Pengertian Sosialisasi – Sosialisasi sebenarnya merupakan bidang yang mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural sosial dari sebuah masyarakat. Sosialisasi membahas interaksi sosial dan tingkah laku sosial. Atas dasar tersebut, sosialisasi adalah bagian mata rantai terpenting di antara sistem sosial yang ada.
Daftar Isi
Pengertian Sosialisasi
Secara luas, pengertian sosialisasi adalah suatu proses interaksi dan pembelajaran yang dilakukan seorang manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya di dalam suatu budaya masyarakat. Sedangkan, pengertian sosialisasi secara sempit berarti sebuah proses pembelajaran dari manusia agar dapat mengenali lingkungan yang kelak akan ia hidupi, baik lingkungan fisik ataupun sosial.
Secara umum, pengertian sosialisasi adalah suatu proses belajar-mengajar dalam berperilaku di masyarakat. Beberapa orang juga mengatakan bahwa sosialisasi adalah proses penanaman nilai, kebiasaan, dan aturan dalam bertingkah laku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya. Dalam proses sosialisasi sendiri, manusia disesuaikan dengan peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok masyarakat.
Dengan adanya proses sosialisasi, maka seseorang bisa mengetahui, memahami sekaligus menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing sesuai budaya masyarakat. Selanjutnya, dalam proses pengenalan hak dan kewajiban seorang manusia dewasa, setiap individu atau manusia perlu melakukan sosialisasi untuk mempelajari dan mengembangkan pola-pola perilaku sosial bersama anggota masyarakat lainnya.
Pengertian Sosialisasi Menurut Para Ahli
Supaya lebih memahami apa arti sosialisasi, berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang sosialisasi:
1. Soejono Dirdjosisworo
Soejono Dirdjosisworo mengungkapkan bahwa pengertian sosialisasi memuat tiga arti, yaitu:
Proses belajar; yaitu suatu proses akomodasi dimana manusia menahan, mengubah impuls- impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
Kebiasaan; dalam bersosialisasi setiap manusia mempelajari sikap, ide-ide, kebiasaan, pola-pola nilai dan tingkah laku, serta ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam masyarakat di lingkungan ia hidup.
Sifat dan kecakapan; proses sosialisasi mengajarkan manusia untuk merangkai dan mengembangkan dari semua sifat dan kecakapan sebagai suatu kesatuan dalam diri seseorang.
2. Charlotte Buhler
Menurut Charlotte Buhler, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses belajar dan menyesuaikan diri untuk membantu anggota masyarakat dalam memahami bagaimana bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya. Ia juga berpendapat bahwa sosialisasi bertujuan agar anggota masyarakat dapat berperan dan berfungsi dalam kelompok tersebut.
3. Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
4. Edward S. Greenberg
Menurut Greenberg, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses perubahan dari individu untuk diterima atau sesuai dengan keinginan dari pihak luar dunia luar. Hal itu bertujuan agar ia dapat ikut serta berpartisipasi secara aktif sebagai anggota suatu organisasi.
5. Martin Gibson
Menurut Gibson, pengertian sosialisasi adalah sebuah aktivitas mewujudkan dan mengintegrasikan dari organisasi demi tujuan organisasi maupun individu. Dua pengertian yang dilontar Gibson sangat tampak jelas bahwa individu yang bersosialisasi memiliki dua kepentingan yang berbeda, yakni kepentingan individu dan kepentingan organisasi.
6. Robert M. Z. Lawang
Menurut Robert M. Z. Lawang, pengertian sosialisasi merupakan proses mempelajari dan memahami norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan guna kemungkinan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
7. Karel J. Veeger
Menurut Karel J. Veeger, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses belajar dan mengajar. Pendapat tersebut cukup sederhana, hal itu bisa dilihat ketika orang tua mendidik anaknya agar menaati tata krama dan berperilaku sopan santun.
8. Bruce J. Cohen
Menurut Bruce J. Cohen, pengertian sosialisasi merupakan proses seorang manusia dalam mempelajari sebuah nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pelajaran tersebut bertujuan agar seseorang menjadi bagian dari masyarakat.
Syarat terjadinya sosialisasi
Sosialisasi dalam masyarakat pada akhirnya membuat masyarakat menjadi mampu berpartisipasi dalam kepentingan kehidupan masyarakat dan mewariskan sesuatu kepada generasi selanjutnya.
Ada beberapa faktor yang dapat membuat sosialisasi terjadi, yaitu:
1. Apa yang disosialisasikan adalah sebuah informasi yang diberikan kepada masyarakat berupa nilai, norma, dan peran.
2. Menjelaskan cara mensosialisasikan dengan melibatkan proses pembelajaran.
3. Siapa saja yang mensosialisasikan. Pihak yang mensosialisasikan bisa jadi adalah institusi, media massa, individu, dan kelompok.
Fungsi sosialisasi
Sosialisasi memiliki fungsi umum yang dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni:
1. Sudut pandang individu
Sosialisasi memiliki fungsi bahwa setiap individu membutuhkan sarana pengenalan, pengakuan, dan penyesuaian diri terhadap nilai-nilai, norma, dan struktur sosial. Atas dasar tersebut, seorang individu bisa diterima oleh masyarakat karena mampu menjadi anggota masyarakat yang baik.
Masyarakat memiliki sebuah sistem sosial yang dapat menentukan anggota masyarakat tergolong anggota masyarakat yang baik atau buruk. Anggota masyarakat yang baik adalah anggota masyarakat yang mampu memenuhi harapan umum dari anggota masyarakat lainnya. Sementara, anggota masyarakat yang buruk adalah anggota masyarakat yang tidak atau belum mampu memenuhi harapan umum dari anggota masyarakat lainnya.
2. Kepentingan masyarakat
Sosialisasi mempunyai fungsi dari masyarakat sebagai sarana pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma sosial. Nilai dan norma terpelihara dari generasi ke generasi dalam masyarakat dapat menjadi ciri khas atau karakteristik dari masyarakat tersebut.
Tujuan sosialisasi
Apabila fungsi sosialisasi dalam sebuah masyarakat sudah berjalan, secara signifikan tujuan sosialisasi dapat terwujud. Berikut adalah tujuan sosialisasi yang perlu diketahui:
1. Setiap individu mendapatkan hak hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakat, hal itu terjadi selama individu tersebut mampu menghayati nilai dan norma dalam kehidupan.
2. Setiap individu dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Individu tersebut berarti sudah bisa dikatakan memenuhi harapan masyarakat. Dalam lingkup masyarakat yang terikat kuat dengan budaya, anggota masyarakat harus bisa mengaplikasikannya sebagai perilaku dan kebiasaan.
3. Setiap individu dapat menyadari dan memahami peran dan posisinya dalam masyarakat. Hal itu akan membuat individu tersebut dapat berperan aktif dan positif dalam kehidupan sehari-hari.
4. Setiap individu mampu menjadi anggota masyarakat yang baik sesuai nilai dan norma dari masyarakat.
5. Keutuhan masyarakat bakal terwujud dan selalu terpelihara apabila setiap anggota masyarakat memiliki berinteraksi yang baik. Interaksi yang baik adalah interaksi yang berdasarkan pada pemenuhan peran masing-masing sebagai sesama anggota masyarakat.
Agen Sosialisasi
Mengacu pada pengertian sosialisasi, sosialisasi dapat terjadi apabila memiliki perantara atau media. Perantara itu biasanya disebut sebagai agen sosialisasi. Berikut ini adalah empat agen sosisalisasi:
1. Keluarga
Media sosialisasi yang pertama kali diterima oleh setiap individu adalah keluarga. Interaksi dalam keluarga yang biasanya terdiri dari ayah, ibu, saudara, dan lain-lain merupakan tempat yang tepat untuk individu dalam mengenal dunia sekitarnya.
Contoh sosialisasi di keluarga bisa dilihat ketika makan malam bersama, ketika menonton tv bersama, hingga ketika diskusi keluarga. Orang tua cenderung menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui oleh anak-anaknya, seperti nasihat atau arahan tentang cara berperilaku di sekolah maupun di masyarakat.
2. Teman
Setelah keluarga, proses sosialisasi terjadi melalui jalinan pertemanan. Interaksi anak-anak bersama teman sebayanya dapat menjadikan proses sosialisasi. Yang mana, interaksi tersebut dapat membuat anak sekaligus temannya dapat mempelajari nilai dan norma yang baru. Contoh sosialisasi yang sering terjadi di lingkungan pertemanan seperti bermain, bercanda, bekerja sama, dan lain sebagainya.
3. Sekolah
Setelah individu mengalami pertumbuhan, ia akan dihadapkan pada tempat sosialisasi yang lebih besar yaitu lembaga pendidikan atau sekolah. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang memberikan pengaruh paling besar dalam bersosialisasi bagi semua orang.
Sekolah memiliki tempat dan lingkungan yang sangat mendukung bagi semua orang untuk belajar dan melatih keterampilan serta kemandiriannya. Selain itu, interaksi di sekolah yang sangat kuat membuat sosialisasi ini memberikan dampak yang sangat besar bagi hidup individu di masa yang akan datang.
Contoh sosialisasi yang terjadi di sekolah yaitu saat seorang guru berinteraksi dengan para siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya itu, sosialsasi juga sering terjadi ketika para siswa bertanya pada guru atau mengungkapkan pendapat tentang pelajaran di sekolah.
4. Media Massa
Media massa juga dapat menjadi tempat terjadinya proses sosialisasi. Media massa dapat memberikan informasi-informasi baru yang belum diketahui, baik itu positif ataupun negatif. Di era digital sekarang, media massa menjelma menjadi media sosial yang tersaji di dalam gawai setiap orang. Tidak dapat dipungkiri, media sosial ini akan menjadi agen sosialisasi paling berpengaruh di masa yang akan datang.
Banyaknya informasi yang tercipta, baik itu dari media massa maupun dari media sosial seperti instagram, twitter, youtube, tiktok dan lain sebagainya terbukti sangat dinikmati oleh para generasi muda dan beberapa generasi tua yang masih melek teknologi. Namun, melimpahnya berita bisa menjadi baik dan juga bisa menjadi buruk. Oleh karena itu, sangat perlu kebijaksaan dalam memanfaatkan teknologi sosial media yang sekarang sedang digandrungi masyarakat.
Proses sosialisasi
Proses sosialisasi dapat membentuk kepribadian manusia, berikut ada tiga proses sosialisasi yang perlu diketahui:
1. Internalisasi nilai-nilai
Proses penanaman dan pembiasaan nilai dan norma sosial ke dalam diri individu yang berlangsung sejak lahir hingga meninggal.
2. Enkulturasi
Proses pengembangan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah tertanam dalam diri seseorang dan menjadi kebiasaan dalam perilaku sehari-hari.
3. Pendewasaan diri
Proses ini merupakan penggabungan dari belangsungnya proses internalisasi dan enkulturasi secara terus menerus. Pendawasaan diri merupakan pembentukan kepribadian paling puncak, hal ini ditandai dengan kepribadian manusia yang sudah terwujud secara utuh. Proses ini bisa dikatakan seseorang sudah memasuki fase dewasa dan telah siap memegang tanggung jawab dan peran dalam masyarakat.
Cara-Cara Sosialisasi beserta Contohnya
Sosialisasi dapat dilakukan melalui empat cara, yakni sebagai berikut:
1. Pelaziman / Conditioning
Pelaziman merupakan cara sosialisasi yang menggunakan penghargaan (reward) atau hukuman (punishment) sebagai pembentuk perilaku individu. Hal itu dapat dilihat dari ilustrasi sebagai berikut,
‘Suatu ketika ada seorang anak mencuri mainan milik saudaranya. Sebagai upaya untuk memberikan pelajaran kepada sang anak, orang tuanya memberikan hukuman. Hukuman itu menjadi pelajaran bagi anak agar tidak mencuri lagi’.
2. Imitasi
Imitasi merupakan cara sosialisasi yang dengan meniru perilaku yang dilakukan oleh orang lain. Berikut ini adalah ilustrasi dari cara bersosialisasi menggunakan imitasi,
‘Seorang anak memiliki hobi membaca buku dengan meniru kebiasaan keseharian orang tuanya yang selalu membaca buku’.
3. Identifikasi
Identifikasi merupakan cara sosialisasi dengan meniru perilaku individu lain yang dianggap dapat menjadi panutan dalam menjalankan hidup atau biasa disebut role model. Ilustrasi terkait cara sosialisasi identifikasi yaitu
‘seorang remaja sangat mengagumi salah satu pesepak bola asal Portugal yaitu Cristiano Ronaldo. Hal itu membuat remaja tersebut termotivasi untuk mempelajari sepak bola dan kebudayaan negara Portugal secara lebih mendalam’.
4. Internalisasi
Internalisasi merupakan cara sosialisasi yang berasal dari diri atau kesadaran individu. Cara sosialisasi ini berbeda dengan cara sosialisasi yang lain, karena pada cara sosialisasi ini, individu sudah memiliki kesadaran untuk menaati nilai dan norma. Kesadaran itu muncul karena nilai dan norma tersebut telah menjadi bagian dari dirinya. Hal seperti itu bisa dilihat pada ilustrasi berikut,
‘Seorang akan bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua dari dirinya. Sikap itu ada bukan karena takut mendapatkan hukuman ataupun meniru tokoh inspiratifnya, namun individu sudah menyadari bahwa sikapnya tersebut diharapkan oleh masyarakat’.
Tahapan Sosialisasi
Tahap ke-1: Preparatory Stage
Tahapan sosialisasi yang pertama adalah persiapan (preparatory). Pada tahap ini, seorang individu akan memulai belajar untuk mengenali lingkungan tempat ia tinggal. Agen sosialisasi yang memberikan peran terbesar dalam tahap ini adalah keluarga.
Tahap ini dimulai saat anak memasuki usia batita, orang tua mulai memperkenalkan anaknya dengan bahasa sehari-hari dan mengajarkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Pada tahap ini juga, seorang anak hanya bisa meniru perkataan orang tuanya tanpa tahu makna atau maksud dibalik kata-kata yang diucapkannya tersebut.
Tahap ke-2: Play Stage
Pada tahapan kedua dari sosialisasi, seorang anak sudah mulai belajar memahami peran dan status dirinya. Seorang anak juga mulai mempelajari dan meniru peran-peran orang lain disekitarnya. Tidak hanya itu, anak juga mulai mempelajari sikap dan tindakan sesuai dengan apa yang diharapkan orang lain terhadap dirinya.
Saat berada di rumah, anak mulai tertarik untuk meniru sikap dan kebiasaan sehari-hari orang tuanya. Sementara, ketika sedang berada diluar rumah, anak sudah bisa melakukan interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya.
Tahap ke-3: Game Stage
Tahapan ketiga dari sosialisasi ini dikenal juga sebagai tahapan seorang anak yang sudah siap bertindak (game stage). Pada tahap ini, kemampuan dalam berinteraksi yang dilakukan oleh seorang anak kian meningkat. Bahkan, ia semakin mahir dalam menjalankan perannya sebagai anggota masyarakat.
Anak sudah semakin sadar terhadap nilai dan norma yang diinginkan oleh masyarakat terhadap dirinya. Kesadaran tersebut telah membaut anak untuk tidak mencoba melanggar nilai dan norma dalam budaya masyarakat.
Ketika berada di lingkungan sekolah, anak juga mulai menyadari bahwa terdapat norma berupa tata tertib atau aturan yang harus dipatuhi. Selanjutnya, anak akan cenderung berperilaku hati-hati dalam bertindak.
Tahap 4: Generalized Other
Pada tahapan terakhir sosialisasi, seorang individu bisa dikategorikan telah memasuki usia dewasa. Intensitas interaksi yang meningkat membuat individu semakin sadar akan peran, hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dalam arti yang lebih luas. Sebagai seseorang yang sudah dewasa, individu mulai memiliki sikap tenggang rasa dan toleransi terhadap sesama.