Buku Puisi dan Prosa tentang Ayah Ibu yang Mengundang Tangis Haru
“Jika diberi kebebasan untuk mengungkapkan apa pun ke orangtua, apa yang akan kamu katakan?”
– 100 Things I Wish I Could Talk to My Parents, Tessia
Grameds, kalau dikasih satu kesempatan dan waktu untuk meluapkan segala kalimat yang pernah kamu pendam kepada orang tuamu, kamu akan bilang apa? 🥹
Berbicara tentang hubungan orang tua dan anak, ada banyak anak yang, makin dewasa, gak bisa mengungkapkan perasaannya kepada orang tua. Alasannya beragam, mulai dari hubungan yang memang dari awal kurang dekat, atau perasaan enggan; gak ingin merepotkan atau menambah beban pikiran orang tua.
Ketika hal-hal terlalu rumit untuk disuarakan, kita selalu punya opsi untuk bisa mengungkapkannya lewat tulisan, lewat buku. Oleh karena itu, sejumlah buku-buku tentang keluarga dan orang tua diciptakan untuk mewakili mereka yang memiliki perasaan dan kondisi yang sama. Saat ini, buku-buku yang berisi puisi, prosa, ataupun narasi singkat sedang banyak digemari oleh sejumlah orang.
Tema yang diangkat dalam buku-buku seperti itu juga macam-macam. Tentang cinta, diri, emosi, dan yang akan dibahas di dalam tulisan ini, yaitu tentang keluarga dan orang tua. Tema ini menyentuh pengalaman universal yang membuat pembaca merasa terhubung secara emosional. Kalau kamu, suka buku-buku tipe ini gak, Grameds?
Tema tentang Keluarga dan Orang Tua, Emosional tetapi Banyak Diminati
Meskipun membuat pembacanya jadi berlinang air mata dan bahkan sampai menangis tersedu-sedu, buku-buku ini tetap banyak diminati. Banyak alasan yang menyelimuti pertanyaan mengapa segenap buku setipe ini digemari dan kerap menduduki rak best seller di Gramedia.
Hampir semua orang memiliki hubungan dengan orang tua dan keluarga, baik dalam bentuk yang harmonis maupun kompleks. Pembaca sudah dipastikan akan menemukan bagian dirinya di dalam buku ini karena topik keluarga selalu menjadi hal yang gak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Tidak hanya menyentuh emosi pembaca, tetapi tema ini juga memberikan makna, pelajaran, dan pengalaman yang memperkaya pemahaman mereka tentang kehidupan.
Kalimat demi kalimat emosional yang dibangun oleh penulis membantu pembaca memahami sudut pandang yang berbeda, seperti tantangan menjadi orang tua, atau perasaan anak yang kurang dipahami. Untuk beberapa kondisi, banyak pembaca yang membaca buku bertema keluarga sebagai cara mereka untuk menyembuhkan luka emosional, memproses perasaan, atau menemukan kedamaian atas konflik yang belum terselesaikan.
Baca juga: Hari Ayah Nasional: Bacaan Spesial Perihal Ayah dalam 8 Buku Terbaik
Emosionalnya tema ini bukanlah sebuah halangan, melainkan daya tarik utama karena menyentuh sisi kemanusiaan pembaca. Berikut ini adalah buku-buku yang berisi narasi prosa dan puisi tentang orang tua dan keluarga. Selengkapnya, lihat sampai habis, ya, Grameds! 🤗
Rekomendasi Buku tentang Orang Tua
1. Bu, Tidak Ada Teman Menangis Malam Ini
Bu, aku berusaha tidak hancur dihantam hidup meski sesekali rasanya hampir redup. Aku terus melawan pada dunia ini meski banyak tangis yang kusimpan sendiri. Meski dalam malam yang sepi aku mengeluh padamu lagi. Maaf untuk hal-hal yang masih gagal. Untuk pertarungan-pertarungan yang belum aku menangkan. Untuk semua kekalahan yang kadang datang berulang.
Aku hanya ingin terus hidup, Bu. Aku hanya ingin terus berjalan. Jika nanti aku tidak pernah jadi yang terbaik seperti harapanmu, jika doa-doamu tentang aku ternyata tidak terkabul, tetaplah anggap aku anakmu. Selagi ada diriku di dunia ini, aku tidak akan pernah berhenti membuatmu merasa bangga memilikiku. Anak yang keras kepala meski banyak lelah menghadapi dunia.
2. 100 Things I Wish I Could Talk to My Parents
“Jika diberi kebebasan untuk mengungkapkan apa pun ke orangtua, apa yang akan kamu katakan?” Setelah beranjak dewasa, kita lebih banyak memendam unek-unek ke orangtua, entah karena gengsi atau takut.
Pertanyaannya, “Mau sampai kapan kamu membawa perasaan yang terpendam itu?” Aku yakin, sebagian dari dirimu tahu bahwa semakin lama disimpan, justru rasanya akan semakin menyakitkan. Apalagi, kalau kata-kata itu tidak berhasil sampai ke telinga mereka sampai akhir hayatnya.
3. Ayah, Ini Arahnya ke Mana, ya?
Ayah, ternyata benar ya. Setelah dewasa kita semua harus punya banyak uang. Harus bekerja lebih keras lagi, harus bertarung dengan isi kepala sendiri. Harus menyampingkan banyak keinginan untuk sekadar tetap bertahan hidup sampai bertemu pagi lagi.
Ayah, setelah dewasa aku bertemu banyak orang yang menyakitkan dalam hidup dan kali ini aku gak punya banyak keberanian untuk melawannya. Ayah, kadang aku kalah, kadang aku kuat, kadang semuanya terjadi begitu saja dengan penuh pura-pura yang aku coba kesampingkan rasa sakitnya. Ayah, hari ini aku kesepian dan gak tahu harus lari kemana lagi. Ayah, ini arahnya ke mana, ya? Anak kecil ini kehilangan jalan pulangnya.
4. Nak, Kamu Gapapa, 'Kan?
Pak, Bu, andai kalian tahu, aku hanya ingin didengar. Aku hanya ingin merasakan suasana rumah yang hangat. Aku hanya ingin ada foto keluarga kita terpajang di rumah. Namun, rumah yang seharusnya jadi tempat yang nyaman untuk pulang, malah terasa asing untukku. Tidak ada yang mau mendengarku. Tidak ada yang menemaniku saat aku tumbuh. Aku sendirian. Sepertinya aku memang tak sepenting itu untuk kalian.
"Nak, Kamu Gapapa, ‘Kan?" adalah kalimat yang aku sangat inginkan dari kedua orang tua, tetapi tidak pernah tersampaikan. Bahkan jika ditanya dengan kalimat serupa pun, kemungkinan besar aku akan berbohong, karena sudah lama terbiasa berpura-pura Bahagia padahal setiap malamnya menahan tangis sendirian di kamar.
5. Ibu: Sebuah Obituari Cinta
Runtuh langit
Terbelah tanah
Segala sakit
Mencekik alir darah
Bisik Bunda
Wartakan cinta
Berpulang Bunda
Karena rindu-Nya
Serangkaian puisi penuh makna yang mengajak pembaca untuk merenungi keindahan dan kedalaman dalam setiap kata yang diatur dengan indah dalam bentuk puisi. Buku ini merupakan kumpulan karya-karya puisi yang menggugah perasaan, menginspirasi, dan membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang mendalam.
6. Dear, Ayah
Ayah merupakan pemimpin. Secara fisik dan jiwa, ia harus siap melindungi anggota keluarganya, baik dari gangguan luar maupun dalam. Tidak hanya itu, ayah juga bertanggung jawab akan segala keberlangsungan hidup semua anggota keluarganya, pemenuhan segala kebutuhan pada zaman yang serba kompleks ini.
Ayah merupakan pemimpin. Secara fisik dan jiwa, ia harus siap melindungi anggota keluarganya, baik dari gangguan luar maupun dalam. Tidak hanya itu, ayah juga bertanggung jawab akan segala keberlangsungan hidup semua anggota keluarganya, pemenuhan segala kebutuhan pada zaman yang serba kompleks ini.
7. Keluarga Kita: Mencintai dengan Lebih Baik
Tidak ada orangtua yang tidak mencintai anaknya. Atau keluarga yang tidak saling cinta, walaupun untuk sebagian orang prosesnya tidak instan. Namun, niat baik dan cinta yang lebih banyak hampir selalu tidak cukup. Bukan soal banyaknya cinta, tapi memilih mencintai dengan lebih baik.
Keluarga kita mendambakan anak yang bahagia, mandiri, dan cerdas. Mempraktikkan hubungan reflektif akan menumbuhkan anak dan anggota keluarga kita yang bahagia. Menumbuhkan disiplin diri melalui Disiplin Positif adalah modal utama pendidikan dalam keluarga yang mendorong kemandirian jangka panjang. Menerapkan Belajar Efektif untuk menumbuhkan anak yang cerdas butuh proses dan dukungan berkelanjutan dari seluruh anggota keluarga.
8. Pak, Bu, Bantu Aku lewat Doamu
Pak, Bu, aku gapapa kalau kita bukan dari keluarga kaya. Gapapa kalau sewaktu kecil aku sering ditinggal Bapak demi mencari uang. Gapapa kalau Ibu lebih sayang Kakak yang lebih pintar dan sering dibandingkan dengannya yang sering juara kelas. Gapapa kalau sewaktu kecil aku tidak pernah tiup lilin ulang tahun. Gapapa, aku sudah ikhlas menerima semuanya.
Pak, Bu, kita memang bukan dari keluarga yang berada, tapi aku janji anak bungsumu ini, akan mati- matian untuk perjuangkan semua agar keluarga ini tidak lagi dipandang sebelah mata. Pak, Bu, tolong tetap ada. Tolong tetap bantu aku lewat doamu.
Baca juga: Refleksi Perjalanan Hidup dan Memaknainya lewat Buku-Buku Puisi
Buku-buku bertema orang tua dan keluarga membantu pembacanya melihat aspek yang selama ini tidak disadari, seperti dinamika keluarga yang rumit atau keindahan hubungan antaranggota keluarga. Tulisan-tulisan tentang masa kecil, kenangan bersama orang tua, atau tradisi keluarga acapkali membawa pembaca kembali ke masa lalu yang penuh kehangatan.
Grameds yang gemar membaca buku bertema keluarga, kamu bisa mendapatkan buku bergenre serupa di Gramedia.com. Puluhan genre buku dapat kamu telusuri dan temukan di Gramedia, tentunya dengan berbagai penawaran yang menguntungkan dan harga yang spesial. Pas banget juga, Grameds, sekarang lagi ada promo Teman Membaca Bulan November di Gramedia!
Dengan promo Teman Membaca, Grameds bisa mendapatkan diskon hingga 20% untuk setiap pembelian buku terbaik pilihan dari Gramedia. Hanya sampai 24 November saja, lho! Yuk, meluncur ke Gramedia.com sekarang dan berjumpa dengan buku-buku incaran kamu! Selamat berbelanja, Grameds! 🛒
Header: Gramedia.com
Penulis: Btari Najwa Naila