Contoh Kata Kerja – Ketika hendak menyusun sistematika kalimat yang benar, ada baiknya Grameds perlu memperhatikan kategori kata yang hendak digunakan. Apakah termasuk pada kategori kata kerja, kata sifat, kata benda, atau kata keterangan. Bahkan jika dalam cabang linguistik morfologi, pembahasan mengenai kata kerja ini memiliki bab tersendiri sebab berkaitan dengan proses afiksasi.
Kata kerja atau biasa disebut juga dengan istilah verba ini adalah kategori kata yang menggambarkan proses kegiatan. Sayangnya, banyak orang belum dapat membedakan antara mana kata kerja dan mana kata benda. Lalu, apa saja ya contoh dari kata kerja yang biasa digunakan di dalam penulisan itu? Apa saja jenis-jenis dari kata kerja atau verba ini? Bagaimana pula proses afiksasi pada kata kerja atau verba ini jika dalam kajian morfologi? Nah, supaya Grameds memahami akan hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
70 Contoh Kata Kerja
- Menyiram
- Mengunyah
- Menyapu
- Mengukus
- Memikul
- Menganyam
- Mengiris
- Mencatat
- Menenun
- Memangkas
- Menggergaji
- Mengasah
- Menebang
- Membakar
- Melukis
- Memancing
- Menjahit
- Mengecat
- Merangkul
- Melambai
- Mengalungkan
- Membuang
- Menghirup
- Melintasi
- Membilas
- Menggosok
- Mengunyah
- Menyembur
- Menghisap
- Membaca
- Melempar
- Menangkap
- Menarik
- Mendorong
- Mendongak
- Melompat
- Menanam
- Menembak
- Memecahkan
- Membelai
- Menuntun
- Menyelam
- Menebar
- Memeriksa
- Menggigit
- Mengangguk
- Mengantri
- Menunduk
- Menampar
- Mencabut
- Bersedekah
- Bersahutan
- Berkebaya
- Bersandiwara
- Bersaksi
- Bersekongkol
- Berselancar
- Berselisih
- Bersembunyi
- Bersentuhan
- Berseragam
- Bersiaga
- Berdandan
- Bertamu
- Bertaruh
- Tersentuh
- Tersengat
- Tersenggol
- Tersentil
- Terantuk
Memahami Apa Itu Kata Kerja
Jika melihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “kata kerja” ini memiliki definisi yang sama dengan verba, yakni ‘kategori kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan’. Istilah “verba” itu biasanya digunakan dalam kajian linguistik. Kata kerja atau verba ini sebenarnya berasal dari Bahasa Latin yakni ‘verbum’, yang memiliki definisi serupa yakni ‘kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.’
Kata kerja ini disebut demikian sebab kata-katanya menyatakan sebuah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh gerak badan manusia. Namun, kata kerja tidak hanya sebatas pada tindakan yang dilakukan oleh gerak badan manusia saja, tetapi juga untuk menyatakan perbuatan, tindakan, proses, gerak, keadaan, dan terjadinya sesuatu hal. Menurut Ramlan (dalam Oktari, 2020), verba adalah kata yang menyatakan tindakan dan cenderung menempati fungsi predikat (P) dalam sintaksis kalimat. Tidak hanya itu saja, Keraf juga turut mengemukakan bahwa verba jika di dalam Bahasa Indonesia merupakan segala macam kata yang dapat diperluas dengan kelompok kata sifat.
Kelas kata verba ini memiliki frekuensi paling tinggi pemakaiannya dalam suatu kalimat. Bahkan tak jarang bahwa kata kerja atau verba ini juga memiliki pengaruh besar terhadap penyusunan kalimat. Perubahan struktur pada kalimat sebagian besar ditentukan oleh perubahan bentuk pada kata kerja ini. Menurut Harimurti Kridalaksana (1993), verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat dan memiliki ciri-ciri morfologis, mulai dari kata, aspek, pesona, dan jumlahnya.
Ciri-Ciri Kata Kerja
- Memiliki makna perbuatan, kegiatan, atau tindakan yang dilakukan oleh gerak tubuh makhluk hidup.
- Memiliki makna proses.
- Dapat bermakna keadaan.
- Biasanya diikuti oleh kata benda, kata sifat, maupun kata keterangan.
- Seringkali dapat dibentuk menggunakan imbuhan me-, di, ber-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an, memper-an, dan memper-i.
- Jika di dalam kalimat utuh, biasanya akan “bertugas” sebagai predikat (P_.
- Dapat didahului oleh kata pernyataan waktu, misalnya: telah, sedang, akan, hampir, dan segera.
- Tidak dapat digabungkan dengan kata yang bermakna kesangatan. Misal: sangat pergi, sangat makan.
Fungsi Kata Kerja Dalam Sebuah Kalimat
Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa kata kerja atau verba ini kebanyakan dapat berfungsi sebagai predikat (P) dalam sintaksis kalimat. Namun ternyata, kata kerja atau verba juga dapat berfungsi sebagai subjek, objek, maupun pelengkap juga lho… Perlu dipahami bahwa penggunaan kata kerja atau verba ini harus tetap disesuaikan dengan konteks kalimat ya…
1. Kata Kerja Sebagai Predikat
Kata kerja dapat berfungsi sebagai predikat atau inti dari kalimat tersebut. Contoh kalimat dapat berupa:
- Ayah dan Ibu berangkulan di hari ulang tahun pernikahan mereka.
- Kirino menendang bola sepak itu dengan hati-hati.
- Felix mendengarkan lagu terbaru dari Stray Kids.
2. Kata Kerja Sebagai Subjek
Meskipun rata-rata kalimat itu akan menggunakan kata benda sebagai subjeknya, tetapi ternyata kata kerja atau verba ini juga dapat bertindak sebagai subjek dalam sebuah susunan kalimat lho… Nah, berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Melukis adalah kegiatan sehari-hariku.
- Minum obat secara rutin dapat menyembuhkan sakit.
- Berjemur di bawah sinar matahari mampu menyehatkan tubuh.
3. Kata Kerja Sebagai Objek
Sama halnya dengan subjek, objek dalam sebuah susunan kalimat biasanya akan diisi oleh kata benda. Namun ternyata, kata kerja atau verba juga dapat bertindak sebagai objek. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Adik mencoba merawat anak kucing tersebut.
- Pak Ariel mengajarkan melukis kepada para anak-anak jalanan itu.
- Riko memikirkan pindah rumahnya besok lusa.
4. Kata Kerja Sebagai Pelengkap
Dalam susunan kalimat, tidak hanya sekadar subjek, predikat, dan objek saja. Namun, masih terdapat pelengkap yang bertugas melengkapi kalimat supaya lebih jelas maknanya. Nah, keberadaan kata kerja atau verba juga dapat bertindak sebagai pelengkap dalam sebuah susunan kalimat. Berikut ini adalah contohnya:
- Key sudah berhenti menipu.
Jenis-Jenis Kata Kerja
Berdasarkan Bentuknya
1. Kata Kerja Dasar
Kata kerja dasar bebas adalah kata kerja atau verba yang telah mengalami proses pembentukan kata alias morfologis. Nah, kata kerja dasar ini terbagi lagi menjadi dua jenis yakni kata dasar bebas dan kata dasar terikat.
a) Kata Kerja Dasar Bebas
Yakni kata kerja yang sudah memiliki fungsi secara gramatikal tanpa harus ditambahi oleh imbuhan. Contoh: jalan, lari, lompat, makan, mandi, tangis, lukis, gunting, iris, dan lainnya.
b) Kata Kerja Dasar Terikat
Yakni kata kerja yang hanya akan memiliki fungsi secara gramatikal apabila telah ditambahkan imbuhan terlebih dahulu. Imbuhan tersebut dapat berupa awalan meng-, ber, atau ter-; dan akhiran -kan, atau -i. Contoh: juang-berjuang, gergaji, menggergaji, dan lainnya.
2. Kata Kerja Turunan
Kata kerja turunan adalah sebuah kata kerja atau verba yang telah mengalami proses afiksasi, reduplikasi, atau gabungan proses lainnya. Biasanya dalam kata kerja turunan ini akan menggunakan kata benda atau kata sifat terlebih dahulu kemudian setelah mengalami salah satu proses tersebut, hasilnya akan membentuk kata kerja.
Berdasarkan Keberadaan Objeknya
Dalam hal ini, nantinya jenis kata kerja bergantung pada beberapa faktor yakni:
- Adanya objek yang ada di dalam kalimat aktif.
- Fungsi objek pada kalimat aktif tersebut sehingga dapat berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.
1. Kata Kerja Transitif
Kata kerja transitif adalah sebuah kata kerja yang memerlukan adanya objek atau pelengkap untuk melengkapi susunan kalimat aktif. Nantinya, unsur objek tidak hanya dapat berupa kata benda (nomina) saja, tetapi juga dapat berupa frasa nominal. Apabila unsur objek dalam sebuah kalimat hendak diubah menjadi subjek, maka kalimat akan berubah menjadi kalimat pasif. Berikut adalah contohnya:
- Makan
Kalimat aktif: Kami makan nasi goreng itu tadi pagi.
Kalimat pasif: Tadi pagi kami makan nasi goreng itu.
- Menjatuhi
Kalimat aktif: Hakim menjatuhi pembunuh bayaran itu hukuman mati.
Kalimat pasif: Pembunuh bayaran itu dijatuhi hukuman mati oleh Hakim.
- Mencangkul
Kalimat aktif: Petani mencangkul sawah setiap hari.
Kalimat pasif: Setiap hari sawah dicangkul (oleh) petani.
2. Kata Kerja Intransitif
Kata kerja intransitif adalah kata kerja atau verba yang tidak membutuhkan adanya objek atau pelengkap dalam susunan kalimatnya.
Mengenal Apa Itu Afiksasi Dalam Pembentukan Verba
Jika melihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), proses afiksasi atau pengafiksasian ini adalah proses atau hasil penambahan afiks baik itu berupa prefiks, infiks, konfiks, maupun sufiks pada kata dasar. Berhubung afiksasi ini berkenaan dengan pembentukan verba, maka penambahan afiks akan diberikan pada kata dasar verba. Dalam proses pembentukan verba ini, afiks-afiksnya dapat berupa:
- Prefiks ber-
- Prefiks di-
- Prefiks ter-
- Prefiks ke-
- Prefiks ke-an
- Konfiks per-an
- Konfiks ber-an
- Konfiks per-i
- Sufiks -kan
- Sufiks -i
1. Verba Berprefiks ber-
Makna gramatikal kata kerja yang menggunakan prefiks ber-, yakni menyatakan:
- Mempunyai
- Memakai atau menggunakan
- Mengendarai atau menumpang
- Mengeluarkan atau menghasilkan
- Mengalami atau berada dalam suatu keadaan
- Kumpulan atau kelompok
- Memberi
a) Verba Berprefiks ber- yang Bermakna Gramatikal ‘Mempunyai’
Jika bentuk kata kerja dasar ditambahkan oleh prefiks atau awalan ber- maka dapat bermakna mempunyai (dasar) atau ada (dasar). Contoh:
- berayah ‘mempunyai ayah’
- bermesin ‘ada mesinnya’
- berkewajiban ‘mempunyai kewajiban’
b) Verba Berprefiks ber- yang Bermakna Gramatikal ‘Memakai’ atau ‘Mengenakan’
Jika bentuk kata kerja dasar ditambahkan oleh prefiks atau awalan ber- maka dapat bermakna memakai atau mengenakan. Berikut contohnya:
- berkebaya ‘mengenakan kebaya’
- berpita ‘mengenakan pita’
- berjaket kulit ‘mengenakan jaket kulit’
c) Verba Berprefiks ber- yang Bermakna Gramatikal ‘Mengendarai’ atau ‘Menumpang’
Jika bentuk kata kerja dasar ditambahkan oleh prefiks atau awalan ber- maka dapat bermakna mengendarai atau menumpang. Berikut contohnya:
- bersepeda ‘mengendarai sepeda’
- berkuda ‘naik kuda’
- berkereta ‘menumpang kereta’
d) Verba Berprefiks ber- yang Bermakna Gramatikal ‘Mengeluarkan’ atau ‘Menghasilkan’
Jika bentuk kata kerja dasar ditambahkan oleh prefiks atau awalan ber- maka dapat bermakna mengeluarkan atau menghasilkan. Berikut contohnya:
- bernanah ‘mengeluarkan nanah’
- berdarah ‘mengeluarkan darah’
- berproduksi ‘menghasilkan produksi’
e) Verba Berprefiks ber- yang Bermakna Gramatikal ‘Mengalami’ atau ‘Berada dalam Suatu Keadaan’
Jika bentuk kata dasar ditambahkan oleh prefiks atau awalan ber- maka dapat bermakna mengalami atau berada dalam suatu keadaan. Dalam hal ini, kata kerja dapat berupa kata sifat yang mana nantinya dapat berubah menjadi kata kerja, sebab telah diberikan prefiks. Berikut contohnya:
- bergembira ‘dalam keadaan gembira’
- bersedih ‘mengalami kesedihan’ atau ‘dalam keadaan sedih’
- bersenang-senang ‘dalam keadaan senang’
2. Verba Sufiks -kan
Dalam prosesnya, sufiks atau akhiran -kan jika ditambahkan pada kata dasar maka kalimatnya dapat menjadi kalimat imperatif dan kalimat pasif. Dalam penggunaan sufiks ini, makna gramatikalnya akan berupa:
- Jadikan
- Lakukan untuk orang lain.
- Lakukan akan.
- Bawa masuk ke.
- Jadikan berada di.
a) Verba Sufiks -kan yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Jadikan’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan sufiks atau akhiran -kan, maka dapat memiliki makna berupa ‘jadikan’. Berikut contohnya:
- tenangkan ‘jadikan tenang’
- satukan ‘jadikan satu’
- putuskan ‘jadikan putus’
b) Verba Sufiks -kan yang Memiliki Makna Gramatika ‘Jadikan Berada Di’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan sufiks atau akhiran -kan, maka dapat memiliki makna berupa ‘jadikan berada di’. Berikut contohnya:
- pinggirkan ‘jadikan berada di pinggir’
- daratkan ‘jadikan berada di darat’
- gudangkan ‘jadikan berada di gudang’
c) Verba Sufiks -kan yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Lakukan Untuk Orang Lain’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan sufiks atau akhiran -kan, maka dapat memiliki makna berupa ‘lakukan untuk orang lain’. Berikut contohnya:
- bukakan ‘lakukan buka untuk orang lain’
- bawakan ‘lakukan bawa untuk orang lain’
- bacakan ‘lakukan baca untuk orang lain’
d) Verba Sufiks -kan yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Bawa Masuk Ke’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan sufiks atau akhiran -kan, maka dapat memiliki makna berupa ‘bawa masuk ke’. Berikut contohnya:
- asramakan ‘bawa masuk ke asrama’
- rumahkan ‘bawa masuk ke rumah’
3. Verba Sufiks -i
Suatu kata kerja dasar yang memiliki akhiran atau sufiks -i, maka nantinya akan memiliki makna gramatikal berupa:
- berulang kali
- tempat
- merasa sesuatu pada
- lakukan pada
- sebab atau jadikan
a) Verba Sufiks -i yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Berulang Kali’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan sufiks atau akhiran -i, maka dapat memiliki makna berupa ‘berulang kali’. Berikut contohnya:
- pukuli ‘pekerjaan pukul yang dilakukan secara berulang kali’
- lempari ‘pekerjaan lempar yang dilakukan secara berulang kali’
- tendangi ‘pekerjaan tendang yang dilakukan secara berulang kali’
b) Verba Sufiks -i yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Memberi’ atau ‘Membubuhi’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan sufiks atau akhiran -i, maka dapat memiliki makna berupa memberi atau membubuhi. Berikut contohnya:
- garami ‘memberi garam pada’
- danai ‘memberi dana pada’
- nasihati ‘memberi nasihat pada’
4. Verba Berprefiks per-
Suatu kata kerja dasar yang diberikan prefiks atau awalan per-, nantinya akan memiliki makna berupa:
- jadikan lebih
- anggap sebagai
- bagi
a) Verba Berprefiks per- yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Jadikan Lebih’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan prefiks atau awalan per-, maka dapat memiliki makna berupa jadikan lebih. Berikut contohnya:
- perlebar ‘jadikan lebih lebar’
- perluas ‘jadikan lebih luas’
- perlambat ‘jadikan lebih lambat’
b) Verba Berprefiks per- yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Anggap Sebagai’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan prefiks atau awalan per-, maka dapat memiliki makna berupa anggap sebagai. Berikut contohnya:
- perbudak ‘anggap sebagai budak’
- peristri ‘anggap sebagai istri’
- peranak ‘anggap sebagai anak’
c) Verba Berprefiks per- yang Memiliki Makna Gramatikal ‘Bagi’
Jika bentuk kata kerja dasar diberikan prefiks atau awalan per-, maka dapat memiliki makna berupa bagi. Berikut contohnya:
- perdua ‘bagi dua’
- perdelapan ‘bagi delapan’
- perseratus ‘bagi seratus’
Nah, itulah ulasan mengenai apa saja contoh dari kata kerja dan bagaimana bentuk afiksasi atau pemberian imbuhan dalam kata kerja. Apakah Grameds sering menjadikan kata kerja sebagai predikat ketika tengah menulis sebuah kalimat?
Rekomendasi Buku dan Artikel Terkait
Sumber:
Chaer, Abdul. (2015). MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (Pendekatan Proses). Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Baca Juga!
- Pengertian Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif
- Cara Menulis Kata ‘Di‘ yang Benar
- Pengertian Kata Serapan dan Syarat Terjadinya
- Mengenal Tata Aturan Penggunaan Kata Ke yang Benar
- Arti Kata Anti Mainstream dan Contoh Penggunaannya
- Pengertian Kata Depan dan Contohhnya
- 9 Kata di Internet yang Sering Salah Diucapkan
- Pengertian dan Struktur Makalah
- 3 Perbedaan Paper dan Makalah, Apa Saja Ya?