Keteladan Nabi Nuh – Meneladani kisah para nabi sangat bisa dijadikan contoh dalam memandu kita umat manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan sesuai dengan perintah Tuhan bagi yang mempercayai-Nya.
Keberadaan para nabi sebagai sosok manusia pendahulu kita yang menjadi bagian dari sejarah perkembangan agama, sejarah, pengetahuan, dan berbagai suri tauladan yang patut kita jadikan contoh tidak terlepas dari perintah Tuhan untuk menjadi utusan-Nya di muka bumi memimpin umat manusia ke jalan kebaikan dan meninggalkan zaman kebodohan ataupun zaman kekejaman menuju zaman pencerahan.
Tidak terkecuali bagi nabiyullah nabi Nuh AS yang merupakan nabi ketiga dari jumlah 25 nabi yang wajib kita ketahui sebagai penganut agama islam.Halang rintang yang beliau hadapi sebagai nabi bisa dikatakan cukup berat karena dikisahkan bahwa beliau harus berdakwah selama hampir 950 tahun lamanya dan mendapat penolakan dari sana sini termasuk dari keluarganya sendiri.
Dan sebagai salah satu nabi yang bahkan dengan kebaikan serta kesabarannya menghadapi berbagai ujian kehidupan mendapatkan gelar ulul azmi yakni gelar yang diberikan kepada para nabi yang memiliki keteguhan hati yang tinggi. Meski diterpa berbagai rintangan saat menjalankan tugas menyampaikan perintah Allah SWT, mereka tetap sabar dan bertekad untuk mampu melewatinya.
Oleh karena itu, sangat baik bagi kita umat islam meneladani sifat-sifat dari nabi Nuh A.S tersebut sebagai panduan kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar kita senantiasa melakukan kebaikan dan percaya dengan kuasa Tuhan.
Untuk itu sebagai panduan dalam menjalani kehidupan tersebut kita juga harus mengetahui apa saja suri tauladan yang pernah dilakukan oleh nabi Nuh A.S tersebut yang patut dijadikan contoh bagi umat manusia pada saat ini dan pada pembahasan kali ini kami telah merangkum keteladanan nabi Nuh A.S untuk sobat Grameds pelajari dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya pembahasan tersebut telah kami sajikan di bawah ini!
Daftar Isi
Riwayat Nabi Nuh AS
Sebelum lebih jauh melihat suri tauladan apa saja yang dapat kita pelajari dari kisah nabi Nuh AS ada baiknya kita juga melihat bagaimana riwayat kehidupan dari nabi Allah SWT yaitu Nuh AS berikut ini.
Nuh adalah seorang tokoh besar dan nabi dalam ajaran agama islam, ia juga merupakan tokoh utama dalam kisah banjir besar yang ditemukan dalam Alquran, Alkitab dan Tanakh.
Dalam Al Qur’an, Tuhan Yang Maha Tahu dan Maha Penyayang mengirimkan banjir ke bumi setelah permintaan Nuh yang gagal untuk memanggil umat manusia untuk menyembah Tuhan. Jadi Nuh meminta Allah untuk tidak membiarkan orang-orang kafir hidup di bumi.
Kemudian Allah memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera untuk menyelamatkan keluarganya, orang-orang yang beriman kepadanya, yang sedikit, dan beberapa dari setiap hewan dalam versi Penciptaan, yaitu kitab-kitab Yahudi dan Kristen; Banjir yang membunuh semua manusia itu jatuh karena Tuhan menyesal menciptakan manusia karena sifatnya yang kejam.
Tetapi karena Tuhan berkenan kepada seorang pria bernama Nuh, Dia menyuruhnya untuk membangun sebuah bahtera untuk menyelamatkan keluarganya, setiap pasang hewan, dan untuk menabur benih-benih dari tumbuhan yang subur. Ayat yang menyatakan mengenai nabi nuh juga tertuang pada firman Allah dalam kutipan ayat Al-Qur’an berikut ini:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), ‘Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.’ Dia (Nuh) berkata, ‘Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepadamu. Sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya, dan taatlah kepadaku. (Q.S Nuh (71): 1-3)
Meneladani Kisah Nabi Nuh
Kisah Nabi Nuh AS sendiri dijelaskan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim (QS. Al Ankabut (29): 14).”
Pada dasarnya, teladan Nabi Nuh AS memiliki beberapa kisah yang bisa kita pelajari untuk kehidupan kita. Namun, salah satu cerita yang paling populer dan diketahui oleh banyak orang adalah bahwa Nuh mampu membangun bahtera besar untuk semua pengikutnya.
Perahu besar ini juga merupakan mukjizat yang Tuhan berikan hanya kepada Nuh. Puing-puing kapal nabi Nuh dikatakan tetap ada sampai sekarang.
1. Bersabar dan Pantang Menyerah dalam Berdakwah
Dalam perjalanan dakwah yang beliau lakukan merupakan awal dari keteladanan Nabi Nuh. Nabi Nuh AS diangkat Allah SWT sebagai nabi dan rasul ketika ia berusia 480 tahun. Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan usia setua itu masih memberi kehidupan kepada nabi Nuh AS. Jadi jangan sia-siakan waktu kita untuk hidup, pergunakanlah untuk hal-hal yang baik.
Allah SWT mengutus Nuh As untuk berdakwah dan menyeru kaumnya yang sudah menyembah berhala. Mereka membuat berhala mereka sendiri dan menyembah diri mereka sendiri. Naudzubillah min dzalik.
Selama dakwahnya, Nabi Nuh AS menerima wahyu kenabian dari Tuhan untuk menyampaikan perintah Tuhan. Saat itu umat Nabi Nuh AS tidak menyembah Tuhan, melainkan menyembah berhala buatan tangan manusia atau umat Nabi Nuh AS.
Diyakini bahwa berhala yang dibuat dan disembah membawa banyak kebaikan dan manfaat dan mereka juga percaya bahwa berhala dapat menangkal semua kejahatan di masa depan.
Nama-nama berhala dan patung berdasarkan kepercayaan orang-orang zaman Nabi Nuh AS berasal dari nama-nama orang sholeh yang hidup di masa lalu. Mereka membuat dan memberi nama berdasarkan nama-nama ulama terdahulu untuk mengingat ibadah para ulama tersebut dan semangat ibadah orang-orang terdahulu.Berhala Nabi Nuh yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, seperti Wadd dan Suwa, Ya’uq dan Nasr.
Pada saat orang percaya pada berhala, Allah mengirim Nuh untuk membujuk orang untuk mengikuti ajaran Tuhan dan tidak menyembah berhala. Nabi Nuh AS memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berdebat dengan orang lain. Hal ini dikarenakan Nuh AS memiliki akal yang cerdas dan kemampuan berbicara yang santun, baik dan sabar dalam berargumentasi.
Nabi Nuh AS yang diutus Allah selalu berusaha membujuk umatnya untuk tidak menyembah berhala dan mengingatkan umatnya kepada ajaran Allah. Nabi Nuh AS tidak pernah putus asa dalam membangunkan umatnya dan selalu mencari jalan yang berbeda sebagai dakwah. Namun, orang-orangnya yang durhaka menolak ajakan Nabi Nuh AS.
Hal ini terkandung di dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 59::
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).”
Dakwah-dakwah Nabi Nuh AS berupa ajakan kaumnya untuk melihat dan merasakan segala hal yang ada di muka bumi ini merupakan ciptaan Allah, mulai dari matahari, bulan, dan bintang-bintang. Lebih dari itu bahkan tumbuhan, hewan dan air mengalir yang dapat dinikmati dan dirasakan manusia adalah ciptaan Tuhan. Pergantian siang dan malam dan hal-hal duniawi adalah bukti nyata bahwa Tuhan benar-benar ada dan bahwa Tuhan yang harus disembah bukanlah berhala yang harus disembah.
Nabi Nuh AS tidak hanya mengakui tanda kebesaran Tuhan, tetapi juga menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan dibalas oleh Tuhan. Jika perbuatan yang dilakukan berupa kebaikan dan menaati perintah Allah, maka manusia akan mendapat surga. Sedangkan jika melakukan sesuatu yang buruk atau melanggar perintah Allah, pahalanya adalah neraka.
Sebagian besar umat Nabi Nuh AS selalu menolak kesabaran, ketabahan dan tekad Nabi Nuh AS untuk menyebarkan ajaran agama Allah melalui dakwah. Meski banyak yang menolak ajaran Allah, tetap saja ada orang yang menerima seruan Nabi Nuh AS untuk mengikuti ajaran Allah. Namun, hanya sedikit, sekitar 70-80 orang, yang mau menjadi pengikut nabi Nuh. Sebagian besar pengikutnya juga pekerja kasar yang miskin, tidak ada satupun dari keluarga kaya.
2. Pribadi yang Pemaaf
Berdasarkan tulisan Muhammad Afiq Zahara “Ketika Nuh dicekik dan dipukuli”, diberitakan bahwa dikisahkan bahwa Nabi Nuh AS sempat dipukuli kaumnya hingga tidak sadarkan diri, lalu dibanding memikirkan rencana balas dendam nabi Nuh justru malah berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT “Ya Tuhan, ampunilah umatku, karena mereka tidak tahu.” Memaafkan perilaku buruk seseorang adalah salah satu contoh teladan baik yang bisa diperoleh dari Nabi Nuh AS. Dengan kata lain, saling memaafkan.
3. Selalu Bersyukur
Nabi Nuh AS selalu bersyukur dengan keadaan, dihina dan diolok-olok oleh orang-orang kafir. Dari kisah Nabi Nuh AS, kita dapat belajar bahwa hidup harus penuh dengan rasa syukur agar hidup menjadi lebih tentram dan lebih tertarik untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah.
Ini adalah kisah nabi Nuh AS dan para pengikutnya, yang membangun sebuah kapal besar untuk menghindari banjir yang menghancurkan orang-orang kafir dan penjahat. Kita juga bisa mengambil nilai kehidupan dari cerita ini. Maka tanamkan nilai-nilai kehidupan dari kisah Nabi Nuh AS agar hidup lebih tentram.
4. Bijaksana
Setiap keputusan yang diambil Nabi Nuh AS selalu penuh pertimbangan. Ia selalu meminta petunjuk kepada Tuhan sebelum mengambil keputusan, agar keputusan yang diambil tidak salah dan berada di jalan yang benar. Demikian pula, sebaiknya kita selalu meminta petunjuk kepada Tuhan ketika akan mengambil keputusan, agar keputusan yang kita ambil dapat memberikan ketenangan pikiran
5. Gigih dalam bekerja misalnya ketika Nabi Nuh dan kaumnya membuat perahu hingga selesai
Setelah Nuh AS berusaha membangunkan umatnya dari menyembah berhala selama ratusan, bahkan hampir seribu tahun, Allah memerintahkan untuk segera membangun bahtera yang sangat besar yang dapat menampung manusia (pengikutnya) dan hewan. Mereka yang menerima undangan Nabi Nuh AS mulai membangun kapal besar yang ditugaskan oleh Allah, mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kapal.
Mereka yang membuat kapal memilih tempat yang jauh dari keramaian dan jauh dari kota. Mereka begitu bersemangat untuk membangun kapal ini sehingga siang dan malam dihabiskan untuk menyelesaikan kapal besar yang diperintahkan Tuhan. Alasan mengapa Nabi Nuh AS membuat kapal jauh dari kota dan keramaian adalah karena banyak orang tidak mengetahuinya, dan Nabi Nuh AS serta orang-orang yang menerima panggilannya dapat terlibat dalam pembuatan kapal dengan damai.
Meskipun Nabi Nuh AS berusaha menjauh dari keramaian dan berharap orang lain tidak ikut campur, akhirnya orang-orang melihat pembangunan kapal yang tidak menerima ajakan Nabi Nuh AS. Mereka menghina dan mengolok-olok pembangunan bahtera besar yang diperintahkan Tuhan. Nabi Nuh AS hanya menanggapi dengan acuh tak acuh terhadap kata-kata ejekan dan hinaan populer yang diungkapkan oleh orang-orang yang tidak menaati ajaran Tuhan: “Bagi mereka yang menghina dan mengejek kami, akan tiba saatnya ketika Tuhan akan menghukum kalian atas apa yang telah kalian lakukan.”
Meskipun Nabi Nuh AS menerima hinaan dan cemoohan dari mereka, ia terus membangun bahtera besar yang telah ditetapkan Allah. Nabi Nuh AS dan para pengikutnya tetap semangat mengerjakan bahtera agung hingga akhirnya bahtera agung dibangun dan mereka sangat senang karena berhasil memenuhi perintah Allah.
6. Taat pada Perintah Allah SWT
Ketika orang-orang yang menghina Nabi Nuh AS dan para pengikutnya membangun bahtera, Nabi Nuh AS memberi tahu orang-orang kafir itu bahwa akan ada banjir besar yang bisa menenggelamkan seluruh umat manusia. Namun, orang-orang kafir masih tidak percaya apa yang dikatakan Nuh. Bahkan, anaknya juga tidak percaya dengan cerita ayahnya dan ingin tetap ingkar karena bisikan setan dan dorongan orang-orang kafir.
Bahtera yang disiapkan oleh Nabi Nuh AS dan para pengikutnya, kemudian Nabi Nuh AS menerima wahyu dari Allah: “Siapkan bahteramu, ketika perintah-Ku datang dan kamu melihat tanda-tanda dari-Ku, maka segera bawalah bersamamu. bahtera dan sanak saudaramu dan ambillah dua pasang dari semua makhluk di bumi dan berlayarlah dengan izin-Ku. Banjir bandang Sebelum hari banjir bandang datang, Nabi Nuh AS memanggil para pengikutnya untuk segera mempersiapkan bahtera. Hingga tiba saatnya hujan turun sangat deras dan air mulai menggenang lebih dulu.
Air yang membanjiri Negeri-negeri dataran rendah mulai naik perlahan-lahan dan menuju dataran tinggi. Akhirnya, banjir mulai membanjiri seluruh negeri, dan hanya orang-orang percaya dan beberapa makhluk hidup di kapal Nuh AS yang selamat dari banjir yang menenggelamkan seluruh negeri. Kapal Nabi Nuh AS mulai berlayar melewati banjir dengan “Bismillahi Majraha wa mursaha” dan saat berlayar, orang-orang kafir terlihat berusaha menyelamatkan diri dari hanyut oleh air.
Berlayar melalui air bah, Nuh melihat putranya, Kanaan, bangkit dan jatuh, karena Tuhan menghukumnya atas tindakannya. Nabi Nuh AS sangat berduka atas meninggalnya anaknya yang meninggal dalam keadaan kafir, tidak beriman dan belum mengenal Allah.
Banjir tiba-tiba, yang menghancurkan orang-orang kafir dan penindas hukum Tuhan, mulai surut, air yang melimpah, tiba-tiba surut dengan cepat, karena meresap ke dalam bumi. Saat banjir atau banjir bandang mereda, bahtera Nabi Nuh AS di atas bukit “Judie” beristirahat. Kemudian orang-orang percaya dan makhluk hidup lainnya mulai turun dari kapal besar dan mereka lolos dari banjir.
Kesimpulan
Sekian pembahasan singkat mengenai keteladanan dari kisah nabi Nuh A.S. Tidak sekedar membahas riwayat dari nabi Nuh A.S saja, tetapi juga membahas mengenai teladan apa saja yang bisa kita ambil dari kisah dan sifat seorang Nabi Nuh A.S. Membaca serta meneladani kisah dan sifat Nabi Nuh A.S memberikan pelajaran bagi kita untuk selalu berbuat baik dan bersabar akan setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
Demikian ulasan mengenai keteladanan dari kisah nabi Nuh A.S.. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang kisah keteladanan nabi Nuh A,S dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan agama lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.
Penulis: Pandu Akram
Artikel terkait: