Joko Pinurbo: Refleksi Setahun Kepergian Sang Maestro Sastra

Sudah setahun sejak Joko Pinurbo pergi, sosok maestro sastra yang karyanya telah mengisi ruang-ruang hati pembaca dengan keindahan dan makna yang dalam. ✨

Sebagai seorang penyair yang dihormati, Joko Pinurbo nggak cuma dikenal karena keahliannya dalam merangkai kata, tapi juga karena kemampuannya menggambarkan realitas kehidupan lewat setiap bait puisinya.

Kepergiannya tentu meninggalkan luka di dunia sastra Indonesia, tapi karya-karyanya tetap hidup dan terus menginspirasi banyak orang dari generasi ke generasi. 👩👨

Artikel ini mencoba untuk mengenang perjalanan hidup dan karya-karya Joko Pinurbo, serta bagaimana pengaruhnya masih terasa, bahkan setahun setelah ia berpulang.

Mengenal Lebih Jauh Sosok Joko Pinurbo

View this post on Instagram

A post shared by Joko Pinurbo (@joko_pinurbo)

Joko Pinurbo atau yang akrab disapa Jokpin adalah salah satu penyair yang karya-karyanya sangat melekat di hati banyak orang. Lahir di Wonosobo pada 4 Maret 1962, Jokpin sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia sastra sejak muda.

Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisinya bisa menyentuh perasaan siapa pun yang membacanya. Karya-karyanya seringkali mengangkat soal permasalahan di kehidupan sehari-hari, namun diolah dengan cara yang unik sehingga membuat hal-hal biasa terasa begitu istimewa dan bermakna. 😳💞

Selain dikenal sebagai penyair, Jokpin juga aktif dalam dunia pendidikan. Ia banyak membimbing penulis muda dan berbagi ilmu tentang sastra. Jokpin dikenal sebagai sosok yang sabar dan rendah hati, serta selalu mengajak orang lain untuk lebih mencintai dan mendalami dunia sastra. 📖🌟

Baca di Sini!

Sebagai seorang pengajar, ia bukan cuma mengajarkan teknik menulis, tapi juga mengajarkan cara melihat dunia dengan kepekaan dan penuh pemikiran. Karya-karya Joko Pinurbo memang penuh dengan humor dan filosofi hidup yang ringan, tapi sangat dalam. Ia mampu menggambarkan berbagai perasaan manusia, dari yang sederhana hingga yang kompleks.

Meski sudah berpulang pada 27 April 2024, karya-karya Jokpin tetap hidup, menginspirasi banyak orang, dan akan selalu dikenang sebagai warisan sastra yang tak lekang oleh waktu.

Deretan Karya Joko Pinurbo yang Mewarnai Dunia Sastra

Karya-karya Joko Pinurbo telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia sastra Indonesia. Setiap puisinya mengandung pesan mendalam yang nggak cuma menggugah perasaan, tapi juga memberi perspektif baru tentang kehidupan. 🥰

Nah, berikut deretan karya Joko Pinurbo yang meninggalkan jejak kuat di jagat sastra kita!

Buku Puisi

  1. Celana (Magelang: Indonesia Tera, 1999; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018)
  2. Di Bawah Kibaran Sarung (Magelang: Indonesia Tera, 2001)
  3. Pacarkecilku (Magelang: Indonesia Tera, 2002)
  4. Telepon Genggam (Jakarta: Kompas, 2003; Yogyakarta: Basabasi, 2016; Diva Press, 2019)
  5. Kekasihku (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2004; Jakarta: Omah Sore, 2010)
  6. Pacar Senja (Jakarta: Grasindo, 2005)
  7. Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007)
  8. Kepada Cium (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007)
  9. Tahilalat (Jakarta: Omah Sore, 2012; Yogyakarta: Basabasi, 2017)
  10. Baju Bulan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013)
  11. Surat Kopi (Motion Publisihing, 2014; Jakarta: Grasindo, 2019)
  12. Bulu Matamu: Padang Ilalang (Motion Publisihing, 2014; Yogyakarta: Diva Press, 2019)
  13. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016)
  14. Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (Jakarta: Grasindo, 2016)
  15. Buku Latihan Tidur (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017)
  16. Perjamuan Khong Guan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020)
  17. Salah Piknik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2021)
  18. Sepotong Hati di Angkringan (Yogyakarta: Diva Press, 2021; 2022)
  19. Kabar Sukacinta (Yogyakarta: Kanisius, 2021)
  20. Epigram 60 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022)

Buku Cerita

Srimenanti (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019)

Kumpulan Esai

  1. Bermain Kata, Beribadah Puisi (Yogyakarta: Diva Press, 2019)
  2. Berguru kepada Puisi (Yogyakarta: Diva Press, 2019)

Terjemahan Puisi

  1. Trouser Doll (Jakarta: Lontar, 2002)
  2. Borrowed Body and Other Poems/Geliehener Korper und Andere Gedichte (Jakarta: Lontar, 2015)

Sebuah Refleksi Sastra dalam Puisi Joko Pinurbo

Puisi-puisi Joko Pinurbo selalu mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang kehidupan. Dengan kata-kata yang sederhana, ia berhasil menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia dengan sangat jelas.

Melalui puisinya, ia mendorong kita untuk menghargai kehidupan, menemukan keajaiban di balik rutinitas yang tampak biasa. Puisi-puisinya juga membuka ruang bagi refleksi dan kontemplasi, mengajak kita untuk mempertanyakan nilai-nilai yang kita pegang dan merenungkan makna sejati di balik perjalanan hidup.

Lebih dari itu, Joko Pinurbo memperlihatkan kepada kita betapa kuatnya kata-kata. Ia mengingatkan bahwa kata-kata bukan hanya alat komunikasi, tapi juga memiliki kekuatan luar biasa untuk menyentuh hati dan merubah cara pandang kita.

Ia mengajak kita untuk menggunakan kata-kata dengan bijak, menyadari betapa besar dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain. Puisi-puisi Joko Pinurbo tidak hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah ajakan untuk merenung, bertumbuh, dan memahami dunia dengan cara yang lebih manusiawi.

Rekomendasi Buku Puisi Joko Pinurbo

Di sini, kita bakal bahas beberapa karya puisi terbaik Joko Pinurbo yang bisa bikin kamu mikir, merasa, dan mungkin sedikit terharu. Yuk, simak rekomendasi bukunya!

1. Perjamuan Khong Guan

Beli di Sini!

Mari kita buka apa isi kaleng Khong Guan ini apakah biskuit, peyek, keripik, ampiang, atau rengginang?
Simsalabim. Buka!
Isinya ternyata adalah ponsel, kartu ATM, tiket, voucher, obat, jimat, dan kepingan-kepingan rindu yang sudah membatu.

Siap-siap terkejut! Apa yang akan kamu temui di dalam kaleng Khong Guan? Biskuit, atau sesuatu yang lebih tak terduga?

2. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

Beli di Sini!

Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri.
Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.

Di antara kata-kata yang menggigil dan kenangan yang sembuh, sebuah perjalanan batin dimulai. Selamat menunaikan Ibadah Puisi—sebuah pemaknaan diri yang melawan trauma dan merangkai cinta dalam setiap suaranya.

3. Sepotong Hati di Angkringan

Beli di Sini!

Pada suatu malam yang nyamnyam, kau menemukan sepotong hati yang lezat  dalam sebungkus nasi kucing. Kau mengira itu hati ibumu atau hati kekasihmu.
Namun, bisa saja itu hati orang yang pernah kau sakiti atau menyakitimu. Angkringan adalah nama sebuah sunyi, tempat kau melerai hati, lebih-lebih saat hatimu disakiti sepi.

Temukan kedamaian dalam sunyi angkringan, tempat merajut luka dan meredakan sepi.

4. Bulu Matamu: Padang Ilalang

Beli di Sini!


Kata sebuah dongeng.
Dulu ada seorang musafir
datang bertapa untuk membuktikan
apakah benar wajah bulan
bisa disentuh lewat dasar sendang

Ia tak percaya, maka ia menyelam
Tubuhnya tenggelam dan hilang
di arus maha dalam.
Arwahnya menjelma
pusaran air berwarna hitam

Di antara bait-bait yang penuh makna dan kenangan yang mengusik, Bulu Matamu Padang Ilalang mengajakmu menjelajahi kedalaman jiwa—tempat di mana setiap kata menjadi langkah menuju pemahaman baru tentang cinta, luka, dan hidup itu sendiri.

5. Buku Latihan Tidur

Beli di Sini!

Bahasa Indonesiaku yang gundah membawaku ke sebuah paragraf yang mengeluarkan bau tubuhmu. Malam merangkai kata menjadi kalimat majemuk bertingkat yang hangat di mana kau induk kalimat dan aku anak kalimat.
Ketika induk kalimat bilang pulang, anak kalimat paham bahwa pulang adalah masuk ke dalam palung. Ruang penuh raung. Segala kenang tertidur di dalam kening. Ketika akhirnya matamu mati, kita sudah menjadi kalimat tunggal yang ingin tetap tinggal dan berharap tak ada yang bakal tanggal.

Sebuah perjalanan emosional yang mengaburkan batas antara realitas dan perasaan, di mana kata-kata menjadi jembatan antara yang terlupakan dan yang tak terungkapkan.


Baca Juga: Menjaga Napas Puisi: Perjamuan Setahun Joko Pinurbo di Gramedia Sudirman


Gimana, Grameds? sudah siap menelusuri setiap bait puisi Joko Pinurbo yang penuh makna? Semoga rekomendasi buku puisi tadi bisa jadi pilihan seru untuk menemani waktu santai kamu ya!

Berhubung sebentar lagi genap satu tahun wafatnya Joko Pinurbo, Gramedia Sudirman Yogyakarta bakal menggelar malam penghormatan bertajuk Perjamuan Setahun Joko Pinurbo yang akan berlangsung pada Minggu, 27 April 2025.

Daftar di Sini!

Buat kamu yang mau ikutan, langsung klik gambar di atas atau bisa klik bit.ly/PerjamuanSetahunJokpin 🌟🌟

Selain itu, lagi ada promo Payday Sale April 2025, lho! Kamu bisa dapetin diskon hingga 30% untuk setiap pembelian buku terbitan Gramedia 🥰 PLUS ada tambahan diskon senilai Rp5000 dengan memasukkan kode PAYDAY5.

Promonya berlaku dari tanggal 25-30 April 2025 aja, jangan sampai ketinggalan ya! Yuk, buruan checkout buku pilihan kamu sekarang!

Cek Promonya di Sini!

Lihat penawaran spesial lainnya dari Gramedia.com hanya untuk kamu! Cek promonya di bawah ini supaya kamu bisa belanja hemat! 😊👌

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!