Lagu Daerah dari Jawa Tengah – Halo sobat grameds, sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, orang Indonesia sudah mengenal berbagai macam lagu Indonesia. Namun lama kelamaan lagu-lagu tersebut sering terlupakan karena pengaruh waktu dan semakin jarang terdengar. Lagu daerah provinsi Jawa Tengah khususnya, sebagai provinsi yang dikenal sangat produktif dan kaya akan lagu daerah yang patut ditiru.
Setiap daerah di Indonesia pada umumnya memiliki budaya yang unik. Oleh karena itu, Indonesia juga dikenal dengan keragaman budayanya. Salah satu provinsi yang memiliki banyak keunikan budaya adalah Provinsi Jawa Tengah.
Artikel ini akan menjelaskan daftar lagu daerah Jawa Tengah beserta lirik dan maknanya. Mungkin sebagian dari anda pernah mendengar nama lagu daerah Jawa Tengah namun belum mengetahui lirik lengkapnya atau mungkin Anda sudah tahu nama lengkap dan liriknya, tetapi Anda tidak yakin apa arti dari salah satu lagu daerah Jawa Tengah itu. Jadi semua informasi yang diberikan dalam artikel ini akan sangat membantu Anda.
Daftar Isi
Lagu Daerah Jawa Tengah
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman. Mulai dari suku, budaya, flora, fauna dan lainnya. Meskipun terdapat banyak perbedaan di negara Indonesia, namun karena itu, masyarakat Indonesia dapat bersatu dan saling menghormati.
Salah satu kekayaan ciri khas Indonesia yang masih diwariskan dari generasi ke generasi adalah nyanyian daerah. Setiap daerah memiliki ragam lagu daerahnya masing-masing.
Seperti halnya di Jawa Tengah, ada beberapa lagu daerah, keberadaan lagu daerah di Jawa Tengah juga bisa dijadikan identitas.
Sebagai orang Jawa, siapa di sini yang tidak pernah mendengar lagu Gundul Gundul Pacul, atau memainkan permainan jamur tradisional, atau menyanyikan lagu Gambang Suling di kelas seni suara daerah di sekolah dasar?
Seperti yang Anda ingat, lagu-lagu di atas adalah lagu-lagu daerah Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari kehidupan masa kecil orang Jawa.
Namun tentu saja seni musik Jawa Tengah masih terlalu luas jika diekspresikan hanya dalam tiga macam lagu. Nah, berikut ini setidaknya akan kita ulas beberapa lagu daerah Jawa Tengah terpopuler, sekaligus menganalisis makna di balik beberapa lirik dalam lagu tersebut.
1. Lagu “Gundul-Gundul Pacul”
Lirik:
Gundul-gundul pacul cul
gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul
gembelengan…
Wakul ngglimpang segane
dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane
dadi sak ratan…
Makna Lagu “Gundul-Gundul Pacul”
Siapa yang tidak tahu lagu ini? Karena lagu Gundul-Gundul Pacul merupakan salah satu lagu tradisional terpopuler di Indonesia. Meski tergolong sangat kuno, keberadaannya tak hanya ramah pada orang tua tetapi juga remaja dan anak-anak.
Pada awal kemunculannya, diketahui pencipta lagu Gundul-Gundul Pacul bernama R.C. Hardjosubroto. Namun seiring berjalannya waktu, banyak perdebatan tentang penciptanya, dengan beberapa pengamat mengklaim bahwa penciptanya adalah Sunan Kalijaga.
Makna lagu Gundul Pacul bercerita tentang seorang Kepala/Pemimpin Adat/Raja yang memerintah secara otoriter, otoriter dan tidak mempedulikan rakyatnya, sehingga tugas yang dipikulnya tidak terlaksana.
Meski tergolong lagu anak-anak, lagu ini sepertinya memiliki makna filosofis yang dalam. Secara filosofis, Gundul-Gundul Pacul berbicara tentang kehormatan, kepemimpinan, dan tanggung jawab.
Gundul adalah kepala botak tanpa rambut. Kepala melambangkan kehormatan, sedangkan rambut melambangkan mahkota dan keindahan kepala. Dalam lagu ini, kata botak berarti kehormatan tidak memakai mahkota.
Cangkul atau pacul adalah alat bertani yang melambangkan rakyat kecil, terutama petani. Orang-Orang Jawa Tengah mengatakan bahwa beliung adalah papat kang ucul (empat pengecut), dapat dipahami bahwa kehormatan seseorang sangat tergantung pada bagaimana seseorang menggunakan empat indera: mata, hidung, telinga dan mulut.
2. Lagu “Gambang Suling”
Lirik:
Gambang suling
ngumandang swarane..
Tulat-tulit
kepenak unine..
u.. ..nine mung nrennyuh akhe..
Bhareng lan kentrung
ketipung suling
Shigrak kendhangane..
Makna Lagu “Gambang Suling”
Diketahui bahwa pencipta lagu ini adalah seorang dalang terkenal bernama Ki Narto Sabdo. Lagu ini cukup lama dan sangat populer. Padahal, kebanyakan anak-anak di Jawa Tengah dulu selalu menyanyikan lagu ini sebelum memulai permainan.
3. Lagu “Lir Ilir”
Lirik:
Lir-ilir, lir-ilir
tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo
tak senggo temanten anyar…
Cah angon-cah angon
penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno
kanggo mbasuh dodotiro…
Dodotiro-dodotiro
kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono
kanggo sebo mengko sore..
Mumpung padhang rembulane
mumpung jembar kalangane
Yo surako
surak hiyo…
Makna Lagu “Lir Ilir”
Lagu Jawa Tengah berikutnya, yaitu Lir-Ilir juga tak kalah populer. Lagu “Lir Ilir menurut banyak pendapat yang diverifikasi, penulis lagu Lir-Ilir adalah Sunan Kalijaga.
Lagu ini digunakan sebagai wahana dakwah pada masa kejayaan Walisongo, khususnya di Jawa Tengah dan Pulau Jawa. Makna lagu Lir-Ilir adalah ajakan dan nasehat kepada seluruh umat manusia untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.
Tidak berhenti sampai disitu, pesan moral lagu Lir-Ilir juga mengajak kita untuk tetap semangat, bersyukur, sabar dan bertawakal kepada Allah SWT, apapun yang didapat dan apa adanya kita perjuangkan.
Selanjutnya beliau juga mengajak kita untuk tidak bermalas-malasan, dan mendorong kita untuk segera pulih dari segala kesengsaraan, kesulitan hidup, dan takdir yang tidak diinginkan, dengan cara yang tidak bertentangan dengan ajaran ajaran Islam.
4. Lagu “Jenang Gulo”
Lirik:
Jenang gulo,
kowe ojo lali marang aku iki yo kang mas
Nalikane nandang susah sopho sing ngancani,
Dhek semono aku tetep setyo serta tetep tresno yo,
kang mas
Durung nate gawe ghelo lan gawe kuciwo
Ning saiki bareng mukti kowe kok njur malah lali marang aku
Sithik-sithik mesti nesu terus ngajak padu
Jo ngono … jo ngono …
Opo kowe pancen ra kelingan jamane dek biyen yo kang mas
Kowe janji bungah susah padha dilakoni…
Makna Lagu “Jenang Gulo”
Lagu tradisional Jawa Tengah berikutnya berjudul Jenang Gulo yang diciptakan oleh Andjar Any. Menurut saya, makna dari lagu ini cukup pedih, yaitu tentang hancurnya hubungan pernikahan karena status.
Makna Lagu Jenang Gulo bercerita tentang seorang istri dan suami yang setia satu sama lain, bahkan di masa-masa sulit dia selalu bersama tanpa penyesalan atau apa pun. Namun, ketika sang suami sukses, ia sering memarahi istrinya, dan seringkali sang istri menjadi egois, sombong, dan kasar.
5. Lagu “Jangkrik Genggong”
Lirik:
Kendal kaline wungu
Ajar kenal karo aku
Lelene mati digepuk
Gepuk nganggo walesane
Suwe ora petuk
Ati sido remuk
Kepetuk mung suwarane
E..ya..e..ya..e..
E..ya..e..yae yae yae
Jangkrik genggong
Jangkrik genggong
Luwih becik omong kosong
Semarang kaline banjir
Jo semelang rak dipikir
Jangkrik upo sobo ning tonggo
Melumpat ning tengah jogan
Wis watake piro
Jare ngaku setyo
Tekan ndalan selewengan
E..ya..e..ya..e
E..ya..e..yae yae yae
Jangkrik genggong
Jangkrik genggong
Wani nglirik sepi uwong
Yen ngetan bali ngulon
Tiwas edan ora kelakon
Yen ngrujak rujako nanas
Ojo ditambahi kweni
Kene tiwas nggagas
Awak adem panas
Jebul ono sing nduweni
E..ya..e..ya..e..
E..ya..e..yae yae yae
Jangkrik genggong
Jangkrik genggong
Sampun cekap mongso borong…
Makna Lagu “Jangkrik Genggong”
Lagu daerah Jawa Tengah ini dipopulerkan oleh Waldjinah. Maknanya berarti selalu dalam kesakitan, lagu Jangkrik Genggong menceritakan tentang seseorang yang dikhianati oleh seorang kekasih. Meski banyak yang dikorbankan, baik waktu, tenaga, materi, dll.
6. Lagu “Jaranan”
Lirik:
Jaranan, jaranan jarane jaran tejhi
Sing numpak Mas Ngabèhi,
sing ngiring para abdi…
Jrhek jrhek nong, jrhek jrhek gung
jrhek jrhek turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing
thok thok gedebuk jedhèr…
Gedebuk krincing gedebuk krin cing
thok thok gedebuk jedhèr…
Makna Lagu “Jaranan”
Jaranan adalah nama lagu daerah Jawa Tengah yang diciptakan oleh Ki Hadi Sukatno. Lagu ini akan sering didengar dan dibawakan di berbagai acara, mulai dari acara adat, pentas seni hingga resepsi pernikahan.
Para pemain di sana biasanya anak-anak, dengan jaran-jaranan. Jaranan sendiri adalah alat musik yang dimainkan dengan bambu dan besi.
7. Lagu “Bapak Pucung”
Lirik:
Bapak Pucung dudu watu dudu gunung
Sangkane ing sebrang
‘ngon-ingone sang Bupati
Bapak Pucung yen m’laku lembehan grana…
Makna Lagu “Bapak Pucung”
Lagu Jawa Tengah berikutnya ini berasal dari Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, tidak diketahui asal-usul pengarangnya. Lagu ini sering dimainkan oleh anak-anak untuk mengiringi musik dalam permainan mereka.
Arti Lagu Filosofi Bapak Pucung adalah untuk selalu menjaga hubungan baik dan positif antar sesama, baik di lingkungan formal, komunitas, keluarga, profesional dan lainnya.
Bapak Bucung sendiri adalah serangga berwarna oranye terang dengan tubuh hitam, punggung atau sayap bermotif hitam, dan garis putih di perut.
8. Lagu “Cublak-Cublak Suweng”
Lirik:
cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
Mambu ketudhung gudhel
Pak Gempong lera-lere
Sapa ngguyu ndelikake
Sir sir pong dele gosong
Sir sir pong dele gosong
Makna Lagu “Cublak-Cublak Suweng”
Cublak-Cublak Suweng adalah lagu yang dinyanyikan dalam permainan tradisional yang disebut Cublak-Cublak Suweng. Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak muda di pedesaan atau desa-desa di Jawa, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Permainan ini biasanya dimainkan oleh 4 sampai 12 anak. Mulailah dengan hompimpa atau gambreng untuk menentukan siapa yang berperan sebagai Pak Empo. Kemudian Pak Empo berbaring telungkup di tengah, sementara anak-anak lain duduk mengelilinginya.
Kemudian anak-anak di sekitar Pak Empo membuka telapak tangan mereka dan meletakkannya di punggung Pak Empo. Kemudian salah satu anak mengambil biji atau kerikil yang dioper dari tangan ke tangan sambil menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng.
Ketika lagu memainkan kata-kata “… sapa nahaha ndelikake”, benih atau kerikil harus segera disembunyikan di tangan anak yang menerimanya. Di akhir lagu, semua anak duduk bersama berpegangan tangan dan berpura-pura menyembunyikan benih atau kerikil dengan menggerakkan tangan mereka.
Kemudian Pak Empo berdiri dan menapak di tangan siapa biji/kerikil itu disembunyikan. Jika tebakannya benar, anak yang memegang benih itu pasti Pak Empo secara bergiliran. Jika salah, Pak Empo kembali ke ranjang yang sama dan permainan dimulai lagi.
9. Lagu “Jamuran”
Lirik:
Jamuran, jamuran, yo ge ge thok
Jamur apa, jamur apa, yo ge ge thok
Jamur payung ngrembuyung kaya lembayung
Sira badhe jamur apa?
Makna Lagu “Jamuran”
Tidak jauh berbeda dengan Cublak-Cublak Suweng, Jamuran juga merupakan lagu yang dinyanyikan dalam game berjudul Jamuran. Permainan ini bisa dimainkan oleh 4 sampai 12 anak yang biasanya dimainkan pada sore atau malam hari saat bulan purnama.
Permainan Jamuran dapat dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan, umumnya antara usia 6 dan 13 tahun. Permainan ini juga tidak memerlukan alat,hanya lapangan yang luas.
10. Lagu “Turi-Turi Putih”
Lirik:
Turi turi putih ditandur ning pinggir sumur
Turi turi putih ditandur ning pinggir sumur
Jeleret tiba nyemplung ke kembang kembange apa
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa
Kembang kembang m’lathi kembang m’lathi dironce-ronce
Kembang kembang m’lathi kembang m’lathi dironce-ronce
Sing kene setengah mati sing kana ‘ra piye piye
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa
Makna Lagu “Turi-Turi Putih”
Turi-Turi Putih adalah lagu yang ditinggalkan oleh Sunan Giri, tentang kebijaksanaan, kesadaran hidup dan mati. Lagu ini begitu indah dan penuh makna, pesan khusus yang dibawa dari lagu ini adalah untuk siswa yang berilmu dan guru yang menjadi pengajar.
Turi-Turi Putih melambangkan pitutur atau nasehat. Sedangkan putih melambangkan kain kafan dan melambangkan kematian. Dengan cara ini, Turi-Turi Putih adalah nasihat guru kepada siswa tentang arti akhir hidup atau mati.
Lagu ini memberikan pesan kepada siswa agar selalu mengikuti apa yang dikatakan guru berupa nasehat agar tidak tersesat. Meskipun seorang guru adalah jenis karakter yang perilaku dan kata-katanya selalu ditiru dan diteladani, seorang guru harus lebih berhati-hati dalam tindakan dan kata-katanya.
11. Lagu “Padhang Wulan”
Lirik:
Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba
padhang wulan padhange kaya rina
Rembulane sing awe-awe
ngelingake aja padha turu sore
Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba
rame-rame kene akeh kancane
Langite pancen sumebyar rina
yo padha dolanan sinambi guyonan
Makna Lagu “Padhang Wulan”
Dari segi teks, lagu ini jelas berisi ajakan untuk malam bulan purnama bersama teman-teman. Namun secara filosofis, lagu ini sungguh mengundang rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas malam yang begitu indah.
Sebagai ungkapan rasa syukur, sang penulis lagu yang belum diketahui secara pasti ini mengajak untuk tidak tidur terlalu sore atau menjelang magrib, karena untuk menghidupkan malam yang indah itu harus diisi dengan ibadah sunnah.
12. Lagu “Gek Kepriye”
Lirik:
Duh kaya ngene rasane
Anake wong ora duwe
Ngalor ngidul tansah diece
Karo kanca-kancane
Pye pye pye pye ya ben rasakna
Pye pye pye pye rasakna dewe
Pye pye pye pye ya ben rasakna
Pye pye pye pye rasakna dewe
Besuk kapan aku bisa
Urip kang luwih mulya
Melu nyunjung drajating bangsa
Indonesia kang mulya
Pye pye pye pye mbuh ra weruh
Pye pye pye pye mbuh ra ngerti
Pye pye pye pye mbuh ra weruh
Pye pye pye pye mbuh ra ngerti…
Makna Lagu “Gek Kepriye”
Lagu daerah populer berikutnya dari Jawa Tengah yaitu berjudul Gek Kepriye yang dibawakan oleh Eka Kusuma. Lagu tersebut bercerita tentang seorang anak laki-laki yang malang, sulit bergaul karena tidak tahu ada apa-apa, namun semangat dan optimismenya selalu membara untuk selalu bekerja keras.
13. Lagu “Sluku-Sluku Batok”
Lirik:
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Leh olehe payung mutho
Mak jentit lho-lho lobah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip goleka duwit
Makna Lagu “Sluku-Sluku Batok”
Meski terlihat seperti lagu anak-anak dengan bahasa yang sederhana, namun jelas bahwa Sluku-Sluku Bathok merupakan salah satu lagu ciptaan Sunan Kalijaga dan mengandung makna yang sangat filosofis.
Konon, Sunan Kalijaga telah memasukkan unsur nilai religi dalam bentuk lagu anak tersebut, karena agar lebih mudah diingat dan bertahan lebih lama. Gelar Sluku-Sluku Bathok juga konon merupakan serapan dari bahasa Arab, Ghuslu Ghuslu Bathnaka, yang artinya “Mandi (bersihkan) batinmu”.
14. Lagu “Pitik Tukung”
Lirik:
Aku duwe pitik pitik tukung
Saben dina tak pakani jagung
Petok gok petok petok ngendok pitu
Tak ngremake netes telu
Kabeh trondol trondol tanpa wulu
Mondol mondol dol gawe guyu
Makna Lagu “Pitik Tukung”
Pitik Tukung lirik lagu ini bercerita tentang keindahan pedesaan. Selain itu, lagu ‘Pitik Tukung’ dimaksudkan untuk menasehati kita untuk bertindak baik, berperilaku bijaksana, dan mengajarkan kita untuk selalu berperilaku jujur.
15. Lagu “Gendhing Ketawang Ibu Pertiwi”
Lirik:
Ibu Pertiwi…
Paring boga lan sandhang kang murakabi
Peparing rejeki manungsa kang yekti
Ibu Pertiwi…
Mrih sutresna mring sesami
Ibu Pertiwi…
Kang maelu urip yekti
Karya sutresna ibu pertiwi.
Makna Lagu “Gendhing Ketawang Ibu Pertiwi”
Gending Ketawang Ibu Pertiwi adalah salah satu gending Jawa yang paling terkenal. Jika kita benar-benar menyerap nilai estetika dari genre ini, kita akan merasakan keindahan dari lagu ini.
Dalam Gendhing Ketawang Ibu Pertiwi versi gender, liriknya dinyanyikan oleh seorang sinden yang memiliki suara yang sangat merdu. Mereka menyanyikannya dengan sangat apik mengikuti irama musik yang mengiringinya. Gender ini kembali diperindah dengan komposisi beberapa instrumen gamelan.
Makna yang terkandung dalam Ibu Pertiwi Ketawang yang berjenis kelamin wanita adalah bahwa ibu pertiwi telah memenuhi kebutuhan kita seperti sandang dan pangan.
Selalu memberi orang risiko. Ibu Pertiwi memiliki cinta untuk semua makhluk di dunia ini. Dan akhirnya, tanah air selalu tertarik dengan kehidupan ini. Ini adalah bukti cinta untuk negara ini.
Gendhing Ketawang Ibu Pertiwi sepertinya mengingatkan kita semua untuk selalu mengingat dari mana kita berasal, Ibu Pertiwi selalu memberikan segala yang kita butuhkan dengan ikhlas.
Namun terkadang, sebagai manusia, kita terkadang lupa untuk mensyukuri apa yang kita miliki. Jadi kita harus bekerja sama untuk melindungi tanah air kita agar tetap aman dari mara bahaya.
Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran
Baca juga artikel terkait:
14 Lagu Daerah Sumatera Utara Terpopuler dan Lirik Lengkapnya
12 Lagu Daerah Jambi Terpopuler Lengkap dengan Lirik dan Maknanya
11 Lagu Daerah Jawa Tengah Terpopuler serta Lirik Lengkapnya
Mengenal Lagu Daerah Papua Beserta Wilayah dan Makanan Khasnya