Belajar Filosofi Hidup dari Buku-Buku Nonfiksi Berikut Ini!
Hidup adalah sebuah perjalanan paling panjang yang pernah dilalui oleh manusia, yang waktunya juga tidak diketahui, dan perlu banyak pengorbanan yang dilakukan untuk melewati setiap prosesnya. Dan sejatinya, hidup adalah sebuah usaha. Usaha mempertahankan dan usaha memenangkan hidup itu sendiri. Bagi kamu, definisi hidup itu seperti apa, Grameds?
Mempelajari hidup melalui buku adalah proses yang berkelanjutan. Buku menyerahkan wawasan yang mendalam, baik tentang dunia luar maupun dunia batin kita sendiri. Dalam setiap halaman, tersimpan pelajaran yang dapat memperkaya cara kita memandang dan menjalani kehidupan. Oleh karena itu, buku adalah salah satu investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk perkembangan diri dan pemahaman tentang hidup.
Filosofi hidup adalah pandangan dan prinsip yang membantu kita memahami tujuan, nilai, dan makna keberadaan kita. Buku adalah salah satu cara terbaik untuk mempelajari filosofi hidup karena ia menyediakan akses ke pemikiran mendalam dari berbagai budaya, waktu, dan perspektif. Berikut ini adalah beberapa buku yang dapat membantu kamu untuk belajar filosofi tentang hidup, baca sampai habis, ya!
Baca juga: Refleksi Perjalanan Hidup dan Memaknainya lewat Buku-Buku Puisi
Rekomendasi Buku Nonfiksi tentang Filosofi Hidup
1. The Life Journey of Kachu & Moli: The Searching of Myself
Ternyata, perjalanan yang paling jauh dan melelahkan adalah perjalanan hidup kita. Namun dalam perjalanan ini, tujuan bukanlah hal yang terpenting, melainkan apa saja yang kita dapati selama menjalaninya hingga sampai di tujuan.
Bersama Kachu dan kambing kecilnya, Moli, lewat buku ini kita diajak menelusuri jejak masa kecil dan betapa hal paling sederhana pun bisa dijadikan pedoman di kemudian hari Berisi kumpulan renungan yang ditulis secara menyejukkan dengan ilustrasi kartun yang manis, buku ini cocok untuk kamu yang mau menengok masa kecil dan memetik pelajaran-pelajaran dalam perjalanan menuju kedewasaan.
Buku ini hanyalah cermin dari keunggulan sekaligus kerentanan hidup manusia modern. Dengan berbagai macam kemajuan teknologi dan budaya, manusia dianggap membuat suatu pencapaian. Namun dalam pencapaian tersebut akhirnya manusia pun harus sadar akan hakikat dirinya sendiri yang paling dasar. Semoga renungan sederhana di buku ini bisa membuka hati dan pikiranmu untuk tiba pada pencarian ke tahap selanjutnya karena hidup ini selayaknya proses pencarian/inner searching yang tidak berkesudahan. Selamat mencari!
2. Finding Ikigai in My Journey
Ikigai adalah sebuah konsep hidup Jepang tentang menjalani kehidupan dengan penuh tujuan dan arti. Konsep tersebut beberapa tahun belakangan menjadi cukup popular di dunia. Sebagian orang mengartikan menjalani ikigai artinya bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan sejati dalam hidup. Padahal sebenarnya, ikigai sangat bisa dirasakan dalam keseharian tanpa perlu dikaitkan dengan sebuah pencapaian. Bahkan, dalam situasi hidup yang sedang tidak berpihak kepada kita, ikigai dapat membantu kita untuk tetap menjalani hidup dengan bermakna.
Finding Ikigai in My Journey mengajak kita untuk mengenal konsep ikigai melalui teori dari 7 kebutuhan psikologis ikigai yang digagas oleh Mieko Kamiya, seorang psikiatris Jepang, yang juga disebut sebagai ‘ibu ikigai’. Tidak hanya berisi teori belaka, tetapi pemahaman tentang teori ikigai ini dituangkan dalam sebuah perjalanan yang akan membawa kita mengunjungi beberapa kota di Jepang. Buku ini dilengkapi dengan ruang bagi pembaca untuk bisa merefleksikan diri dan beberapa contoh pengaplikasian nyata ikigai dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.
3. Affirm Believe Claim: Menarik Kekayaan, Cinta, Dan Kebahagiaan melalui Afirmasi dan Kekuatan Pikiran
What you think, you become. Semua yang kaupikirkan, menjelma pada dirimu. What you imagine, you attract. Semua yang kaubayangkan, datang ke arahmu. Jika kau merasa kalau dirimu tidak pantas menjadi kaya, kau tidak akan pernah kaya selamanya. Jika kau merasa dirimu bodoh, kau pun akan sulit menjadi pintar. Akan tetapi, apabila kau merasa dan percaya kalau dirimu kaya, sukses, sehat, dan bahagia, niscaya kau menjadi kaya, sukses, sehat, dan bahagia.
Affirm Believe Claim memberikan kita cara untuk memaksimalkan kekuatan pikiran bawah sadar untuk membentuk ulang realitas dirimu serta menarik segala keinginanmu dengan bantuan afirmasi, visualisasi, dan kekuatan bersyukur. Kau akan menemukan dirimu berada di tempat yang seharusnya. Kesempatan-kesempatan baik berdatangan silih berganti. Rezeki datang dari arah yang tak terduga. Segala sesuatu terlihat lebih mudah. Kau seperti sedang ditunjukkan “jalan” ke mana harus melangkah. Kau menjadi versi terbaik dirimu.
4. Tak Apa-Apa Tak Sempurna
Di dalam buku terlaris menurut New York Times yang mengguncang ini, Dr. Brené Brown, mengajak kita untuk belajar tidak terlalu mencemaskan “apa yang orang lain pikirkan” tentang diri kita dan lebih mencintai diri sendiri.
Tak Apa-Apa Tak Sempurna atau The Gifts of Imperfection mengajak kita untuk menjalani hidup dengan sepenuh hati, dengan merangkul kerapuhan dan kerentanan kita, serta menumbuhkan keberanian, belas kasih, dan keterhubungan. Dengan menjalani sepuluh tiang petunjuk kekuatan hidup yang dijalani dengan sepenuh hati—sebuah cara untuk terlibat dengan dunia dari posisi kepantasan-diri—akan membuka hidup kita menjadi lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih bersyukur.
5. How To Heal Your Inner Child
Seorang anak yang pernah mengalami pengabaian emosional mungkin akan mengalami kesulitan untuk membentuk keterikatan yang kuat dan aman saat dewasa. Mereka mungkin merasa kosong, hampa, dan tidak berharga (atau malah terlalu penting), menilai diri sendiri dengan terlalu keras, dan berjuang melawan kecenderungan kecanduan (bisa minuman keras, makan, atau olahraga berlebihan).
Melalui buku ini, Simon Chapple berdasarkan pengalamannya sendiri, akan membantu kita beralih dari pengabaian emosional masa kanak-kanak ke tempat yang bahagia dan bebas dari trauma masa lalu. How To Heal Your Inner Child merupakan pendekatan bertahap dan aman untuk menghadapi masa lalu, dengan ruang untuk strategi reflektif dan suportif yang akan membantu kita menumbuhkan rasa belas kasih dan melepaskan diri dari perilaku destruktif yang telah merusak hidup kita.
6. Omoiyari: Pedoman Hidup Bahagia Dan Tenteram Ala Jepang
Omoiyari adalah bentuk welas asih tanpa pamrih - menempatkan diri pada posisi orang lain, mengantisipasi kebutuhan orang lain, bertindak dengan cara yang bisa membuat orang lain merasa nyaman atau bahagia.
Dengan mempelajari dan mempraktikkan omoiyari, kegembiraan dan kebahagiaan hadir tidak hanya di kehidupan orang lain, tapi juga kehidupan kita sendiri. Buku Omoiyari akan menjelaskan budaya dan filosofi omoiyari masyarakat Jepang yang menjunjung karakter kasih sayang, kebaikan, kepedulian dan empati pada sesama, bahkan alam semesta.
Dari Omotenashi (keramahan Jepang), Kirei (kebersihan dan pengorganisasian) dan Mottainai (mengurangi limbah) hingga Zakka (menemukan keindahan di duniawi) dan Senbazuru (seni origami melipat seribu bangau kertas), ada begitu banyak cara orang Jepang menekankan pentingnya komunitas dan membantu orang lain.
7. 100 Things I Wish I Knew Earlier
Pelajaran hidup di buku ini divisualisasikan melalui origami. Hidup adalah jalinan pengalaman yang rumit, seperti origami, ketika selembar kertas sederhana berubah menjadi kreasi yang menakjubkan melalui lipatan-lipatan yang cermat. Buku ini berfungsi sebagai panduan untuk menavigasi kompleksitas kehidupan, dengan menarik persamaan antara tantangan yang kita hadapi dan proses origami yang rumit. Sama seperti selembar kertas yang menahan rasa sakit karena dibentuk, kehidupan kita juga dibentuk oleh pengalaman yang mungkin menyakitkan, tapi sekaligus indah.
Buku ini berfungsi sebagai pengingat bahwa meskipun prosesnya mungkin menyakitkan, hasil akhir—hidup kita—bisa sangat indah. Nikmati perjalanan ini, tarik pelajaran dari setiap pengalaman, dan ingatlah bahwa, seperti origami, kita semua adalah karya seni yang sedang dalam proses.
8. The Art of Letting Go: Seni untuk Melepaskan
Apakah Grameds sedang bergulat dengan kemarahan, penyesalan, atau kebencian? Mungkin juga merasa kelelahan emosional, stres, dan kehilangan semangat akibat kenangan yang menyakitkan? Tidak jarang kita tanpa sadar memegang erat sesuatu yang justru membawa penderitaan. Buku The Art of Letting Go: Seni untuk Melepaskan hadir sebagai solusi untuk Grameds yang ingin terbebas dari belenggu emosi dan menemukan kebebasan yang sesungguhnya.
Dalam buku ini, Grameds akan menemukan penjelasan mengenai 20 hal yang sering dipertahankan oleh banyak orang meski justru menjadi sumber kesengsaraan. Buku ini juga membahas mengapa sulit melepaskan pikiran negatif, cara membungkam kritik diri dan narasi menyakitkan, hingga bagaimana kecenderungan mengidealkan masa lalu dapat memperparah rasa sakit emosional di masa kini. Jika Grameds ingin menghentikan siklus rasa sakit dan memulai perjalanan menuju kebebasan emosional, buku ini adalah panduan yang tepat!
Kamu sudah bisa mendapatkan The Art of Letting Go: Seni untuk Melepaskan dengan special offer eksklusif dari Gramedia.com dari 11 Desember sampai 20 Desember 2024 hanya dengan membayar Rp66.750! Yuk, lepaskan belenggu pikiran negatif yang memperparah rasa sakit emosional kita dengan buku ini. 🕊️
Baca juga: Buku Puisi dan Prosa tentang Ayah Ibu yang Mengundang Tangis Haru
Buku adalah sumber media dari segala macam pengetahuan dan ilmu yang ada di dunia ini. Yuk kita mulai segala hal dari buku! Salah satunya adalah belajar tentang hidup supaya kita dapat lebih memaknai hidup dan hidup dengan lebih baik. Grameds, buku-buku seperti ini bisa kamu miliki dengan mencari kategori personal growth di Gramedia.com. Selamat membaca! 💟
Header: Gramedia.com
Penulis: Btari Najwa Naila