Pengertian Ihsan – Setiap hari, manusia dianjurkan menjadi diri yang baik. Hal ini dapat diwujudkan dengan berbuat baik kepada sesama makhluk hidup. Misalnya dengan menolong kerabat atau teman yang sedang kesulitan, menjaga lingkungan, tidak merusak alam, tidak memburu hewan secara liar, dan lainnya.
Dalam agama Islam menjunjung tinggi nilai toleransi, tolong menolong, dan sikap-sikap baik lainnya. Dari hal-hal baik tersebut maka terciptalah ihsan. Secara sederhana, ihsan merupakan suatu perbuatan baik yang dilakukan seseorang.
Perbuatan-perbuatan baik tersebut dapat mengacu pada ketaatan dalam beribadah, hubungan sebagai sesama manusia, dan hal-hal baik yang dilakukan kepada sesama makhluk hidup di bumi. Sebagai manusia yang dibekali dengan akal oleh Tuhan maka sudah seharusnya melakukan hal-hal baik yang tidak merugikan siapapun termasuk tumbuhan, hewan, dan alam.
Untuk itu, Grameds perlu memahami ihsan mulai dari pengertian sampai contohnya sehingga dapat menjadi pendorong atau penyemangat untuk berbuat baik. Berikut penjelasan mengenai ihsan yang telah dirangkum dari berbagai laman di internet.
Daftar Isi
Pengertian Ihsan
Kata ihsan merupakan kebalikan dari kata al isaa- ah yang berarti erbuat buruk. Ihsan merupakan tingkah laku seseorang demi melakukan perbuatan baik dan mencegah diri dari perbuatan dosa. Seseorang yang berlaku ihsan akan memberikan kebaikan pada hamba Allah yang lainnya berupa, kekayaan, kepandaian, kemuliaan, ataupun tenaganya.
Ihsan sendiri berasal dari kata hasuna yang berarti baik atau bagus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ihsan dimaknai sebagai baik; derma dan sebagainya yang tidak diwajibkan. Ihsan sendiri tidak dapat dipisahkan dari iman dan Islam. Ketiaganya menjadi satu kesatuan sebagai kesempurnaan keberislaman seseorang.
Melansir dari laman Islam.nu.or.id, Ibnu Katsir dalam karya tafsirnya mengatakan, ihsan mencakup kebaikan sesuatu secara substansi baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah, maupun lainnya sebagaimana kebaikan seorang Muslim terhadap orang lain.
Sementara itu, Sayyid Thanthawi mengatakan, objek kata ‘ihsan’ pada Surat An-Nahl ayat 90 tidak disebutkan untuk memberikan efek keumuman sasaran dan bentuk dari perbuatan ihsan itu sendiri. Perbuatan baik atau ihsan dilaksanakan dalam bentuk perbuatan maupun ucapan dan ditujukan kepada manusia, hewan, dan ciptaan lainnya.
Sayyid Thanthawi mengatakan, objek kata ‘ihsan’ pada Surat An-Nahl ayat 90 tidak disebutkan untuk memberikan efek keumuman sasaran dan bentuk dari perbuatan ihsan itu sendiri. Perbuatan baik atau ihsan dilaksanakan dalam bentuk perbuatan maupun ucapan dan ditujukan kepada manusia, hewan, dan ciptaan lainnya.
Al-Munawi memaparkan mengenai tempat penting ihsan sebagai perwujudan keimanan. Hal tersebut disebabkan karena agama Islam berdiri atas dasar pilar ihsan dan kemurahan hati. Jika keduanya tidak dipraktikkan maka keberislaman seseorang tidak akan bernilai baik.
Kaitan ihsan dan keimanan diangkat kembali oleh Rasulullah pada riwayat Ibnu Majah dan At-Thabarani, “Orang beriman yang paling utama (paling tinggi derajatnya, kata Al-Munawi) adalah mereka yang paling baik akhlaknya.”
Allah memerintahkan umat-Nya untuk berperilaku sesuai dengan ihsan seperti disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 83 sebagai berikut.
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”
Tidak hanya itu, anjuran untuk berbuat ihsan juga tercatat dalam firman Allah pada surah An Nahl ayat 90 yang memiliki arti sebagai berikut.
Artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…”
Dalam ayat lain, Allah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 195 yang memiliki arti sebagai berikut.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…”
Ciri-Ciri Ihsan
Seseorang yang mengamalkan ihsan dapat terlihat dari perilakunya. Berikut beberapa ciri ihsan yang telah dirangkum dari laman Plus.kapanlagi.com dan dalam buku “Mutiara Qudsi” karya Ahmad Abduh Iwadh sebagai berikut.
- Mengeluarkan infak dalam kondisi senang atau pun susah
- Menahan amarahnya ketika mereka mampu melakukannya
- Memaafkan kesalahan orang-orang yang menzalimi mereka
- Melakukan salat malam
- Orang yang berbuat ihsan akan meminta ampun pada waktu sahur.
- Selalu berusaha menaati perintah Allah SWT (sholat, puasa, zakat, sedekah, infak, dan sebagainya) dan menjauhi larangan-Nya.
- Bersikap amanah dan jujur.
- Selalu berusaha untuk menjaga ibadah kepada Allah SWT dan selalu haus akan ibadah.
- Dapat mewujudkan dan menjaga kedamaian dan keharmonisan bermasyarakat.
- Berusaha untuk memaafkan orang lain apabila dizalimi dan menjaga amarah.
Bentuk Perbuatan Ihsan
Perbuatan yang mencerminkan ihsan tidak hadir dalam bentuk tunggal. Ia dapat berwujud banyak hal. Berikut beberapa bentuk perbuatan ihsan yang ada di sekitar kita.
1. Sabar
Sabar merupakan perbuatan menahan diri dari sesuatu yang tidak disukai dengan penuh keridhaan dan kepasrahan. Sebagai seorang muslim, menahan diri atas sesuatu yang tidak disukainya. Misalnya menahan diri untuk tidak marah ketika ada seseorang yang berbuat buruk kepada diri kita.
Tidak hanya itu dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah, juga diperlukan kesabaran. Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk beribadah dan menahan diri dari bermaksiat kepada Allah. Meskipun, kita tertarik dengan hal-hal maksiat.
Sabar dan tidak merasa gelisah juga menjadi bagian dari akhlak yang didapatkan dengan latihan dan kesungguhan. Grameds yang memeluk agama Islam dapat mempraktikkan sabar dengan mengingat perintah Allah dan pahala yang dijanjikan.
Seperti dalam firman-Nya dalam surah Ali Imran ayat 200 yang memiliki arti sebagai berikut.
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
Juga dalam surah Al-Baqarah ayat 45 yang berarti sebagai berikut.
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat…”
2. Menunaikan Salat
Salat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah Swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam; doa kepada Allah.
Salat juga dapat dimaknai sebagai ibadah yang teratur dari beberapa lisan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, diakhiri dengan salam, dan dilengkapi dengan berbagai syarat yang telah ditentukan. Allah berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 45 yang artinya sebagai berikut.
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”
3. Menunaikan Zakat
Sebagai umat Islam harus menunaikan zakat jika telah memenuhi syarat. Dengan berzakat tidak akan membuat miskin, justru dapat membersihkan harta kita. Perlu diingat bahwa dalam rezeki yang kita miliki terdapat rezeki orang lain.
Zakat menjadi salah satu rukun Islam yang kelima. Ia bersifat fardu ‘ain jika telah memenuhi syarat-syaratnya. Dalam surah An Nisa ayat 77 telah diperintahkan mengenai zakat. Arti ayat tersebut adalah “Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat hartamu…”
Perintag zakat juga tercantum dalam surah At Taubah ayat 103 yang artinya, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…”
4. Keyakinan kepada Hari Akhir
Hari akhir kehidupan manusia akan datang dengan waktu yang tidak dpaat dipastikan. Sebagai seorang muslim harus mengimani bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan memiliki batas akhir.
Kemudian, akan datang kehidupan kedua, detik-detik menuju akhirat. Allah akan membangkitkan kembali seluruh makhluk hidup dengan sekali tiupan. Mereka akan berkumpul di padang Mahsyar untuk ditimbang atau dihisap amalan.
Allah akan memebrikan ganjaran surga kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sedangkan, orang-orang yang berbuat keburukan di bumi akan diganjar dengan siksa neraka. Hal tersebut tercantum dalam surah Ar Rahman ayat 26-27 yang memiliki arti sebagai berikut.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Rabbmu yang memiliki kesabaran dan kemuliaan tetap kekal.”
Juga tercatat dalam surah Al Anbiya ayat 34-35 yang memiliki arti sebagai berikut.
“Dan kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum engkau (Muhammad); maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.”
5. Jihad
Jihad menjadi fardhu kifayah untuk memerangi orang-orang kafir dan orang-orang yang memerangi orang Islam. Namun, jihad ini tidak dapat dijadikan sebagai landasan untuk saling membunuh orang lain yang berbeda kepercayaan dan agama.
Dalam surah At Taubah ayat 122 telah dijelaskan mengenai jihad. Arti ayat tersebut sebagai berikut.
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
6. Infak
Menurut Juwaibir yang diriwayatkan dari adh-Dhahhak, “infak adalah amal yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan kemampuan dan kemudahan yang mereka miliki, hingga turunlah ayat tentang kewajiban-kewajiban shadaqah, yakni tujuh ayat dalam surat At-Taubah yang menerangkan tentang shadaqah, dan ini adalah ayat-ayat menasakh (menghapuskan) hukum yang ada dan menetapkan hukum yang baru.”
Adapun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), infak dimaknai sebagai pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan; sedekah; nafkah. Infak dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk.
Infak dapat berupa jasa atau materi. Jasa biasanya diberikan dengan memberikan tenaga atau keahlian untuk membantu sesama. Sedangkan, materi dengan cara memberikan harta benda, seperti uang, emas, mobil, sepeda, dan sebagainya kepada sesama yang membutuhkan bantuan.
Fungsi Ihsan
Adanya ihsan bukan tanpa alasan. Setidaknya, ia menjadi alasan bagi manusia untuk terus berbuat baik. Berikut fungsi ihsan bagi manusia.
- Pendorong, bahwa Ihsan terhadap Allah Swt, memotivasi manusia menghormati hidupnya, beribadah dan beramal shaleh sebatas menambah keimanan dan ketaqwaan seseorang.
- Penyalur, yakni bahwa Ihsan terhadap Allah Swt, yang sudah dipunyai manusia agar bisa berkembang secara optimal dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dengan menggunakan tuntunan agama Islam sebatas dirinya sadar dengan Allah Swt.
- Pengendalian, dengan menggunakan Ihsan manusia bisa mengendalikan perbuatannya ketika melakukan perbuatan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt.
- Penyesuaian, manusia harus sadar dengan dirinya sebagai makluk ciptaan Allah Swt yang tidak ada tenaga dan tidak ada kekuatan dibandingkan dengan Allah yang maha pencipta dan maha kuasa.
Baca juga:
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Aqidah
- Biografi Sunan Kalijaga
- Doa Membayar dan Menerima Zakat Fitrah
- Dakwah
- Nasab
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Iqlab
- Sistem Ekonomi Islam
- Kisah Nabi Adam
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kisah 25 Nabi dan Rasul
- Musyarakah
- Nafsu
- Doa Kelahiran Anak
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Zakat Fitrah
- Doa Setelah Adzan
- marah Dalam Islam
- Sifat Mustahil Bagi Allah
- Sholat Jamak
- Sholat Isya
- Sholat Hajat
- Musyrik
- Niat Puasa Qadha Ramadhan
- Hukum Syara
- Hikmah Sholat
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Manhaj
- Perbedaan Haji dan Umroh
- Peristiwa Turunnya Al-Qur'an
- Penyakit Ain
- Pengertian Isra Mi'raj
- Tugas Malaikat
- Hadist Tentang Menuntut Ilmu
- Sifat Jaiz Rasul
- Syirkah Inan
- Strategi Dakwah Wali Songo
- Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
- Strategi Dakwah Sunan Ampel
- Fungsi Hadist
- Hadits Kebersihan
- Tarekat
- Zina