Things Left Behind: Kematian, Keniscayaan, dan Refleksi untuk Menghargai Kehidupan
Grameds, apa yang terlintas di kepalamu ketika mendengar kata kematian? Membayangkannya saja sulit; tersimpan rasa takut dan khawatir yang tidak dapat dipungkiri. Beragam tanya melintas, kematian seperti apa yang akan kita alami? apa yang terjadi dengan mereka yang akan kita tinggalkan? Apakah mereka akan sedih? Seberapa lama mereka akan menyimpan kenangan tentang diri kita?
Hati berdegup kencang setiap mendengar kabar kematian. Namun, kita pun tersadar kematian adalah keniscayaan, tidak ada satu pun yang bisa menyangkalnya. Jauh dari lubuk hati, kamu harus mengakui suatu saat kematian akan datang, entah kapan dan dengan cara apa. Tidak ada yang tahu, itulah misteri kehidupan. Apa yang telah kamu persiapkan?
Refleksi dari Sebuah Kematian
Walaupun menakutkan, kematian memberi banyak pelajaran berharga untuk lebih menghargai kehidupan. Beberapa hal yang dapat kita ambil pelajaran dari kematian:
- Kematian pasti terjadi, tidak mengenal usia, bisa terjadi di usia berapa pun. Dengan demikian, tidak perlu menunggu hingga tua untuk menjadi manusia lebih baik. Lakukan yang terbaik dan bersemangatlah menjalani hidup seakan-akan besok adalah hari kematianmu.
- Yang tersisa dari kematian adalah kenangan untuk mereka yang masih hidup. Seberapa lama dirimu akan dikenang atau akan mudah dilupakan tergantung sikap dan tingkah lakumu selama masih hidup. Oleh karena itu, berbuat baik dan mengasihi dengan tulus adalah salah satu jalan agar kamu tetap berada dalam kenangan yang baik dan senantiasa didoakan oleh mereka yang kamu tinggalkan.
- Jangan meminta kematian dan menyia-nyiakan hidup. Kematian datang dengan berbagai cara–ada karena penyakit, usia, kecelakaan, atau hal nahas seperti pembunuhan. Namun di antara semuanya, yang paling memilukan adalah ketika seseorang memilih kematian dengan cara bunuh diri. Sebuah jalan pintas yang tidak menyelesaikan masalah, namun justru menambah masalah bagi keluarga yang ditinggalkan. Padahal sesungguhnya kematian adalah perjalanan menuju kehidupan yang kekal. Jika hidup penuh dengan masalah, maka cara terbaik adalah menghadapinya dengan terus berdoa dan mencari sumber penyemangat hidup.
“Makna kematian dalam kesepian tanpa ada yang mendampingi bukanlah soal kematian, tetapi soal hidup. Ini bukan soal seberapa dalam dia mati dalam kesepian. Tetapi, seberapa dalam dia hidup dalam kesepian” (Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won, 2021)
Mempersiapkan Diri untuk Kematian yang Baik dan Tenang
Pada dasarnya setiap kematian akan membawa kesedihan bagi orang yang akan ditinggalkan. Ada yang dapat melupakan kesedihannya dengan cepat, namun ada juga yang menggenggam kesedihan hingga butuh waktu yang cukup lama untuk melepaskannya.
Mengingat kematian adalah keniscayaan dan juga misteri, maka yang bisa dilakukan saat masih hidup adalah dengan memaknainya dan mempersiapkannya. Kita pastinya menginginkan kematian yang baik dan tenang, tidak menyisakan kemarahan ataupun kesusahan bagi orang yang akan ditinggalkan. Oleh karena itu penulis Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won, melalui bukunya yang berjudul Things Left Behind, ingin mengajak para pembaca untuk lebih menghargai kehidupan sekaligus mempersiapkan kematian.
Berikut 7 prinsip yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan kematian yang baik dan tenang:
- Merapikan barang dan menjaga kebersihannya. Dalam hal ini jangan suka menyimpan barang yang tidak dibutuhkan, buanglah atau jika masih bagus berikan pada yang membutuhkan. Semakin bersih dan rapi tempat yang kita tinggalkan, semakin berkurang kesedihan orang yang akan kita tinggalkan
- Ungkapkan isi hati kepada orang yang kamu kasihi, jika sulit sampaikanlah lewat tulisan. Simpanlah catatan atau pesan-pesan ditempat yang mudah ditemukan. Hal tersebut akan sangat berharga untuk orang yang akan kamu tinggalkan
- Simpanlah barang penting di tempat yang mudah ditemukan
- Jangan rahasiakan penyakitmu. Alih-alih tidak ingin membebani keluarga, namun hal tersebut akan menjadi penyesalan seumur hidup bagi keluarga yang ditinggalkan. Mereka merasa bersalah karena tidak hadir dan membantu meringankan bebanmu
- Nikmati apa yang dimiliki, namun tidak perlu terlalu sayang membuangnya karena semua hal tersebut tidak akan dibawa mati
- Jalani hidup untuk dirimu, bukan untuk orang lain
- Buatlah kenangan indah sebanyak mungkin dengan orang yang kamu kasihi karena itulah yang akan kamu sisakan untuk mereka
Sepertinya tidak sulit melakukan ketujuh hal tersebut. Grameds bisa melakukannya dari hal yang paling mudah, misalnya jangan lupa memberi ataupun menanyakan kabar kepada orang yang dikasihi. Jika menelpon sulit, setidaknya kirimkan pesan singkat yang menunjukkan kepedulianmu.
Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik melalui buku ini. Bahkan mungkin setelah membacanya, Grameds akan sangat terbiasa dengan kata kematian. Hal ini mengembangkan persepsi tentang kematian yang walaupun kesannya jauh tapi justru sangat dekat.
Buku Things Left Behind bisa kamu dapatkan di Gramedia.com atau bisa kamu baca secara digital di Gramedia Digital. Jangan lupa cek promonya supaya belanja kamu lebih hemat, ya, Grameds!⤵️🛒
Sumber gambar header: freepik.com
Penulis: Farahdiba Rahman
Editor: Puteri C. Anasta