Kata Benda – Dalam hal berkomunikasi, pasti Grameds setuju jika keberadaan bahasa sangat memegang peranan penting terutama pada kehidupan sehari-hari. Yap, tanpa bahasa, manusia di seluruh bumi ini tentunya akan kesulitan untuk berkomunikasi maupun berinteraksi dengan manusia lain.
Tidak hanya untuk berkomunikasi, bahkan untuk mengungkapkan gagasannya saja sulit sehingga peradaban ini mustahil untuk dibangun. Bahkan sejumlah ahli bahasa mengungkapkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat di belahan bumi manapun dan berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Dalam perkembangannya, baik itu bahasa secara lisan maupun bahasa secara tulisan, keberadaan jenis-jenis kata juga semakin berkembang pula. Jenis-jenis kata itu tidak hanya sekadar kata verba (kata kerja) atau kata adjektiva (kata sifat) saja, tetapi ada banyak sekali.
Salah satu jenis kata yang sering ditemui dan diajarkan di bangku sekolah selain kata verba (kata kerja) atau kata adjektiva (kata sifat) adalah kata benda alias nomina. Contoh dari kata benda bahkan cukup mudah untuk disebutkan karena keberadaannya yang banyak. Lantas, apa sih kata benda itu? Apa saja jenis-jenis dari kata benda dalam Bahasa Indonesia ini? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
Apa Itu Kata Benda?
Kata benda alias nomina adalah salah satu jenis kata yang kerap ditemui pada karya sastra maupun tulisan resmi dalam Bahasa Indonesia. Sebenarnya, semua bahasa di dunia ini juga memiliki kata benda kok, hanya saja penyebutannya berbeda, sekalipun itu pada bahasa daerah. Sedikit trivia saja nih, bahkan pada bahasa tertentu, kata benda dapat dibagi lagi berdasarkan jenis kelaminnya.
Berdasarkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, keberadaan kata benda alias nomina ini ternyata dapat dilihat dari 3 segi pandang berbeda, yakni menurut segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuknya. Apabila dari segi semantis, maka kata benda alias nomina ini dapat mengacu pada konsep, pengertian, benda, binatang, hingga manusia. Contohnya adalah dokter, tikus, toples, dan kebangsaan pun dapat menjadi contoh dari kata benda.
Selanjutnya dari segi sintaksisnya, maka kata benda alias nomina ini memenuhi ciri-ciri tertentu, yakni:
- Dalam sebuah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba), maka kata benda (nomina) akan menduduki fungsi subjek, objek, maupun pelengkap. Contoh: Pemerintah akan memantapkan perkembangan. Kata “pemerintah” dan “perkembangan” adalah kata benda.
- Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata “tidak”. Apabila hendak menggunakan kata pengingkar, maka gunakan kata “bukan”.
- Nomina dapat diikuti kata sifat (adjektiva), baik yang secara langsung maupun diantarai oleh kata “yang”. Contoh: kata “pakaian” dan “kipas” dapat disebut sebagai kata benda, sebab dapat digabung dengan kata sifat menjadi “pakaian mewah” dan “kipas baru”; atau dapat diantarai dengan kata yang sehingga menjadi “pakaian yang mewah” dan “kipas yang baru”.
Terakhir, kata benda (nomina) jika dilihat dari segi bentuknya, maka akan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.
- Hanya terdiri dari satu morfem saja.
- Dapat diturunkan menjadi bentuk afiksasi (imbuhan), pengulangan, dan pemajemukan.
Sementara itu, ada banyak ahli bahasa yang berpendapat mengenai apa definisi dari kata benda, salah satunya adalah Muslich. Menurut Muslich (2007), mengungkapkan bahwa nomina ini adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan “yang + kata sifat”.
Singkatnya, kata benda yang disebut juga sebagai nomina ini adalah salah satu jenis kata dalam Bahasa Indonesia yang menerangkan nama benda atau segala hal yang memang bisa dibendakan.
Mengenal Berbagai Sudut Pandang Mengenai Kata Benda
Masih berdasarkan pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, keberadaan kata benda alias nomina dapat dari dilihat tiga segi fiturnya, yakni dari segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Nah, berikut adalah uraiannya.
1. Nomina Dilihat Dari Segi Perilaku Semantisnya
a) Nomina yang Mengandung Fitur Semantik Universal
Sesuai dengan namanya, maka nomina ini pasti mengandung makna yang bersifat umum. Artinya, seluruh masyarakat sebagai pengguna bahasa sudah memahami makna dari kata tersebut. Contohnya pada kata “sapi”. Dalam Bahasa Indonesia, kata “sapi” memiliki makna berupa ‘hewan ternak berkaki empat, dengan mata berjumlah dua, warna tubuh yang memiliki corak hitam-putih, coklat, hingga coklat-putih, dan dapat menghasilkan susu’.
Menurut Chaer (2012), nomina yang mengandung fitur semantik universal juga dapat berkaitan dengan bagaimana budaya dari pengguna bahasa. Contohnya adalah kata “budak”. Dalam budaya Bahasa Indonesia, kata tersebut memiliki makna sebagai ‘seseorang yang dipekerjakan untuk sesuatu hal dan tidak dibayar’. Sementara dalam budaya Bahasa Melayu, kata “budak” justru memberikan makna sebagai ‘anak-anak atau seseorang yang belum dewasa, baik laki-laki maupun perempuan’. Oleh karena itu, dalam fitur semantik universal ini akan selalu berkaitan dengan bagaimana makna kata dari pengguna bahasanya.
b) Nomina yang Mengandung Fitur Semantik Kodrati
Dalam hal ini, maka kata benda alias nomina akan berkaitan dengan kegiatan yang lumrah pada kata tersebut. Misalnya kata “semangka” yang merupakan kata benda, memiliki fitur semantik kodrati yang berupa ukuran, berat, warna, dan bentuknya yang bundar. Yap, tidak ada buah semangka yang bentuknya memanjang, meskipun jika dalam bentuk kotak itu ada. Maka dari itu, fitur semantik kodrati ini tidak akan mengalami penyimpangan dari sifat kodrati dari kata benda itu sendiri.
Kata Benda dari Segi Perilaku Semantik | Contoh Kata Benda |
Kata benda yang mengandung fitur semantik universal | Balon |
Kata benda yang mengandung fitur semantik kodrati | Pensil |
2. Nomina Dilihat Dari Segi Sintaksisnya
a) Nomina Sebagai Pembentuk Frasa
Sebagai inti frasa, maka nomina akan menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya berada di bagian depan atau belakang kata benda itu. Pewatasnya ini dapat berupa jenis kata lainnya, mulai dari kata numeralia, kata adjektiva, kata verba, dan lainnya. Contohnya pada kata benda “gedung”. Jika dirangkai dengan kata adjektiva “mewah”, maka dapat membentuk frasa nomina berupa ‘gedung mewah’. Nah, pada frasa nomina ‘gedung mewah’ ini, kata benda “gedung” akan berperan sebagai inti frasa, sementara kata sifat “mewah” akan berperan sebagai atributnya.
- Nomina Diikuti Kata Benda
Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat diikuti oleh kata benda pula. Jadi, baik inti frasa maupun atributnya pun juga akan sama-sama berupa kata benda lias nomina. Contoh: burung merpati, alat keseimbangan, buku biru
- Nomina Diikuti Kata Kerja
Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat diikuti oleh kata kerja (verba), sehingga inti frasa akan berupa kata benda, sementara atributnya akan berupa kata kerja. Contohnya: meja tulis, pola berpikir, tabungan berjangka, keluarga berencana.
- Nomina Diikuti Kata Sifat
Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat diikuti oleh kata sifat (adjektiva), sehingga inti frasa akan berupa kata benda, sementara atributnya akan berupa kata sifat. Contohnya: katak dewasa, istilah baru, pendapat yang aneh, makan enak.
- Nomina Didahului Kata Preposisi
Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat didahului oleh kata preposisi (kata depan). Contohnya: di kantor, dari kamar, pada masa itu, dan lainnya.
- Nomina Didahului Kata Sifat
Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat didahului oleh kata sifat (adjektiva). Contohnya: biru langit, merah darah, hijau daun, dan lainnya.
b) Nomina Sebagai Pembentuk Klausa
Menurut Badru, dalam kerangka struktur klausa tataran sintaksis, kata benda justru dapat menempati tempat kosong. Artinya, dapat memenuhi fungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, maupun keterangan.
- Nomina Menempati Fungsi Subjek
Jika kata benda menempati fungsi subjek, maka letaknya pun biasanya berada di awal kalimat, baik itu berupa kata benda (nomina) maupun frasa nomina. Contoh: “Dengan demikian, lukisan dapat dipindahkan sesuai kehendak Ketua”.
Pada kata “lukisan” yang merupakan kata benda, dapat memenuhi fungsi sebagai subjek. Sementara kata “dengan demikian” justru bukan subjek, melainkan konjungsi antar kalimat. Meskipun letaknya di awal kalimat, konjungsi tersebut tidak dapat memenuhi fungsi subjek.
- Nomina Menempati Fungsi Predikat
Contoh: Ibunya seorang apoteker.
Pada kalimat tersebut, frasa “seorang apoteker” merupakan frasa nomina yang sekaligus menduduki fungsi predikat.
- Nomina Menempati Fungsi Objek
Contoh: Kelompok 5 membutuhkan uang.
Pada kalimat tersebut, kata “uang” yang merupakan kata benda, menduduki fungsi objek. Terlebih lagi, kata “membutuhkan” juga merupakan verba transitif yang berfungsi sebagai predikat.
- Nomina Menempati Fungsi Pelengkap
Contoh: Tape adalah hasil peragian singkong.
Pada kalimat tersebut, frasa hasil peragian singkong merupakan frasa nomina yang bukan sebagai fungsi objek, melainkan sebagai fungsi pelengkap. Terlebih lagi, frasa tersebut tidak dapat dipasifkan.
- Nomina Menempati Fungsi Keterangan
Contoh: Kami baru saja kembali dari Semarang.
Pada kalimat tersebut, frasa dari Semarang yang merupakan frasa nomina, menempati fungsi keterangan pelaku karena menerangkan pelaku pada fungsi subjek.
Jenis-Jenis Kata Benda Dalam Bahasa Indonesia
1. Nomina Dasar
Pada dasarnya, nomina dasar adalah kata benda yang ciri bentuknya tidak memiliki afiks alias imbuhan. Dalam hal ini, nomina dasar dapat dibagi menjadi 2, yakni nomina dasar khusus dan nomina dasar umum.
a) Nomina Dasar Khusus
Yakni kata benda yang terdiri dari satu morfem dengan ciri makna tertentu. Ciri makna ini mengacu pada nama tempat, nama geografis, nama diri orang, dan nama hari. Menurut buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, ada beberapa subkategori dari nomina dasar khusus, yakni:
- Nomina yang diwakili oleh atas, dalam, bawah, dan muka, akan mengacu pada tempat seperti di atas, di bawah, dan di dalam. Keberadaan frasa preposisional ini juga dapat digabungkan dengan kata benda lainnya, sehingga menjadi di bawah meja, di atas atap, di dalam kamar, dan lainnya.
- Nomina yang diwakili oleh Semarang dan Bekasi, berarti mengacu pada nama geografis.
- Nomina yang diwakili oleh butir dan batang, berarti menyatakan penggolongan kata yang didasarkan pada bentuk rupa acuannya secara idiomatis.
- Nomina yang diwakili oleh Sabda dan Meta, berarti mengacu pada nama diri orang.
- Nomina yang diwakili oleh paman dan kakak, berarti mengacu pada orang dengan hubungan kekerabatan.
- Nomina yang diwakili oleh Rabu dan Sabtu, berarti mengacu pada nama hari.
b) Nomina Dasar Umum
Yakni kata benda yang hanya terdiri dari satu morfem saja dengan ciri makna yang secara umum. Ciri makna ini mengacu pada tempat, keterangan alat, keterangan waktu, hingga keterangan cara. Contoh: gambar, tahun, hukum, tongkat, dan lainnya.
No. | Nomina Dasar | Contoh |
1. | Nomina Dasar Khusus | Selasa |
2. | Nomina Dasar Umum | 6 Desember 2022 |
2. Nomina Turunan
Yakni kata benda yang diturunkan melalui adanya proses afiksasi (imbuhan), pengulangan, dan pemajemukan.
a) Proses Afiksasi (Imbuhan)
Afiksasi nomina menjadi proses pembentukan kata benda dengan menambahkan afiks (imbuhan) tertentu pada kata dasar. Dalam proses ini, justru dapat membentuk nomina turunan dari jenis kata yang berbeda. Nah, berikut adalah proses afiksasi pada nomina dan contoh kalimatnya.
No. | Afiksasi Nomina Turunan | Contoh |
1. | Afiksasi Nomina ke- | Kursi dapat dipindahkan sesuai kehendak kita |
2. | Afiksasi Nomina pel-, per-, dan pe- | pertapa – bertapa, pedagang – perdagangan, pejuang – perjuangan. |
3. | Afiksasi Nomina peng- | pengirim – orang yang mengirim; periang – orang yang sifatnya riang; penghapus – alat untuk menghapus |
4. | Afiksasi Nomina -an | asinan – sesuatu yang diasinkan. |
5. | Afiksasi Nomina peng-an | hijau – penghijauan. |
6. | Afiksasi Nomina ke-an | malas – kemalasan. |
7. | Afiksasi Nomina -el, -er, -em, dan -in- | sabut – serabut, kuning – kemuning, gigi – geligi. |
8. | Afiksasi Nomina per-an | berjanji – perjanjian, berpindah – perpindahan |
9. | Afiksasi Nomina -wan/-wati | Karyawan, wartawati. |
b) Proses Pengulangan (Reduplikasi)
Yakni proses penurunan kata benda dengan cara pengulangan, baik secara utuh maupun sebagian. Dalam hal reduplikasi kata benda ini, dibagi menjadi 4 jenis yakni pengulangan utuh, pengulangan salin suara, pengulangan sebagian, dan pengulangan yang disertai afiksasi.
No. | Pengulangan Nomina Turunan | Contoh |
1. | Pengulangan Utuh | gedung-gedung |
2. | Pengulangan Salin Suara | gerak-gerik |
3. | Pengulangan Sebagian | orang-orang muda |
4. | Pengulangan yang Disertai Afiks | baju-bajuan |
5. | Pengulangan Dasar Berafiks | Dedaunan |
c) Pemajemukan
Yakni proses penggabungan bentuk kata benda satu dengan kata benda lainnya dan menghasilkan mata kata baru. Dalam pemajemukan kata benda ini, dapat dibagi berdasarkan bentuk morfologis dan hubungan komponennya.
- Nomina Majemuk Dasar
Yakni nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar. Contoh: tata tertib, uang muka, dan lainnya.
- Nomina Majemuk Berafiks
Yakni nomina majemuk yang salah satu atau dua komponennya memiliki afiks alias imbuhan. Contoh: pedagang eceran, penyakit menular, dan lainnya.
- Nomina Majemuk
Yakni gabungan antara bentuk bebas dan bentuk terikat. Dalam nomina ini, salah satunya adalah unsur terikat sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Contoh: nonkomunis, prarencana, dan lainnya.
50+ Contoh Kata Benda Dalam Bahasa Indonesia
- Biru
- Meja
- Kursi
- Kipas
- Jendela
- Pintu
- Lantai
- Tembok
- Merah
- Hijau
- Daun
- Tiang
- Pola
- Manusia
- Pendapat
- Hukum
- Maret
- Juni
- Juli
- Farida
- Adik
- Kakak
- Kapas
- Tisu
- Sisir
- Loket
- Pensil
- Penggaris
- Mangkok
- Piring
- Paku
- Palu
- Rafia
- Kabel
- Lampu
- Lemari
- Kardus
- Peniti
- Selimut
- Bantal
- Kaca
- Ventilasi
- Gunting
- Toples
- Tas
- Pagar
- Kayu
- Bambu
- Gerbang
- Aspal
- Pohon
- Kucing
- Burung
- Jambu
- Melati
- Sumpit
- Figura
- Masker
- Obat
- Dokter
Sumber:
Alwi, Hasan, dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
FAIZAH, N. (2014). KEMAMPUAN MENGGUNAKAN NOMINA PADA FUNGSI DAN PERAN KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 PURWOKERTO (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO). (https://repository.ump.ac.id/)
Baca Juga!
- 60 Contoh Frasa Adjektiva dan Penjelasannya
- Pengertian, Ciri, dan Contoh Kata Kerja Mental
- Contoh Kata Sifat Disertai Ciri dan Jenis-Jenisnya
- Cara Menulis Kata “Di” yang Benar!
- 70 Contoh Kata Kerja, Apa Saja Ya?
- Mengenal Tata Aturan Penggunaan Kata “Ke” yang Benar
- Pengertian Kata Kerja Aktif dan Pasif Disertai Ciri, Jenis, serta Contohnya
- Apa Itu Teks Deskripsi?
- Ciri, Sejarah, dan Contoh Bahasa Sansekerta
- Pengertian Kalimat Simpleks dan Contoh Penggunaannya