Midnight at the Pera Palace: Menembus Waktu dan Menyelamatkan Sejarah!
Halo, Grameds! 🙋♂ Siapa di sini yang suka nonton seri atau film sejarah yang juga mengusung tema time travel? Ayoo angkat tangannya... Aku! Aku! Aku! ✋😆
Seri yang mengangkat kisah sejarah dan perjalanan waktu memang selalu menarik, ya, Grameds! 📜🕰 Ditambah lagi dengan bumbu konflik yang kompleks, pasti membuat kita semakin terpikat. Banyak dari kita yang setidaknya pernah menonton satu atau dua film atau seri yang mengusung tema ini. 🎬📽 Biasanya, kita lebih sering menonton dari Korea, Jepang, atau Amerika, bukan? Nah, kali ini Gramin punya sesuatu yang berbeda dan unik: sebuah seri dari Turki dengan judul Midnight at the Pera Palace! ✨
(Pssst, walau sudah dirilis dari tahun 2022, seri ini tetap oke untuk ditonton loh!🤭🤭)
Mungkin jarang dibahas, ya, Grameds? Selain Korea, Jepang, Amerika, atau Inggris, Turki juga punya banyak seri yang seru dan menarik untuk ditonton. 🌍📺 Kali ini, Gramin akan mengulas salah satu seri yang pasti bikin ketagihan, terutama bagi Grameds yang suka genre time travel, drama, dan sejarah! 🎭 Selain itu, fakta menariknya adalah seri ini mengangkat kisah salah satu tokoh ternama dari Turki, yang membuatnya semakin menarik untuk ditonton. 👀
Bagaimana, penasaran kan dengan seri yang akan Gramin bahas kali ini? Yuk, simak pembahasannya sampai selesai, ya, Grameds!
Petualangan Esra Melintasi Waktu di Hotel Pera Palace
Midnight at the Pera Palace memadukan sejarah yang mengesankan dengan cerita fiksi yang menghibur, juga menciptakan pengalaman menonton yang tak terlupakan. Dari kemegahan Hotel Pera Palace yang legendaris hingga ruang-ruang di dalamnya yang dipenuhi misteri sejarah, seri ini menampilkan visual yang menawan dan atmosfer yang dalam. Penonton diajak untuk menjelajahi kehidupan sosial dan politik yang berpusat di sekitar hotel ini.
Kisah ini dimulai dengan Esra, seorang jurnalis muda yatim piatu yang merasa pekerjaannya kurang memuaskan. Dia ditugaskan untuk meliput Hotel Pera Palace di Istanbul, sebuah hotel tua yang legendaris. Tugasnya adalah menulis artikel tentang 130 hal menarik di Hotel Pera Palace, sebuah angka yang menurutnya terlalu banyak dan membuatnya sedikit kesal. Namun, karena tekanan yang ada, dia tetap berangkat untuk mengunjungi hotel tersebut. 🏨
Setibanya di Hotel Pera Palace, Esra disambut oleh Ahmed, manajer hotel yang ramah. Ahmed mengajak Esra untuk melakukan tur singkat, memperkenalkan sisi-sisi menarik dari hotel tersebut . Mereka mengunjungi kamar-kamar yang pernah ditempati oleh tokoh-tokoh terkenal di Turki, termasuk Mustafa Kemal Atatürk. Ahmed juga menunjukkan kamar yang pernah digunakan oleh Agatha Christie untuk menulis salah satu novel terkenalnya, Murder on the Orient Express. Sebagai penggemar berat Agatha Christie, Esra sangat antusias melihat kamar tersebut. 😍
Namun, tur tersebut membawa Esra pada penemuan yang tak terduga. Dia menemukan sebuah portal waktu yang membawanya kembali ke tahun 1919, masa ketika Istanbul berada di bawah pendudukan Sekutu Inggris. Di masa lalu ini, Esra bertemu dengan Halit, seorang pemilik klub malam yang misterius dan karismatik. Halit menjadi sekutu penting bagi Esra saat dia terlibat dalam intrik politik dan misteri yang mengancam masa depan Turki. Dengan bantuan Ahmed dan Halit, Esra harus memecahkan teka-teki untuk menyelamatkan masa depan, juga untuk mencari cara untuk kembali ke abad 21. 🔑 🔍
Lantas, bagaimana nasib Esra dan Ahmet selanjutnya? Apakah mereka berhasil menyelamatkan masa depan Turki? Apa yang akan terjadi pada Atatürk dan pasukan Britania Raya?
Sepanjang perjalanannya, Esra tidak hanya belajar tentang sejarah Istanbul dan tokoh-tokoh pentingnya, tetapi juga tentang dirinya sendiri dan peran yang dapat dimainkan dalam membentuk masa depan 🌟 Midnight at the Pera Palace adalah perpaduan menarik antara sejarah, fiksi ilmiah, dan drama, yang membuat penonton terpaku pada setiap episodenya 📺
Review Midnight at the Pera Palace
Seri yang berjumlah sebanyak 8 episode ini mendapat pujian karena penggambaran yang akurat terhadap masa lalu, sambil tetap mempertahankan alur cerita yang menegangkan dan menghibur. Dengan rating yang tinggi dan ulasan positif dari penggemar drama sejarah, Midnight at the Pera Palace tidak hanya menawarkan plot yang kompleks tetapi juga perjalanan emosional dan intelektual yang memuaskan bagi penontonnya.
Menarik banget kan seri ini, Grameds? Dijamin tiap episode di seri ini akan membuat kamu terus penasaran. Kamu bisa mulai nonton Midnight at the Pera Palace di platform Netflix. Berikut trailer yang bisa kamu tonton ⤵️⤵️
Salah satu keunggulan utama dari seri ini adalah alur cerita yang lancar dan penuh dengan intrik politik, yang berhasil menjaga ketegangan dan ketertarikan penonton di setiap episodenya. Dibumbui dengan pemandangan indah dari Istanbul, seri ini menghadirkan nuansa yang memikat dan mengundang penasaran. Meskipun begitu, terdapat sedikit kekurangan dalam pengembangan karakter yang terkadang terasa kurang mendalam, mengurangi potensi cerita untuk lebih mengeksplorasi aspek-aspek tertentu dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, Midnight at the Pera Palace tetap menjadi pilihan menarik bagi penggemar drama sejarah dan misteri yang mencari pengalaman menonton yang mendalam, ditambah adanya penampilan ikonik dari dua tokoh yang berpengaruh di dunia, seperti Mustafa Kemal Ataturk yang notabenenya adalah Presiden pertama di Turki, juga penulis terkenal Agatha Christie. Adanya mereka dalam seri, turut menambahkan dimensi yang kaya pada jalan cerita. ✨✍🏻
Berlanjutnya Petualangan Esra di Season 2
Nah, ada kabar gembira untuk Grameds yang sudah mengikuti perjalanan seru Esra, Ahmet, dan Halit di Midnight at the Pera Palace dan masih penasaran dengan kelanjutannya! Season kedua dari serial ini akan segera tayang pada 12 September 2024!
Setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya para penggemar bisa kembali menyaksikan petualangan epik mereka menjelajahi masa lalu. Pastinya, banyak yang sudah tak sabar ingin tahu bagaimana nasib trio ini—apakah mereka akan berhasil mengatasi rintangan baru yang lebih menantang?👇🏼✨
Petualangan Esra dan Ahmet kembali dimulai dengan twist yang mengejutkan—bukannya kembali ke masa kini, mereka justru terjebak di tahun 1940-an! 🤔🤯 Tentu saja, ini memicu beragam tantangan dan misteri baru yang tak terduga. Di musim kedua ini, cerita semakin seru dan penuh kejutan, siap membuat Grameds terhanyut dalam setiap episodenya. Kira-kira, apa yang akan terjadi kali ini? Apakah mereka mampu mengubah sejarah Turki kembali, atau justru nasib buruk yang menanti?
Jangan sampai melewatkan keseruan Midnight at Pera Palace musim kedua di Netflix! Dengan petualangan yang lebih mendebarkan, pastikan kamu siap dengan popcorn untuk menemani perjalanan waktu bersama Esra, Ahmet, dan Halit. Berbagai cerita menarik dan misteri baru menunggu untuk dipecahkan—jadi, ayo segera tonton dan saksikan kisah epik ini, guys! 🤗⌛
Karena sang pemeran utama, Esra, merupakan penggemar berat Agatha Christie, Gramin punya rekomendasi buku Agatha Christie yang pastinya seru banget, lho! Juga Gramin tidak lupa untuk merekomendasikan buku yang mengangkat tema time travel seperti seri Midnight at the Pera Palace ini. Kamu bisa mendapatkan buku-buku ini di Gramedia! Cek di bawah ini, Grameds⤵️⤵️⤵️
Rekomendasi Buku Terkait
1) Murder on the Orient Express
Novel ini termasuk salah satu novel karya Agatha Christie yang digilai maniak novel misteri di seluruh dunia. Siapa yang bisa menebak pembunuhnya kecuali sang detektif terkenal Hercule Poirot. Saking terkenalnya, buku ini dijadikan film dan mengilhami banyak penulis misteri lain.
Tepat setelah tengah malam, gumpalan salju menghentikan kereta Orient Express. Padahal saat itu kereta mewah tersebut sangat dipadati penumpang. Tetapi, begitu pagi tiba, mereka kekurangan satu penumpang. Dia tewas di dalam kompartemen, dengan belasan luka tusuk, dan pintunya terkunci dari dalam. Sebagai salah satu penumpang, Poirot berlomba dengan waktu untuk menemukan pelaku pembunuhan itu.
2) English Classics: the Time Machine
The Time Machine bukan novel tentang perjalanan waktu, paradoks perjalanan waktu, dan sebagainya. Ini merupakan spekulasi tentang masa depan umat manusia yang jauh dan, lebih dekat ke rumah, tentang konflik kelas dan evolusi peradaban industri.
Cerita berkisar pada seorang pria Victoria dan teorinya tentang perjalanan waktu. Untuk membuktikannya, dia membangun sebuah mesin dan melakukan perjalanan 800.000 tahun ke masa depan di mana dia berteman dengan sekelompok orang, Eloi, yang diturunkan dari manusia modern. Mereka jauh lebih pendek, orang-orang seperti anak kecil yang hanya makan buah dan menghabiskan sebagian besar hari mereka bermain game. Mereka tidak memiliki konsep kerja, mereka tidak memiliki keterampilan berpikir kritis dan tidak mampu bereaksi logis terhadap masalah. Mereka juga takut akan kegelapan.
3) Death on the Nile
Gadis itu terbaring miring. Posisinya wajar dan tenang. Tapi di atas telinganya ada lubang kecil dengan bekas darah kering di sekelilingnya. Kemudian pandangan Poirot tertuju pada dinding putih di depannya dan ia menarik napas dalam-dalam. Dinding putih bersih itu dikotori huruf "J" berwarna merah kecokelat-cokelatan yang ditulis dengan gemetar. Poirot membungkuk di atas mayat gadis itu dan dengan hati-hati mengangkat tangan kanan si gadis. Salah satu jarinya bernoda merah kecoklatan.
Terjadilah pembunuhan seorang sosialita kaya raya di kapal Karnak yang ditumpangi Poirot. Kasus pembunuhan yang belum terpecahkan itu lantas disusul sederet tragedi lainnya. Seperti Poirot harus berlomba dengan waktu sebelum jumlah mayat yang berjatuhan terus bertambah. Daya tarik utama novel Death On The Nile ini adalah setting yang eksotis. Kapal pesiar yang berlayar menyusuri Sungai Nil bersama para penumpang dengan drama kehidupan masing-masing.
4) Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Ketika tiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat. Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.
Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan. Hanya untuk satu malam. Dan saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi...
5) The Mysterious Affair at Styles
Siapa yang meracuni Emily Inglethorpe yang kaya, dan bagaimana si pembunuh masuk serta melarikan diri dari kamarnya yang terkunci? Kasus ini diperumit banyaknya orang yang punya motif untuk membunuh korban—mulai dari suami baru korban hingga ke dua anak tirinya, pelayannya yang temperamental, serta gadis cantik yang bekerja di apotek rumah sakit. Novel ini menjadi debut yang brilian bagi Detektif Belgia Hercule Poirot dan jadi titik awal Agatha Christie sebagai Ratu Misteri.
6) Here and Now and Then
Sepintas lalu, Kin Stewart tampak biasa-biasa saja: sibuk bekerja dan suka memasak untuk keluarganya. Namun ketika serangkaian sakit kepala tak tertahankan muncul bersama fragmen demi fragmen memori aneh, perlahan ia ingat siapa dirinya sesungguhnya: seorang agen rahasia penjelajah waktu dari tahun 2142. Setelah terdampar di tahun 1990-an dalam sebuah misi dan tak dapat kembali ke era asalnya, Kin meneruskan hidup dan membangun keluarga, dengan segudang rahasia yang disimpannya rapat-rapat.
Kini, mendadak seorang agen penjemput datang terlambat delapan belas tahun menurut eranya sekarang siap membawanya pulang ke kehidupan dan keluarga sebenarnya, yang sayangnya tak dapat Kin ingat. Namun Kin tak bisa begitu saja melupakan istri dan anaknya yang hanya dianggap anomali, dan belakangan, ancaman dalam lini masa. Maka dengan putus asa ia berusaha menyelamatkan putrinya, tak peduli itu akan merusak sejarah, melanggar peraturan, atau bahkan mengancam nyawanya sendiri.
Jangan lupa untuk selalu cek koleksi buku di Gramedia.com dan temukan penawaran-penawaran spesialnya di sana atau Grameds juga bisa klik gambar di bawah ini! Yuk, borong terus buku-buku berkualitas hanya di Gramedia!👇🛒
Sumber Header: Rotten Tomatoes