Manhaj adalah – Beberapa umat Islam mungkin belum mengetahui apa yang dimaksud dengan manhaj salaf, walaupun istilah salafi mungkin telah akrab di telinga sebagian orang. Untuk memahaminya, perlu membedah arti manhaj dan salaf terlebih dahulu.
Mengutip jurnal Manhaj Salafiyah karya H. Muhammadin (2013: 147), manhaj adalah ath- thariqah atau jalan yang ditempuh para sahabat Rasulullah SAW dalam memahami agama Allah. Semnetara itu, salaf secara bahasa asing berarti yang terdahulu atau mendahului.
Yazid bin Abdul Qadir Jawas (2006: 18) dalam Syarah Aqidah Ahlul Sunnah wal Jamaa’ah mengatakan bahwa dari segi zaman, kata salaf digunakan untuk merujuk kurun waktu yang lebih patut dicontoh dan diikuti, yaitu tiga generasi pertama dalam Islam.
Ada 3 komponen utama As-Salaf, yaitu:
- Para sahabat (mereka yang hidup sebagai muslim pada masa Nabi, pernah bertemu dengan beliau serta wafat sebagai muslim).
- Tabi’in (mereka yang hidup di masa sahabat dan wafat sebagai muslim).
- Tabi’ut Tabi’in (mereka yang hidup di masa tabi’in dan wafat dalam keadaan muslim)
Dapat dipahami bahwa manhaj salaf adalah jalan yang ditempuh berdasarkan pemahaman para sahabat Rasulullah SAW.
Daftar Isi
Pengertian Manhaj
Manhaj salah merupakan ungkapan dari dua kata, “manhaj” dan “salaf”. Keduanya mempunyai arti masing–masing. Manhaj diartikan sebagai jalan yang terang, sementara salaf bermakna orang–orang yang sudah mendahuluimu.
Salaf juga bisa diartikan sebagai imam dan sahabat Rasulullah SAW. Jadi, manhaj salaf bisa diartikan sebagai jalan yang terang sesuai kaidah agama berdasarkan pemahaman para sahabat Rasulullah SAW.
Sebutan bagi Pengikut Manhaj Salaf
Orang–orang yang mengikuti manhaj salaf (salafiyyun) biasa disebut dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah karena mereka berpegang teguh dengan Al- Qur’an dan As- Sunnah (ajaran Rasulullah) serta bersatu di atasnya. Disebut juga dengan Ahlul Hadist wal Atsar karena mereka berpegang teguh dengan hadist dan atsar saat orang – orang banyak mengedepankan akal.
Mereka disebut juga al- Firatun Najiyah, yaitu golongan yang Allah selamat dari neraka sebagaimana yang akan disebutkan dalam hadist Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiallahu anhuma.
Selain itu, mereka juga disebut ath-Thaifah al-Manshurah yaitu kelompok yang senantiasa ditolong dan di menangkan oleh Allah sebagaimana yang akan disebutkan dalam hadist Tsuban radhiyallahu anhu,
Kewajiban Mengikuti Manhaj Salaf
Manhaj salaf dan salafiyyun tidaklah dibatasi (terkungkung) pada organisasi tertentu, daerah tertentu, pemimpin tertentu, partai tertentu dan sebagainya. Bahkan, manhaj salaf mengajari kita bahwa ikatan persaudaraan itu dibangun di atas Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan pemahaman salafush shalih.
Siapa pun yang berpegang teguh dengannya, maka dia adalah saudara kita meskipun berada di belahan bumi yang lain. Inilah ikatan suci yang dihubungkan oleh ikatan manhaj salaf, manhaj yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Manhaj salaf merupakan manhaj yang harus diikuti dan dipegang era –erat oleh setiap muslim dalam memahami agamanya. Mengapa begitu? Sebab, demikian yang dijelaskan oleh Allah dalam Al–Qur’an dan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sunnahnya. Sementara itu, Allah telah berwasiat kepada kita:
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).” (An-Nisa: 59).
Dalil Ayat Al–Qur’an tentang Keharusan Mengikuti Manhaj Salaf
Adapun ayat–ayat Al- Qur’an yang menjelaskan agar kita benar–benar mengikuti manhaj salaf sebagai berikut:
1. Surat Al-Fatihah ayat 6-7
Artinya:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan orang–orang yang telah Engkau beri nikmat.” (Al- Fatihah: 6- 7).
Imam Ibnul Qayyim berkata,
“Mereka adalah orang–orang yang mengetahui kebenaran dan berusaha untuk mengikutinya. Setiap orang yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih konsisten mengikutinya, tentu ia lebih berhak untuk berada di atas jalan yang lurus. Tidak diragujan lagi bahwa para sahabat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam adalah orang–orang yang lebih berhak menyandang sifat (gelar) ini dari pada orang–orang Rafidhah (syiah).” (Madarijus Salikin. 1/72).
Penjelasan Imam Ibnu Qayyim tentang ayat di atas menunjukkan bahwa para sahabat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam yang mereka adalah Salafush Shalih lebih berhak menyandang gelar “orang–orang yang telah diberi nikmat oleh Allah” dan “orang–orang yang berada di atas jalan yang lurus”. Sebab, pengetahuan mereka tentang kebenaran begitu mendalam dan mereka sangat konsisten mengikutinya.
Gelar ini menunjukkan bahwa manhaj yang mereka tempuh dalam memahami dinul Islam ini adalah manhaj yang benar dan di atas jalan yang lurus. Oleh sebab itu, orang–orang yang berusaha mengikuti manhaj dan jejak mereka, berarti telah menempuh manhaj yang benar dan berada di atas jalan yang lurus.
2. Surat An-Nisa ayat 115
Artinya:
“Dan barang saiapa menentang Rasul setelah jelas baginya kebenaran dan mengikuti selain jalan orang–orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk–buruk tempat kembali.” (An–Nisa: 115).
Imam Ibnu Abi Jamrah al–Andalusi berkata,
“Para ulama telah menjelaskan tentang makna firman Allah di atas bahwa yang dimaksud dengan orang–orang mukmin disini adalah para sahabat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam dan generasi pertama dari umat ini. Sebab, mereka merupakan orang–orang yang menyambut syariat ini dengan jiwa yang bersih.
Mereka telah menanyakan segala yang tidak dipahami darinya dengan sebaik–baiknya pertanyaan. Rasulullah shallahu alaihi wa sallam juga telah menjawabnya dengan jawaban terbaik. Beliau terangkan dengan penjelasan yang sempurna. Mereka juga mendengarkan jawaban dan keterangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut, dengan memahami, mengamalkan sebaik-baiknya, menghafalkan serta menyampaikan dengan penuh kejujuran.
Mereka benar–benar mempunyai keutamaan yang agung atas kita. Melalui merekalah hubungan kita bisa tersambung dengan Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, juga dengan Allah subhanahu wa ta’ala.” (al – Mirqat fi Nahjis Salaf Sabilun Najah hlm. 36 – 37).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata,
“Sungguh, keduanya (menentang Rasul dan mengikuti selain jalan orang – orang mukmin) saling terkait. Maka dari itu, siapa saja yang menentang Rasul sesuah jelas baginya kebenaran, pasti ia telah mengikuti selain jalan orang–orang mukmin. Siapa saja yang mengikuti selain jalan orang–orang mukmin, ia telah menentang Rasul sesudah jelas baginya kebenaran.” (Majmu’ Fatawa, 7/38).
Setelah kita mengetahui bahwa orang–orang mukmin dalam ayat ini adalah para sahabat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam (as- Salaf) dan keterkaitan yang erat antara menentang Rasul dan mengikuti selain jalan orang–orang mukmin, dapat disimpulkan bawha mau tidak mau harus mengikuti “manhaj salaf” jalan para sahabat.
Sebab, jika kita menempuh selain jalan mereka dalam memahami dinul Islam, ini berarti kita telah menentang Rasulullah shallahu alaihi wa sallam. Akibatnya sungguh mengerikan, yaitu akan dibiarkan leluasa bergelimang dalam kesesatan. Kesudahannya ialah masuk ke dalam Jahannam, seburuk–buruk tempat kembali. Na’uzu billahi min dzalik.
3. Surat At-Taubah ayat 100
Artinya:
“Dan orang–orang yang terdahulu lagi pertama–tama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang–orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka juga ridha kepada Allah. Allah SWT menyediakan bagi mereka surga – surga yang mengalir di dalamnya sungai- sungai. Mereka kekal abadi di dalamnya. Itulah kesuksesan yang agung.” (at- Taubah: 100).
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala tidak mengkhususkan ridah dan jaminan surga–Nya untuk para sahabat Muhajirin dan Anshar (as- Salaf) semata. Orang–orang tidak yang mengikuti mereka dengan baik juga mendapatkan ridha Allah dan jaminan surga seperti mereka.
Al- Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan tentang keridhaan- Nya kepada orang – orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang – orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah juga mengabarkan tentang ketulusan ridha mereka kepada Allah, serta apa yang telah Dia sediakan untuk mereka yaitu surga – surga yang penuh dengan kenikmatan, dan kenikmatan yang abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/ 367). Ini menunjukkan bahwa mengikuti manhaj salaf akan mengantarkan pada ridha Allah subhanahu wa ta’ala dan surga-Nya.
Dalil Hadist Rasulullah tentang Keharusan Mengikuti Manhaj Salaf
1. Hadits tentang sunnah agama Islam
Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya, barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, kalian wajib berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah al- Khulafa ar- Rasyidin yang terbimbing. Peganglah ia erat – erat dan gigitlah ia dengan gigi–gigi geraham…” (Sahih, HR. Abu Dawud, at–Tirmidzi, ad–Darimi, Ibu Majah dan lainnya dari sahabat al-‘Irbad Ibn Sariyah radiallahu anhu. Irwa ‘ul Ghalil, hadist no. 2455).
Dalam hadist ini dengan tegas dinyatakan bahwa kita akan menyaksikan perselisihan yang begitu banyak dalam memahami dinul Islam. Jalan satu – satunya yang mengantarkan pada keselamatan ialah dengan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan sunnah al- Khulafaur- Rasyidin (Salafus Shalih). Bahkan, Rasulullah shallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar kita senantiasa berpegang teguh dengannya.
Imam asy- Syathibi rahimahullah berkata,
“Rasulullah shallahu alaihi wa sallam sebagaimana engkau saksikan telah merangkai Sunnah al-Khilafa ar- Rasyidin dengan Sunnah beliau dan termasuk konsekuensi mengikuti Sunnah Beliau adalah mengikuti sunnah mereka.
Sebab, apa yang mereka sunnahkan benar–benar mengikuti Sunnah Nabi mereka shallahu alaihi wa sallam. Atau mengikuti apa yang mereka pahami dari sunnah beliau shallahu alaihi wa sallam baik secara global maupun secara rinci yang tidak diketahui oleh selain mereka.” (al–I’tishom. 1/118).
2. Hadits tentang umat yang berada di atas kebenaran
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Terus menerus ada sekelompok kecil dari umatku yang senantiasa tampil di atas kebenaran. Orang–orang yang menghinakan mereka tidak akan memudaratkan mereka, sampai datang keputusan Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu.” (Sahih, HR. al- Bukhari dan Muslim, lafaz hadist ini adalah lafaz Muslim dari sahabat Tsauban radhiallahu anhu, hadist no. 1920).
Imam Ahmad bin Hanbl rahimahullah berkata, “Kalau bukan halul hadist, aku tidak tahu siapa mereka?!” (Syaraf Ashhabil Hadist, karya al- Khatib al- Baghdadi, hlm. 36)
Imam Ibu Mubarak rahimahullah, imam al-Bukhari rahimahullah, Imam Ahmad bin Sinan al–Muhaddits rahimahullah dan semuanya berkata tentang makna hadits ini, “Maka , semuanya tentang makna hadits ini.”
3. Hadits tentang 73 golongan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan.beliau ditanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?’ Belia menjawab, (Golongan yang berada di atas apa yang aku dan para sahabatku berada.” (Hasan, HR. at- Tirmidzi dalam Sunan-Nya, “Kitabul Iman”, “Bab Iftiraqu hadzihik Umah.” Dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash.
Diakui Kebenarannya Oleh Allah SWT
Sebagai umat muslim manhaj salaf merupakan kaidah yang harus dipegang erat. Allah SWT sudah memerintahkan umat muslim untuk mengikuti manhaj salaf seperti firman–Nya salam Al–Qur’an.
Artinya :
“Orang–orang yang terdahulu lagi yang pertama–tama (masuk Islam) dari (kalangan) orang–orang muhajirin dan anshar serta orang–orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada – Nya, dan Allah menyediakan bagi mereka surga–surga yang mengalir sungai–sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama–lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Qs. At Taubah: 100).
Dalam firman lainnya, Allah juga memberikan pujian atas keimanan para ssahabat Rasulullah SAW.
Artinya:
“Jika mereka telah mengimani apa yang kamu imani, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu). Maka, Allah akan mencukupkanmu (dengan perlindungan-Nya) dari (kejahatan) mereka. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Baqarah: 137)
Keutamaan Manhaj Salaf
Sebagai satu–satunya manhaj yang harus diikuti untuk memahami Islam, ada beberapa keutamaan manhaj salaf yaitu:
- Merupakan kaidah yang menunjukkan jalan yang lurus sesuai ridha Allah SWT.
- Manhaj salaf harus dipegang erat saat muncul pemahaman atau pendapat dalam memahami hukum Islam.
- Mengikuti ajaran lain selain manhaj salaf artinya lebih leluasa untuk terjebak dalam kesesatan yang tidak sesuai anjuran Allah SWT.
Manfaat Manhaj Salaf
Siapa pun kaum muslim yang mengikuti manhaj salaf, tentunya akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Berikut manfaat taat mengikuti manhaj salaf:
- Ditunjukkan jalan menuju keselamatan agar terhindar dari kesesatan.
- Terlepas dari godaan setan yang terkutuk.
- Diselamatkan dari azab pedih di neraka.
- Orang–orang yang selalu berada dalam kebenaran dan akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
- Orang yang mengamalkan manhaj salaf akan diridhai oleh Allah dan meraih surga (Al Jannah).
Penutup
Ternyata banyak manfaat dan keutamaannya ya, grameds. Dengan mengetahui tentang manfaat dan keutamaannya tersebut, mudah untuk kita mengetahui secara mendalam. Sekarang grameds sudah lebih paham tentang manhaj salaf kan? Semoga kita menjadi orang yang taat mengikuti manhaj salaf dan dilindungi oleh Allah SWT untuk melangkah di jalan yang lurus ya. Semoga artikel ini menginspirasimu ya!
Jika Grameds masih bingung, masih membutuhkan referensi terkait manfaat dan keutamaannya manhaj kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di gramedia.com.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Rosyda Nur Fauziyah
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Aqidah
- Biografi Sunan Kalijaga
- Doa Membayar dan Menerima Zakat Fitrah
- Dakwah
- Nasab
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Iqlab
- Sistem Ekonomi Islam
- Kisah Nabi Adam
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kisah 25 Nabi dan Rasul
- Musyarakah
- Nafsu
- Doa Kelahiran Anak
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Zakat Fitrah
- Doa Setelah Adzan
- marah Dalam Islam
- Sifat Mustahil Bagi Allah
- Sholat Jamak
- Sholat Isya
- Sholat Hajat
- Musyrik
- Niat Puasa Qadha Ramadhan
- Hukum Syara
- Hikmah Sholat
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Manhaj
- Perbedaan Haji dan Umroh
- Peristiwa Turunnya Al-Qur'an
- Penyakit Ain
- Pengertian Isra Mi'raj
- Tugas Malaikat
- Hadist Tentang Menuntut Ilmu
- Sifat Jaiz Rasul
- Syirkah Inan
- Strategi Dakwah Wali Songo
- Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
- Strategi Dakwah Sunan Ampel
- Fungsi Hadist
- Hadits Kebersihan
- Tarekat
- Zina
BACA JUGA:
- Fase Lengkap dan Umum Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam
- Pengertian Al-Qur’an dan Hadits Beserta Sejarahnya
- Ketahui Arti Menuntut Ilmu, Kewajiban, serta Keutamaannya
- Hadist Tentang Menuntut Ilmu untuk Meningkatkan Semangat Belajar
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Best Seller Buku Agama Islam (Terbaru September 2022)