2 tahun pasca perceraiannya tersebut. Alex yang sudah ‘terlepas’ dari ikatan pernikahan dengan Beno, ternyata tidak bisa benar-benar melepaskan Beno dari pikirannya.
Mengusung cerita love-hate relationship, Ika dapat memainkan emosi pembacanya dengan permainan tokohnya yang benar-benar dibuat real. Novel ini akan membawa pembacanya benar-benar masuk ke dalam cerita.
3. Underground
Underground adalah novel sederhana karya Ika Natassa tentang kehidupan kompleks selebriti, meskipun, seperti kebanyakan dari kita, mereka juga masih berusaha mendefinisikan arti sebenarnya dari persahabatan dan cinta. Di bawah sorotan, semuanya tampak sempurna. Liv baru saja terdaftar sebagai salah satu dari 50 Orang Tercantik di Dunia. Stefan, yang disebut sebagai bujangan paling memenuhi syarat di New York, berhasil memulai perusahaan promosi online selebriti. Gavin membuat bandnya menandatangani kontrak dengan label besar. Claire sedang diburu oleh MTV dan VH1.
Heather dan Jared memanfaatkan kisah cinta mereka di lokasi syuting. Shareef dan Aaliyah dapat dengan mudah menggantikan Brad Pitt dan Angelina Jolie untuk berpose untuk majalah W sebagai keluarga Amerika yang sempurna. Tetapi ketika lampu sorot telah padam dan karpet merah telah digulung, mereka harus menghadapi kenyataan pahit. Pantang versus pergaulan bebas, gosip di tabloid, narkoba, operasi plastik, hingga kehamilan yang tak diinginkan hanyalah puncak gunung es.
4. Antologi Rasa
Harris, seorang womanizer yang jatuh cinta dengan Keara sejak pertemuan pertama mereka di lift kantor. Keara, seorang wanita mandiri yang hobi clubbing dan agak bitchy, pecinta fotografi dan die hard fans-nya John Mayer, diam-diam memendam rasa cinta pada Ruly, dan harus menelan pahit-pahit kenyataan bahwa cintanya tak terbalas. Menjadikan Panji, adik ipar sahabatnya, sebagai pelarian dan berharap dapat menghilangkan bayang-bayang Ruly dari pikirannya.
Ruly, pria baik-baik, a good-husband in the future, and also a workaholic yang mencintai dan memuja Denise dengan sepenuh hatinya, walaupun Denise sudah menjadi istri orang. Denise seorang wanita baik-baik, yang tersiksa dengan pernikahannya tapi tetap bersabar. Dengan gaya hedonisme ala masyarakat urban dan bumbu konflik sana sini, novel ini begitu menarik untuk dibaca. Setting cerita terasa sangat nyata, dengan memainkan imajinasi dari setiap kata demi kata yang ada di novel ini. Ika Natassa benar-benar berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca.
Antologi Rasa telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2019 lalu, berjarak 8 tahun dari waktu rilis novelnya pada pertama kali (2011). Film drama-romansa ini disutradarai oleh Rizal Mantovani dan dibintangi oleh Herjunot Ali sebagai Harris, Carissa Perusset sebagai Keara, Refal Hady sebagai Ruly, dan Atikah Suhaime sebagai Denise.
5. Twivortiare
Empat tahun setelah Divortiare, Alexandra membuka kembali hidupnya kepada publik melalui akun Twitter @alexandrarheaw. Lembar demi lembar buku ini adalah hasil “mengintip” kehidupannya sehari-hari, pemikirannya yang witty dan sangat jujur, spontan, chaotic, dan terkadang menusuk, yang akhirnya akan bisa menjawab pertanyaan:
“Dapatkah kita mencintai dan membenci seseorang sedemikian rupa pada saat bersamaan?”
Twivortiare adalah kisah klasik tentang cinta dan luka, terangkai dalam tweets, mentions, dan DM yang lahir lewat ujung jemari karakter-karakternya. Novel yang pertama kali terbit tahun 2012 ini telah diadaptasi menjadi film pada 2019, digarap oleh MD Pictures dengan sutradara Manoj Punjabi. Reza Rahardian dan Raihaanun menjadi bintang utama dalam film ini, yakni sebagai Beno dan Alexandra.
6. Twivortiare 2
Setiap pasangan punya cerita masing-masing, kadang manis, kadang juga pahit. Enam tahun setelah Divortiare dan dua tahun setelah Twivortiare, Alexandra dan Beno kembali hadir melalui akun Twitter @alexandrarheaw. Melalui buku ini, kita kembali diajak “mengintip” kehidupan mereka sehari-hari, pemikiran Alexandra yang selalu apa adanya, bahkan merasakan langsung interaksi antar karakter-karakter yang diceritakannya. Membaca Twivortiare 2 seperti mendengarkan sahabat sendiri bercerita tentang manis dan pahitnya hidup, tentang pilihan, kesalahan masa lalu, dan makna sesungguhnya dari kesempatan kedua.
Seperti membaca kehidupan nyata seseorang di luar sana ketika kita membaca kicauan @alexandrarheaw, mungkin saja benar apa yang dialaminya, ada orang yang sama seperti dirinya. Selain itu, kita tidak hanya membaca kicauan tentang kehidupan rumah tangganya, keusilannya akan lempengnya si Beno, repotnya di tempat kerja atau kejahilan sababatnya, Alex juga berinteraksi dengan para followersnya, memberikan tips seputar kehidupan rumah tangga dan percintaan, sehingga karakternya berasa hidup.
7. Critical Eleven
Cerita ini, Critical Eleven, menggambarkan 11 menit penting di momen pertemuan pertama. Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.
Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka. Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.
Kisah Ale dan Anya diangkat menjadi sebuah film berjudul sama, yang juga diperankan oleh Reza Rahardian (seperti Twivortiare, tetapi tayang 2 tahun lebih dulu) sebagai Ale, duet dengan Adinia Wirasti sebagai Anya, pasangan mainnya. Film yang disutradarai Monty Tiwa dan Robert Ronny meraih sejumlah penghargaan dan nominasi, salah satunya adalah Adinia Wirasti sebagai pemenang Pemeran Utama Wanita Film Bioskop Terpuji dalam Festival Film Bandung.
8. The Architecture of Love
Buku The Architecture Of Love adalah buku yang mengisahkan tentang kehidupan penulis muda, Raia Risjad, yang kehilangan sumber inspirasinya setelah bercerai dengan Alam, mantan suaminya. Raia akhirnya pergi ke New York sebagai pelarian dirinya untuk melupakan kenangan masa lalu dan kendala “writing block” yang ia rasakan. Namun, keputusannya tidak membuahkan hasil, ia tidak dapat menulis satu kata pun. Hingga akhirnya, sahabat Raia, Erin, mengajak Raia untuk datang ke pesta tahun baru di apartemen milik Aga. Raia yang tidak suka keramaian akhirnya memutuskan pergi ke toilet saat tradisi pergantian tahun baru di mulai.
Naasnya, pergelangan kakinya terkilir saat keluar toilet yang membuat ia pergi ke ruang sebelah untuk mencari sofa agar ia dapat memijat pergelangan kaki yang terkilir. Seperti takdir,Raia bertemu seorang laki-laki yang sedang menggambar di ruangan tersebut, dia adalah River Jusuf. Pertemuan pertama mereka menciptakan pertemuan-pertemuan selanjutnya dan membuat keduanya mempertanyakan pilih pada diri mereka sendiri, apakah memilih untuk membuka kisah cinta baru atau tetap bertahan di dalam masa lalu.
Nah, kalau yang ini adaptasi filmnya cukup viral di awal tahun 2024! Menggandeng perpaduan yang sempurna antara Nicholas Saputra sebagai River dan Putri Marino sebagai Raia, film The Architecture of Love berhasil masuk ke 6 nominasi di Festival Film Indonesia dan Festival Film Bandung. Film dari sutradara Teddy Soeriaatmadja dan Starvision ini juga meraih lebih dari 1 juta penonton!
#TheArchitectureOfLove kayanya adaptasi novel @ikanatassa yang paling mature deh. Dan gue suka! Kisah cinta orang dewasa ternyata masih bisa lucu juga. aaa tidak gue ter TAOL TAOL 😭😭 Belum telat kan gue ngasi reviewnyaa??
— Arham (@aammuhammad_) May 9, 2024
Jujur ga menyangka sama sekali ternyata Putri Marino… pic.twitter.com/zQugSaBFvJ
9. Heartbreak Motel
Dalam hidup yang tidak pernah berhenti menyimpan misteri dan menyembunyikan arti, tidak selalu memberikan jawaban atas setiap pertanyaan, dan waktu bergulir satu jam, satu momen, satu hari, satu minggu, satu bulan pertanyaan dan permasalahan baru terus lahir sebelum yang lama sempat terurai, Ava menemukan panggilan hati sebagai aktris sejak usianya enam belas tahun.
Berpindah dari satu pemain ke pemain lain ada yang dia pilih, ada yang memilihnya Ava berupaya membuat semua yang tidak dipahaminya tentang takdir menjadi terasa masuk akal. Dia tidak peduli bahwa setiap selesai memikul peran, dia harus menyepi, jungkir balik memulihkan diri di satu tempat yang disebutnya Heartbreak Motel. Di ulang tahunnya yang ketiga puluh, dimulai dari tempat itu, pertanyaan-pertanyaan baru menyergapnya tumpang-tindih, dihadirkan oleh tiga lelaki yang mengisyaratkan sekaligus mengecoh masa lalu, masa kini, dan masa depannya.
Sama seperti The Architecture of Love, Heartbreak Motel mendapatkan adaptasi layar kacanya di tahun yang sama. Film produksi Visinema Pictures ini dibintangi oleh Laura Basuki, Reza Rahadian, dan Chicco Jerikho. Disutradarai oleh Angga Sasongko, film ini tayang perdana di bioskop pada tanggal 1 Agustus 2024. Film ini mendapat 5 nominasi di FFI dan 3 nominasi di Festival Film Bandung.
10. Satine
“I just need a proper date.”
“Saya cuma butuh teman bicara.”
Ada yang bilang hidup yang tertata sempurna ibarat makanan yang dikemas rapi. Semuanya tersusun pada tempatnya, cantik. Lalu, tanpa disangka terjadilah satu peristiwa, kemasan itu tersenggol, dan isinya berserakan di lantai. Hidup yang selama ini dikenal Satine runtuh saat ia menyadari dirinya tidak lebih dari sekadar perempuan kesepian.
Dalam kenekatan seseorang yang selalu bisa menyelesaikan apa pun dalam hidupnya, Satine menemukan solusi yang mempertemukannya dengan lelaki asing, Ash. Hubungan yang mereka mulai dengan keterikatan kontrak di atas kertas dan harus tunduk pada aturan, ternyata tunduk pada gejolak perasaan mereka sendiri. Lalu terjadilah peristiwa demi peristiwa yang menghadirkan pertanyaan: “Jika semua hal di muka bumi ini diatur oleh takdir, apakah pertemuan dan perpisahan juga harus takluk pada takdir?”
Setelah 2 tahun, Ika Natassa kembali menghasilkan novel metropop-romantis lagi! Satine adalah novel kesebelasnya, dan saat ini, novel Satine sedang membuka pre-order dari tanggal 1 - 5 Desember 2024. Dengan harga Rp99.000, kamu bisa mendapat bonus postcard (non tanda tangan Ika Natassa) setiap pembelian buku Satine. Yuk, Grameds, pre-order sekarang juga!
Sampai saat ini, Ika Natassa telah menghasilkan banyak karya yang dicintai pembaca dan memiliki dampak besar pada perkembangan sastra populer Indonesia. Bahkan, ia juga masih tetap produktif dalam menciptakan karya-karya baru untuk para pembacanya. Kita doakan semoga Ika Natassa bisa selalu melahirkan tulisan-tulisannya, yaa!
Buat kamu yang belum punya buku-buku Ika Natassa atau baru punya beberapa dan ingin mengoleksi semuanya, tenang aja, kamu bisa menemukannya di Gramedia.com. Kumpulan buku dari penulis berbakat Ika Natassa berjejer dengan manis dan bisa kamu pilih sesuai judul yang kamu suka. Selamat membaca karya-karya tentang hidup dan hubungan antarmanusia khas Ika, Grameds!
Header: Tempo.co
Penulis: Btari Najwa Naila