AUTHOR OF THE MONTH: Trinity dan Buku tentang Misionaris Asal Indonesia di Peru dan Bolivia
Setelah menyudahi buku berseri The Naked Traveler, Trinity mengungkapkan bahwa dirinya saat ini sedang menulis buku hasil residensinya di Peru dan Bolivia tentang misionaris asal Indonesia. Memangnya apa sih residensi itu dan apa yang akan dituliskan oleh Trinity?
Residensi Penulis yang dimaksud merupakan program yang diselenggarakan atas prakarsa Komite Buku Nasional dan Program Beasiswa Unggulan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Program ini diadakan untuk memacu penulis profesional menerbitkan karya yang dapat mempromosikan sastra dan budaya Indonesia, serta membangun jejaring literasi internasional.
Menurutnya, persyaratan melamar residensi ini cukup rumit, mulai dari administrasi yang harus mencantumkan surat keterangan bebas narkoba, surat sehat fisik dan mental dan juga beberapa syarat lain, hingga membuat proposal mengenai apa yang akan ditulis usai residensi tersebut.
Trinity memilih Peru dan Bolivia sebagai tujuannya untuk melakukan residensi tersebut. Dalam pengajuan proposal itu, Trinity mengungkapkan mengenai banyaknya misionaris Katolik di Peru dan Bolivia yang berasal dari Indonesia.
"Ide memang sudah matang dari sini, karena aku bikin proposal dulu. Bikin proposal menceritakan mau menulis tentang apa. Kemarin itu saya menulis tentang misionaris atau rohaniawan Katolik Indonesia yang mengabdi di Peru dan Bolivia," ungkap sang penulis yang merupakan Sarjana Komunikasi dari Universitas Diponegoro ini.
Di dalam proposalnya, Trinity mengungkapkan bahwa Indonesia, yang penganut agama Katoliknya minoritas ternyata justru menjadi salah satu pengekspor terbesar pastor dan suster di negara yang mayoritas beragama Katolik.
Tentunya informasi ini, diketahui Trinity saat dirinya berjalan-jalan menjelajah negara-negara di Amerika Latin.
"2012 dan 2013 aku trip around the world satu tahun, ada di buku Trinity The Naked Traveler kelima dan enam. Itu banyak di negara Amerika Latin. Bertemulah dengan orang Indonesia yang segelintir di sana," ujar Trinity, bercerita tentang awal mula mengetahui misionaris asal Indonesia di Peru dan Bolivia.
"Jadi di satu negara itu paling hanya ada 50 warga negara Indonesia kan. Sebut saja misalkan setengahnya adalah orang-orang KBRI. Nah separuh lagi apa? Ternyata di sana (Peru dan Bolivia) isinya pastor dan suster," lanjutnya.
Dia pun menemui pastor dan suster di Peru dan Bolivia yang berasal dari Indonesia tersebut. Dia kaget saat mengetahui betapa dihormatinya rohaniawan-rohaniawan tersebut.
"Memang mereka memimpin agama di sana dan jemaatnya tunduk dan hormat. Mereka berbahasa Spanyol lancar. Pasti banyak orang yang enggak tahu dan bertanya, 'memang ada yang seperti itu', dan ternyata pastor dan suster asal Indonesia adalah salah satu yang terbesar," lanjutnya.
Trinity kemudian melanjutkan bahwa residensi tersebut sudah dilakukannya di penghujung 2018 lalu. Saat ini Trinity tengah menyelesaikan riset yang diperlukan dan setelah lengkap akan segera membukukan kisah residensinya tersebut.
Menurutnya, pengalaman residensinya itu akan ditulis dalam bentuk nonfiksi, dengan unsur reportase. Sayangnya, saat ditanya kapan buku tersebut akan dirilis, Trinity belum memiliki tanggal pastinya. "Enggak ada target sih tapi secepatnya," tandas Trinity.