Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel dalam Sebuah Penelitian

teknik pengambilan sampel
Written by Qotrun A

Teknik pengambilan sampel akan dibutuhkan ketika Grameds tengah melakukan suatu penelitian, contohnya untuk menyusun laporan skripsi maupun disertasi.

Teknik pengambilan sampel ini berhubungan erat dengan populasi maupun sampel yang menjadi salah satu bagian paling penting dalam sebuah penelitian.

Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, maka peneliti dapat menentukan metode penelitian yang lebih sesuai atau cocok dengan kondisi serta kebutuhan penelitian di lapangan.

Pada umumnya, teknik ini akan dibutuhkan apabila Grameds melakukan penelitian kuantitatif, di mana hasil dari penelitian disampaikan dalam bentuk penghitungan matematis.

Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel cukup penting untuk menentukan hasil dari suatu penelitian. Agar tidak bingung, berikut penjelasan tentang teknik pengambilan sampel.

Pengertian Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel

Pexels.com

Secara sederhana, sampel adalah bagian dari suatu populasi penelitian yang digunakan untuk menjawab hasil dari sebuah penelitian. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah cara atau metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengambilan sampel tersebut.

Sampel dapat didefinisikan pula sebagai bagian dari jumlah serta karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Pengukuran sampel dilakukan melalui statistik atau berdasarkan pada estimasi penelitian yang bertujuan untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian dari suatu objek.

Menurut Sugiyono, pengambilan sampel tersebut perlu dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh sampel yang dapat menggambarkan keadaan populasi sebenarnya.

Sementara itu, teknik ini dapat disebut pula sebagai teknik sampling dijelaskan oleh Supardi sebagai suatu cara ataupun teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan sampel penelitian.

Sedangkan Margono berpendapat, bahwa penentuan sampel harus disesuaikan dengan ukuran sampel yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat-sifat serta penyebaran populasi, tujuannya agar sampel yang diperoleh peneliti dapat mewakili populasi atau bersifat representatif.

Teknik Pengambilan Sampel

Agar lebih paham tentang pengertian sampel dan teknik samplin, berikut definisi dari sampel dan teknik pengambilan sampel yang dijelaskan oleh para ahli.

1. Margono (2004)

Margono berpendapat bahwa teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sebagai sumber data penelitian yang sebenarnya dengan turut memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar peneliti memperoleh sampel yang representatif.

2. Teken (1965)

Menurut Teken, teknik sampling yang ideal memiliki beberapa sifat, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mampu menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang telah diteliti.
  • Mampu menemukan presisi dari hasil penelitian dengan cara menentukan simpangan baku atau standard deviation dari taksiran yang telah diperoleh.
  • Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
  • Mampu memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Tujuan dan Tahapan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel

Pexels.com

Menurut Prof. I Wayan Susila dalam materi ajar yang ia tuliskan, ada beberapa tujuan dan tahapan dalam pengambilan sampel. Pengambilan sampel bertujuan untuk membantu peneliti agar mampu mengatasi keterbatasan yang dapat dijumpai oleh peneliti di lapangan, seperti berikut ini.

  1. Jika populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas, sehingga taik mungkin bagi peneliti untuk melakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
  2. Adanya kendala dalam hal keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
  3. Adanya asumsi awal dari peneliti bahwa keseluruhan dalam populasi bersifat seragam dan dapat diwakili oleh beberapa sampel yang akan diambil oleh peneliti.

Dalam melakukan pengambilan sampel, ada sistematika atau tahapan-tahapan yang harus diikuti oleh peneliti dengan cermat. Dengan mengikuti tahapan dan sistematika tersebut akan akan membantu peneliti untuk menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan. Berikut adalah tahapan pengambilan data.

  1. Definisikan populasi yang akan diamati.
  2. Menentukan kerangka-kerangka sampel serta mengumpulkan seluruh peristiwa yang bisa terjadi.
  3. Menentukan teknik maupun metode pengambilan sampel yang tepat dan sesuai.
  4. Melakukan pengambilan sampel atau pengumpulan data.
  5. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling.

Ragam Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel

Pexels.com

Salah satu tahapan dalam pengambilan sampel adalah menentukan teknik pengambilan yang tepat dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Perlu Grameds ketahui bahwa ada beberapa jenis teknik sampling. Jenis-jenis teknik pengambilan sampel ini dapat digunakan oleh Grameds bergantung pada jenis penelitian yang dipilih.

Meskipun begitu, secara garis besar teknik sampling terbagi menjadi dua yaitu probability sampling atau random sampel, yaitu teknik dengan acak dan non probability sampling atau non random sampel yaitu teknik yang tidak acak.

Masing-masing dari jenis teknik sampling tersebut, memiliki macam-macamnya yang lain seperti cluster sampling, purposive sampling, snowball sampling dan lain sebagainya.

Teknik Pengambilan Sampel

Agar lebih jelas, berikut penjelasan dari jenis-jenis teknik pengambilan sampel.

1. Teknik Pengambilan Sampel Probability Sampling

Probability sampling adalah jenis dalam teknik sampling yang melakukan pengambilan sampelnya dengan random atau secara acak.

Metode pengambilan sampel ini memberikan seluruh anggota populasi kemungkinan atau probability atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel terpilih.

Teknik probability sampling digunakan untuk populasi yang besaran anggotanya dapat ditentukan lebih dulu oleh peneliti.

Metode ini menggunakan analisis statistik untuk membantu penentuan sampel terpilih. Ada beberapa model maupun jenis lain dari teknik pengambilan sampel probability sampling. Berikut penjelasannya.

a. Simple random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana

Jenis teknik pengambilan sampel probability sampel yang pertama adalah dengan cara sederhana dan acak seperti melakukan pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan yang acak.

Kelebihan dari teknik ini adalah untuk mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada anggota populasi tertentu serta peneliti dapat mengetahui adanya kesalahan baku atau standar error yang ada pada penelitian.

Sedangkan kelemahan dari teknik metode ini adalah rendahnya jaminan menguasai sampel yang terpilih karena bersifat representatif atau dapat mewakili populasi yang dituju.

Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana:

Dibutuhkan kira-kira 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah 90 orang. Peneliti perlu lebih dulu membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama dari 90 populasi tersebut.

Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih sebagai sampel akan dikembalikan lagi, sehingga populasi tetap utuh berjumlah 90 orang.

Mengembalikan sampel terpilih tersebut, akan memungkinkan responden berikutnya tetap sama dengan responden yang telah dipilih pertama kali. Hal ini perlu dilakukan oleh peneliti secara terus menerus hingga jumlah 15 sampel terpenuhi semuanya.

Ada beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti untuk memilih sampel dengan menggunakan metode ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Menyiapkan kerangka sampel penelitian
  • Menyiapkan tabel angka random
  • Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan oleh peneliti

b. Systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis

Pengambilan sampel dengan teknik ini menetapkan sampel awal secara acak, lalu sampel selanjutnya dapat dipilih secara sistematis berdasarkan pada pola tertentu. Pola umum dari teknik ini ialah dengan cara mengambil bilangan kelipatan dari jumlah anggota populasi dengan jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti.

Contohnya, peneliti mengambil sampel dari populasi dengan jumlah 40 orang yang akan masuk ke suatu ruangan. Setiap orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut diberi urutan dan orang dengan urutan kelipatan 4 akan diambil sebagai sampel.

Artinya orang ke -4, 8, 12, 16 dan seterusnya akan dijadikan sebagai sampel penelitian hingga mencapai 40 populasi.

Kelebihan dari teknik pengambilan sampel ini adalah cepat dan mudah pelaksanaannya dibandingkan cara lain. Cara ini juga dapat memudahkan peneliti karena memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel di lapangan tanpa harus menggunakan kerangka sampel tertentu.

Kekurangan dari teknik ini adalah peneliti tidak dapat memprediksi variasi dari populasi apabila urutan yang dilakukan tidak sepenuhnya acak.

Selain itu, apabila populasi memiliki pengulangan karakteristik yang relatif tetap, maka sampel yang diambil akan cenderung sama atau bersifat seragam.

Teknik Pengambilan Sampel

Berikut beberapa langkah-langkah untuk mengambil sampel dengan metode ini.

  • Menentukan populasi serta menyusun sampling frame
  • Menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan metodologis
  • Menentukan kelas interval atau K
  • Menentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval dengan acak
  • Peneliti dapat mulai mengambil sampel dimulai dari angka maupun nomor awal yang telah terpilih dan nomor interval berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel

c. Stratified random sampling atau pengambilan sampel acak berstrata

Teknik pengambilan sampel acak berstrata dilakukan dengan penentuan sampel penelitian yang mengelompokkan anggota populasi dalam kelompok tingkatan tertentu, seperti tingkat rendah, sedang hingga tinggi.

Contohnya penelitian masyarakat pada partisipasi pemilihan umum yang telah dikelompokan berdasarkan usia pemilih.

Tingkatan dari kelompok tersebut akan ditentukan oleh peneliti dari usia yang paling rendah ke tinggi atau sebaliknya.

Berikut langkah-langkah mengambil sampel dengan metode ini.

  • Menentukan populasi serta daftar anggota populasi
  • Membagi populasi sesuai dengan strata yang dikehendaki oleh peneliti
  • Menentukan jumlah sampel dalam setiap strata
  • Memilih sampel dari setiap strata dengan acak.

d. Cluster random sampling atau pengambilan sampel acak berdasar area atau wilayahnya

Teknik pengambilan sampel ini dapat menentukan sampel berdasarkan kelompok wilayah dari anggota populasi penelitian. Dengan teknik ini, subjek dari penelitian akan dikelompokan sesuai dengan area atau tempat domisili anggota populasi.

Tujuannya adalah untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian yang berbeda dalam suatu wilayah tertentu. Contohnya ketika peneliti ingin mengetahui tingkat partisipasi masyarakat kota Yogyakarta pada program pemerintah daerah.

Peneliti akan menentukan sampel dari wilayah yang tersebar di kota Yogyakarta baik itu pada tingkat dusun, desa maupun kecamatan.

Berikut langkah-langkah mengambil sampel dengan menggunakan metode ini.

  • Menentukan populasi warga Yogyakarta yang akan diteliti
  • Menentukan berapa jumlah warga Yogyakarta maupun kelompok individu yang akan diambil sebagai sampel
  • Memilih warga Yogyakarta sampel dengan acak
  • Meneliti setiap individu warga Yogyakarta sampel sebagai sampel penelitian

2. Teknik Pengambilan Sampel Non Probability Sampling

Teknik non probability adalah kebalikan dari teknik probability sampling. Teknik ini melakukan pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur maupun anggota populasi yang dipilih menjadi sampel.

Menurut Supardi, teknik non probability sampling sesuai jika dipilih untuk populasi sampel yang sifatnya infinit atau besaran anggota populasinya belum atau bahkan tidak dapat ditentukan lebih dulu sebelumnya.

Ada empat macam dari jenis teknik non probability sampling, berikut penjelasannya.

a. Purposive sampling

Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti tentang sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat serta dianggap mampu mewakili suatu populasi atau bersifat representatif.

Teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih tinggi kualitas sampelnya. Sebab peneliti telah membuat kisi maupun batas berdasarkan dengan kriteria tertentu yang telah dijadikan sebagai sampel penelitian.

Contohnya seperti didasarkan pada ciri gender, demografi, jenis pekerjaan, umur dan lainnya. Teknik ini termasuk teknik pengambilan sampel yang cukup sering digunakan dalam suatu penelitian.

Kelebihan dari teknik ini adalah tujuan dari penelitian dapat dengan mudah terpenuhi, sampel dapat bersifat lebih relevan dengan desain penelitian serta teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih mudah untuk dilaksanakan.

Sedangkan kekurangan dari teknik ini sama seperti teknik pengambilan sampel secara acak, yaitu tidak ada jaminan bahwa sampel dapat mewakili populasi yang telah ditentukan.

b. Snowball sampling

Snowball sampling atau biasa dikenal pula dengan teknik pengambilan sampel bola salju. Teknik ini menentukan sampel sesuai dengan wawancara dengan sampel sebelumnya atau dengan cara korespondensi.

Melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik ini, artinya peneliti dapat meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya dilakukan secara terus menerus hingga akhirnya seluruh kebutuhan sampel penelitian terpenuhi.

Teknik pengambilan sampel dengan metode snowball sampling sangat cocok digunakan untuk penelitian tentang hal-hal yang sifatnya cukup sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi dari para respondennya.

Contohnya seperti penelitian tentang penyintas kekerasan seksual, penderita HIV, kelompok waria dan kelompok khusus lainnya.

c. Accidental sampling

Sesuai dengan namanya, teknik pengambilan sampel accidental sampling dapat menentukan sampel secara tidak sengaja atau accidental. Peneliti akan mengambil sampel pada orang yang kebetulan ditemui pada saat itu.

Contohnya penelitian dilakukan pada populasi pelanggan toko A, maka peneliti cukup menunggu di depan toko A lalu menetapkan sampel pada siapapun yang melakukan transaksi jual beli di toko A tanpa melihat gender, umur, profesi dan lain sebagainya.

d. Quota sampling

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara menentukan kuota atau jumlah dari sampel penelitian lebih dulu. Prinsip dari penentuannya sama dengan accidental sampling. Akan tetapi peneliti perlu menetapkan lebih dulu jumlah sampel yang akan diperlukan.

Contohnya peneliti menetapkan penelitian akan dilakukan setiap hari selama satu minggu dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang.

Maka jika peneliti pada hari tersebut telah memenuhi kuota yaitu memperoleh 100 sampel maka, tugas peneliti untuk mencari sampel penelitian pun selesai.

Kelebihan dari menggunakan teknik ini dalam pengambilan sampel adalah sifatnya lebih praktis, karena sampel penelitian telah diketahui sebelumnya. Sedangkan kekurangan dari teknik adalah bias penelitian yang cenderung cukup tinggi dapat terjadi.

Teknik Pengambilan Sampel

Agar proses pengambilan sampel berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan peneliti, maka Grameds perlu memilih teknik yang tepat.

Dalam menentukan teknik pengambilan sampel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

  • Mendefinisikan populasi yang akan diamati
  • Menentukan kerangka sampel serta mengumpulkan seluruh peristiwa yang memungkinkan
  • Menentukan teknik maupun metode sampling yang tepat
  • Melakukan pengumpulan data
  • Melakukan pemeriksaan ulang.

Itulah penjelasan tentang teknik pengambilan sampel. Apabila Grameds ingin mengetahui metode penelitian lainnya, sebagai #SahabatTanpaBatas gramedia.com menyediakan buku-buku tentang metode penelitian sesuai dengan kebutuhan Grameds agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

  1. Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya
  2. 5 Jenis-Jenis Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, sampai Campuran
  3. Pengertian Penelitian Pengembangan, Fungsi & Cirinya
  4. Klasifikasi Jenis-Jenis Metode Penelitian yang Sering Dipakai
  5. Penelitian Eksperimen: Pengertian, Karakteristik, Subjek, Prosedur, Kelebihan dan Kekurangannya
  6. Penelitian Kualitatif: Pengertian, Ciri-Ciri, Tujuan, Jenis, dan Prosedurnya

About the author

Qotrun A