Kuantitas adalah – Kalau kamu ingat-ingat lagi, kamu pasti pernah mendengar atau membaca frasa “kuantitas dan kualitas”. Misalnya, kuantitas dan kualitas buku self-improvement di Indonesia perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental, dan masih banyak lagi contoh kalimatnya.
Meski banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sampai sekarang masih ada orang yang tidak mengetahui apa yang dimaksud kuantitas dan kualitas. Padahal dengan mengetahui keduanya, akan sedikit memudahkan kehidupan kita.
Sebab, kuantitas dan kualitas adalah dua hal berbeda yang saling berhubungan satu sama lain. Itulah mengapa dalam artikel ini kita akan membahas tentang pengertian kuantitas, macam-macamnya, apa saja contohnya, dan bagaimana perbedaan kuantitas dan kualitas. Simak baik-baik, ya!
Daftar Isi
Apa Itu Kuantitas?
Sederhananya, yang dimaksud dengan kuantitas adalah satuan ukuran yang merujuk kepada jumlah maupun nilai yang pasti serta bisa ditentukan menggunakan bilangan. Misalnya, jumlah siswa dalam satu kelas, jumlah peserta rapat, jumlah anggota keluarga dalam satu RT, dan masih banyak lagi.
Lebih jelas lagi, Wungu dan Brotoharsojo (2003) menjelaskan kuantitas sebagai seluruh satuan ukuran yang berkaitan dengan besaran usaha dan bisa digambarkan sebagai suatu angka atau bilangan.
Kuantitas juga bisa mengabaikan semua aspek kualitas dari sesuatu yang diukur. Contohnya, “kakekmu di kampung mempunyai 50 ekor domba, tidak peduli apakah jumlah ini ternyata ada 10 ekor yang sakit, 5 ekor yang hamil, atau sebagainya. Pokoknya kakekmu punya domba 50 ekor. Titik.”
Mengapa kuantitas bisa mengabaikan aspek kualitas? Hal ini karena jika kualitas dari sesuatu yang diukur dimasukkan ke dalam ukuran kuantitas, maka akan semakin sulit untuk dipelajari.
Misalnya, mengukur suatu fenomena dalam bidang politik akan lebih sulit jika dilakukan dengan memperhatikan kuantitasnya sebab bisa jadi fenomena tersebut baru muncul pertama kali.
Oleh karena itu, proses mengenal dunia nyata secara logis dan historis cenderung mendahulukan pengetahuan tentang kualitas dibanding pengetahuan tentang kuantitas.
Terkadang, beberapa keputusan diambil dengan memperhatikan kuantitas. Namun, sebenarnya, untuk mengambil keputusan, ada baiknya menggunakan teori dan teknik. Agar semakin paham dengan teori dan teknik dalam mengambil keputusan, maka kamu bisa membaca buku Teori dan Teknik Pengambilan Keputusan Kualitatif dan Kuantitatif.
Macam-Macam Kuantitas
geralt/pixabay
Kuantitas biasanya dimanfaatkan untuk menjadi tolak ukur terhadap nilai atau jumlah yang memang bisa dihitung dengan pasti. Paling tidak ada tiga macam kuantitas yang bisa diukur, yaitu kuantitas penduduk, kuantitas kerja, dan juga kuantitas produk.
Kuantitas Penduduk
Kuantitas penduduk adalah jumlah riil penduduk di suatu daerah. Baik negara, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, RW, maupun RT. Dalam konteks ini, kuantitas penduduk dapat digunakan untuk mengukur total jumlah orang dalam menentukan keputusan.
Contohnya sebuah pabrik sepatu baru di kota Bandung membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2.500 orang. Jumlah penduduk yang ada di sekitar pabrik sepatu tersebut juga 2.500 orang. Dengan begitu, pabrik tidak perlu mencari pekerja dari luar kota.
Dalam konteks lainnya, kuantitas penduduk bisa dianggap sebagai jumlah penduduk yang didapatkan dari jumlah kelahiran, kematian, perpindahan, hingga perbedaan penduduk dan kemampuannya.
Biasanya kuantitas penduduk dihitung dengan bantuan data demografi yang merupakan data kondisi aktual suatu penduduk. Data demografi ini berisi berbagai karakteristik penduduk yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan rencana pembangunan secara menyeluruh.
Data demografi ini diperoleh dengan tiga cara, yaitu sensus penduduk, survei penduduk, dan juga registrasi penduduk.
-
Sensus penduduk
Sensus penduduk merupakan proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, hingga publikasi data seluruh penduduk di suatu negara. Biasanya sensus penduduk dilakukan secara berkala dalam periode tertentu, misalnya setiap 10 tahun sekali.
-
Survei Penduduk
Survei penduduk merupakan proses pengumpulan data penduduk dengan ruang lingkup yang lebih sederhana. Biasanya, survei hanya dilakukan di daerah-daerah yang dapat mewakili seluruh wilayah suatu negara.
Misalnya, untuk melihat data tentang pemilih berusia 20 sampai 25 tahun di Indonesia, kamu bisa melakukan survei di Jakarta yang dianggap mewakili seluruh wilayah Indonesia.
-
Registrasi penduduk
Registrasi penduduk merupakan sekumpulan keterangan tentang peristiwa yang berhubungan dengan kependudukan. Contohnya peristiwa kelahiran dan kematian, lalu ada juga kegiatan-kegiatan yang mengubah status sipil seseorang.
Kegiatan tersebut misalnya seperti pernikahan, perceraian, perpindahan penduduk, atau pengangkatan anak. Karena berhubungan dengan peristiwa sosial, registrasi penduduk harus dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat mengikuti kejadiannya.
Pencatatan setiap peristiwa juga dilakukan oleh beberapa lembaga pemerintah. Untuk kelahiran dan kematian, misalnya, akan dicatat oleh Kantor Catatan Sipil dan juga Kelurahan. Sementara pernikahan dan perceraian dicatat oleh Kantor Catatan Sipil dan Departemen Agama.
Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja adalah suatu ukuran mengenai jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seorang karyawan dalam satu periode waktu. Hal ini biasanya dilihat dari bagaimana cara karyawan menyelesaikan kewajiban serta tanggung jawabnya dalam waktu dan kecepatan yang sudah ditentukan.
Dengan kata lain, kuantitas kerja dihitung berdasarkan jumlah pekerjaan serta waktu yang dihabiskan oleh seorang karyawan. Jika jumlah pekerjaan yang diselesaikan semakin banyak, maka kuantitas kerjanya semakin baik. Begitupun sebaliknya.
Karyawan yang selalu berusaha menyelesaikan kewajibannya menandakan bahwa dia adalah orang yang memiliki tanggung jawab yang besar.
Bila dirinci lebih jauh lagi, indikator kuantitas kerja meliputi ketepatan waktu dan juga pekerjaan cepat. Ketepatan waktu dapat menunjukkan jumlah tipe pekerjaan yang dicoba oleh karyawan dalam suatu periode waktu sesuai dengan tujuan dari perusahaan.
Sementara itu, pekerjaan cepat adalah indikator tambahan yang hanya bisa dipenuhi jika karyawan menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Biasanya karyawan yang kompeten dapat menyelesaikan pekerjaannya secara efisien.
Kuantitas Produk
Kuantitas produk merupakan jumlah barang yang dihasilkan, dipakai, serta dikonsumsi. Biasanya perusahaan melakukan pemeriksaan dan juga penyesuaian kuantitas produk saat jumlah permintaan bertambah. Tujuannya agar kuantitas produk meningkat sambil diimbangi dengan kualitas yang tinggi.
Produk berdasarkan cara membuatnya dibagi menjadi dua, yaitu produk yang dibuat menggunakan mesin dan produk yang dibuat menggunakan keterampilan tangan. Jenis yang pertama biasanya identik dengan produk yang sering digunakan oleh banyak orang, seperti sabun mandi, shampoo, atau yang lainnya.
Sementara jenis yang kedua umumnya identik dengan produk yang memiliki estetika dan sentuhan seni. Pasalnya produk seperti ini memerlukan kualitas yang sangat tinggi sehingga kuantitas tidak terlalu dipikirkan. Sayangnya, semakin sedikit jumlahnya, semakin tinggi harga barang tersebut.
Lain halnya untuk barang-barang seperti sabun mandi. Biasanya, kualitas dinomorduakan, namun tentunya akan lebih bagus jika volume tinggi dibarengi dengan kualitas yang baik agar dapat bersaing di pasaran.
Di sisi lain, kuantitas juga berhubungan dengan strategi marketing yang dijalankan oleh perusahaan. Jika perusahaan ingin menjaga pasarnya, kuantitas kecil pun tidak masalah. Namun, jika perusahaan ingin boomin dan menarik minat banyak orang, kuantitas produknya harus besar.
Contoh Kuantitas
JerzyGorecki /Pixabay.com
Tidak bisa dimungkiri, kita sering kali melihat kualitas terlebih dulu dibanding kuantitas. Kita akan berpikir puluhan kali untuk membeli barang yang kualitasnya jelek, tapi tidak untuk barang yang kualitasnya bagus.
Misalnya, untuk membeli sebuah buku Cantik Itu Luka cetakan kedua karya Eka Kurniawan, kita akan mencari yang kualitasnya bagus terlebih dulu. Jika memang tidak ada sama sekali, baru “menurunkan standar” kualitasnya.
Contoh lainnya adalah jumlah karyawan dalam suatu perusahaan. Biasanya perusahaan menentukan jumlah karyawan sesuai dengan keadaannya. Artinya jumlahnya bisa banyak maupun sedikit.
Namun yang pasti, perusahaan tidak ingin menanggung resiko kerugian terlalu besar, sehingga hanya memilih karyawan yang memang berkualitas. Caranya dengan mengadakan seleksi sebelum karyawan tersebut bekerja.
Jika karyawannya sudah memenuhi kriteria, kemudian akan diberikan pelatihan agar karyawan tersebut lebih pandai saat bekerja. Jika setelah bekerja kualitas pekerjaannya menurun, perusahaan akan menggantinya dengan yang baru.
Kuantitas juga bisa kamu temukan dalam dunia penelitian akademik, yang lebih dikenal dengan sebutan kuantitatif. Ada juga kualitatif yang berhubungan dengan kualitas.
Dalam penelitian kuantitatif, hal yang diperhatikan adalah keluasan hasil statistik dari sebuah objek, atau maksud serta tujuan penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, hal yang diperhatikan adalah kedalaman dan kekhususan objeknya.
Menariknya, pendekatan kuantitatif dalam penelitian ternyata sering terlihat pada cara pandang masyarakat. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari keberhasilan ilmu pasti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi manusia.
Dengan demikian, cara pandang masyarakat luas dalam melihat berbagai persoalan pun menjadi beragam. Saat ada sebuah fenomena yang muncul, masyarakat dapat melihat luarnya saja, bahkan para pemangku kebijakan pun mempunyai cara pandang seperti ini.
Misalnya ketika muncul berita mengenai pelajar yang “berulah” di ruang publik, pemerintah dan masyarakat bisa hanya fokus melihat berapa banyak pelajar nakal yang membikin ulah di luar sekolah. Jika jumlahnya kecil, berarti tidak terlalu genting statusnya.
Karena itu, pemerintah dan juga masyarakat dapat membuat kesimpulan bahwa pendidikan Indonesia masih berhasil membentuk karakter pelajar yang beradab. Alasannya karena jumlah pelajar yang tidak nakal lebih banyak.
Pendapat seperti ini sedikit banyak dapat dipengaruhi oleh cara pandang kuantitatif yang mereka dapatkan saat belajar di sekolah dan universitas. Pasalnya, jika dilihat secara kualitatif, kenakalan pelajar seperti itu merupakan fenomena yang dapat menunjukkan adanya masalah dalam sistem pendidikan, terutama yang berhubungan dengan pembentukan akhlak dan budi pekerti siswa.
Penyimpangan yang dilakukan oleh pelajar di ruang publik, berapapun frekuensi kejadiannya, harus dicermati serta dipelajari dengan baik sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat dan masyarakat dapat menjadi responsif.
Jika dilihat dari pendekatan kualitatif, peristiwa yang muncul harus diwaspadai, terlebih sekarang peristiwa apapun dapat muncul ke permukaan. Dengan begitu, pemerintah dan masyarakat perlu mengantisipasinya.
Kekeliruan dalam melihat suatu fenomena yang dipengaruhi oleh pendekatan kuantitatif juga bisa dilihat dari cara masyarakat saat menilai kualitas dari sekolah. Banyak orang yang beranggapan bahwa sekolah favorit adalah sekolah yang mempunyai fasilitas banyak, bangunannya megah, dan berorientasi pada prestasi muridnya.
Maka dari itu, tak heran jika mereka menganggap pelajar teladan adalah pelajar yang nilai-nilainya bagus. Padahal, cara pandang ini sama dengan menganggap pelajar sebagai objek yang harus menguasai ilmu pengetahuan, bukan seberapa baik pelajar menguasai ilmu yang dia pelajari.
Akibatnya kita sering melihat orang-orang yang dianggap pintar serta berpendidikan namun bermasalah di ruang publik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh stigma keunggulan pendekatan kuantitatif.
Untuk memahami lebih jauh mengenai pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dalam dunia penelitian akademik, kamu bisa membaca buku Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif : Teori, Penerapan, dan Riset Nyata yang ditulis oleh I Made Laut Mertha Jaya. Buku ini memaparkan materi tentang bab-bab yang sangat dibutuhkan untuk penelitian. Selain itu, buku ini juga disusun secara lengkap dan praktis, sehingga diharapkan dapat menjadi tuntunan bagi mahasiswa maupun peneliti kuantitatif dan kualitatif yang menghendaki adanya panduan penelitian yang praktis, lengkap, dan mudah dipahami.
Perbedaan Kuantitas dan Kualitas
Dari tadi kita membahas kuantitas yang sering disandingkan dengan kualitas. Namun, sebenarnya, apa perbedaan antara kuantitas dan kualitas?
Kuantitas, merupakan hal yang bisa dihitung dan sifatnya pasti. Umumnya kuantitas berhubungan dengan tolak ukur dalam jumlah. Sementara kualitas merupakan hal yang tidak bisa dihitung dan sifatnya tidak pasti. Umumnya, berhubungan dengan tolak ukur dalam kecerdasan, kemampuan, kebahagiaan, nilai, dan lain-lain. Nilai ini biasanya sangat dipengaruhi oleh pendapat. Misalnya, perilaku seseorang dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, cantik atau tidak.
Selain itu, kuantitas sangat jarang ditulis atau diucapkan dengan menggunakan imbuhan apapun. Imbuhan, seperti yang kamu tahu, dapat mengganti makna serta posisi sebuah kata dalam kalimat.
Contohnya, jika sebuah kata ditambahkan imbuhan “ber-”, maka kata tersebut bermakna mempunyai. Kata “kuantitas” bisa diberi imbuhan, akan tetapi saat ditulis atau diucapkan akan menjadi rancu.
Sebaliknya, kata kualitas justru sering ditulis dan diucapkan dengan menggunakan imbuhan “ber-” sehingga menjadi “berkualitas”. Kata ini mempunyai makna bahwa objek tertentu memiliki kualitasnya. Kata ini sering digunakan oleh masyarakat, terlebih saat menjelaskan keadaan atau sesuatu yang harus dideskripsikan nilainya.
Mana Yang Lebih Penting, Kuantitas Atau Kualitas?
mohamed_hassan/PIxabay.com
Mungkin kamu sering menanyakan pada diri sendiri atau mendapatkan pertanyaan yang berbunyi “mana yang lebih penting antara kualitas dan kuantitas? Jawabannya bisa apa saja, tergantung pendapatmu sendiri.
Namun jika dilihat lagi, kamu sebenarnya dapat fokus pada kuantitas dan kualitas. Apalagi keduanya merupakan hal yang sangat berhubungan dan saling membutuhkan. Contohnya, jika kamu ingin menghasilkan sesuatu, baik barang atau jasa–yang berkualitas, maka harus didukung dengan kuantitasnya.
Misalnya, jika kamu ingin menjadi seorang penulis yang menghasilkan buku berkualitas, maka kamu harus memiliki kuantitas yang baik. Dalam konteks ini, kuantitas yang baik maksudnya adalah jumlah buku bacaan yang banyak.
Sama halnya dengan kuantitas, harus didukung dengan kualitas juga. Misalnya jika kamu ingin memperoleh gaji yang besar, kamu harus berusaha memberikan pekerjaan dengan kualitas terbaik.
Kualitas juga bisa dikatakan sebagai hasil dari kuantitas. Semakin banyak kamu melakukan sesuatu, hasil yang kamu dapatkan akan semakin baik. Seperti Thomas Alva Edison yang harus melakukan percobaan sebanyak 1000 kali sebelum akhirnya berhasil menemukan lampu pijar.1000 di sini merupakan kuantitas yang berwujud usaha atau percobaan yang dilakukan oleh Edison.
Atau kamu mungkin sudah sering mendengar tentang hukum 10.000 jam? Ya, hukum ini mengatakan bahwa jika kamu ingin menguasai skill tertentu dengan sangat baik, kamu paling tidak harus berlatih secara intens skill tersebut selama 10.000 jam.
10.000 jam ini adalah hasil akumulasi dari waktu yang kamu habiskan per hari untuk melatih skill tersebut. Misalnya, jika kamu berlatih serius selama 2 jam sehari setiap senin sampai jumat. Kalau ditulis dengan rumus matematika maka menjadi:
5 (hari) x 2 (jam) x 4 (minggu) = 40 jam. Artinya, dalam satu bulan kamu menghabiskan 40 jam untuk berlatih. Untuk mencapai 10.000 jam kamu membutuhkan waktu 250 hari. Ini berarti, kurang dari satu tahun kamu sudah bisa menjadi ahli dalam satu bidang.
Itulah mengapa, kuantitas dan kualitas tidak bisa dipisahkan dan tidak ada yang lebih penting diantara keduanya. Kuantitas dan kualitas saling membutuhkan satu sama lain agar menciptakan hasil yang terbaik.
Demikian pembahasan kita tentang pengertian kuantitas hingga perbedaannya dengan kualitas. Setelah membaca artikel ini sampai selesai, kamu jadi lebih mengutamakan kuantitas atau kualitas?
Jika ingin mencari buku tentang kuantitas dan kualitas, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana Putra
Rujukan:
- https://www.kitalulus.com/bisnis/kuantitas-adalah
- https://www.neraca.co.id/article/49334/pengaruh-makna-kualitas-dan-kuantitas-oleh-aries-musnandar-dosen-ptn
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Buku Tentang Insecure
- Rekomendasi Buku Motivasi Kerja
- Rekomendasi Buku Shio
- Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Buku TOEFL
- Rekomendasi Buku Menambah Wawasan
- Rekomendasi Novel Motivasi
- Agrikultur
- Agribisnis
- Annual Leave
- Capacity Building
- Cuti
- Dalang
- Duopoli
- Earworm
- Emblem Pramuka
- Fabel
- Fenomena
- Footnote
- Gencatan Senjata
- Generasi Sandwich
- Harfiah
- ICU
- Inklusi
- Interogasi
- Iptek
- Kolonialisme dan Imperialisme
- K3
- Kelontong
- Konferensi Pers
- Kuesioner
- Kuantitas
- Micro Learning
- Minyak Curah
- Miss Komunikasi
- Notice Period
- Optimis
- Perbedaan Keynote Speaker dan Narasumber
- Pencitraan
- Predikat
- RUPR
- Ruralisasi
- Roster
- SKHUN
- Screening dalam Proses Seleksi Kerja
- Urbanisasi
- Upskilling
- Vandalisme