Bias, Obsesi karya Rin Usami: Hubungan Parasosial yang Membawa Sial

Hai, Grameds! 💃🕺

Fenomena fanatisme yang berlebihan kepada idola atau figur publik sering sekali kita temukan di sekitar. Perasaan suka dari para penggemar, biasanya penggemar grup idola seperti K-Pop atau J-Pop, terhadap idolanya secara berlebihan akan menimbulkan kesengsaraan. Grameds tau, 'kan, kalau segala yang berlebihan itu tidak baik? Boleh-boleh saja kita punya idola yang menjadi semangat hidup kita, tetapi ketika perasaan fanatik itu terlalu besar, rasa BIAS (being inspired and addicted to someone) kamu perlahan-lahan akan berubah menjadi obsesi. 😨

Nah, fenomena ini dibahas dan diceritakan oleh Rin Usami dalam bukunya yang memenangkan Penghargaan Akutagawa ke-164, berjudul 推し、燃ゆ (Oshi, Moyu) atau dalam terjemahan bahasa Indonesianya adalah Bias, Obsesi. Buku ini awalnya berbahasa Jepang yang kemudian diterjemahkan ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan judul Idol, Burning.

Penulis yang sebelumnya menerima Penghargaan Yukio Mishima ini merangkai cerita tentang seorang penggemar grup populer Jepang, Akari, yang statusnya masih menjadi seorang pelajar. Akari sangat tergila-gila oleh oshi atau biasnya, Ueno Masaki. Saking tergila-gilanya, ketika karier oshinya hancur, hidup Akari juga ikutan runtuh.

Kalau Grameds penasaran, berikut ini sudah Gramin rangkum sinopsis dan review dari buku Bias, Obsesi karya Rin Usami. Baca baik-baik, ya, Grameds! 🤗

Sinopsis Bias, Obsesi karya Rin Usami

Akari amat sangat terpesona oleh Ueno Masaki, salah satu anggota grup populer mazama-ZA. Melalui blog yang ditulisnya dengan mendetail, ia berusaha menganalisis setiap gerak-gerik Masaki agar bisa menyelami setiap sisi kehidupan pemuda itu. Baginya, Masaki bukan sekadar idola, melainkan jangkar di tengah lautan ketidakpastian. Siapa sangka, di balik sosok penggemar yang penuh dedikasi ini, bersembunyi seorang remaja canggung yang tidak memiliki semangat untuk menjalani hidup.  

Dunia Akari terguncang ketika kabar mengenai Masaki yang memukul penggemar viral di media sosial. Seiring reputasi Masaki yang kian memburuk, hidup Akari pun ikut hancur. Namun, alih-alih mencari cara melepaskan diri demi menyelamatkan kewarasannya, Akari justru semakin terobsesi dengan sang idola.

Penasaran? Beli Bukunya di Sini!

Bias, Obsesi: Hubungan Parasosial yang Membawa Sial

Menurut Horton dan Richard Wohl (1956), hubungan parasosial adalah hubungan imajinatif sepihak dari penggemar atau pengguna media dengan figur media atau persona media, seperti selebritis maupun figur fiksi. Hubungan ini biasanya telah dimulai ketika seorang penggemar mulai menonton aktivitas idolanya, baik di televisi maupun di media lainnya.

Sumber: Dok. Gramedia

Dalam hal ini, hubungan parasosial muncul ketika Akari yang berusia empat tahun pertama kali menonton pertunjukan Ueno Masaki yang saat itu berperan sebagai Peter Pan. Adegan ini menunjukkan bahwa hubungan parasosial antara Akari dan Ueno Masaki berawal dari peristiwa itu, kemudian berlanjut dengan Akari yang menyukai Masaki pada beberapa tahun setelahnya, setelah Masaki bergabung di grup populer mazama-ZA.

Hubungan parasosial antara Akari dan Masaki adalah Akari yang terus-menerus menginterpretasi karya beserta diri oshi itu sendiri. Akari ingin tahu dunia seperti apa yang tampak dari sudut pandang oshi. Makanya ketika oshinya, Masaki, terlibat satu skandal, Akari tidak langsung ikut menghakimi.

Setiap penggemar memiliki cara tersendiri dalam me-muja idolanya. Jika ada penggemar yang terobsesi pada setiap aktivitas oshi, ada pula yang tak sudi mengakui mereka yang tidak bisa membedakan tindakan baik dan buruk sebagai penggemar. Selain itu, ada penggemar yang mencintai oshi sebagai lawan jenis tanpa menaruh minat pada karya-karyanya, lalu ada penggemar yang tidak punya ketertarikan seperti itu tapi aktif ber-interaksi dengan menanggapi setiap postingan oshi di media sosial, sebaliknya ada juga yang hanya suka karya oshi tanpa peduli gosip tentangnya, ada penggemar yang fokus menghabiskan uang untuk mendukung oshi, dan ada juga yang senang bergaul dengan teman satu fandom.

Namun, makin Akari mengagumi Masaki, makin toksik juga hubungan parasosial di antara mereka. Hubungan penggemar-idola yang seharusnya bisa positif, malah jadi merugikan dan menyengsarakan kedua belah pihak. Apalagi dalam buku ini, Akari selaku penggemar mendapatkan dampak paling buruk dari obsesinya terhadap oshi.

Bias, Obsesi menceritakan budaya sebuah fandom dan "stan culture", bagaimana macam-macam kegiatan yang dilakukan oleh fan (penggemar), dari yang penggemar biasa seperti contohnya casual listener, sampai penggemar fanatik yang mendedikasikan hidupnya untuk oshinya seperti Akari.

Buku ini mengemas cerita Akari selama menjadi fan dengan cara yang paling mudah dimengerti. Kerap kali, perilaku-perilaku fanatisme tidak dapat dipahami oleh mereka-mereka yang tidak pernah tergabung dalam sebuah fandom, tetapi melalui buku ini, kita diajak Rin Usami untuk mengerti bagaimana seorang idola bisa memiliki nilai yang sangat berharga bagi seorang penggemar. Pembaca akan berkelana menyusuri perasaan Akari.

Kenapa aku tidak bisa hidup seperti orang-orang normal? Bahkan melakukan aktivitas sehari-hari paling mendasar sebagai seorang manusia saja aku tidak becus. Bukankah sejak awal aku sendiri yang meng-hancurkan dan mengacaukan hidupku? Selama hidup, aku menjadi tumpukan sampah metabolisme. Selama hidup, rumahku digerogoti kehancuran.

Pada akhirnya, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kita boleh menjadi penggemar dan menyukai idola kita masing-masing, tetapi ingat, jangan sampai jadi obsesi ya, Grameds! ⚠️

Bagi Grameds yang penasaran dengan dinamika kehidupan Akari sebagai penggemar grup idola, Grameds bisa segera mendapatkan buku Bias, Obsesi hanya di Gramedia.com. Jangan lupa cek buku lainnya juga karena hanya di Gramedia, kamu bisa belanja buku kesayanganmu sepuasnya dengan promo-promo yang bertaburan! 🫵

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber gambar header: Dokumentasi Gramedia

Penulis: Btari Najwa Naila