Proses Lika-Liku Iman Usman Menggapai Impian Lewat "Masih Belajar"
Siapa tak kenal dia? Pendiri perusahaan teknologi pendidikan yang membantu jutaan siswa di Indonesia lewat bimbingan belajar online. Iman Usman membagikan kisah hidupnya yang menginspirasi lewat buku autobiografi “Masih Belajar”.
Menjadi buku best-seller pada 2019 lalu, pria kelahiran Padang pada 29 tahun lalu ini, mempunyai segudang prestasi yang ia dapatkan sejak di bangku sekolah. Ia pernah menjadi pembicara di Sidang Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebelum umur 20 tahun, pertukaran pelajar ke Jepang, lulus SMA dengan predikat Siswa Teladan se-Sumatera Barat tahun 2009, menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama Tingkat Nasional 2012, mendapatkan beasiswa S2 di New York dengan IPK hampir sempurna, mendirikan startup pendidikan yang sudah mempekerjai ribuan karyawan, hingga masuk daftar Forbes 30 Before 30 Asia pada tahun 2016.
“Ahh, pasti dia dari keluarga yang kaya dan berada”
Tidak juga. Iman Usman datang dari keluarga sederhana dengan ekonomi terbatas. Ia bersekolah dan tinggal di kota kecil, Usman selalu mencari cara untuk terus belajar, sehingga bisa memberikan dampak yang besar bagi orang-orang di sekitarnya, dan ia pantang menyerah dalam menggapai impiannya.
“Pasti bukunya lebih banyak ceritain kisah suksesnya aja sama cerita bangun bisnisnya”
Tidak. Justru Iman benar-benar menceritakan apa yang mendasari pola pikirnya selama ini, usaha apa saja yang ia lakukan, bagaimana lingkungan membentuknya, kegagalan, tantangan, rasa takut dan cobaan yang selalu ia hadapi serta cara menyikapinya.
Iman menceritakan kisahnya mulai dari masa kecil hingga menjadi orang berprestasi di dunia internasional. Benang merah dalam bukunya dibuat dengan gaya bahasa yang kekinian dan mudah dipahami, tanpa terkesan menggurui. Kamu akan merasa seperti sedang mengobrol bersamanya langsung. Lebih serunya lagi, bukan hanya sekadar penuh tulisan, tapi di dalamnya dihiasi ilustrasi menarik yang mendukung tulisannya.
Terdiri dari 2 bagian dalam keseluruhan 228 halaman, bagian pertama menceritakan pandangan Iman dan pemikirannya yang bisa jadi motivasi untuk siapa pun yang membacanya. Dan yang kedua tentang kisah hidupnya yang dibagi dalam 3 bagian, yaitu Akar, Batang, dan Buah.
Akar
Berisi latar belakang Iman dan keluarganya, part ini menceritakan masa kecilnya, nilai-nilai dasar yang membentuk dirinya hingga menjadi panutan berprestasi gemilang. Bagi para orang tua yang ingin anaknya bisa mengikuti jejak kesuksesan Iman, mungkin bisa belajar dari cara didik kedua orang tua Iman lewat nilai-nilai luhur yang ia bagikan pada buku ini.
Iman menceritakan tentang ketertarikannya dengan dunia sosial sejak umur 10 tahun. Di umur belia ia sudah membuka perpustakaan kecil dan mengajar untuk anak-anak yang kurang beruntung di sekitar rumahnya. Ia juga menceritakan kepercayaan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai ketua OSIS saat SMP. Tapi ia berujung dirundung dengan dilempar sampah oleh teman-temannya saat berkampanye menyampaikan visi-misi, di mana pengalaman buruk tersebut membuatnya tertutup untuk melakukan public speaking kembali.
“Karena penolakan akan selalu kita temui, kita harus belajar untuk bisa TUMBUH bersama penolakan.” (hlm. 70)
Batang
Bagian ini memuat tentang pola pikirnya, besarnya rasa untuk terus belajar, menetapkan pilihan, perjalanan semasa kuliah, dan cara membentuk kembali percaya diri. Tak terus menutup diri sejak masa buruk di SMP, ia pun menemukan mentor dan membangun kepercayaan dirinya kembali. Buku Harry Potter menjadi salah satu cara ia belajar bahasa Inggris dan membuatnya mampu berbicara di kancah internasional. Semasa SMA ia juga mengikuti banyak lomba dan mendapatkan banyak penghargaan, yang membuatnya diterima di Universitas Indonesia, bahkan sebelum ia lulus. Saat kuliah ia pun mendirikan organisasi pemuda untuk melakukan perubahan sosial, menggagas kegiatan pemberdayaan dan kepemudaan, baik di dalam maupun luar negeri.
“Fokuslah pada apa yang bisa kamu kontrol, yaitu tindakanmu sendiri.” (hlm. 45)
Buah
Ini kisah sukses hasil kerja kerasnya. Ia menceritakan bagaimana untuk terus berdampak positif kepada masyarakat, yang ia lakukan sebagai cara untuk “giving back”. Lulus kuliah dengan resume mentereng tak membuatnya mudah mendapat pekerjaan. Ia ingin menjadi guru dan mengajar namun tak ada yang menerimanya. Hingga akhirnya ia membuat cara mengajarnya sendiri dan membuat startup yang sudah menjadi tempat bimbel online nomor 1 di Indonesia.
“The more I learn, the more I earn, the more I have to return. Learn, Earn, Return.” (hlm. 40)
Buku ini sangat cocok bagi kalian insan muda yang masih bersekolah maupun sedang membentuk diri menjadi karakter yang lebih maju. Iman membagikan tips dan trik dalam menghadapi kegagalan, merencanakan masa depan, menentukan cita-cita, mengembangkan diri, memilih organisasi, membagi waktu, cara belajar, menentukan prioritas, dan berbagai insipirasi lainnya yang sangat bermanfaat!
Untuk kamu yang belum baca kisah inspiratifnya, segera dapatkan buku Masih Belajar sekarang juga di Gramedia.com. Dapatkan diskon 25% untuk pembelian buku ini yang berlaku hingga 28 Februari 2021.
Prestasi dan pola pikirnya memang jauh melampaui usia Iman. Tapi semua hadiah yang didapat tidak diraih dengan mudah. Hingga hari ini dan merasa sudah mendapatkan impiannya, Iman tetap masih ingin terus belajar, serta berguna bagi masyarakat.
“Gue ingin meninggalkan dunia yang gue tempati dengan kondisi yang lebih baik dari ketika gue datang” (hlm. 31)
Sumber foto header: instagram.com/imanusman