Kamuflase adalah salah satu hal yang biasa dilakukan hewan di alam bebas. Setiap makhluk hidup pasti akan berjuang dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya lewat cara beradaptasi. Kamuflase sebagai salah satu cara beradaptasi yang dilakukan hewan untuk bertahan hidup, menghindari pemangsa atau ketika ingin memangsa.
Kamuflase merupakan perubahan bentuk, rupa, sikap, warna dan sebagainya menjadi lain agar tidak dikenali. Selain itu, kamuflase bisa juga disebut sebagai suatu metode yang memungkinkan sebuah organisme atau benda yang biasanya mudah terlihat, menjadi tersamar atau sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya.
Untuk lebih lebih jelasnya, berikut penjelasan tentang kamuflase hingga contoh hewan yang dapat berkamuflase.
Daftar Isi
Pengertian Kamuflase pada Hewan
Kamuflase adalah tingkah laku hewan yang mencari tempat yang sama warnanya dengan warna tubuh hewan tersebut. Hal ini bertujuan agar ia tidak terlihat oleh musuhnya. Dengan berada di tempat yang warnanya sama, hewan tersebut berharap musuh akan sulit menemukannya.
Selain ada hewan yang mempunyai warna tubuh yang sudah mirip dengan lingkungannya, ada juga hewan yang benar-benar bisa mengubah warna atau bentuk tubuhnya. Beberapa spesies gurita bahkan bisa berubah sebanyak 30–50 wujud yang berbeda.
Ada juga hiu dan burung yang warna tubuhnya berbeda pada bagian punggung dan dada untuk bisa bersembunyi dengan memanfaatkan cahaya matahari. Kemampuan hewan kamuflase ini menginspirasi pakaian tentara yang digunakan untuk bersembunyi dari musuh.
Fungsi Kamuflase pada Hewan
Kamuflase berfungsi untuk menyamarkan keberadaan suatu organisme dengan lingkungannya. Hewan dapat berkamuflase dalam habitat aslinya dan sering terlihat mencolok di luar habitat aslinya.
Pada spesies hutan terutama mamalia mempunyai bintik–bintik atau garis–garis untuk membantunya berkamuflase. Contohnya pada macan tutul, jaguar, cheetah dan harimau mempunyai tubuh bercorak. Ketika mereka bersembunyi di lingkungan yang tepat maka kamuflase akan terjadi.
Mereka tidak terlihat karena menyatu dengan lingkungannya, sehingga bisa menerkam mangsa tanpa diketahui sebelumnya. Contoh lainnya yaitu ular hijau yang tinggal di pepohonan dengan banyak daun hijau, belalang hijau yang tinggal di daun, hingga beruang kutub yang terlihat menyatu dengan dataran es yang putih di lingkungannya.
Apabila berada di lingkungan yang tepat, hewan–hewan tersebut dapat berkamuflase dengan sempurna. Namun, kamuflase tidak akan berhasil jika mereka ada di lingkungan yang sama sekali berbeda dengan warna, bentuk dan corak tubuh mereka.
Contoh Hewan yang bisa Berkamuflase
Ada beberapa hewan dengan kemampuan kamuflase, antara lain sebagai berikut:
1. Gurita (Octopus)
Selain mempunyai delapan lengan hisap yang tidak melepaskan mangsanya, gurita yang satu ini juga pandai melakukan kamuflase. Kamuflase itu dilakukan untuk menghindari kejaran predator sekaligus untuk mempertahankan diri dari musuh.
Meski lazimnya gurita berwarna abu–abu pucat atau putih, tetapi warna tersebut mampu berubah sesuai kondisi lingkungan di sekitarnya. Kemampuan kamuflase ini sendiri berasal dari kantung–kantung warna yang lentur yang mampu mengubah kekentalan warna dan bayangan di jaringan epidermisnya.
2. Tokek ekor daun
Tokek ekor daun atau yang biasa disebut Satanic Leaf Tailed Gecko mempunyai habitat di kawasan Afrika Tengah dan Timur. Tokek dari Madagaskar ini mampu tumbuh dengan panjang hingga 9 cm.
Ia termasuk binatang yang aktif di malam hari (nocturnal), sehingga di siang hari cenderung diam atau pasif dengan gaya merapatkan diri dengan pepohonan. Hewan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1888 silam. Meski sempat menghilang, tokek menyeramkan itu dikabarkan kembali ditemukan pada tahun 1998 di Madagaskar.
3. Burung Potoo
Burung Potoo (Ncytibius Grandis) ialah burung yang sangat pandai berkamuflase. Hewan nokturnal ini mempunyai warna bulu yang beragam dari abu–abu hingga coklat. Hal itu membuatnya mampu terlihat samar di antara pepohonan di hutan belantara. Burung Potoo mempunyai habitat di kawasan hutan selatan Meksiko, timur laut Guatemala dan sebagian Amerika Tengah seperti Brasil dan Bolivia.
4. Katak hijau
Katak yang satu ini mempunyai kemampuan kamuflase sangat baik seperti katak bertanduk panjang (megophrys nasuta) di Pulau Kalimantan. Ia mempunyai otot kaki kekar, kepala pipih melebihi luas tubuhnya.
Bentuk tubuhnya juga memudahkan ia untuk berkamuflase di atas dedaunan hijau dan batang pohon untuk menanti mangsanya yang lewat. Dengan tekstur tubuh hijau tentu saja memudahkan ia bersembunyi atau menyamarkan diri pada dedaunan.
5. Macan tutul (leopard)
Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan karena kemampuannya memanjat. Macan tutul dengan berukuran besar mempunyai panjang tubuh antara satu hingga dua meter.
6. Ikan daun
Ikan daun berasal dari sungai amazon yang melakukan kamuflase seperti daun yang mati, mulai dari bentuk tubuhnya hingga gerakannya yang perlahan terombang–ambing mengikuti arus di permukaan sungai.
Ikan daun ini memangsa ikan–ikan kecil yang lebih kecil dengan cara menarik perhatian mangsa melalui organ di dagunya yang menyerupai cacing. Apabila mangsa telah mendekat maka dengan super cepat (kurang dari seperempat detik) ia memanjangkan mulutnya, menghisap korban dan kembali ke posisi semula.
7. Belalang sembah
Belalang sembah mempunyai kamuflase yang sangat unik. Bukan hanya untuk mengecoh pemangsanya, namun hewan ini juga sangat cerdik menipu calon mangsanya. Selain bentuk tubuhnya yang bisa menyerupai daun atau ranting, gerakan tubuhnya juga mengikuti gerakan ranting atau daun yang tertiup angin.
8. Katydid (belalang daun)
Belalang “daun layu” merupakan makhluk yang menarik dan evolusi seleksi alam telah memberkahi binatang ini dengan kemampuan untuk meniru daun yang layu guna mengecoh pandangan pemangsa.
9. Kupu–kupu daun mati
Kupu–kupu daun mati merupakan makhluk luar biasa untuk diamati dari dekat. Hal ini mengilustrasikan rincian rumit yang didapat oleh adaptasi melalui seleksi alam, yang merupakan pendorong evolusi. Sehingga rincian ini membantu kupu–kupu menghindari pemangsa dengan meniru daun yang mati.
10. Phyllium giganteum
Serangga ini mempunyai tubuh yang memanjang, seperti tongkat dan sayap–sayap sangat menyusut atau sama sekali tidak ada. Serangga ini tidak mempunyai tympanum dan penghasil bunyi. Selain itu, serangga ini pemakan tumbuh–tumbuhan yang bergerak dengan lambat, biasanya terdapat di pohon–pohon atau semak semak dan aktif di malam hari (nokturnal).
11. Kuda laut
Kuda laut berenang dengan posisi tubuh tegak. Kepala berada di atas dan ekor di bawah. Cara berenang kuda laut berbeda dengan ikan lainnya. Secara vertikal naik. kuda laut berenang dipengaruhi sistem pengaturan gelembung udara. Kuda laut bergerak naik dan turun di dalam air dengan cara mengubah isi udara di dalam kantung udaranya.
Pergerakannya juga lumayan lambat karena hanya dilakukan dengan menggunakan sirip dorsal atau sirip punggung. Ukuran sirip dorsal ini relatif sangat kecil, sedangkan sirip pectoral (sirip dada) digunakan untuk menjaga keseimbangan.
Karena ukuran siripnya yang relatif kecil, maka kuda laut tidak suka berenang jauh. Biota laut ini lebih senang menambatkan dirinya pada substrat dengan menggunakan ekornya yang berfungsi sebagai jangkar. Ekor ini dikaitkan pada rumput laut, terumbu karang atau benda–benda lain yang ada dilingkungannya.
Jika kantung udara rusak, maka kuda laut tidak bisa mengatur daya apung (buoyancy) tubuhnya, sehingga menyebabkan kuda laut kehilangan keseimbangan apung dan tenggelam ke dasar laut. Kondisi tersebut bersifat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Kuda laut mempunyai beragam warna, tergantung pada lokasi di mana mereka tinggal. Jenis yang hidup di perairan dangkal di sekitar rumput laut dan lamun mempunyai warna kuning kecoklatan.
Adapun kuda laut yang hidup diperairan dalam di antara sponge dan tanaman laut, umumnya berwarna orange hingga merah. Kebanyakan jenis kuda laut berwarna kuning sawo matang yang hidup di sekitar tumbuhan laut yang berwarna cokelat. Beberapa jenis dapat berubah warnanya kontras dengan lingkungannya.
Warna yang beragam dan bentuknya unik ini menjadi daya tarik tersendiri sebagai ikan hias akuarium. Namun, warna dasar kuda laut berubah–ubah dari dominan putih menjadi kuning tanah. Kadang–kadang mempunyai bintik–bintik atau garis terang dan gelap. Apabila merasa terancam, kuda laut akan mengubah warna tubuhnya menyamai lingkungannya.
Perubahan tersebut secara perlahan–lahan terjadi pada seluruh tubuhnya tergantung pada intensitas cahaya. Kuda laut termasuk salah satu hewan yang sering dan sangat mudah berganti warna. Perbedaan warna pada kuda laut bukan pembeda jenis. Perubahan warna tubuh kuda laut tersebut berkaitan dengan tingkah laku reproduksi dan kamuflase untuk menghindari bahaya.
Perbedaan Kamuflase dan Mimikri
Kelangsungan hidup di lingkungan membutuhkan adaptasi dari semua spesies. Adaptasi tersebut bersifat fisiologis, morfologis, anatomis atau perilaku. Sebagian besar spesies lebih suka mendapatkan yang terbaik dari yang lain melalui predasi atau dari cara lain.
Oleh sebab itu, hewan khususnya harus mengembangkan banyak adaptasi untuk bertahan hidup. Itulah berharganya hidup, dan ini bukan perjalanan yang manis untuk bertahan hidup dan berkembang di dunia.
Kamuflase dan mimikri adalah dua dari adaptasi morfologis yang ditunjukkan oleh hewan. Meskipun keduanya merupakan morfologis yang dikembangkan untuk kelangsungan hidup, ada beberapa perbedaan besar antara kamuflase dan mimikri.
Kamuflase
Kamuflase adalah cara pewarnaan eksternal yang terdapat pada sebagian besar hewan yang secara khusus menyatu dengan penampilan lingkungan hidup. Pola pewarnaan yang ada pada tubuh hewan sangat mirip dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Kamuflase merupakan adaptasi agar tidak diperhatikan oleh hewan lain, terutama dari predator bagi hewan mangsa atau sebaliknya. Kamuflase mempunyai tiga cara utama untuk mencapainya yang dikenal dengan Mimesis, Crypsis dan Dazzle. Pada hewan dengan kamuflase mimesis, hewan tersebut dapat dilihat sebagai objek lain. Serangga daun akan menjadi contoh terbaik untuk memahami mimesis tersebut.
Hewan tertentu hampir tidak dapat dikenali saat menunjukkan kamuflase crisis. Cheetah di sabana mempunyai bintik–bintik dengan latar belakang coklat keemasan, yang menyatu dengan lingkungan sedemikian rupa sehingga predator tersebut tidak dapat terlihat oleh hewan mangsa.
Hewan mengubah warna tubuhnya menjadi mantel warna putih salju di musim dingin agar tampak seperti salju. Namun, hewan–hewan ini dapat terlihat saat bayangan mereka terlihat. Oleh sebab itu, beberapa hewan telah beradaptasi dengan tindakan pencegahan ekstra dengan tubuh yang rata dan pewarnaan pencampuran, sehingga bayangan akan menghilang. Kadal bertanduk ekor datar di gurun merupakan contoh yang bagus untuk bayangan melenyapkan hewan samar yang menyamar.
Zebra colouration adalah contoh kamuflase tipe ketiga yaitu dazzle. Zebra tidak dapat terlihat dengan benar bahkan ketika mereka bergerak melalui hutan belantara. Fenomena kamuflase telah menjadikan hewan dilindungi serta tidak diperhatikan atau terganggu.
Mimikri
Mimikri sejenis kamuflase, mimesis yang membingungkan hewan lain dengan penampilannya. Mimikri adalah sejenis tindakan yang menyerupai hewan nyata seperti hewan lain. Hal ini melibatkan berbagai teknik untuk menyerupai orang lain dengan meniru penampilan luar, suara, aroma dan perilaku.
Biasanya, si mimikri berhak mendapat perlindungan dari pemangsanya dengan cara menyerupai hewan berbahaya. Namun, mimikri mempunyai tiga aspek utama yang kenal sebagai defensif, agresif dan reproduksi.
Warna peringatan yang ada pada beberapa ular colubridae yang tidak berbisa mempunyai pola yang persis sama dengan ular kraits. Kadang–kadang, hewan pemangsa mempunyai penampilan seperti hewan yang tidak berbahaya, sehingga nyaman untuk mendekati hewan mangsa. Elang berekor zona tampak seperti burung pemakan bangkai kalkun dan juga menghuni sekitarnya. Kemudian, elang memakan burung nasar secara tiba- tiba. Pewarnaan dan taktik perilaku elang adalah contoh mimikri agresif.
Mimikri reproduktif dapat diamati pada hewan maupun tumbuhan. Bunga dari beberapa tanaman menyerupai daun atau sesuatu yang tidak berguna bagi konsumen, sehingga bunga tersebut aman sampai reproduksi selesai. Mimikri telah menjadi taktik yang digunakan oleh hewan dan tumbuhan untuk mempertahankan hidup mereka dengan membingungkan orang lain.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara kamuflase dan mimikri sebagai berikut:
- Kamuflase pada dasarnya adalah taktik pewarnaan untuk tidak diperhatikan atau dilindungi, sedangkan mimikri adalah taktik untuk membingungkan hewan lain.
- Kamuflase terkadang menyembunyikan hewan, sedangkan mimikri tidak pernah menyembunyikan hewan atau tumbuhan.
- Kamuflase biasanya diterapkan pada hewan, tetapi mimikri juga dapat ditemukan pada tumbuhan.
- Kamuflase tidak mempunyai bahaya tersembunyi bagi konsumen hewan tertentu, sementara peniruan agresif selalu mempunyai bahaya tersembunyi.
- Kamuflase biasanya menyerupai lingkungan, tetapi mimikri menyerupai hewan lain.
Alasan Hewan Mengubah Warna Tubuhnya
Ada beberapa hewan mempunyai alasan lain untuk mengubah warna tubuhnya, yaitu :
1. Pertunjukkan adu kekuatan dengan mengubah warna
Misalnya seperti bunglon yang mempunyai dua keadaan berlawanan. Ketika dua pejantan bertemu satu sama lain, akan ada pertarungan sengit. Dalam hal ini, pertunjukkan mengubah warna.
Bunglon jantan yang lebih lemah, sering kali lebih kecil dan berwarna lebih pucat. Biasanya akan mengakui kekalahan dengan berhenti mengubah warna terlebih dahulu.
2. Menarik perhatian pasangan dengan warna
Ketika hewan akan mengubah tampilan biasanya untuk mempesona betina selama masa pendekatan. Namun, tidak peduli seberapa cemerlang tampilannya. Hewan betina biasanya tidak akan tertarik dan mereka akan menggunakan warna untuk memberi tahu para pejantan.
Misalnya pada hewan bunglon, ketika bunglon betina sudah kawin dengan bunglon jantan lain, ia akan menolak dengan berubah warna menjadi sangat gelap dan sangat agresif. Bunglon jantan bisa saja melakukan kekerasan, sehingga penting bagi betina untuk menghindari mereka.
Ternyata banyak hewan yang melakukan kamuflase untuk menghindari musuh ya, Grameds. Dengan mengetahui tentang kamuflase tersebut, mudah untuk kita mengetahui serta meneliti pada suatu objek tertentu.
Itulah beberapa hal tentang kamuflase pada berbagai macam hewan. Apakah Grameds sedang mencari tentang kamuflase?
Jika Grameds masih bingung, masih membutuhkan referensi terkait kamuflase pada hewan kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Rosyda Nur Fauziyah
BACA JUGA:
- Daur Hidup Hewan untuk Mempertahankan Spesiesnya
- Jenis/Cara Hewan Berkembang Biak: Generatif dan Vegetatif
- Hewan Ovovivipar: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
- Ciri-Ciri Hewan Ovipar: Perbedaan, Cara Pembuahan, dan Contoh
- Pengertian Hewan Melata: Ciri-Ciri Beserta Contohnya
- Hewan Mamalia: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh